Disusun oleh:
Kelompok 6
Nama anggota:
Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah
yang berjudul “Klasifikasi Kata Bahasa Indonesia”ini bertujuan untuk memberi
pengajaran tentang klasifikasi kata terbuka dan kata tertutup yang benar kepada
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
3.1 Kesimpulan........................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................
Daftar Pustaka..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi kata terbuka
2. Mengetahui klasifikasi kata tertutup
BAB II
PEMBAHASAN
B. Verba
Verba adalah kata yang menggambarkan proses, perbuatan, atau
keadaan; kata kerja (KBBI).
Ciri utama verba atau kata kerja dilihat dari adverbia yang
mendampinginya adalah kata-kata yang termasuk kelas verba.
Pertama, dapat didampingi oleh adverbia negasi tidak dan tanpa.
Contoh:
- tidak datang
tidak pulang
- tanpa makan
tanpa membaca
Adverbia negasi bukan dapat juga mendampingi sebuah verba,
tetapi dengan persyaratan, yaitu bila berada dalam konstruksi
kontrastif. Contoh: Dia bukan menangis karena sedih, melainkan
karena gembira.
- sering datang
- jarang mak`an
- kadang-kadang pulang
Ketiga, tidak dapat didampingi oleh kata bilangan dengan
penggolongan. Misalnya:
- sebuah *membaca
- dua butir *menulis
- tiga butir *pulang
Namun, dapat didampingi oleh semua adverbia jumlah. Seperti:
- kurang membaca
- sedikit menulis
- kurang makan
- cukup menarik
Keempat, tidak dapat didampingi oleh semua adverbia derajat. Seperti:
- agak *pulang
- cukup *datang
- lebih *datang
- kurang *pergi
- sangat * minum
- *membaca sekali
- paling *menulis
- sedikit *lompat
Kelima, dapat didampingi oleh semua adverbia kala (tenses). Seperti :
- sudah makan
- sedang mandi
- tengah mebaca
- lagi tidur
- akan pulang
- hendak pergi
- mau menjual
Namun, perlu diperhatikan ada verba yang keberlangsungannya
memerlukan durasi yang relatif panjang, seperti verba makan,
membaca, dan mandi; tetapi ada pula verba yang keberlangsungannya
tidak memerlukan waktu yang panjang, seperti verba memukul,
memotong, dan meninju. Oleh karena itu, adverbia sedang dapat
mendampingi verba makan, membaca, dan mandi yang menjadi
sedang makan, sedang membaca, dan sedang mandi; tetapi tidak
dapat mendampingi verba memukul, memotong, dan meninju yang
menjadi *sedang memukul, *sedang memotong, dan *sedang meninju.
Yang mungkin adalah sedang memotong-motong, sedang memukul-
mukul, dan sedang meninju-ninju. Reduplikasi pada verba memukul,
memotong, dan meninju menyebabkan ketiga verba itu menjadi verba
duratif.
- belum mandi
- baru datang
- sedang makan
- sudah pulang
Ketujuh, dapat didampingi oleh semua adverbia keharusan. Seperti :
- boleh mandi
- harus pulang
- wajib datang
Kedelapan, dapat didampingi oleh semua adverbia kepastian. Seperti :
- pasti datang
- tentu pulang
Secara morfologi verba yang berupa kata turunan dapat dikenal dari
bentuknya yang:
C. Adjektiva
Adjektiva adalah kata yang menerangkan nomina (kata benda) dan
secara umum dapat bergabung dengan kata lebih dan sangat (KBBI).
Ciri utama adjektiva atau kata keadaan dari adverbia yang
mendampingi adalah kata-kata yang termasuk kelas adjektiva.
- *sering indah
- *jarang tinggi
- *banyak bagus
- *sedikit baru
- *sebuah indah
- agak tinggi
- cukup mahal
- sangat indah
Keempat, dapat didampingi oleh adverbia kepastian, pasti dan tentu.
Contoh :
- pasti indah
- tentu baik
- *hendak indah
- *mau tinggi
2.2 Kelas Kata Tertutup
Kelas tertutup adalah kelas kata yang jumlah keanggotaannya terbatas
dan tidak tampak kemungkinan untuk bertambah atau berkurang.
A. Adverbia
Dalam tata bahasa, adverbia lazim disebut kata keterangan atau
kata keterangan tambahan. Fungsinya adalah menerangkan kata kerja,
kata sifat, dan jenis kata lainnya. Adverbia disebut sebagai kata yang
mendampingi nomina, verba, dan adjektiva. Adverbia ini yang
dijadikan dasar kriteria untuk menentukan kata-kata berkelas nomina,
verba, dan adjektiva.
Adverbia pada umumnya berupa bentuk dasar. Sedikit sekali yang
berupa kata bentukan. Yang berupa kata bentukan ini secara morfologi
dapat dikenal dengan bentuknya yang:
- .....merindukan dia
- .......takut akan dia.
Kata ganti diri nya hanya digunakan dalam posisi objek dan
berlaku sebagai enklitika, contoh :
- Apa ini?
- Apakah kamu mengambil buku itu?
Kata ganti tanya siapa digunakan untuk menanyakan nama
diri atau nama jabatan seseorang. Posisinya di dalam kalimat dapat
pada awal kalimat, dapat juga padaakhir kalimat; demikian juga
untuk penegasan dapat diberikan partikel kah. Contoh :
- Siapa namanya?
- Siapakah penulis buku ini?
Kata ganti tanya mengapa dan kenapa digunakan untuk
menanyakan sebab terjadinya sesuatu. Posisinya di dalam kalimat
dapat pada awal kalimat; dan dapat juga dibubuhi partikel kah.
Contoh :
D. Preposisi
Preposisi atau kata depan adalah kata-kata yang digunakan untuk
merangkaikan nomina dengan verba di dalam suatu klausa. Misalnya
kata di dan dengan dalam kalimat.
- Ayah duduk di kursi
- Kakek menulis surat dengan pensil
Perlu dicatat ada beberapa kata seperti untuk dan bagi yang berlaku
juga sebagai konjungsi. Kata yang termasuk preposisi membentuk frase
preposisi dengan nomina yang mengikutinya, dan menduduki fungsi
keterangan di dalam klausa atau kalimat. Sedangkan konjungsi
menggabungkan dua unsur sintaksis, baik kata, frase, klausa, maupun
kalimat.
E. Konjungsi
Konjungsi atau kata penghubung adalahh kata-kata yang
menghubungkan satuan-satuan sintaksis, baik antara kata dengan kata,
frase dengan frase, antara klausa dengan klausa, atau antara kalimat
dengan kalimat.Contoh :
- Ibu dan ayah pergi ke bogor.
- Dia tidak datang karena hujan lebat.
- Orang-orang pergi ke utara sebaliknya dia pergi ke selatan.
Dilihat dari tingkat kedudukannya dibedakan adannya (1)
konjungsi koordinatif, dan (2) subordinatif. Dilihat dari luas
jangkauanya ada (1) konjungsi intrakalimat, dan (2) konjungsi
antarkalimat.
1) Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang
menghubungkan 2 unsur kalimat atau lebih yang
kedudukannya sederajat atau setara. Kemudian dilihat dari sifat
hubungannya dikenal adanya konjungsi.
a. Menghubungkan menjumlahkan, yaitu konjungsi dan,
dengan, dan serta. Contoh :
- Nenek dan kakek pergi ke Makassar.
- Adik dengan ayah belum pulang.
- Mereka menyanyi serta menari sepanjang malam.
b. Menghubungkan memilih, yaitu konjungsi atau. Contoh :
- Mana yang kamu pilih, yang merah atau yang biru.
- Kamu yang datang ke rumah saya atau saya yang
datang ke rumah kamu?
c. Menghubungkan mempertentangkan, yaitu preposisi tetapi,
namun, sedangkan, dan sebaliknya. Contoh :
- Kami ingin menyumbang lebih, tetapi kemampuan
kami terbatas.
- Mereka sudah berkali-kali dinasihati guru. Namun,
mereka tetap saja membandel.
d. Menghubungkan membetulkan, yaitu konjungsi melainkan
dan hanya. Contoh :
- Dia menangis bukan karena sedih, melainkan karena
gembira.
- Masakan ini bukan main enaknya; hanya terlalu pedas.
e. Menghubungkan menegaskan, yaitu konjungsi
bahkan,malah (malahan), lagipula, apalagi, jangankan.
Contoh :
- Kikirnya bukan main. Bahkan untuk makan pun dia
segan mengeluarkan uang.
- Dinasehati baik-baik bukannya berterimakasih, malah
(malahan) dia memusuhi kita.
- Saya tidak hadir karena sakit. Lagipula saya tidak
diundang.
- Jalan-jalan di ibukota seringkali macet. Apalagi pada
jam-jam sibuk.
- Jangankan seribu rupiah, satu rupiah pun aku tidak
punya uang.
f. Menghubungkan membatasi, yaitu konjungsi kecuali, dan
hanya. Contoh :
- Semua siswa sudah hadir, kecuali Ali dan Hadi.
- Saya tidak apa-apa. Hanya agak pening.
g. Menghubungkan mengurutkan, yaitu konjungsi kemudian,
lalu,selanjutnya, dan setelah itu. Contoh :
- Mula-mula kami dipersilahkan duduk, kemudian kami
diminta mengutarakan maksud kedatangan kami.
- Dia duduk lalu menulis surat itu.
- Beliau mengeluarkan dompet dan mengeluarkan
selembar uang kertas selanjutnya diberikannya kepada
saya.
- Mula-mula ia mengambil kertas dan mesin tik, lalu
mengetik surat itu, kemudian melipat surat itu, dan
selanjutnya memasukannya ke dalam amplop.
h. Menghubungkan menyamakan, yaitu konjungsi
yaitu,yakni, ialah, adalah, dan bahwa. Contoh :
- Kedua anak itu, yaitu Dadi dan Hasan, sering dimarahi
ayahnya.
- Tugas mereka, yakni mencuci dan memasak.
- Yang kami perlukan ialah kertas, dan lem.
- Relawan adalah orang yang mau menolong tanpa
mengharapkan imbalan.
- Kabar bahwa mereka akan menikah sudah diketahuui
umum.
2) Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinati adalah konjungsi yang
menghubungkan dua unsur kalimat yang keduanya tidak
sederajat. Artinya, kedudukan klausa yang satu lebih tinggi dan
yang kedua sebagai klausa bawahan atau lebih rendah.
Konjungsi subornitif dibedakan pula atas konjungsi yang
menghubungkannya.
Contoh:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi
kelas kata bisa menunjukkan arti kata secara mendalam. Ada banyak kelas
kata yang memperlihatkan fungsi kata, yaitu verba, nomina, ajektifa,
preposisi, konjungsi, artikula, dan interjeksi. Di dalam Bahasa Indonesia,
semua fungsi kata tersebut dibagi menjadi 2 kelas yakni kelas terbuka dan
kelas tutup.
Kelas terbuka juga dikenal sebagai kelas ‘besar’ karena kelasnya
termasuk dalam kelas kata besar yang terdiri dari kata benda, kata kerja,
dan adjektiva. Ciri-ciri kelas ini termasuk artian leksikal, yaitu semua kata
dalam kelas terbuka mempunyai arti dan bisa mengekspresikan sesuatu. Di
samping itu, dalam kelas terbuka kata-kata baru bisa ditambah dalam
kelas ini, misalnya melalui proses komposisi.
Sebaliknya, kelas tutup adalah kelas yang termasuk kelas artikula,
preposisi, konjungsi, artikula dan interjeksi. Fungsi kata-kata dalam kelas
tutup biasanya fungsi berhubungan dengan tata bahasa, jadi tidak
mempunyai arti jika sendiri. Selain itu dalam kelas ini, jarang ada kata
yang ditambah, misalnya lebih sulit untuk membuat kata preposisi baru
dibandingkan dengan kata benda baru.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan
tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak dan
tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.