Anda di halaman 1dari 3

PERIODISASI SASTRA ANGKATAN 80

Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh
kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Ketika ada
sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan
maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang
terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa
dan kesenian Indonesia. Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan
pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang
sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Marga T.,
Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan
Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya
Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.

Karakteristik Sastra Angkatan 80-an

Setiap angkatan sastra mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan yang
lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:

1. puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul “Kubakar Cintaku”
karya Emba Ainun Najib;
2. sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;
3. sastrawan menggunakan konsep improvisasi;
4. karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang
memuat kritik sosial, politik, dan budaya;
5. menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;
6. bahasa yang digunakan realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;
7. terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;
8. mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai
konflikdengan pemikiran timur;
9. didominansi oleh roman percintaan;
10. novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya
mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.

Karya-karya Angkatan 80-an

Tokoh angkatan 80-an dapat dikenal melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya
sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya. Berikut adalah beberapa karya sastra pada
angkatan 80-an:
1. Hilman Hariwijaya

Berikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman Hariwijaya, di antaranya:

a. Lupus

Lupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui
cerpen di majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus berprofesi
sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama Mami dan adiknya yang
bernama Lulu. Hilman juga merilis buku Lupus Kecil dan Lupus ABG sebagai wujud Lupus di masa
SD dan SMP, yang ditulis bersama Boim LeBon. Seri ini telah menghasilkan 5 film layar lebar dan
sinetron dari 52 buku yang ada, dengan Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, Irgy Ahmad
Fahrezy dan Attar Syah yang berperan sebagai Lupus.

b. Olga

Olga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah
Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar yang bekerja
sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan
memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim sinetron dengan Desy
Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, dan Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.

2. Nh. Dini
Peraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand ini
sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah
seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan
terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri
Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang
terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko
(1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum
termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan.
Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu
bercerita tentang wanita.

3. Marga T.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan
banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut
yaitu Marga T.
Berikut ini beberapa karya dari Marga T.
a. Badai Pasti Berlalu
Badai Pasti Berlalu adalah sebuah novel berbahasa Indonesia karya
Marga T yang diterbitkan pada tahun 1974. Novel ini merupakan serialisasi dari
cerita bersambung yang dimuat di harian KOMPAS dari 5 Juni 1972 hingga 2
September 1972. Cerita bersambung tersebut ternyata digemari pembaca dan
juga menarik perhatian dunia sastra Indonesia. Diterbitkan sebagai novel, Badai
Pasti Berlalu laris terjual mencapai 24.000 eksemplar.
b. Karmila

Karmila adalah sebuah novel berbahasa Indonesia karya Marga T yang


diterbitkan pada tahun 1973.

Kelebihan karya sastra angkatan 80-an:

1) Memiliki wawasan estetik yang luas;


2) bertema tentang roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan
ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi
pembacanya;
3) menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra;
4) periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat
Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional;
5) para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan
kreativitas untuk berkarya;
6) periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat dan;
7) karyasastraera 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop.

Kekurangan karya sastra angkatan 80-an:

1) Karya sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh
kegiatan politik;
2) karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi;
3) sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan
kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.

Anda mungkin juga menyukai