Kelompok 3
Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak
melalui pandangan anak-anak (Norton,1993). Hunk (1987) mengemukakan bahwa tidak
menjadi masalah siapa yang menulis atau membuat karya sastra anak asalkan
penggambarannya ditekan pada kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagi
mereka.
Menurut Hunt (1995: 12) mendefinisikan sastra anak sebagai buku bacaan yang dibaca
oleh, yang secara khusus cocok untuk, dan yang secara khusus pula memuaskan
sekelompok anggota yang kini disebut anak.
segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak.
Sementara Ampera (2010: 10) berpendapat bahwa sastra anak adalah buku-buku bacaan
atau karya sastra yang sengaja ditulis sebagai bacaan anak, isinya sesuai dengan minat dan
pengalaman anak, sesuai dengan tingkat perkembangan emosi dan intelektual anak.
Sastra anak dapat didefinisikan dengan memperhatikan definisi sastra secara umum dan
sastra bagaimana yang sesuai untuk anak. Mengenai hal ini ada beberapa pandangan,
yaitu antara lain:
1.Ada pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang sengaja memang ditujukan untuk
anak-anak.
2.Berpandangan bahwa sastra anak berisi tentang cerita anak. Isi cerita yang dimaksud
adalah cerita yang menggambarkan pengalaman, pemahaman, dan perasaan anak.
3.Sastra anak adalah sastra yang ditulis oleh anak-anak. Pandangan ini memang cukup
beralasan karena hanya anak-anak yang benar-benar dapat mengekspresikan
pengalaman, perasaan dan pemikirannya dengan jujur dan akurat.
4.Pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang berisi nilai-nilai moral atau pendidikan
yang bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan kepribadannya menjadi anggota
masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Tujuan Pembelajaran Sastra di SD
Dalam pandangan Tarigan (2011: 6-8), terdapat enam manfaat sastra terhadap
anak-anak.
• Sastra memberikan kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan kepada anak-
anak.
• Sastra dapat mengembangkan imajinasi anak-anak dan membantu mereka
mempertimbangkan dan memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan
dengan berbagai cara.
• Sastra dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru yang seolah-olah
dialami sendiri oleh para anak.
• Sastra dapat mengembangkan wawasan para anak menjadi perilaku insani.
• Sastra dapat menyajikan serta memperkenalkan kesemestaan pengalaman
kepada para anak.
• Sastra merupakan sumber utama bagi penerusan warisan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
Selain fungsi pendidikan dan hiburan, menurut Suwardi
Endraswara (2002), sastra anak juga berfungsi (1) membentuk
kepribadian, dan (2) menuntun kecerdasan emosi anak. Perkembangan
emosi anak akan dibentuk melalui karya sastra yang di bacanya. Selain
dua fungsi tersebut, sastra anak mempunyai beberapa fungsi khusus
berikut ini.
1. Melatih dan memupuk kebiasaan membaca pada anak-anak.
2. Membantu perkembangan intelektual dan psikologi anak.
3. Mempercepat perkembangan bahasa anak.
4. Membangkitkan daya imajinasi anak.
Karakteristik Bacaan Sastra Pada Anak SD
Karakteristik atau ciri-ciri sastra pada anak SD dapat dilihat dari
beberapa segi, setidaknya dari dua segi, yaitu :
1. Segi kebahasaan
a. Struktur kalimat
Dalam sastra anak lebih banyak dijumpai kalimat tunggal daripada
kalimat majemuk yang dapat berupa kalimat aktif maupun pasif, negatif
atau positif, serta kalimat dengan susunan beruntun atau inversi.
b. Pilihan kata
Satra anak pada umumnya menggunakan kata-kata ynag sudah dikenal
oleh anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya, Kata-kata konkret lebih
banyak digunkan daripada kata abstrak.
c. Gaya bahasa/ majas
Sedikit sekali digunakan majas, hal ini berkaitan dengan ciri
pilihan kata yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa sastra anak lebih
banyak mengunakan kata-kata konkret.
2. Segi kesastraan
Dapat dilihat dari unsur instrinsiknya, terutama pada karya fiksi.
Dalam hal ini ciri itu dilihat dari unsur intrisik utama karya sastra,
yaitu:
a. Alur cerita
Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis
menurut hukum kausalitas (sebab-akibat).
b. Karakter/ tokoh cerita
Dilihat dari individunya, tokoh cerita anak dapat berupa manusia,
binatang, atau tanaman, bahkan benda lain seperti peralatan rumah
tangga.
c. Tema
Cerita anak biasanya memiliki tema tunggal (satu tema mayor)
tanpa subtema (tema minor). Hal ini terkait dengan kemampuan anak
yang terbatas dalam menggali tema dalam bacaan.
e. Fungsi Terapan
Fungsi terapan adalah sajian cerita yang harus bersifat informatif
dan mengandung unsur-unsur yang bermanfaat, baik untuk
pengetahuan umum, keterampilan khusus, maupun untuk
perkembangan anak.
Perbedaan Bacaan Sastra Pada Anak SD