Anda di halaman 1dari 38

TUGAS KELOMPOK I

PROSES AFIKSASI, NOSI, DAN FUNGSI AFIKS

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Dosen Pengampu : Hariyadi, M.Pd.

Mata Kuliah : Morfologi

Anggota Kelompok :

1. Dian Novita Sari (311710023)


2. Doni Rizaldi (311710062)
3. Elen Ayu Fitri (311710109)
4. Erika Fujianty (3117 10071)
5. Florensiana Pika C. (311710053)
6. Marheti Yulinar (311710010)
7. Tinnezia Sakillah (311710103)
8. Yuliana (311710099)

FAKULTAS
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI PONTIANAK
2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
Proses Afiksasi, Nosi, dan Fungsi Afiks” dengan lancar dan tepat waktu. Sholawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya.

Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Hariyadi,M.Pd selaku dosen pengampu


mata kuliah Morfologi yang telah membimbing sehingga makalah kami yang berjudul
“Proses Afiksasi, Nosi, dan Fungsi Afiks” dapat terselesaikan. Tidak lupa juga kami
ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan
makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridai segala
usaha kita.

Harapan kami makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang hal hal yang berkaitan dengan Morfologi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 10 Desember 2018

Tim Penyusun

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Afiksasi...............................................................................3
1. Prefiks ............................................................................................3
2. Sufiks .............................................................................................17
3. Konfiks............................................................................................22
4. Infiks...............................................................................................26
5. Bentuk Klitik...................................................................................28

BAB III PENUTUP

Simpulan....................................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum bahasa adalah sesuatu yang semena-mena dalam
pengucapannya. Sering dalam pengucapannya kita jarang melihat mana yang
lebih tepat menurut aturan baku. Karena bahasa adalah semena-mena, orang
memilih mana yang enak untuk diucapkan dibandingkan mana yang
seharusnya wajib dan benar dalam aturan baku.
Morfologi Ramlan (1978:19) menjelaskan bahwa morfologi ialah
bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan atau yang mempelajari seluk-
beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-peruahan bentuk kata terhadap
golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-
perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah
bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul
serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga
menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara
struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat
terendah dan kata pada tingkat tertinggi.
Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik yang membahas
masalah berbahasa terdapat berbagai bagian-bagian yang dikaji. Karena dalam
bahasa terdapat sub-sub yang membedakan jenis bahasa. Dari sini muncul
gagasan untuk lebih memfokuskan pada satu bahasan masalah dalam kajian
morfologi tentang afiksasi.
Afiks adalah satuan terikat (seperangkat huruf tertentu) yang apabila
ditambahkan pada kata dasar akan mengubah makna dan memebentuk kata
baru. Afiks tidak dapat berdiri sendiri dan harus melekat pada satuan lain
seperti kata dasar. Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata
dengan mengimbuhkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar
tunggal maupun kompleks. Misalnya mengimbuhahkan ber- pada bentuk dasar
komunikasi menjadi berkomunikasi, buat menjadi berbuat, tanggungjawab
menjadi bertanggung jawab, bekas menjadi berbekas, sepeda motor menjadi
bersepeda motor. Pengimbungan meN- pada bentuk dasar coba menjadi

1
2

mencoba, adu menjadi mengadu, pertanggungjawabkan menjadi


mempertanggungjawabkan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan judul tersebut, maka dapat dirumuskan masalah umum yaitu: “
Proses afiksasi ?”. Sedangkan yang menjadi masalah khusus didalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Proses Afiksasi, Nosi, dan fungsi afiks ?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Adapun tujuan umum dari makalah yang berjudul “Proses Afiksasi,
Nosi, dan Fungsi Afiks” adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan
bagaimana proses afiksasi itu.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yaitu:
a. Untuk mengetahui proses afiksasi
b. Untuk mengetahui fungsi afiks
c. Untuk mengetahui apa itu nosi didalam afiksasi
D. Manfaat
1. Manfaat teoretis
Memberikan manfaat untuk mendukung teori-teori pendidikan tentang
kajian morfologi berupa afiksasi agar dapat memberikan ide atau gagasan
melalui saran, kritik, dan pendapat untuk membahas suatu permasalahan
dalam membaca.
2. Manfaat praktis
a. Sebagai bahan referensi mahasiswa IKIP PGRI Pontianak dalam
bidang bahasa yaitu afiksasi.
b. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana proses
afiksasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Afiksasi
Proses afiksasi adalah proses perubahan afiks sehingga membentuk
kata jadian/kompleks. Beberapa imbuhan bahasa indonesia yang dapat
menjadi afiks dalam proses afiksasi antara lain sebagai berikut.
a. Prefik/imbuhan awalan : me-, di-, ber-, per-,ter,- se,- dan ke-,
b. Infiks/imbuhan sisipan : -el-,em-,dan –er
c. Komflik/imbuhan gabungan : -ke-an,pe-an,per-an,ber-an,se-nya
d. Sufik imbuhan akhiran : -an,-i,-kan,dan –nya
1. Prefiks me
a. Bentuk imbuhan awalan me yang melekat pada bentuk dasar akibat
morfofonemik menimbulkan bunyi sangau ( nasal ) hal itu juga
mengakibatkan terjadinya alamorf. Perhatikan tabel berikut.

Fonem awal Mendapat awal contoh


kata dasar
p m Pukul memukul
b m bawa membawa
T n tanam menanam
d n dorong mondorong
s ny sapa manyapa
c ny cuci menyuci
j ny jaring menjaring
k ng kacau mengacau
g ng goreng mengoreng
a ng ajak mengajak
i ng ikut mengikut
u ng urus mengurus
e ng ekor mengekor
kh ng khayal mengkhayal

Catatan:

3
4

Khusus untuk prefik me- yang diikuti kata dasar berfonem awal/c/dan
/j/ sebenarnya mendapat sangau ny,tetapi dalam bahasa di tulis cukup
dinyatakan dengan hurup n saja. Penulisan sangau palatan : ny : menjadi ” n ”
berdasarkan ejaan terasa lebih praktis.
Dari catatan itu maka:
Me + cuci = mencuci = mencuci
Me + jaring =menjaring = menjaring
Jika imbuhan me di ikuti kata dasar berfonem awal l,r,y,w tidak menimbulkan
nasal.
Contoh:
Me + lawan = melawan
Me + ribut = merebut
Me + yakin = menyakini
Me + wujud =mewujudkan

1) Fungsi prefiks me-membentuk kata kerja aktif interansitif. Kata kerja aktif
intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak dapat diikuti objek.
Contoh:
Menari menurun
Menyanyi mendarat
Merantau mendua\
Menguap melaut
Catatan
Adik menari “ tari lilin “. ( salah )
Adik menarikan “ tari lilin”. ( benar )
Kata kerja menari tidak bisa diikuti objek . agar dapat diikuti objek diubah
menjadi “ menarikan”.
2) Prefik me berfungsi membentuk kata kerja dari jenis kata lain bukan kata
kerja ( tranformasi )
Contoh :
Kata Kata kerja Berasar dari
dingin mendingin Kata sifat
pahat memahat Kata benda
5

satu menyatu Kata bilangan


aduh mengaduh Kata seru

3) Prefiks me tidak berfungsi mengubah jenis kata dari kata kerja


Kata kerja Kata kerja
tulis menulis
ambil mengambil
pukul memukul

b. Fungsi me
Fungsi utama prefik me ialah membentuk kata kerja baik kata kerja
transitif maupun kata kerja intransitif. Adapun fungsi prefik me adalah
sebagai berikut.
1) membentuk kata kerja aktif transitif
kata kerja aktif transitif ialah kata kerja aktif yang dapat diikuti objek.
Contoh :
Memukul anjing
Mambaca buku
Menulis surat
Memasak nasi
2) Mengubah kata benda menjadi kata sifat
Contoh :
Batu : hatinya membantu
Semak : tanamannya menyemak
Gunung : kototan itu menggunung

Kata benda Kata sifat

c. Nosi Prefik me-


1. Jika kata dasarnya jenis kata benda, nosi me ialah :
a) menyatakan menjadi
6

Contoh : membatu, menepung


b) menyatakan menuju ke/ pergi ke
Contoh : mendarat, melaut, mengudara; dan merantau
c) menyatakan membuat atau menghasilkan
Contoh : menggula, merenda, menyambal, dan merajut
d) menyatakan melakukan pekerjaan
Contoh : mengecat, mengetik, mengebom, dan menggranat
e) menyatakan menggunakan atau memakai
Contoh : memalu, mengikir, mencatut, dan mengobeng
f) menyatakan menyerupai
Contoh : membabi butam, mengunung dan membesi
g) menyatakan memberi
Contoh : merotan,merumput,menggetah dan mendamar
h) menyatakan memberi
Contoh : mengelem, mendempul, mengecat, dan mengapur
2. Jika kata dasarnya “ kata sifat ”/ ” kata keadaan “,nosi me- ialah :
Menyatakan menjadi.
Contoh: Meninggi berarti : menjadi lebih tinggi
Membesar berarti : menjadi besar
3. Jika bentuk dasarnya “ kata bilangan “, nosi me-ialah :
Menyatakan menjadi.
Contoh : Mendua berarti : menjadi dua
Menyatakan kesekian kali dalam ungkapan.
Contoh : menujuh hari berarti : hari ketujuh
4. Jika bentuk dasarnya “ kata kerja “ maka nosi me-ialah : Karena fungsi
me adalah membentuk kata kerja, maka jika bentuk dasarnya sudah
merupakan kata kerja, pada beberapa kata tertentu me- tidak ditulis.
Contoh :
Memakan cukup ditulis makan
Meminum cukup ditulis minum
Kata kerja aktif yang tidak lagi mempergunakan prefiks me
disebut kata kerja au, bentuk zero atau kata kerja finit sedangkan
bentuk fasifnya tetap mempergunakan bentuk di-/ter sebagai
indikatornya.
7

5. Jika bentuk dasarnya kata aku dan aduh maka nosi me-ialah :
Menyatakan mengucapkan atau mengatakan
contoh :mengaku : mengatakan “aku”
mengaduh : mengatakan “aduh”
Jika me bergabung dengan sufiks -i dan sufik –kan, mampumengubah bentuk
intransitif
Catatan :
1) Jika prefiks me- bergabung dengan sufiks –i dan sufiks –kan, mampu
mengubah bentuk intransitif menjadi transitif
Contoh :
Adik menari . ( intransitif )
Adik menarikan tarian bali. ( transitif )
Adik menangis. ( intransitif )
Adik menangisi bonekanya. ( transitif )
2) Prefiks me- mampu membentuk kata kerja aktif transitif dan kata kerja
aktif intransitif sekaligus.
Contoh :
Pak ali merotan setiap hari ( intransitif )
Pak ali merotan anaknya yang nakal ( transitif )
3) Prefiks me- yang yang bergabung dengan sufiks i dan kan menentukan
kedudukan objek.
a) Kata kerja akktif dengan me- jika bersufiks –i objeknya tetap dan
tidak bergerak.
Contoh :
Toni melempari buah mangga. Mangganya tetap
Badu melempari batu besar. Batu nya tetap
b) Kata kerja aktif dengan me- jika bersifiks – kan objeknya bergerak
Contoh :
Toni melemparkan buah mangga. Mangganya bergerak
Badu melemparkan batu besar. Batunya bergerak

2. Prefiks ber
a. Bentuk: prefiks ber- memiliki alomorf jika melekat pada morfem lain:
1) Alomorf (variasi bentuk) ber- ialah be- dan bel-.
8

Alomorf ber- ialah be- jika bentuk dasarnya bermorfem awal r.


Contoh:
Ber + rambut = berambut
Ber + rumah = berumah
2) Alomorf ber- ialah be- jika bentuk dasarnya bersuku awal dengan
bunyi –er-.
Contoh:
Ber + kerja = bekerja
Ber + ternak = beternak
3) Alomorf ber- ialah bel jika melekat pada bentuk dasar ajar.
Contoh: ber + ajar = belajar
b. Fungsi Prefiks ber
1) Prefiks ber tidak berfungsi atau tidak mengubah kategori (golongan)
kata jika prefiks tersebut melekat pada bentuk dasar *kata kerja*.
Contoh:
ber + kerja (kata kerja) = bekerja (kata kerja)
ber + mimpi (kata kerja) = bermimpi (kata kerja)
2) Prefiks ber- tidak berfungsi atau kadang berfungsi membentuk kata
kerja jika melekat pada bentuk dasar kata sifat.
Contoh:
Kata sifat Prefiks Keterangan
gembira ber- bergembira-kata sifat
giat ber- bergiat-kata kerja
suka ria ber- bersuka ria-kata sifat
malas ber- bermalas-kata kerja

3) Prefiks ber- berfungsi membentuk kata kerja atau kata sifat jika bentuk
dasarnya kata benda atau kata bilangan.
Contoh:
Kata
Prefiks Kata kerja
benda
teman ber- berteman
guru ber- berguru
9

Contoh:
Kata kerja/kata
Kata bilangan prefiks
sifat
Satu Ber- Bersatu
Dua Ber- Berdua

c. Nosi prefiks ber


1) Jika bentuk dasarnya berupa “kata dasar”, nosi ber- ialah:
a) pekerjaan dilakukan terus-menerus sebagai mata pencaharian.
Contoh: berdagang beras, beternak ikan, dan berjual beli.
b) pekerjaan ditujukan kepada diri sendiri (bersifat refleksi).
Contoh: berhias, berdandan, berjemur dan berkaca.
c) pekerjaan saling balas, berbalasan antara kedua belah pihak.
Contoh: berbantah, bergumul, berjuang, dan bertempur.
d) sudah dikenal pekerjaan.
Contoh: batu bertulis, ban bertambal, kertas bergambar.
2) Jika bentuk dasarnya “kata benda”, maka nosi ber- ialah:
a) mengusahakan.
Contoh : beternak, bersawah, dan berdagang.
b) memanggil/menyebut.
Contoh : bertuan, berbibik, berpaman, dan berabang.
c) mempunyai.
Contoh : berekor, bertaring, berkumis, dan berbulu.
d) menghasilkan/mengeluarkan.
Contoh : bertelu, berbuah, berbunga, dan berkilah.
e) memakai/menggunakan.
Contoh : bersepatu, berbecak, bersepeda, dan berseragam
3) Jika bentuk dasarnya “kata bilangan” maka nosi ber- ialah:
a) terdiri atas,
Contoh:
Mereka duduk berlima
Kami bertiga mengerjakan PR.
berkumpul menjadi
Contoh:
10

Kami tidur bertiga,


Kami berdua mendirikan kemah.
4) Jika bentuk dasarnya “kata sifat” maka nosi ber ialah:
a) Berlaku
Contoh :
Bermalasan - berlaku malas
Berhati-hati - berlaku hati-hati
b) ada dalam keadaan
Contoh :
Bermuram
Berduka

5) Nosi ber- pada bentuk


a) saling/beradu
Contoh : bersitegang, bersikeras, bersicepat
b) berlaku seperti/sebagai
Contoh : bersimaharajalela, bersijingkat, bersikeras dan
sebagainya.
Catatan :
Bentuk berisi berasal dari afiks ber dan bentuk kata sandang si
yang
membedakan bentuk dasar yang didekatnya.

6) Nosi ber-an
Prefiks ber- yang bergabung dengan -an sebagai konfiks tidak
berfungsi mengubah jenis kata menjadi jenis kata lain.
Contoh :
Tidur (kata kerja) -
bertiduran (kata kerja)
Nosi ber-an adalah :
a. Saling, pekerjaan dilakukan dengan berbalasan, atau saling
mengenal (resiprok).
Contoh :
Berpukulan :saling memukul
11

Berpelukan :saling memeluk


b. Dalam keadaan
Contoh : berjauhan berjatuhan bertebaran
Berceceran berhamburan berlarian
3. Prefiks di-
a. Bentuk: imbuhan awalan di- tidak mempunyai variasi bentuk peristiwa
pengafikan dengan mempergunakan prefiks di- tidak menimbulka alomorf.
Imbuhan awalan di hanya melekat pada kata kerja pasif. Dengan demikian,
penambahan awalan di- pada setiap kata tidak mengalamiperubahan
bentuk sama sekali.
Contoh :
Di- + pukul = dipukul
Di- + ambil = diambil
b. Fungsi prefiks di-
Prefiks di- tidak mempunyai fungsi mengibah jenis kata. Fungsi utama
prefiks di- ialah membentuk kata kerja pasif.
Contoh :
Aktif pasif
Pukul memukul dipukul
Buru memburu diburu

c. Nosi prefiks di-


1) Prefiks di- tidak menimbulkan nosi selain hanya membentuk kata kerja
pasif. Contoh :

Bentuk dasar Bentuk aktif Bentuk pasif

pukul memukul dipukul

pakai memakai dipakai

2) Jika bentuk dasarnya kata kerja maka nosi di ialah yang tersebut pada
bentuk dasarnya dikenai pekerjaan. Contoh : Dipukul, ditampar,
dicubit, dan didorong
3) Jika bentuk dasarnya “kata benda” nosi di- ialah :
a) Mengerjakan dengan alat
12

Contoh: dipalu, diobeng, dicangkul, dan dibajak.


b) Memberi atau memasang
Contoh: dipaku, dikarpet, dilem dan disampul.
4. Prefiks pe-
a. Bentuk
Prefiks pe- mempunyai variasi bentuk (alomorf), yaitu pe(N). imbuhan pe-
ini mengikuti ketentuan-ketentuanpersengauan (nasalisasi).
Contoh:

Fonem awal Mendapat


Kata dasar nasal Contoh
p m paku Pemaku
b m buru Pemburu
t n todong Penodong
d n dorong Pendorong
s ny selam Penyelam
c ny curi Pencuri
j ny jual Penjual
k ng karang Pengarang
g ng goreng Penggoreng
a ng antar Pengantar
i ng intai Pegintai
u ng urus Pengurus
e ng edar Pengedar
o ng obral Pengobral
kh ng khianat Pengkhianat

Catatan:
Khusus pe+ fonem c dan j = peny dalam bahasa tulus cukup ditulis pen
saja.
Contoh:
Pe + cuci = penycuci = pencuci
Pe + judi = penyjudi = pencuci
13

Jika imbuhan awal pe diikuti kata dasar berfonem awal l, r, y dan w


tidak menimbulkan nasal.
b. Fungsi prefiks pe-
1) prefiks pe- berfungsi membentuk kata benda dari jenis kata lain yang
bukan kata benda
2) jika kata dasar berasal dari jenis kata benda, maka prefiks pe- tidak
berfungsi mengubah menjadikan kata benda atau membendakan.
c. Nosi prefiks pe-
1) Jika bentuk dasarnya merupakan kata kerja nosi pe- ialah sebagai
berikut.
a) alat untuk melakukan pekerjaan
Contoh: pe + tahan (kata kerja) = penahan
b) pelaku pekerjaan
c) Contoh: pe + lukis (kata kerja) =pelukis
2) Jika bentuk dasarya merupakan kata sifat nosi pe- ialah sebagai
berikut.
a) Yang mempunyai sifat
Contoh:
pe+perani (kata sifat) =pemberani (ia mempunyai sifat
berani)
b) Yang menyebabkan adanya
Contoh:\
Pe+sakit (kata sifat) =penyakit (yang menyebabkan
adanya sakit)
3) Jika bentuk dasarnya kata benda, nosi pe- ialah pelaku berhubungan
dengan benda seperti yang disebutkan pada bentuk dasarnya.
Contoh: pe+ladang (kata benda) =peladang (o-rang yang
melakukan pekerjaan diladang atau mengerjakan ladang)
Catatan:
a) Prefiks pe- menyatakan sebagai objek pekerjaan
Contoh: pe+suruh (orang yang disuruh)
b) Beberapa kata benda berawalan pe- tidak menimbulkan sengau
seperti pada contoh dibawah ini,
Contoh: pe+kerja = pekerja bukan pengerja.
14

c) Persengauan pe- (N) harus dikaitkan dengan bentuk persengauan


me- (N) pada kata kerjanya.
Contoh: mengajar = pengajar
d) Beberapa kata tertentu dalam bahasa indonesia mempunyai suku
kata yang sebenarnya berasal dari prefiks pe-
Contoh: pegawai berasal dari kata pe dan gawai.
5. Prefiks per-
a. Bentuk
Prefiks per- mempunyai varian sama dengan prefiks ber-
Contoh :
1) Alomorf per- ialah pe- jika bentuk dasarnya berfonem awal R
Contoh : per + rusak = perusak
2) Alomorf per ialah pe jika bentuknya bersuku awal dengan bunyi er
Contoh : per + kerja = pekerja
3) Alomorf per- ialah pel jika melekat pada bentuk dasar “ajar”
Contoh : per + ajar = pelajar
b. Fungsi prefiks pe-
Membentuk kata kerja dari kata lain yang bukan termasuk jenis kata
kerja. Dalam pemakaian selanjutnya, imbuhan per- masih memerlukan
imbuhan awalan lain yakni me- dan di-. jika tidak demikian, maka
prefiks per baru sampai membentuk “bentuk dasar” saja.
Contoh : kecil + per- = perkecil + me = memperkecil
+ di = diperkecil
c. Nosi prefiks pe-
1) Jika bentuk dasarnya terdiri dari kata benda, maka nosi prefiks per-
ialah menjadikan atau menganggap.
Contoh : per + budak : perbudak (menjadikan budak)
2) Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka nosi per- ialah membuat jadi
atau membagi jadi.
Contoh : perempat (membagi jadi empat)
3) Jika bentuk dasarnya terdiri dari kata sifat, maka nosi per- ialah
membuat jadi lebih atau menambah.
Contoh :
Perkeras memperkeras = membuat jadi lebih keras.
15

6. Prefiks ke-
a. Bentuk
Prefiks ke- sering dikacaukan dengan preposisi ke-. keduanya berbeda
dan penulisan ke- sebagai afiks tetap dirangkai. Contoh : ketua tidak
ditulis ke tua
b. Fungsi prefiks ke-
1) Prefiks ke- membentuk kata benda dari kata yang bukan berasal dari
kata benda namun hanya dari beberapa kata berikut ini.
Contoh :
Ke + kasih = kekasih ( kata benda )
Ke + tua = ketua ( kata benda )
Ke + hendak = kehendak ( kata benda )
2) Jika bentuk dasarnya termasuk kata bilangan maka prefiks ke- tidak
mengubah jenis kata.
Contoh : ke + satu = kesatu (kata bilangan bertingkat )
c. Nosi prefiks ke-
1) Pada kata benda : ketua, kekasih, dan dan kehendak prefiks ke- ialah
yang di. Contoh : kekasih (yang dikasihi).
2) Jika bentuk dasarnya kata bilangan, maka nosi prefiks ke- ialah
tingkat,tahapan, atau urutan.
Contoh : kesatu ( tingkat pertama )

7. Prefiks se-
a. Bentuk
Prefiks se- tidak mengalami perubahan bentuk ketika melekat pada
morfem lain. Contoh : se + asal =seasal
b. Fungsi prefiks se-
1) Prefiks se- . Contoh : lalu selalu (kata keterangan) atau Sudah
sesudah (kata sambung)
2) Jika melekat pada kata sifat prefiks se- tidak mengubah jenis kata.
c. Nosi prefiks se-
1) Jika bentuk dasarnya kata sifat, prefiks se- bernosi seperti atau sama.
Contoh ;
16

Sepanas = sama panasnya dengan


Sesunyi = sesunyi seperti
2) Jika bentuk dasarnya kata kerja, maka nosi prefiks se- ialah baru saja
atau segera sesudah. Contoh:
Setiba = segera sesudah tiba
Sepulang = baru saja pulang
3) Jika bentuk dasarnya kata benda, nosi prefiks se- ialah:
a) sama dengan
Contoh : selangit, segunung, segudang, dan sebahu.
b) Satu
Contoh: serumah, sekamar, seayah, dan seibu.
c) seluruh atrau semua
Contoh: sejagad, sejawa, dan sedunia
Catatan: penulisan se- diikuti kata berfonem awal huruf kapital ditulis dengan
tanda hubung. Contoh : sesurabaya = se- Surabaya

8. Prefiks ter-
a. Bentuk
Prefiks ter- mempunyai varian dengan alomorf te-, ter-, dan tel-.
Contoh:
1) Jika fonem awal kata dasarnya r, maka alomorf ter- ialah te-.
2) Jika kata dasar bersuku awal dengan diakhiri fonem r maka alomorf t
ialah ter- atau te- namun yang lebih sering terpakai ialah te-.
3) Terhadap beberapa kata tertentu ter- mengalami proses gejala
disimilasi.
4) Prefiks ter- tetap pada beberapa bentuk tertentu.
b. Fungsi prefiks ter-
Fungsi ter yang utama ialah membentuk kata kerja pasif. Sebagai
pembentuk kata kerja pasif ter – berbeda dengan di-. Perbedaan ter-
dengan di- dapat diketahui bentuk pasif ter- tidak mementingkan pelaku
tindakan tetapi pada pasif di- masih memerlukan pelaku tindakan.
c. Nosi prefiks ter-
Ialah menunjukkan kegiatan
Contoh
17

Terbakar
Terbawa ketidak sengajaan ( tidak sengaja)
Tertarik

9. Sufiks -i dan -kan


a. Bentuk
Sebagai sufiks –i dan –kan diletakkan pada bagian akhir kata. Dalam
pemakaian selanjutnya bentuk yang bersufiks –i atau –kan ini
masih dapat dibubuhi afik lain lagi yakni prefiks me- dan di-.
Contoh:
Lempar ---- lempari --- melempari
---- dilempari
Lempar ---- lemparkan ---- melemparkan
---- dilemparkan

b. ungsi sufiks –i dan –kan


Fungsi sufiks –i dan –kan membentuk kata kerja dari kata bukan kata
kerja. Kedua akhiran ini senantiasa ada pada kata kerja.
c. Nosi sufiks –i
1) Jika bentuk kata dasarnya kata sifat nosi sufiks –i ialah membuat jadi.
Contoh : memanasi, mengotori, dan memadati.
2) Jika bentuk dasarnya terdiri dari kata benda, sufiks –i bernosi ialah
sebagai berikut.
a) Membuang
Contoh : menguliti (kambing) dan menyisiki (ikan)
b) Memberi/membubuhi
Contoh : menggulai air teh dan menggarami sayur
3) Jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi sufiks –i ialah sebagai berikut.
a) Tempat
Contoh ; mendatangi, menanyai, dan menghadapi
b) Berulang-ulang (intensitas)/ mengeraskan maksud
Contoh ; memukuli, mengamati, dan mencabuti
d. Nosi sufiks –kan
1) Jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi sufiks –kan ialah sebagai berikut.
18

a) Berlawanan dengan bentuk dasarnya


Contoh: Menawarkan berlawanan dengan menawar atau
Meminjami berlawanan dengan meminjam
b) Pekerjaan dilakukan untuk orang lain
Contoh: membawakan, membacakan, dan menuliskan
c) Menyatakan arti kausatif/membuat jadi.
Contoh menjalankan, merobohkan, menipiskan
d) Pekerjaan dilakukan dengan usaha.
Contoh:
Mendengarkan = berusaha mendengar
Mendengar = tanpa sengaja
e) Tidak bernosi
Contoh: Menantikan maksudnya menanti
Mengharapkan maksudnya
mengharap
2) Jika bentuk dasarnya kata benda, nosi sufiks –kan ialah sebagai
berikut.
a) Membuat jadi
Contoh : mengkambing hitamkan dan mengorbankan
b) Membawa ke-
Contoh: mengudikkan, memojokkan, dan menyudutkan
c) Menganggap
Contoh : menuankan, menabilkan, dan mendewakan
3) Jika bentuk dasanya kata sifat, nosi kan menyatakan kausatif
(menyebabkan jadi)
Contoh: membodohkan, memanaskan, dan melebarkan
4) Jika bentuk dasarnya kata bilangan nosi sufiks –kan ialah membuat
jadi.
Contoh : menyatukan, menduakan, dan melimakan.
Catatan:
a) Sufiks –i dan kan keduanya dapat mengubah bentuk intransitif
menjadi transitif
Contoh : Menangis menjadi menangisi
menangiskan
19

b) Dalam kalimat aktif,kata kerja berakhiran / diikuti objek tetap atau


tak bergerak, sedangkanyang berakhiran –kan diikuti objek yang
bergerak. Contoh:
Ali melempari batu Batunya tetap
Ali melemparkan batu Batunya bergerak
c) Sufiks –i berasal darikata –di, sedangkan sufiks –kan berasal dari
akan.
d) Sufiks –i menyatakan objek tempat, sedangkan sufiks –kan
menyatakan sebenarnya (berupa benda).
e) Ada juga kata bersufiks –i atau –kan yang dikacaukan
penggunaannya sehingga tidak begitu jelas perbedaannya.
Contoh: Memanasi air Memanaskan air

10. Sufiks –an


a. Bentuk
Sufiks -an dalam pemakaian tidak mengalami perubahan bentuk. Contoh:
pukul -> pukulan dan Manis -> manisan
b. Fungsi sufiks –an
Fungsi sufiks -an ialah membentuk kata benda yang pada umumnya
berasal dari jenis kata kerja. Dengan kata lain disebutkan bahwa sufiks -an
berfungsi membedakan. Contoh:
Tulis + -an= tulisan
Makan+ -an = makanan
Tari+ -an = tarian
c. Nosi sufiks –an
1) Jika bentuk dasarnya kata benda, maka sufiks –an bernosi ssebagai
berikut.
a) Keadaan yang berhubungan / ukuran / tiap-tiap
Contoh: kiloan, mingguan, cakupan, dan pikulan
b) Menyerupai/tiruan
Contoh: gunungan, bantalan, dan anakan
c) Tidak bernosi
Contoh: jalanan, jawaban, dasaran, dan alasan.
2) Jika bentuk dasarnya kata kerja, sufiks –an bernosi sebagai berikut.
20

a) Objek pekerjaan /yang di…


Contoh: makanan, minuman, dan santapan
b) Hasil pekerjaan
Contoh: lukisan, tulisan, dan gambaran
c) Alat untuk melakukan
Contoh: garisan, cetakan, dan takaran

11. Sufiks –wan dan –wati


a. Bentuk
Sufiks –wan dan –wati melekat pada bentuk dasar bagian belakang.
Contoh: hartawan, sukarelawan, peragawan, dan wartawan.
b. Fungsi Sufiks –wan dan –wati
Fungsi utama –wan dan –wati ialah membentuk kata benda.
Contoh:
Harta menjadi hartawan atau hartawati
Warta menjadi wartawan atau wartawati
c. Nosi Sufiks –wan dan –wati
1) Orang yang ahli
Contoh: olahragawan, sejarahwan, dan usahawan
2) Bertugas seperti pada bentuk dasarnya
Contoh: wartawan, karyawan, dan angkasawan
3) Memiliki sifat sepertii pada bentuk dasarnya
Contoh: sukarelawan, cendikiawan, dan seniwati

12. Sufiks –nya


a. Bentuk
Sufiks –nya menempel pada bagian belakangbentuk dasarnya.
Contoh: agaknya, udaranya, rupanya, dan sesudahnya
b. Fungsi sufiks –nya
1) –nya berfungsi sebagai penentu
Contoh: Itulah filmnya yang akan diputar.
Inilah uangnya.
c. –nya berfungsi sebagai penegas hubungan
Contoh:
21

Diakhirinya pembicaraan itu…


Didirikannya bangunan itu…
d. –nya berfungsi membentuk jenis kata barudari jenis kata lain.
Contoh:
1) Membentuk kata benda
besar menjadi besarnya
kecil menjadi kecilnya
2) Membentuk kata keterangan
akhir menjadi akhirnya
rupa menjadi rupanya
3) Nosi sufiks –nya
Nosi sufiks –nya sebenarnya sama dengan yang tercantum dalam
fungsiinya diatas.

13. Sufiks –isme


a. Bentuk
Sufiks –isme sudah dapat melekat pada kata Indonesia. Cara melekatnya
tanpa menimbulkan perubahan bunyi.
Contoh: Pancasila+-isme = Pancasilaisme
Suku +-isme = Sukuisme
b. Fungsi sufiks –isme
Sebagai afiks, sufiks –isme tidak mempunyai fungsi. Hal ini mungkin juga
disebabkan oleh anggapan bahwa –isme bukan afiks namun sebuah leksis.
c. Nosi sufiks –isme
Nosi sufiks –isme ialah menyatakan aliran atau paham.
Contoh: Pancasilaisme = berpaham Pancasila
Kolonialisme = berpaham Kolonial

14. Sufiks –is


a. Bentuk
Sebagai sufiks maka bentuk -is melekat pada bagian belakang kata yang
dilekati dengan tanpa mengubah kata yang dilekatkannya.
Contoh : Pancasila + is = pancasilasis
Agama + is =agamis
22

b. Fungsi sufiks -is


Sufiks is ialah membentuk kata benda.
Contoh :
Sosial menjadi sosialis (kata benda)
Moral moralis (kata benda)
c. Nosi sufiks -is menyatakan orang yang memiliki sifat seperti yang tersebut
pada kata dasarnya.
Contoh :
Pancasila : orang yang bersifat atau berjiwa pancasila
Sosialis : orang yang menganut faham sosial

15. Konfiks ke-an


a. Bentuk
Sebagai konfiks maka ke-an melekat bersama-sama dengan bentuk
dasarnya. Ke-an langsung membentuk kata baru dengan bentuk dasar
sehingga bukan dibentuk dengan -an atau -kan terlebih dahulu. Contoh :
Ke-an + adil = keadilan
Bukan keadil + an atau ke + adilan
b. Fungsi konfiks ke-an
1) Pembentuk kata benda
Contoh: Malas + ke-an = kemalasan
Bodoh + ke-an = kebodohan
Keterengan : Kata benda yang dihasilkan adalah kata
benda abstrak.
2) Pembentuk kata kerja pasif
Contoh : Kelihatan = dapat dilihat
Kedengaran = dapat didengar
3) Pembentuk kata sifat
Contoh : Kehilangan kemalaman
Kepandaiankebingungan
c. Nosi konfiks ke-an
1) Menyatakan abstraksi (hal, soal, urusan)
Contoh : Kebodohan kejujuran
23

Keinginan kegilaan
2) Menyatakan tempat
Contoh : Kecamatan kerajaan
Kesultanan kementrian
3) Menyatakan daerah lingkungan kekuasaan
Contoh : Kepresidenan kesultanan kelurahan
Kedutaan kecamatan kementrian
4) Menyatakan dikenal atau menderita
Contoh : Kedinginan kehilangan kesusahan
Kepanasan kehausan kejatuhan

16. Konfiks/simulfiks pe-an


a. Bentuk konfiks pe-an yang melekat pada bentuk dasar
mengalami nasal karena itu konfiks ini harus mengikuti
kaidah nasalisasi. Contoh:
Pe-an + baca = pembacaan
Pe-an + cabut = pencabutan
Pe-an + hayat = penghayatan
Pe-an + potong = pemotongan
Pe-an + sulam = penyulaman
Fonem awal l, r, y dan w tidak menimbulkan nasal pada
afiksasi dengan mempergunakan pe-an ini. Contoh :
Pe-an + luap = peluapan
Pe-an + ramal = peramalan
Pe-an + yakin = peyakinan
Pe-an + waris = pewarisan
b. Fungsi pe-an: membentuk kata benda dari kata lain yang
bukan berasal dari kata benda. Contoh :
Tanam −−> penanaman
Tulis −−> penulisan
Darat −−> pendaratan
Curi −−> pencurian
c. Nosi konfiks pe-an
24

1) Jika bentuk dasarnya kata sifat, pe-an bernosi: hal


menyebabkan jadi.
Contoh :
Pengelapan penguatan pemadaman
Penyembuhan pembetulan penerangan
2) Jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi pe-an ialah :
a) Hasil pekerjaan
Contoh : Pemasangan pembelian pelukisan
Penjualan penulisan pencabutan
b) Peristiwa pekerjaan, urusan, soal, atau hal
Contoh : Pencurian pembelian pemukulan
Penodongan penukaran penangkapan
3) Jika bentuk dasarnya kata benda maka pe-an bernosi:
hal melakukan perbuatan. Contoh :
Pembuahan pendaratan pengairan
Pembukuan penanganan penalian

17. Konfiks atau simulfiks per-an


a. Fungsi konfiks per-an
Ialah membentuk kata benda dari jenis kata lain yang
bukan kata benda. Contoh :
Satu (kata bilangan) −−> persatuan
Budak (kata benda) −−> perbudakan
Tumbuh (kata kerja) −−> pertumbuhan
Luas (kata sifat) −−> perluasan
Rata (kata sifat) −−> perataan
b. Nosi konfiks per-an
1) Jika bentuk dasarnya kata kerja, nosi per-an adalah :
a) Menyatakan tempat. Contoh :
Perhentian perkumpulan
Perhimpunan persidangan
b) Menyatakan peristiwa, hal, atau hasil suatu
pekerjaan. Contoh :
25

Pertumbuhan perpindahan
Permohonan permintaan
2) Jika bentuk dasarnya kata sifat, nosi per-an adalah hal
hasil menyebabkan jadi. Contoh :
Perkempungan perdesaan perbukitan
Perluasan perdamaian perataan
3) Menyatakan tempat atau daerah. Contoh :
Perkampungan perdesaan perbukitan
Perpustakaan perkemahan pemukiman
Catatan: bentukan dengan per-an dan bentukan
dengan pe-an mempunyai hubungan dengan bentuk
kata kerjanya. Contoh :
Kerja − bekerja − pekerjaan
Kerja − mengerjakan − pengerjaan
Satu − bersatu − persatuan
Satu − menyatukan − penyatuan
Sama − bersama − persamaan
Sama − menyamakan − penyamaan

18. Konfiks ber-an


a. Fungsi konfiks ber-an
Mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata kerja
b.Nosi konfiks ber-an
1) Perbuatan dengan pelaku yang banyak. Contoh :
Bermunculan bersimpangan
bergulingan
Berdatangan berguguran berjatuhan
2) Perbuatan yang dilakukan berkali-kali. Contoh :
Berlarian bergulingan berloncatan
Berpukulan bergumulan bermunculan
3) Perbuatan yang dilakukan berbalasan (resiprok).
Contoh :
Bersahutan berjabatan berpelukan
26

Berpandangan berlirikan bersentuhan

19. Konfiks per-i dan per-kan


Fungsi konfiks per-i dan per-kan adalah membentuk
kata kerja kausatif, yaitu kata kerja yang menyatakan arti
menyebabkan atau membuat jadi yang tersebut pada bentuk
dasarnya. Contoh :
Memperbaharui mempertahankan
Mempersenjatai mempermainkan

20. Konfiks/simulfiks se-nya


a. Bentuk biasanya konfiks se-nya ini melekat pada kata sifat.
Contoh :
Se-nya + layak = selayaknya
Se-nya + baik = sebaiknya
Se-nya + sungguh = sesungguhnya
b. Fungsi konfiks se-nya adalah membentuk kata keterangan.
Dalam pemakaian sehari-hari seringkali sufiks se-nya ini
dikombinasikan degan bentuk ulang. Contoh :
Dingin ------ sedingin-dinginnya
Mudah ------ semudah-mudahnya
Bodoh ------ sebodoh-bodohnya
c. Nosi konfiks se-nya
1) Jika melekat pada bentuk dasar kata sifat bukan bentuk
ulang se-nya bernosi:
a) Sampai atau hingga . Contoh:
Secukupnya = sampai cukup, hingga cukup
Sepuasnya = sampai puas, hingga puas
Sekuatnya = sampai batas kekuatannya
b) Keadaan yang disebut atau yang diharapkan.
Contoh :
Sebaiknya sebenarnya sesungguhnya
Selayaknya semestinya sewajarnya
27

2) Jika dikombinasikan dengan bentuk ulang, maka se-nya


juga menyatakan superlatif atau tingkat paling tinggi.
21. Konfiks se-an
Fungsi konfiks se-an adalah membentuk kata
keterangan
Contoh : Seharian semalaman
Sehari-harian semalam-malaman

22. Infiks -el, -em, dan –er


a. Bentuk sebagai infiks tentunya melekat pada atau dalam
kata.
Contoh :
Getar + -el = geletar
Suling + -er = seruling
Kuning + -em = kemuning
b. Fungsi infiks -el, -em, dan –er
1) Jika melekat pada kata kerja infiks -el, -em, dan -er
berfungsi
b) Membentuk kata benda. Contoh:
Tinga + -el = telinga
Tunjuk + -el = telunjuk
Tanggung + -em = temanggung
c) Tidak mengubah jenis kata
Contoh :
Sidik + -el = selidik
Tekan + -el = telekan
2) Jika melekat pada kata benda, maka tidak mengubah
jenis kata.
Contoh : Sabut + -er = serabut
Tali + -em = temali
c. Nosi Infiks -el, -em, dan –er
1) Menyatakan banyak
28

Contoh : gerigi, geligi,kemilau, geletar


,temali
2) Menyatakan menyerupai
Contoh : kemucing, kemudi
3) Menyatakan alat untuk melakukan
Contoh : telinga,telunjuk
4) Menyatakan pelaku pekerjaan
Contoh : pelatuk = (burung) yang biasa mematuk-
matuk
5) Menyatakan berulang-ulang atau mengeraskan maksud
Contoh : jelajah, telekan, selidik
6) Tidak bernosi
Contoh :
Tapak ---- telapak
Suling ---- seruling
Kudung ---- kerudung
Catatan : Ada beberapa bentuk kata yang sepintas
terlihat seperti bentuk bersisipan (berinfiks), namun
sebenarnya tidak demikian.
Contoh :
Terumbu perigi selubung
Kelopak kelana seligi
Jika bentuk-bentuk diatas mengandung infiks tentunya
bentuk dasarnya ialah :
Tumbu pigi subung
Topak kana sigi
Namun demikian, ternyata bentuk dasar seperti
diatas tidak kita temukan dalam bahasa indonesia.
Dengan demikian kata-kata diatas bukan termasuk kata
yang bersisipan, namun hanya bentuknya saja yang
menyerupai sisipan. Sisipan yang menyerupai sisipan itu
sebenarnya disebut sebagai sisipan semu. Sisipan
semu tetap dikatakan sebagai bukan sisipan karena
29

tidak jelas fungsi dan nosinya dalam pemakaian bahasa


indonesia.

23. Bentuk klitik


a. Bagaimanakah bentuk klitik itu?
Bentuk klitik ialah bentuk yang hampir menyerupai afiks,
namun memiliki makna leksis. Dngan demikian bengtuk-
bentuk klitik masih tergantung dan terikat pada bentuk
dasar lain agar mempunyai fungsi. Contoh bentuk klitik -ku,
-mu, -kau, dan -nya dalam kata aku, milikku, milikmu,
engkau dan miliknya.
b. Macam-macam klitik
1) Proklitik, klitik yang berada didepan. Contoh :
Kuambil : berasal dari kata aku ambil
Kauambil : berasal dari kata engkau ambil
2) Enklitik, klitik yang berada di akhir . Contoh :
Bukunya berasal dari kata buku miliknya
Bukumu berasal dari kata buku milikmu
Rumahnya : berasal dari kata rumah miliknya
Rumahmu : berasal dari kata rumah milikmu

c. Enklitik –nya, -ku, dan –mu


1) Enklitik –nya
Enkltitik –nya merupakan morfem setengah bebas yang meleka
t pada bagian belakang kata seperti halnya sebuah sufiks. Enklitik –nya
merupakan morfem setengah bebas karena sebenarnya –nya mempunyai
makna leksis dengan mengambil makna sebagai bentuk posesiva atau p
emilikan. Dalam pemakaian selanjutnya klitik –nya dapat berlaku sebag
ai :
a) Posesiva / pemilikan
Contoh:
Giginya : gigi miliknya
Bukunya : buku miliknya
30

Uangnya : uang miliknya


b) Akhiran/ sufiks
Sebagai akhiran, maka bentuk klitik –nya tidak lagi dapat dijela
skan dengan mempergunakan kata milik sebagai posesiva. Contoh:
Agaknya : bukan agak miliknya
Akhirnya :bukan akhir miliknya
Seharusnya : bukan harus miliknya
Contoh lain : seyogyanya, sekiranya, tentunya, kiranya, dan lain-lain.
c) Pembentukan Kata Benda
Contoh:
Dinginnya menyengat kulit tubuh
Tingginya tidak memenuhi syarat
Ayah memperbesar luasnya
Sakitnya menyebabkan ia sangat menderita.
Tujuhnya yang membuat ia menjadi bintang kelas.
Empatnya yang membuat ia tidak naik kelas
Karena membentuk kata benda maka memungkinkan klitik –nya ikut
menentukan unsur subyek dalam kalimat. Dalam hal ini bentuk klitik
–nya berperan pula sebagai kata sandang atau artikel.
2) Eklitik ku
Kedudukan klitik -ku sama dengan –nya. Cara letaknya juga sa
ma dengan –nya, yakni di belakang. Dalam pemakaian selanjutnya kliti
k –ku berlaku sebagai:
a) Posesiva/ pemilikan
Contoh:
Rumahku = rumah milikku
Uangku =uang milikku
Bajuku =baju milikku
b) Obyek penderita
Contoh:
Menyuruhku = menyuruh diriku
Memukulku = memukul diriku
Menodongku = menodong aku
Bentuk –ku pada contoh diatas berasal dari kata aku.
31

3) Enklitik mu
Kedudukan –mu sebagai enklitik sama dengan –ku sebagai enkl
itik. Klitik –mu berlaku sebagai:
a) Posesiva/ pemilikan
Contoh:
Rumahmu = rumah milikmu
Bukumu = buku milikmu
Kakimu = kaki milikmu
b) Obyek penderita
Membunuhmu = membunuh dirimu
Memarahimu = memarahi dirimu
Menyuruhmu = menyuruh dirimu
Bentuk –mu pada contoh di atas berasal dari kata kamu.
Misalnya, membunuhmu = membunuh kamu
Catatan:
Enklitik –mu merupakan kata ganti empunya orang kedua.
Enklitik –ku merupakan kata ganti empunya orang pertama.
Enklitik –nya merupakan kata ganti empunya orang ketiga.
d. Proklitik –ku dan kau
Priklitik ku dan kau berasal dari kata aku dan engkau. Cara meletakan
nya sama dengan afiks, tetapi ku dan kau bukan termasuk afiks karena masi
h mempunyai makna leksis, yakni aku dan engkau. Sama dengan bent
uk enklitik, maka proklitik merupakan bentuk setengah bebas atau morfe
m setengah bebas. Dalam pemakaiaselanjutnya, proklitik ku dan kau memb
entuk kata kerja pasif dalam kalimat pasif. Contoh:
1) Bentuk Kalimat Aktif
Saya membaca buku.
Engkau menanam padi setiap hari
Aku membawa bola ke lapangan
2) Bentuk pasifnya ( dengan menggunakan proklitik).
Buku kubaca.
Kautanam padi setiap hari
Kubawa bola ke lapangan.
32

Bentuk di sebagai kalimat pasif dari bentuk aktif kalimat-kalimat di


atas tidak dibenarkan. Misalkan pada contoh ini:
Buku dibaca olehku / oleh aku. (salah)
Padi ditaman engkau / kau (salah)
Bola dibawa oleh / oleh aku (salah)
Catatan:Penulisan ku dan kau sebagai bentuk klitik harus serangk
ai dengan kata yang dilekatinya. Contoh:
Kubaca ku baca (salah)
Kaubaca kau baca (salah)
BAB III

KESIMPULAN
Menurut Gorys Keraf, afiks atau imbuhan adalah semacam morfem nondasar
yang secara struktural dilekatkan pada kata dasar atau bentuk dasar untuk membentuk
kata-kata baru. Bentuk dasar adalah bentuk yang dijadikan landasan untuk tahap
pembentukan berikutnya.
Sedangkan secara umum pengertian Afiks adalah morfem terikat yang dilekatkan
pada morfem dasar atau akar, imbuhan (afiks) hanya dikenal ada empat, yaitu awalan
(prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), awalan dan akhiran (konfiks). Dalam
sumber lain disebutkan bahwa imbuhan (afiks) itu ada sembilan, yaitu prefiks, infiks,
sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, interfiks, transfiks, dan kombinasi afiks.
Afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa
satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Afiksasi adalah salah satu
dari 3 proses morpologi, yang terdiri atas afiksasi, Reduplikasi, dan Proses
Pemajemukkan.

32
33
DAFTAR PUSTAKA

Chaer. (2012). Morfologi Telaah Morfem dan Kata. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yogi. (2011). Afiksas[Online]. Tersedia:
http://morfologibahasaindonesia.blogspot.com/2011/03/afiksasi.html [10
Desember 2018]
Widi. (2013). Morfologi Bahasa Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://bahasaindonesiakusatu.blogspot.com/2013/02/morfologi.html [10
Desember 2018]

33

Anda mungkin juga menyukai