Anda di halaman 1dari 11

Sastra Indonesia

Periode 1980
KELOMPOK 8

Zidane Daniswara 180110200005


Islam Widia Fathkhan 180110200010
Aisyah Imaniar D 180110200011
Elektra Aulia Maharani 180110200035
Megu Imai 180110200036
Sejarah
Munculnya KELOMPOK 8

Angkatan 80-an
SEJARAH MUNCULNYA
ANGKATAN 80-AN
Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi
oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru.

Ketika ada sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan
merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja
yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan
kesenian Indonesia.

Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu
tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi,
mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun
didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di
Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.
Sejarah Munculnya
Angkatan 80-an
Kelahiran periode 80-an bersifat mendobrak keberadaan yang dilahirkan dari
konsepsi individual yang mengacu pada satu wawasan kelompok. Setelah
melewati ujian bertahun-tahun, kata bukanlah alat pengantar pengertian, tetapi
adalah pengertian itu sendiri. Kata bebas menentukan diri sendiri, bebas dari
penjajahan dan bebas dari ide-ide.

Konsep di atas telah menitikberatkan pada kata. Hal ini sangat menarik dan
membawa pada pemikiran yang lain dalam wawasan yang estetik periode 80-
an. Periode sebelumnya telah terjadi pergeseran wawasan dan pergeseran
estetik khususnya pada kata. Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode
80-an menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.
Latar Belakang Munculnya
Angkatan 80-an
Pada tahun 1980-an, masyarakat Indonesia mengalami depolitisasi yang nyaris total. Kegiatan-kegiatan
politik mahasiswa ditertibkan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya politik stabilitas dan normalisasi
kehidupan kampus. Mimbar bebas dilarang dan bahkan dilakukan penataran Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4). Pada masa itu, majalah sastra hanya ada Horison dan Basis. Pusat-pusat
kesenian seperti Taman Ismail Marzuki tidak seleluasa dulu, baik dalam masalah dana maupun kegiatan.
Karya sastra yang lahir pada tahun-tahun itu sangat dipengaruhi proses depolitisasi tersebut.

Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak
menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu. Karya-karya sastra di
Indonesia pada kurun waktu 1980-an ditandai dengan banyaknya roman percintaan dan kisah kehidupan
yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan.
Karakteristik Sastra 4. Mulai terdapat pengaruh dari budaya

Angkatan 1980
barat, di mana tokoh utama biasanya
mempunyai konflik dengan pemikiran
timur;
1. Puisi yang dihasilkan bercorak spritual
religius, seperti karya yang berjudul 5. Bahasa yang digunakan realistis,
“Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib; bahasa yang ada dimasyarakat dan
romantis;
2. Karya sastra yang dihasilkan mengangkat
masalah konsep kehidupan sosial masyarakat 6. Didominansi oleh roman percintaan;
yang memuat kritik sosial, politik, dan
budaya; 7. Novel yang dihasilkan mendapat
pengaruh kuat dari budaya barat yang
3. Menuntut hak asasi manusia, seperti tokoh utamanya mempunyai konflik
kebebasan; dengan pemikiran timur dan
mengalahkan tokoh antagonisnya.
NH. DINI
Nh. Dini lahir pada tanggal 29 Februari 1936 di Semarang, Jawa Tengah,
kemudian meninggal pada tanggal 4 Desember 2018 di Semarang, Jawa Tengah.
Nh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Peraih penghargaan
SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur
dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah
seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan
kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang
sastra feminis.

Karya-Karya
• Pada Sebuah Kapal (1972)
• La Barka (1975)
• Namaku Hiroko (1977)
• Orang-orang Tran (1983)
• Pertemuan Dua Hati (1986)
• Hati yang Damai (1998)
Hilman Hariwijaya
Hilman Hariwijaya lahir pada tanggal 25 Agustus 1964 di Jakarta. Ia adalah seorang penulis
Indonesia dan pelopor sastra aliran populer.

Karya-Karya
• Lupus (1986) • Keluarga Hantu
• Olga (1990) • Vanya (1994)
• Lulu • Vladd

Ahmad Yosi Herfan


Ahmadun Yosi Herfanda lahir pada tanggal 17 Januari 1958 di Kendal, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai
sastrawan Indonesia dan jurnalis yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Ia juga banyak menulis
sajak-sajak sosial-religius. Sementara, cerpen-cerpennya bergaya karikatural dengan tema-tema kritik sosial.

Karya-Karya
• Ladang Hijau (1980) • Sajak Penari (1990)
• Sang Matahari(1984) • Sebelum Dilarang Tertawa (1997)
• Syair Istirah (1986)
Marga Tjoa
Marga Tjoa lahir pada tanggal 27 Januari 1943 di Jakarta.Semenjak sekolah wanita ini sudah sering
mengarang dan sering dimuat di majalah sekolah. Pendidikan terakhir adalah Kedokteran di
Universitas Trisakti.

Karya-Karya
• Sekali dalam 100 tahun (1988) • Bukit Gundaling (1984)
• Sembilu Bermata Dua (1987) • Saga Merah (1984)
• Untukmu Nana (1987) • Sebuah Ilusi (1982)

Mira Widjaja
Mira Widjaja lahir pada tanggal 13 September 1951 di Jakarta. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif menghasilkan
novel-novel bertema cinta nan romantis. Pengarang bernama asli Mira Widjaja ini menjelma menjadi satu di antara
legenda novel terpopuler di Indonesia. Puluhan judul novel telah membanjiri dunia novel populer, bahkan beberapa di
antaranya sudah dicetak ulang berkali-kali.

Karya-Karya
• Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi (1980) • Permainan Bulan Desember
• Ketika Cinta Harus Memilih
KESIMPULAN
Kelahiran sastra angkatan 80-an didasari tema roman percintaan dan
kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi,
mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Ketika ada
sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan,
menyinggung dan merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh
Soeharto sehingga sastra yang muncul tidak sesuai dengan realitas sosial
politik. Karakteristik karya sastra yang didominasi roman percintaan
dengan nilai adat budaya di dalamnya banyak terselip nilai kehidupan
sosial dan politik. NH. Dini, Hilman Hariwijaya, Ahmad Yosi Herfanda,
Marga tjoa, dan Mira Widjaja merupakan beberapa sastrawan angkatan
80-han.

Anda mungkin juga menyukai