SASTRA ANAK
Munirah
Abd. Rahman Rahim
Pendahuluan
Pendahuluan
Saudara mahasiswa, pada pembahasan unit satu sampai lima kita telah
mempelajari aspek-aspek kebahasaaan. Pembahasan kita kali ini adalah masalah
Pendahuluan
sastra khususnya sastra anak. Selama ini kita telah mengajarkan materi sastra tetapi
hanya bersifat umum saja, sehingga penjelasan yang diberikan bersifat umum pula.
Untuk itu materi sastra anak sangat penting untuk Anda pahami dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Setelah mempelajari materi ini diharapka Anda dapat menjelaskan:
1. Hakikat sastra anak
2. Unsur-unsur pembangun sastra anak
Mengingat besarnya manfaat yang diperoleh dalm pembelajaran sastra anak,
maka cermatilah teori dan contoh-contoh karya sastra yang terdapat dalm bahan ajar
ini. Selain itu, Anda dituntut untuk dapat menilai kemampuan Anda sendiri secara
jujur. Untuk itu, kerjakanlah latihan-latihan dan tes formatif yang terdapat pada setiap
unit. Janganlah melihat kunci jawaban sebelum Anda yakin akan jawaban anda
sendiri.
Selamat Belajar!
Semoga Sukses!
Subunit 1
Hakikat Sastra Anak
Saudara, pembelajaran kita kali ini adalah seputar sastra anak. Materi
pembelajaran ini bertujuan memberi bekal pemahaman tentang apa dan bagaimana
unsur-unsur anak tersebut. Untuk itu materi ini dibagi menjadi tiga komponen.
Terutama adalah pengertian sastra anak, komponen kedua adalah ciri sastra anak dan
komponen ketiga adalah fungsi sastra anak. Jadi, untuk lebih jelasnya silakan cermati
uraian berikut ini.
Pendahuluan
S audara Mahasiswa, dalam subunit 2 ini, penulis akan mengajak Anda untuk
Pendahuluan
mempelajari salah satu bagian penting dalam membahas materi penting tentang
karya sastra anak. Materi unsur-unsur pembangun karya sastra anak merupakan salah
satu materi yang sangat berguna bagi Anda karena di dalamnya membicarakan
tentang struktur karya sastra sebagai salah satu karya fiksi yang tentu saja terdiri atas
struktur luar atau yang dikenal dengan unsur ekstrinsik dan struktur dalam, atau yang
lebih dikenal dengan struktur intrinsik.
Struktur luar atau unsur ekstrinsik adalah segala macam unsur yang berada di
luar karya sastra, tetapi kehadirannya sangat mempengaruhi cerita yang disajikan,
misalnya faktor sosial-poiltik, ekonomi, dan kepengarangan, serta tata nilai yang
dianut oleh masyarakat.
Struktur dalam atau unsur intrinsik adalah unsur- unsur yang membentuk
karya sastra itu sendiri baik pada prosa, puisi maupun drama. Unsur-unsur intrinsik
tersebut seperti tokoh, tema, amanat, alur, latar, gaya bahasa, dan pusat pengisahan.
Untuk lebih jelasnya dalam memahami unsur-unsur pembangun sastra anak
yang terdapat dalam setiap karya sastra anak yang berbentuk prosa, cerita anak-anak,
puisi, dan drama, akan dijelaskan dalam pembahasan di bawah ini.
3. Alur
Alur atau plot merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam sebuah
cerita dan dialami tokoh- tokohnya. Alur atau plot biasa juga disebut sebagai struktur
rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah inter relasi fungsional
yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa alur merupakan perpaduan unsur-unsur yang
membangun cerita. Perhatikan contoh berikut ini.
Perlahan-lahan aku membenci suamiku. Ia tahu bahwa aku takut di rumah
sendiri pada mala hari tetapi ia selalu pulang alrut malam bahkan kadang
tidak pulang aku juga tak tahan bau rokok, tetapi ia terus merokok tanpa
mempedulikan saya. Ketika ku inta lagu-lagu sentimental, ia malah
mengoreksi lagu-lagu rock. Ah beda terus apa yang ku harap dan dengan apa
yang dia berikan.
5. Gaya Penceritaan
Saudara Mahasiswa, yang dimaksud dengan gaya penceritaan adalah tingkah
laku pengarang dalam menggunakan bahasa agar menimbulkan penekanan tertentu.
Tingkah laku berbahasa ini merupakan salah satu sarana sastra yang sangat penting.
Tanpa bahasa, tanpa gaya bahasa, sastra tidak ada. Kita tentu ingat bahwa karya
sastra pada dasarnya merupakan salah satu kegiatan pengarang dalam membahasakan
sesuatu kepada orang lain. Perhatikan contoh berikut ini.
Kurus kering sudah tubunya. Lambungnya penuh luka digerogoti penyakit
maag. Mulut dan bibirya dieijeri sariawan sebesar kedelai benjolannya
merah dan dipenuhi nanah. Hilang sudah sisa-sisa ketampanan pemuda itu.
6. Pusat Pengisahan
Pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam
ceritanya atau dari mana seorang pengarang melihat peristiwa-peristiwa yang terdapat
dalam ceritanya itu. Dari titik pandangan pengarang inilah pembaca mengikuti
jalannya cerita dan memahami temanya. Pusat pengesahan biasa juga disebut sudut
pandang, apakah pengarang bertindak sebagai pelaku atau pencerita. Apabila
pengarang menggunakan kata aku atau saya berarti pengrang menggunakan sudut
pandang orang pertama. Sebaliknya, jika pengarang menggunakan kata dia atau ia
berarti pengarang menggunakan sudut pandang orang ke tiga. Perhatikan contoh
berikut ini.
“Kue, kue” Ade mengulang teriakannya berkali-kali. Dia tidak berputus asa
walaupun tidak ada yang menggubrisnya. Anak-anak pada asik menonton
sepak bola. Fadlan dan Arif juga ikut menonton. Ada yang hanya tersenyum,
dan ada pula menggelengkan kepala. Ade tetap mengulangi tawanya.
Bayangan tetangganya yang tertimpa kebakaran dua hari yang lalu kembali
terlintas. Alam dan Iful sedih sekali, dia ingin membantunya. Sengaja Ibunya
membuat kue agak banyak hari itu, agar membawa banyak untung untuk
disumbangkan kepada korban kebakaran.
(a) Tema
Seperti prosa dan drama, puisi pun memiliki tema yang berisi persoalan yang
mendasari suatu karya sastra. Tema munculnya pada awal, sebelum penyair menulis
puisinya. Tema merupakan dorongan yang kuat yang menyebabkan penyair
mengungkapkan apa yang dirasakannya melalui puisi. Untuk menentukan tema dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu: dengan cara melihat judul puisinya dijadikan
dengan melihat bentuk fisik puisi itu, seperti dari sisi diksi ( pilihan kata ), dari sisi
judul puisinya, dan dari kekerapan kata yang sering muncul.
(b) Amanat
Amanat merupakan salah satu unsur yang membangun puisi anak. Amanat
dalam puisi adalah pesan atau nasihat yang disampaikan oleh pengarang kepada
pembaca atau pendengar. Oleh karena itu, amanat hanya dapat dirumuskan oleh
pembaca atau penikmat sehingga bisa terjadi beda pendapat antara penikmat satu
dengan yang lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh beragamnya tingkatan penikmat
baik dari sisi pengetahuan, latar agama, latar budaya, dan sebagainya.
(d) Tipografi
Tipografi adalah ukiran bentuk puisi yang biasanya berupa susunan baris, ke
bawah. Ada yang menyebutkan istilah tipografi dengan sebutan tata wajah puisi.
Baik tipografi maupun tata wajah memiliki pengertian yang sama, yaitu salah satu
unsur puisi yang menjadikan puisi lebih indah karena tata wajahnya dibuat seperti
lukisan tertentu. Perhatikan contoh di bawah ini:
IBU
Ibu......................
Berkat pengorbananmu
Dan cinta kasihmu
Aku bisa menjadi anak yang berguna
Ibu .....................
Berikanlah aku restumu
Supaya aku bisa menjadi orang berguna dan berbakti
Ibu.....................
Surga ada di telapak kakimu
Ibu...Ibu aku menyayangimu
ALAM SEMESTA
Betapa indah alam ini
Tumbuh pepohonan hijau
Yang memikat hati
Kala dipandang
1. Unsur Intrinsik
a. Tokoh
Tokoh dalam drama anak-anak selain orang dewasa dan anak-anak juga biasa
berupa boneka, binatang, tumbuhan, dan benda mati, sikap dan tingkah lakunya tetap
menggambarkan kehidupan manusia. Ciri –ciri tokoh drama anak-anak, yaitu yang
pertama memiliki ciri-ciri kebadanan seperti: usia, jenis kelamin, keadaan tubuh, dan
kondisi wajah. Yang kedua, ciri-ciri kejiwaan, misalnya mentalitas, moral,
temperamen, kecerdasan, dan kepandaian dalam bidang tertentu. Yang ke tiga adalah
ciri-ciri kemasyarakatan, misalnya status sosial, pekerjaan, pendidikan, ideology,
kegemaran,dan peranannya dalam masyarakat.
b. Alur
Alur atau plot dalam drama biasa juga disebut dengan plot atau jalan cerita.
Alur atau struktur drama anak-anak pada umumnya mengandung lima rangkaian
peristiwa, yaitu:
a. Perkenalan adalah rangkaian peristiwa dalam drama anak- anak yang
berisi mengenai keterangan tokoh dan latar. Dalam hal ini, pengarang
memperkenalkan para tokoh, menjelaskan peristiwa yang akan terjadi.
b. Konflik adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak
yang menimbulkan suasana emosional karena pertentangan antara
manusia dengan alam, manusia dengan sesama manusia, manusia dengan
pencipta-Nya, dan manusia dengan diri sendiri.
c. Klimaks adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak yang
menimbulkan puncak ketegangan.
d. Antiklimaks adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak- anak
yang menunjukkan perkembangan lakuan ke arah selesaian.
e. Penyelesaian adalah tahapan rangkaian peristiwa dalam drama anak-anak
yang diakhiri kebahagiaan, kedamaian, atau pun kesedihan.
c. Latar
Pada umumnya tema dalam teks drama anak-anak dinyatakan secara eksplisit.
Di samping itu tema drama anak-anak merupakan pikiran utama yang dikaitkan
dengan masalah kebenaran dan kejahatan. Misalnya, perbuatan yang jahat akan
dikalahkan oleh perbuatan yang baik.
2. Unsur Ekstrinsik
Adapun unsur ekstrinsik yang terdapat dalam karya sastra yang berbentuk
drama anak-anak, meliputi: yang pertama adalah biografi pengarang, dalam hal ini
pengarang sastra anak-anak perlu menjiwai corak kepribadian anak-anak.Yang kedua
adalah psikologi, ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang, (P.
Hariyanto, 1997-1998: 930), psikologi juga merupakan ilmu yang berkaitan dengan
proses-proses mental, baik berkenaan dengan proses mental yang normal maupun
abnormal. Yang ketiga adalah sosiologi, ilmu pengetahuan yang mempelajari
berbagai struktur sosial dan proses-proses sosial, (P. Hariyanto, 1997-1998: 932).
Badudu , J.S. dan Zain, Sutan Mohammad. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Cayne, Bernard S., dkk. 1990.The New Lexicon Webster’s Dictioanray of The English
Languange. New York: Lexicon Publication. Inc.
Dallman, Martha, dkk. 1974. The Teachings of Reading. St. Cloud: Holt, Rinehart
Wiston, Inc.
Rosdiana, Yus., dkk. 2007. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka
Santosa, Puji,dkk. 2003. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Sarumpaet, Riris K. Toha. 1976. Bacaan Anak –anak. Jakarta: Pustaka Jaya.
Shadily, Hassan, (ed). 1980.Ensiklopedi Indonesia I. Jakrta: Penerbit Buku Ichtiar
Baru-Van Hoeve.
Tim Penyusun Kamus. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Kedua. Jakarta:
Balai Pustaka.
Glosarium
Alur : jalinan peristiwa dalam karya sastra untuk mencapai
efek tertentu.
Latar atau setting : karang mengenai waktu, ruang dan suasana terjadinya
mengarang.