Anda di halaman 1dari 41

KELOMPOK 3

PROSES AFIKSASI, NOSI, DAN FUNGSI AFIKS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


MATA KULIAH : MORFOLOGI
DOSEN PENGAMPU : HARIYADI, M.Pd.
KELAS : A SORE/SEMESTER III

OLEH :
AMBROSIUS JEKI (311810145)
ELSYARANI SRIMUQIRCI (311810023)
PATRISIA AUR DANIATI (311810154)
YULI ANGGRAINI (311810143)

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah kami dengan Judul “Proses Afiksasi, Nosi, dan Fungsi Afiks”
ini dapat terselesaikan. Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan bagi pembacanya.

Terlepas dari ini kami mohon maaf jika terdapat kekurangan baik dari
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Hariyadi, M.Pd. selaku


dosen pengampu mata kuliah Morfologi. Demikian, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak, 4 November 2019

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan.....................................................................................................1
D. Manfaat...................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN...................................................................................3
A. Pengertian Afiksasi.................................................................................3
B. Proses Afiksasi........................................................................................3
BAB III. PENUTUP...........................................................................................36
A. Kesimpulan.............................................................................................36
B. Saran........................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................37

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bahasa Indonesia, imbuhan (afiks) penting sekali dan menentukan
arti. Imbuhan itu banyak dan tiap imbuhan memberikan banyak kemungkinan
arti atau makna. Mempergunakan imbuhan tidak semudah yang disangka, itu
sebabnya harus dipelajari apa arti dan fungsi tiap imbuhan.
Imbuhan dalam bahasa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar,
apalagi dewasa ini. Bentuk yang banyak kita jumpai dewasa ini dahulu tidak
dapat dalam bahasa melayu sebagai bahasa asal bahasa Indonesia; misalnya:
pertunggung jawaban, keterbelakangan, ketidak serasian.
Imbuhan (afiks) adalah suatu bentuk linguistik yang di dalam suatu kata
merupakan unsur langsung yang bukan kata dan bukan pokok kata melainkan
mengubah leksem menjadi kata kompleks, artinya mengubah leksem itu
menjadi kata yang mempunyai arti lebih lengkap.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang akan penulis utarakan dalam pembahasan
di dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan afiksasi?
2. Bagaimana proses afiksasi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, makalah ini bertujuan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan afiksasi
2. Untuk mengetahui bagaimana proses afiksasi

1
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembahasan makalah ini ialah :
1. Untuk memberikan pemahaman tentang imbuhan dalam bahasa Indonesia
2. Untuk memberikan pemaham tentang proses afiksasi
3. Dan pemahaman mengenai fungsi afiks

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Afiksasi
Menurut Rohmadi dkk (2012:41) “Afiksasi ialah proses pembubuhan afiks
pada suatu bentuk baik berupa bentuk tunggal maupun bentuk kompleks untuk
membentuk kata-kata baru”.
Menurut KBBI, Afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks
(prefiks, konfiks, sufiks) pada kata dasar.
Afiksasi atau pengimbuhan sangat produktif dalam pembentukan kata, hal
tersebut terjadi karena bahasa Indonesia tergolong bahasa bersistem aglutinasi.
Sistem aglutinasi ialah merupakan proses dalam pembentukan unsur-unsurnya
dilakukan dengan jalan menempelkan atau menambahkan unsur selainnya.
Afiksasi merupakan unsur yang dilekatkan dalam pembentukan kata dan
dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentukan
pokok kata yang baru.
Afiksasi adalah proses pembubuhan atau penambahan afiks atau yang
biasanya disebut dengan imbuhan pada kata dasar sehingga menjadi sebuah kata
yang baru.
Menurut Tarigan (2009:20) “Kata dasar adalah satuan terkecil yang
menjadi asal atau permulaan suatu kata kompleks.

B. Proses Afiksasi

Menurut Rohmadi dkk (2012: 49) “Proses afiksasi adalah proses


pembubuhan afiks sehingga terbentuk kata jadian/kompleks”. Beberapa imbuhan
bahasa Indonesia yang dapat menjadi afiks dalam proses afiksasi antara lain
sebagai berikut.
1. Prefiks/imbuhan awalan: me-, di-, be-, pe-, per-, ter-, se-, dan ke-.
2. Infiks/imbuhan sisipan: -el, -em-, dan –er
3. Konfiks/imbuhan gabungan: ke-an, pe-an, per-an, ber-an, se-nya
4. Sufiks/imbuhan akhiran: -an, -i, -kan, dan –nya.

3
4

a) Prefiks me
Prefiks atau disebut juga imbuhan awalan adalah sebuah imbuhan yang
dibubuhkan atau ditambahkan pada awal kata dasar.
1) Bentuk : Imbuhan awalan me yang melekat pada bentuk dasar akibat
morfofonemik menimbulkan bunyi sengau (nasal) hal itu juga
mengakibatkan terjadinya alomorf. Perhatikan tabel berikut!

Fonem awal Mendapat Contoh


kata dasar awalan
P m pukul memukul
b m bawa membawa
t n tanam menanam
d n dorong mendorong
s ny sapa menyapa
c ny cuci mencuci
j ny jarring menjaring
k ng kacau mengacau
g ng goring menggoreng
a ng ajak mengajak
i ng ikut mengikuti
u ng urus mangurus
e ng ekor mengekor
kb ng khayal menghayal

Catatan :
Khusus untuk prefiks me- yang diikuti kata dasar berfonem awal lcl dan ljl
sebenarnya mendapat sengau ny, tetapi dalam bahasa tulis cukup
dinyatakan dengan n saja. Penulisannya sengau palatan :ny: menjadi “n”
berdasarkan jaan terasa lebih praktis.
Dari catatan itu maka :
Me + cuci = mencuci = mencuci
5

Me + jarring = menjaring = menjaring


Jika imbuhan me diikuti kata dasar berfonem awal l,r,y,w tidak
menimbulkan nasal.
Contoh :
Me + lawan = melawan
Me + rebut = merebut
Me + yakin = meyakini
Me + wujud = mewujudkan

a. Fungsi prefiks me-membentuk kata kerja aktif intransitive


Kata kerja aktif intransitive ialan kata kerja aktif yag tidak dapat diikuti
objek.
Contoh :
Adik menari “tari lilin”. ( salah )
Adik menarikan “tari lilin”. ( benar )
Kata kerja menari tidak dapat diikuti objek. Agar dapat diikuti objek
diubah menjadi “menarikan”
b. Prefiks me berfungsi membentuk kata kerja dari jenis kata kerja dari jenis
kata lain bukan kata kerja ( transformasi )
Contoh :
Kata Kata kerja Berasal dari
Dingin Mendingan Kata sifat
Pahat Memahat Kata benda
Satu Menyatu Kata bilangan
Adub mengaduh Kata seru
c. Prefiks me tidak berfungsi mengubah jenis kata dari kata kerja
Kata kerja Kata kerja
Tulis Menulis
Ambil Mengambil
Pukul memukul
6

2) Fungsi me
Fungsi mutama prefiks me ialah membentuk kata keja baik kata kerja
transitif maupun kata kerja intransitive. Adapaun fungsi prefiks me adalah
sebagai berikut :
a. Membentuk kata kerja aktif transitif
Kata kerja aktif transitif ialah kata kerja aktif yang dapat diikuti objek.
Contoh :
Memukul anjing
Membaca buku
Menulis surat
Menanak nasi

Kata kerja aktif


dd dapat diikuti Objek
transitif

b. Mengubah kata benda menjadi kata sifat


Contoh:
Batu :hatinya membantu
Semak : tanamanya menyemak
Gunung : kotoran itu menggunung

Kata benda Kata sifat

3) Nosi prefiks me-


Nosi adalah arti yang timbul sebagai akibat proses morfologis.
a. Jika kata dasarnya jenis kata benda, nosi me ialah :
1) Menyatakan menjadi
Contoh : membatu, menepung
2) Menyatakan menuju ke/pergi ke
Contoh : mendarat, melaut, mengudara, dan merantau
3) Menyatakan membuat atau menghasilkan
7

Contoh : menggula, merenda, menyambut, dan merajut


4) Menyatakan melakukan pekerjaan
Contoh : mengecat, mengetik, mengebom, dan menggeranat
5) Menyatakan menggunakan/memakai
Contoh : memalu, mengikir, mencatut, dan mengobeng
6) Menyatakan menyerupai
Contoh : membabi buta, membantu, mengunung, dan memberi
7) Menyatakan memberi
Contoh : merotan, merumput, menggetah, dan mendamar
8) Menyatakan memberi
Contoh : mengelem, mendempul, mengecat, dan mengajar
b. Jika kata dasarnya “kata kerja” / “kata keadaan”, nosi me- ialah :
Menyatakan menjadi.
Contoh : meninggi berarti : menjadi tinggi
Membesar berarti : menjadi besar
c. Jika bentuk dasarnya “kata bilangan”, nosi me- ialah
Menyatakan menjadi.
Contoh : Mendua berarti : menjadi dua
Menyatakan kesekian kali dalam ungkapan.
Contoh : menujuh hati berarti: hari ketujuh
d. Jika bentuk dasarnya “kata kerja” maka nosi me- ialah :
Karena fungsi me ialah membentuk kata kerja, maka jika bentuk
dasarnya sudah merupakan kata kerja, maka jika bentuk dasarnya
sudah merupakan kata kerja, pada beberapa kata tertentu me- tidak
tulis
Contoh :
Memakan cukup ditulis makan
Meminum cuup ditulis minum
Kata kerja aktif yang idak lagi mempergunakan prefiks me disebut
kata kerja aus, bentuk zero atau kata kerja finir sedangkan bentuk
pasifnya tetap mempergunakan bentuk di-/ter- sebagai indikatornya.
8

e. Jika benftuk dasarnya kata aku dan aduh maka nosi me- ialah :
Menyatakan mengucapkan atau mengatakan.
Contoh:
Mengaku : mengatakan “aku”
Mengaduh : mengatakan “aduh”
Jika me bergabung dengan sufiks –i atau sufiks –kan, mampu
mengubah bentuk intransitive menjadi transitif
Catatan :
1. Jika prefiks me- bergabung dengan sufiks –i dan sufiks –kan,
mampu mengubah benetuk intransitif menjadi transitif
Contoh :
Adik menari (intransitive)
Adik menarikan tarian Bali (transitif)
Adik menangis (intrasitif)
Adik menangisi bonekanya (transitif)
2. Prefiks me- mampu membentuk kata kerja aktif transitif dan kata
kerja aktif intransitive sekaligus.
Contoh :
Pak Ali merotan setiap hari (intransitif)
Pak Ali merotan anaknya yang nakal (transitif)
3. Prefiks me- yang bergabung dengan sufiks i dan kan menentukan
kedudukan objek.
a. Kata kerja aktif dengan e- jika bersufiks i- objenya tetap tidak
bergerak.
Contoh :
Tono melempari buah manga. Mangganya tetap Badu
melempari batu besar. Batunya tetap
b. Kata kerja aktif dengan me- jika bersufiks –kan objeknya
bergerak.
Contoh :
9

Toni melemparkan buah manga. Mangganya bergerak Badu


melemparkan batu besar. Batunya bergerak.
a) Prefiks ber
1. Bentuk : prefiks ber- memiliki alomorf jika melekat pada morfem lain.
Alomorf (variasi bentuk) ber- ialah be- dan bel-.
a. Alomorf ber- ialah be- jika bentuk dasarnya berfonem awal r.
Contoh :
Ber + rambut = berambut
Ber + rumah = berumah
b. Alomorf ber- ialah be- jika bentuk dasarnya bersuku awal dengan
bunyi –er-
Contoh :
Ber + kerja = bekerja
Ber + ternak = beternak
c. Alomorf ber- ialah bel jika melekat pada bentuk dasar ajar.
Contoh : ber + ajar = belajar

2. Fungsi prefiks ber


a. Prefiks ber tidak berfungsi atau tidak mengubah kategori (golongan)
kata jika prefiks tersebut melekat pada bentuk dasar “kata kerja”
Contoh :
Ber + kerja ( kata kerja ) = bekerja (kata kerja)
Ber + mimpi ( kata kerja)= bermimpi (kata kerja)
b. Prefiks ber- tidak berfungsi atau kadang berfungsi membentuk kata
kerja jika melekat pada bntuk dasar kata sifat.
Contoh :
Kata sifat prefiks keterangan
10

Gembira Ber- Bergembira-kata sifat


Giat Ber- Bergiat-kata kerja
Suka ria Ber- Bersuka ria- kata sifat
Males Ber- Bermalas- kata kerja

c. Prefiks ber- berfungsi memberntuk kata kerja atau kata sifat jika
bentuk dasarnya kata benda atau kata bilangan.

Contoh :
Kata benda prefiks Kata kerja
Teman Ber- Berteman
Guru Ber- berguru

3. Nosi perfiks ber


a. Jika bentuk dasarnua berupa “kata dasar”, nosi ber- ialah :
1. Pekerjaan dilakukan terus-menerus sebagai mata pencaharian
Contoh : berdagang beras, beternak ikan, dan berjual beli
2. Pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri (bersifat refleksi).
Contoh : berbias, berdandan, berjemur, dan berkaca
3. Pekerjaan salingbalas, berbalasan antara kedua belah pihak.
Contoh : berbantah, bergumul, berjuang, dan bertempat
4. Sudah dikenai pekerjaan
Contoh : batu bertulis, ban bertambal, kertas bergambar
b. Jika bentuk dasarnya “kata benda”, maka nosi ber ialah :
1. Mengusahakan
Contoh : beternak, bersawah, dan bergadang
2. Memanggil/menyebut
Contoh: bertuan,berbibik, berpaman, dan berabang
3. Mempunyai
11

Contoh : berekor, bertaring, berkumis, dan berbulu


4. Menghasilkan/mengeluarkan
Contoh : bertelur, berbuah, berbunga, dan berkilah
5. Memakai/menggunakan
Contoh: bersepatu, berbecak, bersepeda, dan berseragam
c. Jika bentuk dasarnya “kata bilangan” maka nosi ber ialah :
1. Terdiri atas
Contoh :
Mereka duduk berlima
Kami bertiga mengerjakan PR
2. Berkumpul menjadi
Contoh :
Kami tidur bertiga
Kami berdua mendirikan kemah.
d. Jika bentuk dasarnya “kata sifat” maka nosi ber ialah :
1. Berlaku
Contoh :
Bermalasan -berlaku malas
berhati-hati -berlaku hati-hati
2. Ada dalam keadaan
Contoh :
Bermuram
Berduka
e. Nosi ber- pada bentuk
1. Saling/beradu
Contoh : bersitegang, bersikeras, bersicepat
2. Berlaku seperti/sebagai
Contoh : bersimaharajalela, bersikingkat, sersiketas, dan
sebagainuya.
Catatan :
12

Bentuk berisi berasal dari afiks ber dan bentuk kata sandang si
yang membeakan bentuk dasar yang didekatinya
f. Nosi ber-an
Prefiks ber- yang bergabung dengan –an sebagai konfiks tidak
berfungsi mengubah jenis kata menjadi jenis kata lain.
Contoh :
Tidur (kata kerja) -bertiduran (kata kerja)
Nosi ber-an adalah
1. Saling, pekerjaan dilakukan dengan berbalasan, atau saling
mengena (resiprok)
Contoh :
Berpukulan : saling memukul
Berpelukan : saling memeluk
2. Dalam keadaan
Contoh : berjauhan berjatuhan bertebaran
Berceceran berbambutan berlarian

b) Prefiks di-
1. Bentuk : imbuhan awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk peristiwa
pengafikan dengan menpergunakan prefiks di- tidak menimbulkan
alomorf. Imbuhan awalan di hanya melekat pada kata kerja pasif.
Contoh :
di- + pukul = dipukul
di- + ambil = diambil
2. Fungsi prefiks di-
Prefiks di- tidak mempunyai fungsi mengubah jenis kata fungsi utama
prefiks di- ialah membentuk kata dasar pasif.
Contoh :
Aktif pasif
Pukul memukul dipukul
Buru memburu diburu
13

3. Nosi prefiks di-


a. Prefiks di-tidak menimbulkan nosi selain hanya membentuk kata
kerja pasif.
Contoh :
Bentuk dasar Bentuk aktif Bentuk pasif
Pukul Memukul Dipukul
Pakai memakai dipakai

b. Jika bentuk dasarnya kata kerja makan nosi di- ialah yang tersebut
pada bentuk dasarna dikenai pekerjaan
Contoh : dipukul, ditampar, dicubit, dan didorong
c. Bentuk dasarnya “kata benda” nosi di- ialah :
1. Mengerjakan dengan alat
Contoh : dipalu, diobeng, dicangkul, dan dibajak
2. Memberi atau memasang
Contoh : dipaku, dikatpet, dilem, dan disampul

c) Prefiks pe-
1. Bentuk
Prefiks pe- mempunyai variasi bentuk (alomorf), yaitu pe(N), yaitu pe(N).
Imbuhan pe- ini mengikuti ketentuan-ketentuan persengauan (nasalisasi).
Contoh :
Fonem awal Mendapat
contoh
Kata dasar nasal
p M Paku Pemaku
b m Buru Pemburu
t n Todong Penodong
d n Dorong Pendorong
s ny Selam Penyelam
c ny Curi Pencuri
j ny Jual Penjual
k ng Karang Pengarang
14

g ng Goring Penggoreng
a ng Antar Pengantar
i ng Intai Pengintai
u ng Urus Pengurus
e ng Edar Pengedar
o ng Obral Pengobral
kh ng khianat Pengkhianat

Catatan :
Khusus pe + fonem c dan j = peny dalam bahasa tulis cukup ditulis pen
saja.
Contoh :
Pe + cuci = penycuci = pencuci
Pe + judi = penyjudi = penjudi
Jika imbuhan awal pe- diikuti kata dasar berfonem awal l,r,y dan w tidak
menumbulkan nasal.
2. Fungsi prefiks pe-
a. Ptefiks pe- berfungsi membentuk kata benda dari jenis kata lain yang
bukan kata benda.
b. Jika kata dasar berasal dari jenis kata benda, maka prefiks pe- tidak
berfungsi mengubah menjadikan kata benda atau membedakan
3. Nosi prefiks pe-
a. Jika bentuk dasarnya merupakan kata kerja nosi pe- ialah sebagai
berikut.
1. Alat untuk melakukan pekerjaan
Contoh : pe + tahan (kata kerja) = penahan
2. Pelaku pekerjaan
Contoh : pe + likis (kata kerja) = pelukis
b. Jika bentuk dasarnya kata sifat, nosi pe- ialah sebagai berikut.
1. Yang mempunyai sifat
15

Contoh :
Pe + berani (kata sifat) = pemberani (yang mempunyai sifat berani)
2. Yang menyebabkan adanya
Contoh :
Pe + sakit ( kata sifat ) = penyakit (yang menyebabkan adanya
sakit)
c. Jika bentuk dasarnya kata benda, nosi pe- ialah pelaku berhubungan
dengan benda seperti yang disebutkan pada bentuk dasarnya.
Contoh : pe + ladang (kata benda) =peladang (orang
yang melakukan pekerjaan di lading atau mengerjakan ladang)
d) Prefiks per-
1. Bentuk
Prefiks per- mempunyai varian sama dengan prefiks ber-.
2. Fungsi prefiks pe-
Membentuk kata kerja dari kata lain yang bukan termasuk jenis kata kerja.
Dalam pemakaian selamjutnya, imbuhan per- masih memerlukan imbuhan
awalan lain yakni me- dan di-. Jika tidak demikian maka prefiks per baru
sampai membentuk “bentuk dasar” saja.
Contoh : kecil + per- = perkecil + me = memperkecil
+ di = diperkecil
3. Nosi prefiks pe-
a. Jika bentuk dasarnya terdiri dari kata benda, maka nosi prefiks pre-
ialah menjadikan atau menganggap.
b. Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka nosi per- ialah membuat jadi
atau membadg jadi
Contoh : perempat (membagi jadi empat
c. Jika bentuk dasarnya terdiri dari kata sifat, maka nosi per- ialah
membuat jadi lebih atau menambah
Contoh :
Perkeras memperkeras= membuat jadi lebih keras
16

e) Prefiks ke-
1. Bentuk
Prefiks ke- sering dikacaukan dengan preposisi ke-, keduanya berbeda dan
penulisan ke- sebagi afiks tetap dirangkai
Contoh :ketua tidak ditulis ke tua
2. Fungsi prefiks ke-
a. Prefiks ke- membentuk kata benda dari kata yang bukan berasal dari
kata benda namun hanya dari beberapa kata.
b. Jika bentuk dasarnya termasuk kata bilangan makan prefiks ke- tidak
mengubah jenis kata.
3. Nosi prefiks ke-
a. Pada kata benda : ketua, kekasih, dan kehendak nosi prefiks ke- ialah
yang di
Contoh : kekasih ( yang dikasihi )
b. Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka nosi prefiks ke ialah tingkat,
tahapan, atau urutan.
Contoh : kesatu (tingkat pertama)
c. Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka prefiks ke- ialah kelompok
atau kumpulan
Contoh : Kelima penjahat itu tertangkap.

f) Prefiks se-
1) Bentuk
Prefiks se- tidak mengalami perubahan bentuk ketika melekat pada
morfem lain.
Contoh : se + asal = seasal
2) Fungsi prefiks se-
a) Prefiks se- mengubah jenis kata
Contoh : lalu selalu (kata keterangan)
Sudah sesudah (kata sambung)
b) Jika melekat pkata sifat prefiks se- tidak mengubah jenis kata.
17

3) Nosi prefiks se-


a) Jika bentuk dasarnya kata sifat, prefiks se- bernosi seperti atau sama.
Contoh : Sepanas = sama panasnya dengan
Sesunyi = sesunyi seperti
b) Jika bentuk dasarnya kata kerja, maka nosi prefiks se- ialah baru saja
atau segera sesudah.
Contoh : Setiba = segera sesudah tiba
Sepulang = baru saja pulang
c) Jika bentuk dasarnya kata benda, nosi prefiks se- ialah :
(1) Sama dengan
Contoh : selangit, segunung, segudang, dan sebahu
(2) Satu
Contoh : serumah, sekamar, seayah, dan seibu
(3) Seluruh atau semua
Contoh : sejagad, sejawa, dan sedunia
Catatan : penulisan se- diikuti kata berfonem awal huruf capital
ditulis dengan tanda hubung.
Contoh : sesurabaya = se-Surabaya

g) Prefiks ter-
1) Bentuk
Prefiks ter- mempunyai varian dengan alomorf te-, ter-, dan tel-.
Contoh :
a) Jika fonem awal kata dasarnya r, maka alomorf ter- ialah te-.
b) Jika kata dasar bersuku awal dengan diakhiri fonem r maka alomorf
ter- ialah ter- atau te- namun yang telah sering terpakai ialah te-.
c) Terhadap beberapa kata tertentu ter- mengalami proses gejala
disimilasi.
d) Prefiks ter- tetap pada beberapa bentuk tertentu.
2) Fungsi prefiks ter-
18

Fungsi ter yang utama ialah membentuk kata kerja pasif. Sebagai
pembentuk kata kerja pasif ter- berbeda dengan di-. Perbedaan ter- dengan
di- dapat diketahui sebagai berikut.
a) Bentuk pasif ter- tidak mementingkan pelaku tindakan tetapi pada
pasif di- masih memerlukan pelaku tindakan.
3) Nosi prefiks ter-
Ialah menunjukkan kegiatan
Contoh : terbakar
terbawa Ketidaksengajaan (Tidak Sengaja)

tertarik

h) Sufiks –i dan –kan


1) Bentuk
Sebagai sufiks -i dan -kan diletakkan pada bagian akhir kata. Dalam
pemakaian selanjutnya bentuk yang bersufiks -i atau -kan ini masih dapat
dibubuhi afiks lain lagi yakni prefiks me- dan di-.
Contoh :
Lempar lempari melempari
dilempari
Lempar lemparkan melemparkan
Dilemparkan
2) Fungsi sufiks -i dan -kan
Fungsi sufiks -i dan -kan membentuk kata kerja dari kata bukan kata kerja.
Kedua akhiran ini senantiasa ada pada kata kerja.
3) Nosi sufiks -i
a) Jika bentuk kata dasarnya kata sifat nosi sufiks -i ialah membuat jadi.
Contoh : memanasi, mengotori, dan memadati
b) Jika bentuk dasarnya terdiri dari kata benda, sufiks -i bernosi ialah
sebagai berikut.
(1) Membuang
Contoh : mengguliti (kambing) dan menyisiki (ikan)
19

(2) Memberi/membubuhi
Contoh : menggulai air teh dan menggarami sayur
c) Jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi sufiks -i ialah sebagai berikut.
(1) Tempat
Contoh : mendatangi, menanyai, dan menghadapi
(2) Berulang-ulang (intensitas)/ mengeraskan maksud
Contoh : memukuli, mengamati, dan mencabuti

4) Nosi sufiks -kan


a) Jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi sufiks -kan ialah sebagai berikut.
(1) Berlawanan dengan bentuk dasarnya
Contoh : menawarkan berlawanan dengan menawar
meminjami berlawanan dengan meminjam
(2) Pekerjaan dilakukan untuk orang lain
Contoh : membawakan, membacakan, dan menuliskan
(3) Menyatakan arti kausatif/ membuat jadi.
Contoh : menjalankan, membacakan, menipiskan
(4) Pekerjaan dilakukan dengan usaha.
Contoh : mendengarkan = berusaha mendengar
mendengar = tanpa sengaja
(5) Tidak bernosi
Contoh :
Menantikan maksudnya menanti
Mengharapkan maksudnya mengharap
b) Jika bentuk dasarnya kata benda, nosi sufiks -kan ialah sebagai berikut.
(1) Membuat jadi
Contoh : mengkambing hitamkan dan mengorbankan
(2) Membawa ke-
Contoh : mengudikkan, memojokkan, dan menyudutkan
(3) Menganggap
Contoh : menuankan, menabikan, dan mendewakan
20

c) Jika bentuk dasarnya kata sifat, nosi kan menyatakan kausatif


(menyebabkan jadi)
Contoh : membodohkan, memanaskan, dan melebarkan
d) Jika bentuk dasarnya kata bilangan nosi sufiks -kan ialah membuat
jadi.
Contoh : menyatukan, menduakan, dan melimakan
Catatan :
1) Sufiks i dank an keduanya dapat mengubah bentuk intransitive
menjadi transitif

Contoh :
Menangis menjadi menangisi
Menangiskan
2) Dalam kalimat aktif, kata kerja berakhiran -i diikuti objek tetap/
tak bergera, sedangkan yang berakhiran -kan diikuti objek yang
bergerak.
Contoh :
Ali melempari batu. Batunya tetap.
Ali melemparkan batu. Batunya bergerak.
3) Sufiks -i berasal dari kata di-, sedangkan sufiks -kan berasal dari
kata akan.
4) Sufiks -i menyatakan objek tempat, sedangkan sufiks -kan
menyatakan objek sebenarnya (berupa benda).
5) Ada juga kata bersufiks -i atau -kan yang dikacaukan
penggunaannya sehingga tidak begitu jelas perbedaannya.
Contoh : Memanasi air memanaskan air

i) Sufiks –an
1) Bentuk
Sufiks -an dalam pemakaian tidak mengalami perubahan bentuk.
21

Contoh : pukul pukulan


Manis manisan
2) Fungsi sufiks –an
Fungsi sufiks –an ialah membentuk kata benda yang pada umumnya
berasal dari jenis kata kerja. Dengan kata lain disebutkan bahwa sufiks –
an berfungsi membedakan.
Contoh : Tulis + -an = tulisan
Makan + -an =makanan
Tari + -an =tarian

3) Nosi sufik –an


a) Jika bentuk dasarnya kata benda, sufiks –an bernosi sebagai berikut.
(1) Keadaan yang berhubungan / ukuran / tiap-tiap.
Contoh : kiloan, mingguan, cakupan, dan pikulan
(2) Menyerupai/ tiruan
Contoh : gunungan, bantalan, dan anakan
(3) Tidak bernosi
Contoh : jalanan, jawaban, dasaran, dan alasan.
b) Jika bentuk dasarnya kata kerja, sufiks –an bernosi sebagai berikut.
(1) Objek pekerjaan/ yang di…
Contoh : makanan, minuman, dan santapan
(2) Hasil pekerjaan
Contoh : lukisan, tulisan, dan gambaran
(3) Alat untuk melakukan
Contoh : garisan, cetakan, dan takaran

j) Sufiks –wan dan –wati


1) Bentuk
Sufiks –wan dan –wati melekat pada bentuk dasar bagian belakang.
Contoh : hartawan, sukarelawan, peragawan, dan wartawan
22

2) Fungsi sufiks –wan dan –wati


Fungsi utama –wan dan –wati ialah membentuk kata benda.
Contoh :
Harta menjadi hartawan atau hartawati
Warta menjadi wartawan atau wartawati
3) Nosi sufiks –wan dan –wati
a) Orang yang ahli
Contoh : olahragawan, sejarahwan, dan usahawan
b) Bertugas seperti pada bentuk dasarnya
Contoh : wartawan, karyawan, dan angkasawan
c) Memiliki sifat seperti pada bentuk dasarnya
Contoh : sukarelawan,cendekiawan, dan seniwati.

k) surfiks -nya
1) Bentuk
Surfiks -nya menempel pada bagian belakang bentuk dasarnya.
Contoh : agaknya, udaranya, rupanya, dan seandainya

2) Fungsi sufiks –nya


a) –nya berfungsi sebagai penentu
Contoh :
Itulah filemnya yang akan diputar.
Inilah uangnya.
b) –nya berfungsi sebagai penegas hunungan.
Contoh :
diakhirinya pembicaraan itu….
didirikannya bangunan itu…..
c) –nya berfungsi membentuk jenis kata baru dari jenis kata lain.
Contoh :
(1) Membentuk kata benda
besar menjadi besarnya
23

kecil menjadi kecilnya


(2) Membentuk kata keterangan
akhir menjadi akhirnya
rupa menjadi rupanya
(3) Nosi sufiks -nya
Nosi sufiks -nya sebenarnya sama dengan yang tercantum dalam
fungsinya diatas.

m) Surfiks -isme

1) Bentuk
Sufiks –isme sudah dapat melekat pada kata Indonesia. Cara melekatnya
tanpa menimbulkan perubahan bunyi.
Contoh :
Pancasila + isme = pancasilaisme
Suku + isme = sukuisme
2) Fungsi surfiks -isme
Senagai afiks, sufiks –isme tidak mempunyai fungsi. Hal ini mungkin
juga disebabkan oleh anggapan bahwa –isme bukan afiks, namun sebuah
leksis.
3) Nosi afiks –isme
Nosi afiks –isme ialah menyatakan aliran atau paham
Contoh :
Pancasilaisme = berpaham pancasila
Kolonialisme = berpaham colonial

l) Sufiks –is
1) Bentuk
24

Sebagai maka bentuk –is melekat pada bagian belakang kata yang dilekati
dengan tanpa mengubah kata yang dilekatinya.
Contoh :
pancasila +is = pancasilais
agama +is = agamais
2) Fungsi sufiks –is
Sufiks –is ialah membentuk kata benda.
Contoh :
social menjadi sosialis (kata benda)
moral menjadi moralis (kata benda)
3) Nois sufiks –is menyatakan orang yang memiliki sifat seperti yang
tersebut pada kata dasar.
Contoh :
pancasilais : orang yang bersifat atau berjiwa pancasila
sosialis : orang yang menganut paham social

m) Konfiks ke-an
1) Bentuk
Sebagai konfiks maka ke-an melekat bersama-sama dengan bentuk
dasarnya. Ke-an langsung membentuk kata baru dengan bentuk dasar
sehingga bukan dibentuk dengan an atau kan terlebih dahulu.
Contoh :
Ke-an + adil = keadilan
Bukan keadil + an atau ke + adilan
2) Fungsi konfiks ke-an
(a) Pembentuk kata benda
Contoh :
Malas + ke-an = kemalasan
Bodoh + ke-an = kebodohan
(b) pembentuk kata kerja pasif
Contoh :
25

Kelihatan = dapat dilihat


Kedengaran = dapat didengar
(c) pembentuk kata sifat
Contoh :
Kebilangan kemalaman keberanian
Kepandaian kebingungan kehabisan
3) Nosi konfiks ke-an
(a) Menyatakan abstraksi (hal, soal, urusan)
Contoh :
Kebodohan kejujuran keadaan
Keinginan kegilaan keburukan
(b) Menyatakan tempat
Contoh
Kecamatan kerajaan kedutaan
Kesultanan kementrian kelurahan
(c) menyatakan daerah lingkungan kekuasaan
Contoh :
Kepresidenan kesultanan kelurahan
Kedutaan kecamatan kementrian
(d) Menyatakan dikenai atau menderita
Contoh :
Kedinginan kehilangan kesusahan
Kepanasan kehausan kejatuhan

n) Konfiks/simulfiks pe-an
1) Bentuk : konfiks pe-an yang melekat pada bentuk dasar mengalami nasal
karena itu konfiks ini harus mengikuti kaidah nasalisasi.
Contoh :
Pe-an + baca = pembacaan
Pe-an + cabut = pencabutan
Pe-an + hayat = penghayatan
26

Pe-an + potong = pemotongan


Pe-an + sulam = penyulaman
Fonem awal l, r, y, dan w tidak menimbulkan nasal pada afiksasi dengan
mempergunakan pe-an ini.
Contoh :
Pe-an + luap = peluapan
Pe-an + ramal = peramalan
Pe-an + yakin = peyakinan
Pe-an + waris = pewarisan
2) Fungsi pe-an : membentuk dari kata benda dari kata lain yang bukan
berasal dari benda.
Contoh :
tanam menjadi penanaman
tulis menjadi penulisan
darat menjadi pendaratan
curi menjadi pencurian
3) Nosi konfiks pe-an
(a) Jika bentuk dasarnya kata sifat, pe-an bernosi: hal menyebabkan jadi
Contoh :
Penggelapan penguatan pemadaman
Penyembuhan pembetulan penerangan
(b) jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi pe-an ialah:
1. hasil pekerjaan
Contoh:
Pemasangan pembelian pelukisan
Penjualan penulisan pencabutan
2. peristiwa pekerjaan, urusan, soal, atau hal
Contoh:
Pencurian pembelian pemukulan
Penodongan penukaran penangkapan
27

(c) jika bentuk dasarnya kata benda maka pe-an bernosi: hal melakukan
perbuatan
Contoh:
Pembuahan pendaratan pengairan
Pembukuan penanganan penalian

q) Konfiks atau simulfiks per-an


1) Fungsi komfiks per-an
Lalah membentuk kata benda dari jenis kata lain yang bukan kata benda

Contoh:
Satu ( kata bilangan ) persatuan
Budak ( kata benda ) perbudakan
Tumbuh ( kata kerja ) pertumbuhan
Luas ( kata sifat ) perlusan
Rata ( kata sifat ) perataan
2) Nosi konfiks per-an
a) jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi per-an adalah:
(a) menyatakan tempat
Contoh:
Perhatian perkumpulan
Perhimpunan persidangan
(b) menyatakan pristiwa, hal, atau hasil suatu pekerjaan
Contoh:
Pertumbuhan perpindahan
Permohonan permintaan
b) jika bentuk dasarnya kata sifat,nosi per-an adalah hal hasil
menyebabkan jadi
Contoh:
Persamaan pertumbuhan perbaikan
Perluasan perdamaian perataan
28

c) Menyatakan tempat atau daerah


Contoh:
Perkampungan perdesaan perbukitan
Perpustakaan perkemahan permukiman
Catatan : bentukan dengan per-an dan bentukan dengan pe-an
mempunyai hubungan dengan bentuk kata kerjanya.
Contoh:
Kerja bekerja pekerjaan
Kerja mengerjakan pengerjaan
Satu bersatu persatuan
Satu menyatukan penyatuan
Sama bersama persamaan
Sama menyamakan penyamaan

r) Konfiks ber-an
1) Fungsi konfiks ber-an
Mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja
2) Nosi konfiks ber-an
(a) perbuatan dengan pelaku yang banyak
Contoh:
Bermunculan bersimpangan bergulingan
Berdatangan berguguran berjatuhan
(b) Perbuatan yang dilakukan berkali-kali
Contoh:
Berlarian bergulingan berloncatan
Berpukulan bergumulan bermunculan
(c) perbuatan yang dilakukan berbalasan ( resiprok )
Contoh:
Bersahutan berjabatan berpelukan
Berpandangan berlirikan bersentuhan
29

s) Konfiks per-I dan per-kan


Fungsi konfiks per-I dan per-kan adalah membentuk kata kerja kausatif,
yaitu kata kerja yang menyatakan arti menyebabkan atau membuat jadi yang
tersebut pada bentuk dasarnya.
Contoh:
Memperbaharui mempertahankan
Mempersenjatai mempermainkan

t) Konfiks/ simulfiks se-nya


1) Bentuk : biasanya konfiks se-nya ini melekat pada kata sifat.
Contoh:
Se-nya + layak = selayaknya
Se-nya + baik = sebaiknya
Se-nya + sungguh = sesungguhnya
2) Fungsi konfiks se-nya adalah membentuk kata keterangan. Dalam
pemakaian sehari-hari seringkali sufiks se-nya ini dikombinasikan
dengan bentuk ulang.
Contoh:
Dingin sedingin-dinginya
Mudah semudah-mudahnya
Bodoh sebodoh-bodohnya
3) Nosi konfiks se-nya
a) jika melekat pada bentuk dasar kata sifat bukan bentuk ulang se-nya
bernosi:\
(1) sampai atau hingga
Contoh:
Secukupnya = sampai cukup, hingga cukup
Sepuasnya = sampai puas, hingga puas
Sekuatnya = sampai batas kekuatanya
(2) keadaan yang disebut atau yang diharapkan
Contoh:
30

Sebaiknya sebenarnya sesungguhnya


Selayaknya semestinya sewajarnya
b) jika dikombinasikan dengan bentuk uang, maka se-nya juga
menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi.
Contoh:
Adik melemparkan bola sejauh-jauhnya
Andi mengerjakan soal sedapat-dapatnya

u) Konfiks se-an
Fungsi konfiks se-an adalah membentuk kata keterangan.
Contoh:
Seharian semalaman
Sehari-harian semalam-malaman

v) Infiks-el-, -em-, dan –er-


1) Bentuk: sebagai infiks tentunya melekat pada atau dalam kata.
Contoh:
Getar + -el- = geletar
Suling + -el- = seruling
Kuning + -em- = kemuning
2) Fungsi infiks –el-, -em-, -er-
(a) jika mendekat pada kata kerja infiks –el-, -em-, -er- berfungsi
(1) membentuk kata benda
Contoh:
Tinga + -el- = telinga
Tunjuk + -el- = telunjuk
Tanggung + -em- = temanggung
(2) tidak mengubah jenis kata
Contoh:
Sidik + -el- = selidik
Tekan + -el- = telekan
31

(b) jika melekat pada kata benda, maka tidak mengubah jenis kata
Contoh :
sabut + -er- = serabut
tali + -em- =temali
3) nosi infiks –el-, -em-, -er-
(a) Menyatakan banyak
Contoh : gerigi, geligi,kemilan, geletar, temali
(b) Menyatakan menyerupai
Contoh : kemucing, kemudi

(c) Menyatakan alat untuk melakukan


Contoh : telinga, telunjuk
(d) Menyatakan pelaku pekerjaan
Contoh : Pelatuk = (burung) yang biasa mematuk-mematik
Temanggung = orang yang menanggung atau memangku
daerah
(e) Menyatakan berulang-ulang atau mengeraskan maksud
Contoh : jelajah, telekan, selidik
(f) Tidak bernosi
Contoh :
Tepak – telapak
Suling – seruling
Kudung – kerudung
Gendang – gendering
Catatan : ada beberapa bentuk kata yang sepintas terlihat seperti
bentuk bersisipan (berinfeksi), namun sebenarnya tidak demikian.
Contoh :
Terumbu perigi selubung
Telopak kelana seligi
Jika bentuk-bentuk diatas mengandung iniks tentunya bentuk dasarnya
ialah :
32

Tumbu pigi subung


Topak kana sigi
Namun demikian, ternyata bentuk dasar seperti diatas tidak kita
temukan dalam bahaa infonesia. Dengan demikian, kata-kata diatas
bukan termasuk kata yang bersisipan, namun hanya bentuknya saja
yang menyerupai sisipan. Sisipan menyerupai sisipan itu sebenarnya
disebut sebagai sisipan semu. Sisipan semu tetap dikatakan sebagai
bukan sisipan karena tidak jelas fungsi dan nosinya dalam pemakaian
bahasa Indonesia

w) bentuk klitik
1) Bagaimanakah bentuk kllitik itu?
Bentuk klitik ialah bentuk yang hampir menyerupai afiks, namun memiliki
makna leksis. Dengan demikian bentuk-bentuk klitik masih tergantung dan
terikat pada bentuk dasar lain agar mempunyai fungsi.
Contoh bentuk klitik –ku, -mu, -kau, dan –nya dalam kata aku milikki,
milikmu, engkau, dan miliknya.
2) Macam-macam klitik
a. Poliktik, klitik yang berada di depan
Contoh :
Kuambil : berasal dari kata aku ambil
Kauambil : berasal dari kata engkau ambil
Kubawa : berasal dari kata aku bawa
Kaubawa : berasal dari kata engkau bawa
b. Enklitik, klitik yang berada di akhir
Contoh :
Bukunya : berasal dari kata buku miliknya.
Bukumu : berasal dari kata buku milikmu
Rumahnya : berasal dari kara rumah miliknya
Rumahmu : berasal dari kata rumah milikmu
1) Enklitik –nya –ku, dan –mu
33

a. Enklitik –nya
Enklitik –nya merupakan morfem setengah bebas yang melekat
pada bagian belakang kata seperti halnya sebuah sufiks. Enklitik
–nya merupakan morfem setengah bebas katena sebenarnya –
nya mempunyai makna leksis dengan mengambil lmakna
sebagai bentuk posesiva dan pemilikan.
Dalam pemakaian selanjutnya klitik –nya dapat berlaku sebagai :
1. Posesiva/pemilikan
Contoh :
Giginya : gigi miliknya
Bukunya : buku miliknya
Uangnya : uang miliknya
2. Akhiran /sufiks
Sebagai akhiran, maka bentuk klitik –nya tidak lagi dapat
dielaskan dengan mempergunakan kata milik sebagai
posesiva.
Contoh :
Agaknya : bukan agak miliknya
Akhirnya : bukah akhir miliknya
Seharusnya : bukan harus miliknya
Contoh lain : seyogyanya, sekiranya, tentunya, kiranya, dan
lain-lain
3. Pembentukan kata kerja
Contoh :
Dinginnya menyengat kulit tubuh.
Tingginya tidak memenuhi syarat.
Ayah memperbesar luasnya.
Sakitnya menyebabkan ia sangat menderita.
Tujuhnya membuat ia menjadi bintang kelas.
Empatnya yang membuat tidak naik kelas.
34

Karena membentuk kata benda maka memungkinkan klitik –


nya ikut menentukan unsur subyek daklam kalimat. Dalam
hal ini bentuk kliti –nya berperan pula sebagai kata sandang
atau artikel.

b. Eklitik ku
Kedudukan klitik ku sama dengan –nya. Cara letaknya juga
sama dengan –nya, yakni di belakang. Dalam pemakaian
selanjutnya klitik –ku berlaku sebagai :
1. Posisiva/pemilikan
Contoh :
Rumahku = rumah milikku
Uangku = uang milikku
Bajuku = baju milikku
2. Obyek penderita
Contoh :
Menyuruhku = menyuruh diriku
Memukulku = memukul diriku
Menodongku = menodong aku
Bentu –ku pada contoh diatas berasal dari kata aku.
Misalnya, menyuruhku = menyuruh aku.
c. Enklitik mu
Kedudukan –mu sebagai enklitik sama dengan –ku sebagai
enklitik. Klitik –mu berlaku sebagai:
a. Posesiva/pemilikan
Contoh :
Rumahmu = rumah milikmu
Bukumu = buku milikmu
Kakimu = kaki milikmu
b. Obyek penderita
Membunuhmu = membunuh dirimu
35

Memarahimu = memarahi dirimu


Menyuruhmu = menyuruh dirimu
Bentuk –mu pada contoh di atas berasal dari kata kamu.
Misalnya, membunuhmu = membunuh kami
Catatan :
Enklitik –mu merupakan kara ganti empunya orang kedua.
Enkliti –ku merupakan kata ganti empunya orang pertama
Enklitik –nya merupakan kata ganti empunya orang ketiga
2) Poliktik –ku dan kau.
Prokliktik ku dan kau berasal dari kata aku dan engkau. Cara
meletakannya sama dengan afiks, tetapi ku dan kau bukan termasuk
afiks katena masih mempunyai makna leksis yakni aku dan engkau.
Sama dengan bentuk enklitik, maka prokliktik merupakan bentuk
setengan bebas atau morfem setengah bebas. Dalam pemakaian
selanjutnya, prokliktik ku dan kau membentuk kata kerja pasif dalam
kalimat pasif.
Contoh :
a. Bentuk kalimat aktif :
Saya membaca buku.
Engkau menanam pada setiap hari.
Aku membawa bola ke lapangan.
b. Bentuk pasifnya (dengan mempergunakan proklitik)
Buku kubaca.
Kautanam padi setiap hari
Kubawa bola ke lapangan.

Bentuk di sebagai kalimat pasif dari bentuk aktif kalimat-kalimat di


atas tidak dibenarkan. Misalnya pada contoh ini :

Buku dibaca olehku/oleh aku (salah).

Padi ditanam engkau/kau (salah).


36

Bola dibawa oleh/oleh aku (salah).

Catatan :

Penulisan ku dank au sebagai bentuk klitik harus serangkai denan kata yang
dilekatinya.

Contoh :

Kubaca ku baca (salah).

Kaubaca kau baca (salah).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
37

Afiksasi merupakan unsur yang dilekatkan dalam pembentukan kata dan


dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan
pembentukan pokok kata yang baru.
Proses afiks diantaranya ( prefiks me, prefiks ber, prefiks di-, prefiks pe-,
prefiks per-, prefiks ke-, prefiks se-, prefiks ter-, sufiks –I dan –kan, sufiks
an-, sufiks –wan dan –wati, sufiks –nya, sufiks –isme, sufiks –is, konfiks-an,
konfiks/simulfiks pe-an, konfiks atau simulfiks per-an, konfiks ber-an, konfiks
per-i dan perikan, konfiks/simulfiks se-nya, konfiks se-an, infiks –el-, -em-,
dan –er-, dan bentuk klitik).
Nosi adalah arti yang timbul sebagai akibat proses morfologis. Proses nosi
misalnya pada afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Dan terakhir adalah
fungsi afiks. Sebagai morfem terikat, afiks mempunyai fungsi dalam
membentuk kata jadian atau bentuk kompleks. Fungsi afiks dalam proses
morfologis dibedakan antara fungsi semantik dan fungsi gramatik.

B. Saran
Sebaiknya setiap orang dapat mengetahui apa fungsi dan makna imbuhan
yang sebenarnya. Dengan demikian dapat menggunakan imbuhan dengan baik
dan benar khususnya dalam penggunaan bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Rohmadi, M., dkk. 2012. Morfologi: Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma
Pustaka.
38

------------------. Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia di


kbbi.web.id/afiksasi. Diakses 10 November 2017.

Tarigan. 2009. Pengajaran Morfologi. Bandung: Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai