Anda di halaman 1dari 4

EPIC

Menurut Aminudin
Puisi epik, yakni puisi yang di dalamnya mengandung cerita kepahlawanan,
baik kepahlawanan yang berhubungan dengan legenda, kepercayaan, maupun
sejarah. Pusii epik dibedakan antara folk-epic, yakni bila nilai akhir puisi itu untuk
dinyanyikan dan literary-epic, yakni bila nilai akhir puisi itu untuk dibaca,
dipahami, dan diresapi maknanya. Najid (2003:14), juga mengartikan bahwa puisi
epik adalah puisi yang disampaikan oleh penyair dalam bentuk cerita.
Pembicaraan puisi epik biasanya selalu dikaitkan dengan kisah-kisah klasik
peperangan dan kepahlawanan yang menakjubkan. Mengingat kisah-kisah itu terdiri
dari serangkaian peristiwa dan sejumlah episode, maka bentuk puisi epik hampir
selalu berupa puisi naratif yang panjang. Di dalam perkembangannya kemudian,
panjang pendeknya puisi itu, bukanlah merupakan ukuran mutlak. Ia juga bukan
merupakan ciri satu-satunya.
Oleh karena itu, puisi naratif yang panjang itu, harus diikuti pula oleh ciri lainnya,
baik yang menyangkut isi, maupun gaya atau style yang digunakan. Jadi, puisi
naratif yang panjang, belum tentu dapat disebut puisi epik, jika di dalamnya kita
tidak menjumpai peristiwa besar peperangan, kisah kepahlawanan, kehebatan
tokoh-tokoh digdaya atau campur tangan makhluk supernatural.
Kata epik berasal dari bahasa Latin, epicus dan dalam bahasa Yunani, epikos yang kemudian menurunkan
kata epos. Dalam bahasa Indonesia, kata epik dan epos sering digunakan untuk pengertian yang sama,
yaitu yang berkaitan dengan cerita kepahlawanan atau wiracarita. Padahal, epik merupakan kata sifat
dari kata benda Epos. Jadi, untuk mengacu pada sifatnya kita memakai epik, sedangkan untuk mengacu
pada bendanya kita memakai epos.
Hal yang sama terjadi dalam bahasa Inggris. Epos dimaknai sebagai puisi epik (epic poetry), sedangkan
epik (epic) dimaknai sebagai puisi naratif yang panjang yang mengisahkan sebuah tradisi atau sejarah
kepahlawanan yang ditempatkan dalam kedudukan yang tinggi. Dalam bahasa Perancis, maknanya lebih
jelas. Epik (epique) dimaknai yang bersifat syair kepahlawanan atau bersifat kidung perwira. Jadi
pengertian puisi epik berkaitan dengan kisah-kisah epos, seperti epos Mahabarata atau epos Ramayana.
Berdasarkan asal-usul cerita yang diangkatnya, puisi epik dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu epik primer dan epik sekunder. Yang pertama disebut epik tradisional, epik
anonim, epik rakyat (folk epics) yang semuanya termasuk ke dalam sastra lisan.
Yang kedua disebut epik seni (art epics) atau epik sastra (literary) yang termasuk ke
dalam sastra tertulis. Yang membedakan keduanya, terletak pada siapa
pengarangnya dan bagaimana cara penyebaran.

Epos Ramayana dan Mahabarata yang konon disusun Valmiki dan Vyasa, misalnya,
keduanya dipercayai berasal dari sastra lisan, Pancatantra yang muncul sekitar
abad ke-3. Siapa pengarangnya? Tidak ada yang tahu, karena Valmiki dan Vyasa
hanya penyusunnya. Lalu, bagaimana pula penyebarannya? Dari mulut ke mulut.
Jadi, pada mulanya keduanya berasal dari sastra lisan yang tidak diketahui
pengarangnya. Bahwa kemudian kita menemukan banyak naskah (tertulis)
Ramayana dan Mahabarata dalam khasanah sastra Melayu klasik, ia tetap termasuk
jenis epik primer karena keanoniman pengarangnya dan cara penyebarannya yang
dari mulut ke mulut.

Mengenai contoh puisi epik, hampir semua sumber Barat menyebut mahakarya
Yunani klasik, seperti epos Iliad dan Odyssey yang mengisahkan kepahlawanan
Achiles dan Odysseus. Iliad mengangkat peperangan Yunani dan Troya, dan Odyssey
mengangkat pengembaraan Odysseus yang pulang ke tanah airnya, Ithaca, selepas
perang Troya.
Di antara sumber Barat, hanya satu-dua yang menyebut Mahabarata sebagai
contoh puisi epik. Sesungguhnya, dalam khasanah kesusastraan klasik Nusantara,
terdapat begitu banyak epos seperti itu, di antaranya dapat disebutkan, Lutung
Kasarung, Babad Sunda (Sunda), Babad Banten, Babad Cerbon (Jawa), Anak Dalom
dan Si Dayang Rindu (Sumatra Selatan), Syair Perang Mengkasar (Palembang), Syair
Perang Johor (Riau), Hikayat Muhammad Hanafiah (Melayu), dan niscaya banyak
banyak lagi.

Contoh Puisi EPIC


PEMUDA UNTUK PERUBAHAN
Karya: Ananda Rezky Wibowo
Indonesia Menangis
bahkan tercabik
dengan hebatnya penguasanya korupsi
tak peduli rakyatnya mengemis
Kesejahteraan tinggallah angan
keadilan hanyalah khayal
kemerdekaan telah terjajah
yang tersisah hanya kebodohan
Indonesiaku, Indonesia kalian
jangan hanya tinggal diam kawan
mari bersatu ambil peranan
sebagai pemuda untuk perubahan...
Ibu Kartini
Dahulu wanita selalu diinjak-injak
Tetapi sekarang tidak lagi
Karena dahulu Ibu Kartini berjuang keras
Untuk menyelamatkan kaum wanita
Pengorbanan
Detik-detik penuh dengan ancaman
Ketiga raga di pucuk darah penghabisan
Mata tombak yang selalu mengintai
Darah mengucur deras bagai badai
Tak kenal senjata, tak kenal mati

Hanya kaulah pahlawan sejati


Senyum Suci

Anda mungkin juga menyukai