Anggota Kelompok :
FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI PONTIANAK
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Proses Afiksasi, Nosi, dan Fungsi Afiks” dengan lancar dan tepat waktu. Sholawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.
Harapan kami makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang hal hal yang berkaitan dengan Morfologi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Tim Penyusun
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Afiksasi...............................................................................3
1. Prefiks ............................................................................................3
2. Sufiks .............................................................................................17
3. Konfiks............................................................................................22
4. Infiks...............................................................................................26
5. Bentuk Klitik...................................................................................28
Simpulan....................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum bahasa adalah sesuatu yang semena-mena dalam
pengucapannya. Sering dalam pengucapannya kita jarang melihat mana yang
lebih tepat menurut aturan baku. Karena bahasa adalah semena-mena, orang
memilih mana yang enak untuk diucapkan dibandingkan mana yang
seharusnya wajib dan benar dalam aturan baku.
Morfologi Ramlan (1978:19) menjelaskan bahwa morfologi ialah
bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-
beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-peruahan bentuk kata terhadap
golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul
serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga
menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara
struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik yang membahas
masalah berbahasa terdapat berbagai bagian-bagian yang dikaji. Karena dalam
bahasa terdapat sub-sub yang membedakan jenis bahasa. Dari sini muncul
gagasan untuk lebih memfokuskan pada satu bahasan masalah dalam kajian
morfologi tentang afiksasi.
Afiks adalah satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila
ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan memebentuk kata
baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain
seperti kata dasar. Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tunggal maupun kompleks. Misalnya mengimbuhahkan ber- pada bentuk dasar
komunikasi menjadi berkomunikasi, buat menjadi berbuat, tanggungjawab
menjadi bertanggung jawab, bekas menjadi berbekas, sepeda motor menjadi
bersepeda motor. Pengimbungan meN- pada bentuk dasar coba menjadi
1
2
Catatan:
3
4
Khusus untuk prefik me- yang diikuti kata dasar berfonem awal/c/dan
/j/ sebenarnya mendapat sangau ny,tetapi dalam bahasa di tulis cukup
dinyatakan dengan hurup n saja. Penulisan sangau palatan : ny : menjadi ” n ”
berdasarkan ejaan terasa lebih praktis.
Dari catatan itu maka:
Me + cuci = mencuci = mencuci
Me + jaring =menjaring = menjaring
Jika imbuhan me di ikuti kata dasar berfonem awal l,r,y,w tidak menimbulkan
nasal.
Contoh:
Me + lawan = melawan
Me + ribut = merebut
Me + yakin = menyakini
Me + wujud =mewujudkan
1) Fungsi prefiks me-membentuk kata kerja aktif interansitif. Kata kerja aktif
intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak dapat diikuti objek.
Contoh:
Menari menurun
Menyanyi mendarat
Merantau mendua\
Menguap melaut
Catatan
Adik menari “ tari lilin “. ( salah )
Adik menarikan “ tari lilin”. ( benar )
Kata kerja menari tidak bisa diikuti objek . agar dapat diikuti objek diubah
menjadi “ menarikan”.
2) Prefik me berfungsi membentuk kata kerja dari jenis kata lain bukan kata
kerja ( tranformasi )
Contoh :
Kata Kata kerja Berasar dari
dingin mendingin Kata sifat
pahat memahat Kata benda
5
b. Fungsi me
Fungsi utama prefik me ialah membentuk kata kerja baik kata kerja
transitif maupun kata kerja intransitif. Adapun fungsi prefik me adalah
sebagai berikut.
1) membentuk kata kerja aktif transitif
kata kerja aktif transitif ialah kata kerja aktif yang dapat diikuti objek.
Contoh :
Memukul anjing
Mambaca buku
Menulis surat
Memasak nasi
2) Mengubah kata benda menjadi kata sifat
Contoh :
Batu : hatinya membantu
Semak : tanamannya menyemak
Gunung : kototan itu menggunung
5. Jika bentuk dasarnya kata aku dan aduh maka nosi me-ialah :
Menyatakan mengucapkan atau mengatakan
contoh :mengaku : mengatakan “aku”
mengaduh : mengatakan “aduh”
Jika me bergabung dengan sufiks -i dan sufik –kan, mampumengubah bentuk
intransitif
Catatan :
1) Jika prefiks me- bergabung dengan sufiks –i dan sufiks –kan, mampu
mengubah bentuk intransitif menjadi transitif
Contoh :
Adik menari . ( intransitif )
Adik menarikan tarian bali. ( transitif )
Adik menangis. ( intransitif )
Adik menangisi bonekanya. ( transitif )
2) Prefiks me- mampu membentuk kata kerja aktif transitif dan kata kerja
aktif intransitif sekaligus.
Contoh :
Pak ali merotan setiap hari ( intransitif )
Pak ali merotan anaknya yang nakal ( transitif )
3) Prefiks me- yang yang bergabung dengan sufiks i dan kan menentukan
kedudukan objek.
a) Kata kerja akktif dengan me- jika bersufiks –i objeknya tetap dan
tidak bergerak.
Contoh :
Toni melempari buah mangga. Mangganya tetap
Badu melempari batu besar. Batu nya tetap
b) Kata kerja aktif dengan me- jika bersifiks – kan objeknya bergerak
Contoh :
Toni melemparkan buah mangga. Mangganya bergerak
Badu melemparkan batu besar. Batunya bergerak
2. Prefiks ber
a. Bentuk: prefiks ber- memiliki alomorf jika melekat pada morfem lain:
1) Alomorf (variasi bentuk) ber- ialah be- dan bel-.
8
3) Prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja atau kata sifat jika bentuk
dasarnya kata benda atau kata bilangan.
Contoh:
Kata
Prefiks Kata kerja
benda
teman ber- berteman
guru ber- berguru
9
Contoh:
Kata kerja/kata
Kata bilangan prefiks
sifat
Satu Ber- Bersatu
Dua Ber- Berdua
6) Nosi ber-an
Prefiks ber- yang bergabung dengan -an sebagai konfiks tidak
berfungsi mengubah jenis kata menjadi jenis kata lain.
Contoh :
Tidur (kata kerja) -
bertiduran (kata kerja)
Nosi ber-an adalah :
a. Saling, pekerjaan dilakukan dengan berbalasan, atau saling
mengenal (resiprok).
Contoh :
Berpukulan :saling memukul
11
2) Jika bentuk dasarnya kata kerja maka nosi di ialah yang tersebut pada
bentuk dasarnya dikenai pekerjaan. Contoh : Dipukul, ditampar,
dicubit, dan didorong
3) Jika bentuk dasarnya “kata benda” nosi di- ialah :
a) Mengerjakan dengan alat
12
Catatan:
Khusus pe+ fonem c dan j = peny dalam bahasa tulus cukup ditulis pen
saja.
Contoh:
Pe + cuci = penycuci = pencuci
Pe + judi = penyjudi = pencuci
13
6. Prefiks ke-
a. Bentuk
Prefiks ke- sering dikacaukan dengan preposisi ke-. keduanya berbeda
dan penulisan ke- sebagai afiks tetap dirangkai. Contoh : ketua tidak
ditulis ke tua
b. Fungsi prefiks ke-
1) Prefiks ke- membentuk kata benda dari kata yang bukan berasal dari
kata benda namun hanya dari beberapa kata berikut ini.
Contoh :
Ke + kasih = kekasih ( kata benda )
Ke + tua = ketua ( kata benda )
Ke + hendak = kehendak ( kata benda )
2) Jika bentuk dasarnya termasuk kata bilangan maka prefiks ke- tidak
mengubah jenis kata.
Contoh : ke + satu = kesatu (kata bilangan bertingkat )
c. Nosi prefiks ke-
1) Pada kata benda : ketua, kekasih, dan dan kehendak prefiks ke- ialah
yang di. Contoh : kekasih (yang dikasihi).
2) Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka nosi prefiks ke- ialah
tingkat,tahapan, atau urutan.
Contoh : kesatu ( tingkat pertama )
7. Prefiks se-
a. Bentuk
Prefiks se- tidak mengalami perubahan bentuk ketika melekat pada
morfem lain. Contoh : se + asal =seasal
b. Fungsi prefiks se-
1) Prefiks se- . Contoh : lalu selalu (kata keterangan) atau Sudah
sesudah (kata sambung)
2) Jika melekat pada kata sifat prefiks se- tidak mengubah jenis kata.
c. Nosi prefiks se-
1) Jika bentuk dasarnya kata sifat, prefiks se- bernosi seperti atau sama.
Contoh ;
16
8. Prefiks ter-
a. Bentuk
Prefiks ter- mempunyai varian dengan alomorf te-, ter-, dan tel-.
Contoh:
1) Jika fonem awal kata dasarnya r, maka alomorf ter- ialah te-.
2) Jika kata dasar bersuku awal dengan diakhiri fonem r maka alomorf t
ialah ter- atau te- namun yang lebih sering terpakai ialah te-.
3) Terhadap beberapa kata tertentu ter- mengalami proses gejala
disimilasi.
4) Prefiks ter- tetap pada beberapa bentuk tertentu.
b. Fungsi prefiks ter-
Fungsi ter yang utama ialah membentuk kata kerja pasif. Sebagai
pembentuk kata kerja pasif ter – berbeda dengan di-. Perbedaan ter-
dengan di- dapat diketahui bentuk pasif ter- tidak mementingkan pelaku
tindakan tetapi pada pasif di- masih memerlukan pelaku tindakan.
c. Nosi prefiks ter-
Ialah menunjukkan kegiatan
Contoh
17
Terbakar
Terbawa ketidak sengajaan ( tidak sengaja)
Tertarik
Keinginan kegilaan
2) Menyatakan tempat
Contoh : Kecamatan kerajaan
Kesultanan kementrian
3) Menyatakan daerah lingkungan kekuasaan
Contoh : Kepresidenan kesultanan kelurahan
Kedutaan kecamatan kementrian
4) Menyatakan dikenal atau menderita
Contoh : Kedinginan kehilangan kesusahan
Kepanasan kehausan kejatuhan
Pertumbuhan perpindahan
Permohonan permintaan
2) Jika bentuk dasarnya kata sifat, nosi per-an adalah hal
hasil menyebabkan jadi. Contoh :
Perkempungan perdesaan perbukitan
Perluasan perdamaian perataan
3) Menyatakan tempat atau daerah. Contoh :
Perkampungan perdesaan perbukitan
Perpustakaan perkemahan pemukiman
Catatan: bentukan dengan per-an dan bentukan
dengan pe-an mempunyai hubungan dengan bentuk
kata kerjanya. Contoh :
Kerja − bekerja − pekerjaan
Kerja − mengerjakan − pengerjaan
Satu − bersatu − persatuan
Satu − menyatukan − penyatuan
Sama − bersama − persamaan
Sama − menyamakan − penyamaan
3) Enklitik mu
Kedudukan –mu sebagai enklitik sama dengan –ku sebagai enkl
itik. Klitik –mu berlaku sebagai:
a) Posesiva/ pemilikan
Contoh:
Rumahmu = rumah milikmu
Bukumu = buku milikmu
Kakimu = kaki milikmu
b) Obyek penderita
Membunuhmu = membunuh dirimu
Memarahimu = memarahi dirimu
Menyuruhmu = menyuruh dirimu
Bentuk –mu pada contoh di atas berasal dari kata kamu.
Misalnya, membunuhmu = membunuh kamu
Catatan:
Enklitik –mu merupakan kata ganti empunya orang kedua.
Enklitik –ku merupakan kata ganti empunya orang pertama.
Enklitik –nya merupakan kata ganti empunya orang ketiga.
d. Proklitik –ku dan kau
Priklitik ku dan kau berasal dari kata aku dan engkau. Cara meletakan
nya sama dengan afiks, tetapi ku dan kau bukan termasuk afiks karena masi
h mempunyai makna leksis, yakni aku dan engkau. Sama dengan bent
uk enklitik, maka proklitik merupakan bentuk setengah bebas atau morfe
m setengah bebas. Dalam pemakaiaselanjutnya, proklitik ku dan kau memb
entuk kata kerja pasif dalam kalimat pasif. Contoh:
1) Bentuk Kalimat Aktif
Saya membaca buku.
Engkau menanam padi setiap hari
Aku membawa bola ke lapangan
2) Bentuk pasifnya ( dengan menggunakan proklitik).
Buku kubaca.
Kautanam padi setiap hari
Kubawa bola ke lapangan.
32
KESIMPULAN
Menurut Gorys Keraf, afiks atau imbuhan adalah semacam morfem nondasar
yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk
kata-kata baru. Bentuk dasar adalah bentuk yang dijadikan landasan untuk tahap
pembentukan berikutnya.
Sedangkan secara umum pengertian Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan
pada morfem dasar atau akar, imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan
(prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam
sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,
sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa
satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi adalah salah satu
dari 3 proses morpologi, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses
Pemajemukkan.
32
33
DAFTAR PUSTAKA
Chaer. (2012). Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yogi. (2011). Afiksas[Online]. Tersedia:
http://morfologibahasaindonesia.blogspot.com/2011/03/afiksasi.html [10
Desember 2018]
Widi. (2013). Morfologi Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://bahasaindonesiakusatu.blogspot.com/2013/02/morfologi.html [10
Desember 2018]
33