Anda di halaman 1dari 10

PROSA FIKSI

INA333

SEJARAH PERKEMBANGAN PROSA FIKSI INDONESIA

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Dra. Nazurty Suhaimi, M.Pd

Anggota Kelompok 2

1. Erna Rahayu (A1B120010)

2. Afrillia Nisa (A1B120060)

Kelas : Reguler B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warohmatulahi Wabarokatuh.

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas karunia, nikmat iman serta
kesehatan yang Allah SWT berikan, akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa juga kami panjatkan shalawat beserta salam kepada junjungan nabi besar
Muhammad SAW semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah yang berjudul “Sejarah Perkembangan Prosa Fiksi Indonesia” bertujuan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Prosa Fiksi dengan dosen pengampu Prof. Dr. Dra. Nazurty
Suhaimi, M. Pd. Sebagai mana makalah ini diharapkan mampu memberikan wawasan yang
dapat di terima oleh kita sekalian.

Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan serta dorongan
dari beberapa pihak, maka pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr.
Dra. Nazurty Suhaimi, M.Pd, selaku dosen pengampu mata kuliah prosa fiksi pada program studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Jambi. Tugas yang telah diberikan ini
nantinya akan dapat menambah pengetahuan serta wawasan untuk kita semua. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam proses penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini. Demikian harapan kami,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua mahasiswa dan pengamat. Atas perhatiannya,
kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................

1.3 Tujuan Makalah.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

2.1 sejarah perkembangan prosa fiksi.............................................................................

2.2 periodisasi sejarah perkembangan fiksi....................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan
kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Plato, seorang filsuf Yunani
Kuno (427-347 SM), beranggapan bahwa sastra hanyalah tiruan atau gambaran (mimesis) dari
kenyataan, sehingga gambaran ini menjadi kurang berarti. Lain lagi pandangan dari Aristoteles
(384-322 SM), menyatakan bahwa bersastra merupakan kegiatan utama manusia untuk
menemukan dirinya di samping kegiatan lainnya melalui agama, ilmupengetahuan dan filsafat.
Menurutnya karya sastra itu merupakan karya seni yang peka dan tanggap terhadap kebenaran
universal. Beberapa ratus tahun kemudian, Horatius (atau Horace), seorang penyair besar
Romawi (65-8 SM) yang berpandangan bahwa karya sastra haruslah bertujuan dan berfungsi
utile “bermanfaat” dan dulce “nikmat” (Pradotokusumo, 2005:4-7). Sastra terdiri atas tiga jenis,
yaitu puisi, prosa, dan drama.

. Prosa sendiri terbagi menjadi dua yaitu prosa fiksi dan nonfiksi. Prosa fiksi adalah prosa
yang dibuat berdasarkan khayalan penulis semata, sedangkan prosa nonfiksi merupakan prosa
yang dibuat berdasarkan keadaan nyata. Prosa fiksi dapat dibedakan dalam beberapa bentuk,
baik itu roman, novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan dari beberapa bentuk itu pada
dasarnya hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta
jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah prosa fiksi di Indonesia?

2. Bagaimana perkembangan prosa fiksi di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui sejarah prosa fiksi di Indonesia

2. Untuk mengetahui perkembangan prosa fiksi di Indonesia


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Perkembangan prosa fiksi

Indonesia adalah negara yang termasuk memiliki karya prosa yang sangat luar biasa banyak.
Karya-karya prosa itu terdiri dari karya prosa lama hingga prosa modern. Dari prosa lama kita
mengenal cerita-cerita rakyat seperti mite, legenda, fabele, hikayat dan lain-lain. Prosa lama yang
wujudnya berupa cerita rakyat, atau juga dikenal dengan istilah folklore, pada awalnya
merupakan sastra lisan, kemudian keberadaan cerita rakyat ini menyatu dengan kegiatan
kehidupan masyarakat sehari-hari. Pada awalnya cerita yang sekarang dinamakan prosa fiksi,
berupa dongeng-dongeng yang dikenal dengan cerita rakyat karena merupakan kebudayaan
rakyat. Sastra Melayu Klasik berupa kesusastraan rakyat diantaranya adalah cerita asal-usul,
cerita binatang, cerita panji dari jawa, cerita jenaka, dan cerita pelipurlara. Permulaan
kesusastraan Melayu lama kira-kira sekitar tahun 1500 setelah agama Islam masuk ke Indonesia
sampai awal abad XIX.

Sebagai contoh Abdullah bin Abdulkadir Munsyir lahir tahun 1796 dan meningal tahun 1854.
Abdullah banyak meninggalkan karya yang susunan dan pilihan katanya telah mulai mendekati
bahasa masyarakat. pokok-pokok bersifat tak langsung. Pembaca seolah tak mendengar sendiri
kata-kata dan percakapan antara para tokoh, sebab percakapan itu ditaklangsungkan oleh
pengarang. Pengungkapan dalam bentuk dialog atau percakapan seolah-olah pengarang
membicarakan pembaca untuk melihat dan mendengar sendiri kata-kata seorang tokoh,
percakapan antartokoh, bagaimana wujud kata-katanya, dan apa isi percakapannya. Gaya ini
dapat memberikan kesan realistis, sungguh-sungguh, dan memberi penekanan terhadap cerita
atau kejadian yang dituturkan dengan gaya narasi. Kesusastraan rakyat tersebut semula
merupakan dongeng atau cerita lisan. Hal seperti itu terjadi ketika teknologi belum secanggih
sekarang dan hanya dapat ditemukan pada masyarakat tradisional dulu. Penemuan-penemuan di
bidang teknologi, termasuk penemuan mesin cetak, mengubah keadaan tersebut. Sastra pun
bergeser ke sastra tulis. Dari sini mulailah muncul apa yang disebut sastra modern.
Kesusastraan Indonesia modern lahir sekitar tahun 1920. Pada waktu itu para pemuda
Indonesia untuk pertama kalinya mulai menyatakan perasaan dan ide yang pada dasarnya
berbeda dengan perasaan dan ide yang terdapat dalam masyarakat setempat yang bersifat
tradisional. Melalui bentuk-bentuk karya sastra yang menyimpang dari bentuk-bentuk sastra
Melayu, Jawa, dan sastra lainnya yang lebih tua, baik lisan maupun tulisan. Balai pustaka
merupakan tonggak munculnya kesusastraan modern Indonesia. Balai pustaka merupakan komisi
yang dibentuk oleh Hindia Belanda. Komisi ini bertugas memberikan pertimbangan kepada
kepada kepala pengajaran (Directeur Onderwijs) dalam memilih karangan-karangan yang baik
untuk dipakai di sekolah-sekolah sebagai bacaan rakyat.

Prosa modern Indonesia berbeda dengan prosa lama, yang disebut dengan prosa modern
yaitu seperti cerita pendek, novel, roman, dan novelette yang merupakan pengaruh dari tradisi
sastra barat. Pengaruh itu hadir di Indonesia seiring dengan datangnya para penjajah barat ke
Indonesia. Masyarakat Indonesia mengadopsi bentuk prosa barat itu pertama-tama melalui
penerjemahan, lalu penyaduran. Setelah itu, barulah menciptakan karya prosa sendiri. Karya
prosa ciptaan sastrawan Indonesia sendirilah yang ditulis dalam bahasa Indonesia yang kemudian
dianggap sebagai prosa Indonesia modern. Sebelumnya hadir pula karya-karya novel dalam
bahasa Melayu-Cina. Prosa Indonesia modern dari mulai lahir hingga perkembangannya
sekarang memiliki kekhasan tertentu, baik dalam bentuk maupun isinya. Kekhasan-kekhasan
tersebut ternyata menandai ciri setiap kurun waktu (periode). Dari kesamaan ciri-ciri itu akhirnya
dapat di runtut periodisasi karya-karya prosa Indonesia. Rachmat Djoko Prodopo (1995:18).
Berdasarkan ciri-ciri yang di sebut diatas, merumuskan periodisasi tersebut yaitu sebagai berikut:

2.2 periodisasi sejarah perkembangan fiksi

 Periode Balai Pustaka

Angkatan Balai Pustaka ini lahir tahun 1920, menguat tahun 1925-1935, dan melemah
tahun 1940. Jenis prosa periode tahun ini terutama roman. Roman-roman masa ini kebanyakan
mengangkat permasalahan-permasalahan adat, gap antara kaum tua dengan kaum muda, dan
bersifat kedaerahan.

 Periode Pujangga Baru


Angkatan ini mulai muncul pada tahun 1930, menguat pada tahun1933-1940, dan melemah
pada tahun 1945. Prosa yang ditulis pada periode ini masih didominasi roman, meskipun cerita
pendekpun ada. Corak prosa masa ini beraliran romantic. Masalah yang diangkat bersangkut paut
dengan kehidupan masyarakat kota, masalah individu manusia, nasionalisme, dan bersifat
didaksis.

 Periode 1945

Angkatan ini lahir tahun 1940, menguat tahun 1943-1953, dan melemah tahun 1955-an.
Pada periode ini, karya prosa berbentuk cerita pendek (cerpen) mulai meluas. Prosa periode ini
cenderung realistis, sinis, dan ironis. Masalah-masalah yang diangkat kebanyakan masalah-
masalah kemasyarakatan, seperti kemiskinan pelanggaran hak asasi manusia, ketidak adilan dan
lain-lain.

 Perode Angkatan 50

Angkatan ini mulai lahir tahun 1950, dan melemah tahun 1970. Pada masa ini Indonesia
menganut sistem demokrasi parlementer liberal yang menyebabkan banyaknya partai di
Indonesia. Situasi social, politik, ekonomi negara berpengaruh terhadap sastra karena banyak
sastrawan yang masuk dalam lembaga-lembaga kebudayaan tersebut. Akhirnya karya sastra pun
mengusung dan mensosialisasikan ideologi partai. Disamping itu, banyak juga satrawan yang
“merdeka” dan lebih menganut prinsip menulis untuk kemanusiaan, bukan untuk partai tertentu.
Hal ini menyebabkan corak sastra, termasuk juga prosa, menjadi beragam. Secara esteti,
meneruskan konvensi angkatan 45.

 Periode Angkatan 70

Angkatan ini sudah mulai muncul tahun 1960-an namun mulai menguat pada tahun 70-an,
dan melemah sekitar tahun 1980-an. Masa transisi dari pemerintahan Orde Lama ke Orde Baru,
dan arus kebudayaan Barat yang menghantam secara kuat, membuat situasi masyarakat tahun-
tahu ini, terutama secara moral dan spiritual cukup bergejolak. Hal ini berpengaruh pula pada
penciptaan karya sastra. Konvensi karya sastra yang ada selama ini dianggap tidak mampu lagi
menyuarakan suara zaman 1970an yang gemuruh. Oleh karena itu, pada masa ini banyak muncul
eksperimentasi dan inovasi, termasuk dalam bidang prosa. Prosa-prosa beraliran surealisme
banyak muncul pada masa ini. Selain itu, pengaruh filsafat eksistensialisme yang semakin kuat
menyebabkan banyak karya prosa yang bertema absurdisme dan karya-karya prosa bertema
sufistik.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Prosa lama yang wujudnya berupa cerita rakyat atau yang dikenal dengan istilah folklor,
pada awalnya merupakan sastra lisan. Prosa Indonesia modern dari mulai lahirnya hingga
perkembangannya sekarang memiliki kekhasan-kekhasan, baik dalam bentuk maupun isinya.
Prosa fiksi adalah kisahan atau cerita yang di emban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi
pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita. Prosa berusaha menampilkan cerita hasil imajinasi,
baik dari cerita lisan maupun cerita tulis. Dalam prosa, pengarang mengolah dunia imajinasi
dengan dunia kenyataan atau kenyataan sosial budaya yang dihadapinya. bahwa fiksi merupakan
cerita rekaan yang bertujuan untuk mendidik.
DAFTAR PUSTAKA

http://walpaperhd99.blogspot.com/2016/05/sejarah-perkembangan-prosa-teks-manifes.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai