Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL PIJAKI LANGIT

MENGETUK PINTU SURGA KARYA NOVELYZIUS

(PENDEKATAN SOSIOLOGI SASTRA)

ARTIKEL

Diajukan sebagai Satu Syarat untuk Mencapai

Pembimbing Materi Gelar Sarjana Sastra

Stella Karouw, S.S., M.Hum oleh


NIP. 197209152003122001

Pembimbing Teknis Ar Elanie Udampo

17091101014

Sastra Indonesia

Dr. Dra. Djeinnie Imbang, M.Hum


NIP. 196506161991032003

Ketua Jurusan

Stella Karouw, S.S., M.Hum


NIP. 197209152003122001

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

FAKULTAS ILMU BUDAYA

MANADO

2023
ABSTRAK

Penelitian yang terdapat dalam skripsi ini membahas nilai-nilai moral dari novel Pijaki

Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius. Nilai-nilai moral yang dianalisis adalah nilai

moral yang berhubungan dengan Tuhan, nilai moral yang berhubungan dengan dirinya sendiri,

nilai moral yang berhubungan dengan sesama, dan nilai moral yang berhubungan dengan

lingkungan. Selain itu juga, penelitian ini mendeskripsikan resepsi pembaca berkaitan dengan

nilai moral dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif

dengan langkah-langkah yaitu pengumpulan data, analisis data serta penyajian hasil analisis.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa nilai moral yang berhubungan

dengan Tuhan terdiri atas 5 kutipan data, nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri

yang terdiri atas 7 kutipan data, nilai moral yang berhubungan dengan sesama yang terdiri atas

4 kutipan data, dan nilai moral yang berhubungan dengan lingkungan yang terdiri atas 1

kutipan data. Resepsi pembaca terhadap novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga yaitu para

pembaca memberikan tanggapan atau respon yang positif.

Kata Kunci : Nilai-nilai moral, metode deskriptif kualitatif, novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu
Surga.
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Emzir dan Rohman (2015), karya sastra merupakan karya seni yang

menggunakan unsur bahasa sebagai unsur medianya dan karya sastra juga difungsikan

sebagai media untuk merenungkan nilai-nilai terdalam dari pembaca. Karya sastra berisi

pengalaman-pengalaman manusia, maka pengalaman itu diungkapkan sedemikian rupa

untuk memperoleh sari pati yang diinginkan. Karya sastra lahir karena adanya sesuatu

yang menjadikan jiwa seorang pencipta atau pengarang mempunyai rasa yang berkaitan

dengan batin terhadap suatu persoalan atau peristiwa, baik dari yang dialaminya dari

persoalan dalam masyarakat maupun dari diri pengarang itu sendiri. Persoalan-persoalan

tersebut memberikan ide bagi pencipta atau pengarang karya sastra kemudian dituangkan

ke dalam bentuk suatu karya sastra itu. Salah satu bentuk karya sastra itu sendiri yaitu

novel.

Novel dalam bahasa Jerman disebut novella dan dalam bahasa Inggris disebut novel,

kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa. Novel adalah karangan

prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seorang tokoh dengan tokoh

disekelilingnya dan menonjolkan watak setiap tokoh tersebut. Novel adalah karangan

prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di

sekelilingnya, dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Amalia dan

Fadhilasari, 2022). Novel dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Sedangkan

unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu dari luar yang

memuat berbagai nilai- nilai kehidupan manusia. Nilai yang dimuat dalam novel

diantaranya adalah nilai moral.

Nilai moral dalam karya sastra yang berupa novel biasanya mencerminkan

pandangan hidup pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai moral. Nilai moral

merupakan suatu aturan yang berlaku dalam masyarakat, baik ucapan, perbuatan maupun

tingkahlaku seseorang yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, maupun orang lain

(Subur, 2015). Penyampaian moral dalam karya sastra oleh pengarang dapat dilakukan
melalui aktivitas
tokoh ataupun penutur langsung pengarang. Dalam penuturan langsung, pengarang

memberikan penjelasan tentang hal yang baik ataupun hal yang tidak baik secara

langsung. Penyampaian moral melalui aktivitas tokoh, biasanya disampaikan lewat

dialog, tingkah laku, dan pikiran tokoh yang terdapat dalam cerita tersebut.

Dalam novel ini, penulis menemukan banyak nilai moral yang dapat dipelajari di

antaranya yaitu dalam perjalanan kehidupan di dalamnya pasti terdapat cinta,

pengorbanan dan persahabatan. Selain itu juga, sikap seperti pengorbanan selalu di

ajarkan dalam menjalani kehidupan. Novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga

diceritakan tentang seorang Rhe yang merupakan laki-laki yang disukai banyak wanita,

meskipun wajahnya tidak terlalu ganteng, cukup rupawan dan berkharisma, tetapi

sikapnya baik dan pembawaannya memancarkan pesona. Hal ini menjadi kelebihan

sekaligus kekurangan Rhe. Rhe bertemu dengan seorang yang bernama Uttara yang

sikapnya cenderung dingin dan tertutup. Dalam perkenalan singkat, Rhe meminta Uttara

menuliskan cerita hidupnya yang membawa dirinya pada sebuah pengalaman yang tak

pernah ia sangka. Novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius memiliki

satu tokoh utama yaitu Rhe dan beberapa tokoh tambahan, yaitu Ayah Rhe yang sangat

bertanggung jawab terhadap keluarganya, Ibu Rhe yang memiliki sikap mengasihi, Anggi

yang memiliki sifat kejujuran, Mia yang memiliki sifat kesetiaan, Kayla yang sangat jujur

dan sabar, Tio pekerja keras dan gigih, Adisty yang memiliki sifat ketulusan, Randy dan

Galih yang sangat bersahabat, Angga yang selalu setia dan tulus, Dudung yang memiliki

sifat jujur serta Uttara yang memiliki sifat gigih, semangat hidup dan kerja keras. Sifat-

sifat ini mengarah pada nilai- nilai moral yang mereka miliki.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini yaitu:

1. Jenis nilai moral apasaja yang terdapat dalam novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu
Surga

karya Novelyzius?
2. Bagaimana resepsi pembaca berkaitan dengan nilai moral dalam novel Pijaki Langit

Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah, dapat diuraikan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi, menganalisis, dan mendeskripsikan jenis nilai moral yang terdapat

dalam novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius.

2. Mendeskripsikan resepsi pembaca berkaitan dengan nilai moral dalam novel Pijaki

Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk meningkatkan

pengetahuan mengenai nilai-nilai moral dalam bidang karya sastra novel dan salah

satunya dalam novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman tentang nilai-nilai moral

yang terdapat dalam novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius,

sehingga mempermudah untuk menganalisis setiap karya sastra dalam bentuk novel.

E. Tinjauan Pustaka

1. Elyna Setyawati (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai Moral dalam

Novel Surat Kecil untuk Tuhan karya Agnes Davonar (Pendekatan Pragmatik)”.

2. Ariya Sudrajat (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel

Surga Cinta Vanesa karya Miftahul Asror Malik dan Relevansinya dengan

Pembelajaran Sastra di SMA”.

3. Selvi Oktaviani (2018) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai Moral dalam

Novel Beauty and Sadness karya Yasunari Kawabata”.


4. Aluisius T. Kurniadi (2019) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Nilai Moral dan

Nilai Sosial dalam Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere

Liye dan Implementasinya”.

5. Rita Saputri (2020) dalam skripsinya yang berjudul “Nilai-nilai Moral dalam Novel

Dua Garis Biru karya Gina S. Noer”.

6. Selfiana Herman (2020) dalam skripsinya yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel

Selembar itu Berarti karya Suryaman Amipriono”.

7. Ritanto Ilahi (2021) dalam skripsinya yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel 3600

Detik karya Charon: Kajian Pragmatik Sastra”.

8. Hatimah Khusnul (2019) dalam jurnalnya yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel

Menari di Atas Awan Karya Maria A. Sardjono Tinjauan Sosiologi Sastra”.

9. Eriyan (2017) dalam jurnalnya yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel Mars karya

Aishworo Ang (Pendekatan Sosiologi Sastra)”.

10. Rismayanti, dkk (2020) dalam jurnalnya yang berjudul “Kajian Sosiologi Sastra dalam

Novel Puzzle Mimpi karya Anna Farida”.

F. Landasan Teori

Landasan teori yang penulis ambil untuk membangun penelitian ini adalah landasan

teori mengenai nilai moral. Nilai adalah sesuatu sifat atau hal penting dan berguna bagi

kemanusiaan. Nilai dapat berupa konsep, prinsip, cara berpikir, perilaku dan sikap

seseorang (Fitriani, dkk, 2017). Kandungan nilai dalam karya tidak hanya mengungkapkan

keindahan saja, tetapi memiliki juga titik identifikasi dengan pengarang dan lingkungan.

Seorang pengarang berupaya menyampaikan tanggapan, gagasan perasaan, pengalaman

dan pandangan-pandangan terhadap kehidupan masyarakat sekitarnya.

Ciri-ciri nilai moral dibandingkan dengan nilai-nilai non-moral yaitu berkaitan dengan

tanggung jawab, berkaitan dengan hati nurani, mewajibkan, dan bersifat formal (Sibarani,

2021). Nurgiyantoro dalam Satinem (2019) menjelaskan jenis-jenis nilai moral yang

terdapat pada karya sastra, yaitu nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan, nilai moral
yang berhubungan dengan diri sendiri, nilai moral yang berhubungan dengan sesama, dan

nilai moral yang berhubungan dengan lingkungan. Nilai moral dapat disampaiakan secara

langsung maupun secara tidak langsung (Nurgiyantoro, 2015).

Resepsi berasal dari bahasa Latin yaitu recipire yang diartikan sebagai penerimaan

atau penyambutan pembaca. Dalam arti luas resepsi diartikan sebagai pengolahan teks,

cara-cara pemberian makna terhadap karya sehingga dapat memberikan respon

terhadapnya. Respon yang dimaksudkan tidak dilakukan antara karya dengan seorang

pembaca melainkan pembaca sebagai proses sejarah, pembaca dalam periode tertentu.

Resepsi sastra merupakan aliran sastra yang meneliti teks sastra dengan

mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggapan. Dalam

memberikan sambutan dan tanggapan tentunya dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, dan

golongan sosial (Rokhmansyah, 2014).

G. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang akan penulis gunakan yaitu metode deskriptif kualitatif.

Metode deskriptif kualitatif merupakan metode di mana peneliti mendeskripsikan suatu

objek, fenomena, atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan yang bersifat

naratif. Arti dalam penulisannya data dan fakta yang digimpun berbentuk kata atau gambar

dari pada angka. Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penelitian yaitu

pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis.

II. IDENTIFIKASI DAN KLASIFIKASI NILAI MORAL DALAM NOVEL PIJAKI

LANGIT MENGETUK PINTU SURGA

A. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Tuhan

a. Kemudian, Tio menghitung uang hasil ngamen hari ini. Sepertinya hasil hari ini cukup
banyak.
“Berapa, Yo?”
“Alhamdulillah. Seratus dua puluh dua ribu.” Tio girang. “Banyak banget Mas.”
“Syukur, deh.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 22).

b. “Apa yang ada dalam pikiran lo, Yo?” Tanya Rhe.


“Pasangan yang serasi, kan! Nah sekarang kalo kita ngeliat seorang asisten rumah
tangga yang berduaan dengan kekasihnya yang misalnya, cuma tukang becak atau
buruh bangunan. Maka kita akan selalu saja memandang rendah mereka. Padahal
Tuhan
menciptakan cinta untuk semua makhluknya. Tuhan nggak pernah bersabda bahwa
cinta itu diciptakan hanya untuk yang berparas rupawan saja. Atau yang memiliki
harta. Kita semua berhak merasakan cinta itu.”
Tio mengangguk mulai mengerti. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 55).

c. “Bro, mending sekarang lo cuci muka. Atau yang paling bagus lo sholat. Sekalian
sholat tahajud.”
“Sholat?” tanyaku.
“Coba lo inget, kapan terakhir kali lo sholat?”
Aku tersentak. Kata-kata Dudung seperti menamparku.
Sudah sebegitu jauhkah aku dari Tuhan? batinku.
“Insyaallah lo bakal lebih tenang setelah sholat, bro.”
Aku setuju dengan pendapat Dudung. Aku pun menyucikan diriku menghadap
kepada- Nya. Diatas sajadah aku tafakur. Menyebut nama-Nya dengan khusyuk.
Setiap kali aku menyebut nama-Nya jiwaku bergetar. Getaran yang sangat kurindukan.
Getaran yang menenangkan. Aku pun menangis. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga,
2020 : 83).

d. “Gua harap kalian sadar apa yang telah kalian lakukan. Keadaan Rhe saat ini sangat
kritis. Benturan di kepalanya sangat parah. Dari pada bertengkar, baiknya kita sama-
sama berdoa buat Rhe. Cuma itu yang bisa kita lakukan, Doa yang tulus, dan itu pun
jika kalian benar-benar mencintai Rhe.” Angga angkat bicara. Ia yang sedari tadi diam
akhirnya ikut bersuara. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 119).

e. Aku memasuki sebuah kompleks perumahan. Kuperhatikan alamat di kertas yang


sejak tadi aku genggam. Alamatnya sudah pas, tinggal mencari nomor rumahnya,
Langit sore itu telah memerah. Kumandang azan maghrib sudah terdengar.
Mending gua sholat dulu, pikirku mempertimbangkan dan aku segera mencari masjid.
(Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 123).

B. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Dirinya Sendiri

1. Rhe pun hanya bisa mengalah. Masuk kamar mandi, mencuci muka, dan menggosok
gigi.
Keluar dari kamar mandi, muka sudah bersih, gigi kembali putih dan napas yang
segar. Saatnya sarapan sepiring nasi goreng yang masih hangat dan secangkir teh.
Pasti enak. Tanpa harus menunggu lebih lama, ia nikmati hidangan pagi itu. (Pijaki
Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 4).

2. Mulai dari lagu-lagu klasik, jazz sampai blues mereka mainkan. Jujur, empat jempol
buat Tio. Hanya berbekal dari buku dan kaset yang Rhe pinjamkan kemampuannya
sudah sangat maju. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 20).

3. Rhe membuka kap mesin mobil. Sesaat ia periksa air radiator, oli, dan minyak rem.
Semuannya sempurna. Mesin pun dihidupkan. Lalu menyiapkan peralatan tempur.
Selang, ember, spon, shampoo mobil, semir ban, kuas, vacum, dan kanebo. Rhe akan
mencuci mobilnya. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 27).

4. Anggi tersenyum geli. “Mas, anak-anak udah siap.”


“Ya udah, ntar aku nyusul. Kamu duluan aja.”
Tanpa banyak bicara Anggi berlalu.
Rhe pun berdiri hendak menyusul Anggi.
“Mau ke mana lo?” Tanya Randy
“Ngelatih Anggi ama temen-temennya.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 :
41).
5. Aku kembali mengerjakan tugasku. Melayani dan mengawasi pengunjung. Bukan
karena rasa kepercayaanku terhadap orang lain yang minus. Tapi memang, rasa
kepemilikan orang-orang ini masih terlalu tinggi. Sehingga selalu menganggap milik
orang lain adalah miliknya juga. Tak jarang para pemilik toko apapun mengalami
kerugian karena barang daganganya yang disambar. Dan tugasku adalah mengawasi
agar hal itu tak terjadi. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 63).

6. Siang itu mereka berada di taman belakang kampus. Angin membelai tiap lembaran
rambut Adisty. Rhe hanya terpaku.
”Aku sayang kamu Rhe”
Rhe terdiam. Lidahnya serasa kelu. Tubuhnya bergetar Adisty pun menangis. Yang
bisa dilakukan Rhe adalah memeluk Adisty. Menenangkannya dalam pelukan. (Pijaki
Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 77).

7. “Gua mau nanya sama lo Rhe, dan jawab dengan jujur. Di antara Mia, Kanya, dan
Adisty siapa yang lo cintai?”
Rhe memandangku sejenak. Lalu, ia menatap langit.
Aku menunggu jawaban dari Rhe.
“Aku mencintai mereka,” jawab Rhe. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 :
102).

C. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Sesama

1. direpotkan, tapi Rhe dan Papa juga kena getahnya. Ada saja yang ia pinjam dari Rhe.
Juga Papa yang harus mengantar dia ke sekolah. Tak jarang Papa telat masuk kantor
karena harus mengantarkan Anggi terlebih dahulu. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu
Surga, 2020 : 1).

2. Anggi tampak kerepotan. Terburu-buru ia memasukkan buku-bukunya ke dalam tas


selempang yang ia pinjam dari Rhe. Sedangkan Mama disamping Anggi dengan
sepiring nasi goreng, menyuapi Anggi.
Rhe berjalan mendekati Anggi, dan setelah dekat, dengan cepat Rhe mencium pipi
adiknya itu. Anggi langsung melotot kesal.
“Mas Rhe! Iseng deh. Kan lu belum gosok gigi! Udah nyium gue! Bau tahu!” Anggi
langsung ngomel setelah mulutnya kosong. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga,
2020
: 3).

3. Suatu ketika Mama bertanya.


“Rhe, kamu suka banget ya lihat Mama melukis?”
“Iya Ma. Soalnya lukisan Mama tuh bagus banget.”
Mama pun tersenyum mendengar pujian itu. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020
: 8).

4. “Lo gak boleh gitu. Emang gua yang dulu ngajarin lo. Tapi, kan lo yang
bermetamorfosis sendiri. Gua Cuma bantu lo dikit kok. Keren lo!” Kekaguman Rhe
tak jua tuntas. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 22).

5. “Tio, Tio. Cinta itu pun bukan hal yang hina. Itu hal yang wajar. Itu tandanya lo masih
punya hati dan jiwa. Karena lo masih bisa ngerasain keindahan cinta. Cinta pun bukan
cuma milik kasta atau golongan tertentu.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 :
55).

D. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Lingkungan

1. “Jatuh cinta? Kayaknya tiap hari gua selalu jatuh cinta.”


Adisty semakin tak mengerti
“Jatuh cinta pada langit. Pada bumi. Pada bulan. Pada matahari. Pada bintang. Pada
setiap benda langit.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 47).

III. ANALISIS NILAI-NILAI MORAL DALAM NOVEL PIJAKI LANGIT

MENGETUK PINTU SURGA KARYA NOVELYZIUS

A. Jenis Nilai Moral

1. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Tuhan

a. Kemudian, Tio menghitung uang hasil ngamen hari ini. Sepertinya hasil hari ini

cukup banyak.

“Berapa, Yo?”
“Alhamdulillah. Seratus dua puluh dua ribu.” Tio girang. “Banyak banget Mas.”
“Syukur, deh.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 22).

Kutipan dari data pertama ini menjelaskan bahwa Tio merasa bersyukur meskipun

dia hanya seorang pengamen tetapi bisa mnghasilkan uang yang cukup untuk

memenuhi kehidupannya sehari-hari. Hal ini termasuk dalam jenis nilai moral

yang berhubungan dengan Tuhan karena terdapat kata bersyukur yang merupakan

salah satu gambaran dari nilai moral tersebut. Rasa syukur muncul seperti sebuah

ketenangan dalam hati ketika menghadapi sebuah persoalan. Sikap bersyukur

akan membuat hidup menjadi lebih tenang dan damai. Syukur adalah salah satu

bentuk terima kasih kepada Tuhan atas segala bentuk nikmat, rahmat dan hidayah.

b. “Apa yang ada dalam pikiran lo, Yo?” Tanya Rhe.

“Pasangan yang serasi, kan! Nah sekarang kalo kita ngeliat seorang asisten rumah
tangga yang berduaan dengan kekasihnya yang misalnya, cuma tukang becak atau
buruh bangunan. Maka kita akan selalu saja memandang rendah mereka. Padahal
Tuhan menciptakan cinta untuk semua makhluknya. Tuhan nggak pernah
bersabda bahwa cinta itu diciptakan hanya untuk yang berparas rupawan saja.
Atau yang memiliki harta. Kita semua berhak merasakan cinta itu.”
Tio mengangguk mulai mengerti. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 :

55). Kutipan dari data kedua ini menjelaskan bahwa bagaimana Rhe mengajarkan

kepada Tio untuk menghargai ciptaan Tuhan sang pemilik kehidupan apapun latar

belakangnya. Karena Tuhan telah menciptakan cinta untuk semua makhluk


ciptaannya. Cinta adalah anugerah terindah dari Tuhan yang merupakan fitrah

bagi manusia.

c. “Bro, mending sekarang lo cuci muka. Atau yang paling bagus lo sholat. Sekalian
sholat tahajud.”
“Sholat?” tanyaku.
“Coba lo inget, kapan terakhir kali lo sholat?”
Aku tersentak. Kata-kata Dudung seperti menamparku.
Sudah sebegitu jauhkah aku dari Tuhan? batinku.
“Insyaallah lo bakal lebih tenang setelah sholat, bro.”
Aku setuju dengan pendapat Dudung. Aku pun menyucikan diriku menghadap
kepada-Nya. Diatas sajadah aku tafakur. Menyebut nama-Nya dengan khusyuk.
Setiap kali aku menyebut nama-Nya jiwaku bergetar. Getaran yang sangat
kurindukan. Getaran yang menenangkan. Aku pun menangis. (Pijaki Langit
Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 83).

Kutipan dari data ketiga menjelaskan bahwa ibadah dapat memberikan rasa

damai, aman dan tenang. Ibadah merupakan salah satu cara untuk lebih

mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga segala bentuk kecemasan, ketakutan

dan kesedihan yang dirasakan menghilang. Manusia sebagai ciptaan Tuhan

mempunyai kewajiban terhadap Sang Pencipta yaitu beribadah, melaksanakan

perintah dan menjauhi larangan-Nya.

d. “Gua harap kalian sadar apa yang telah kalian lakukan. Keadaan Rhe saat ini
sangat kritis. Benturan di kepalanya sangat parah. Dari pada bertengkar, baiknya
kita sama-sama berdoa buat Rhe. Cuma itu yang bisa kita lakukan, Doa yang
tulus, dan itu pun jika kalian benar-benar mencintai Rhe.” Angga angkat bicara. Ia
yang sedari tadi diam akhirnya ikut bersuara. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu
Surga, 2020 : 119).

Kutipan dari data keempat menjelaskan bahwa doa merupakan permintaan atau

permohonan kepada Pencipta. Selain mendoakan diri sendiri, manusia juga dapat

mendoakan sesamanya sehingga semakin besar mengalir rasa kasih sayang dan

kecintaan di antara manusia, serta menunjukkan kesempurnaan iman mereka.

Berdoa berarti memohon kepada Tuhan disertai dengan kerendahan hati untuk

mendapatkan kebaikan. Berdoa kepada Tuhan akan senantiasa diucapkan baik

dalam keadaan senang maupun susah, dalam penderitaan maupun kebahagiaan,

dalam kesulitan maupun kemudahan.

e. Aku memasuki sebuah kompleks perumahan. Kuperhatikan alamat di kertas yang


sejak tadi aku genggam. Alamatnya sudah pas, tinggal mencari nomor rumahnya,
Langit sore itu telah memerah. Kumandang azan maghrib sudah terdengar.
Mending gua sholat dulu, pikirku mempertimbangkan dan aku segera mencari
masjid. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 123).

Kutipan dari data kelima menjelaskan mengenai hubungan manusia dengan Tuhan

melalui Sholat atau berdoa kepada Tuhan. Melakukan Sholat atau memanjatkan

doa merupakan pengantara manusia kepada Tuhan dan berharap untuk

mendapatkan segala kebaikan dan keselamatan dari Tuhan.

2. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Dirinya Sendiri

a. Rhe pun hanya bisa mengalah. Masuk kamar mandi, mencuci muka, dan
menggosok gigi.
Keluar dari kamar mandi, muka sudah bersih, gigi kembali putih dan napas yang
segar. Saatnya sarapan sepiring nasi goreng yang masih hangat dan secangkir teh.
Pasti enak. Tanpa harus menunggu lebih lama, ia nikmati hidangan pagi itu.
(Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 4).

Kutipan dari data pertama menjelaskan bahwa dimana Rhe merupakan sosok yang

memiliki gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat merupakan suatu tindakan manusia

untuk menjaga atau melakukan beberpa hal agar mampu mendukung fungsi tubuh,

sehingga berdampak baik bagi kesehatan.

b. Mulai dari lagu-lagu klasik, jazz sampai blues mereka mainkan. Jujur, empat
jempol buat Tio. Hanya berbekal dari buku dan kaset yang Rhe pinjamkan
kemampuannya sudah sangat maju. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 :
20).

Kutipan dari data kedua ini menjelaskan adanya upaya atau kerja keras dari Tio.

Melalui kerja keras atau usaha, manusia dapat mengembangkan potensi dalam

dirinya dimana sikap serta perilaku seseorang untuk dapat membuat keputusan

sesuai dengan kemampuannya mengenal bakat, minat, prestasi yang unik dalam

dirinya sehingga dapat mewujudkan potensi diri yang lebih baik.

c. Rhe membuka kap mesin mobil. Sesaat ia periksa air radiator, oli, dan minyak
rem. Semuannya sempurna. Mesin pun dihidupkan. Lalu menyiapkan peralatan
tempur. Selang, ember, spon, shampoo mobil, semir ban, kuas, vacum, dan
kanebo. Rhe akan mencuci mobilnya. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020
: 27).

Kutipan dari data ketiga ini menjelaskan bahwa Rhe memiliki rasa tanggung

jawab terhadap tugasnya. Rasa tanggung jawab adalah suatu bentuk dari sikap dan

perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. Tugas dan


kewajiban yang dilakukan secara bertanggung jawab akan menghasilkan sesuatu

yang lebih baik.

d. Anggi tersenyum geli. “Mas, anak-anak udah siap.”


“Ya udah, ntar aku nyusul. Kamu duluan aja.”
Tanpa banyak bicara Anggi berlalu.
Rhe pun berdiri hendak menyusul Anggi.
“Mau ke mana lo?” Tanya Randy
“Ngelatih Anggi ama temen-temennya.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga,
2020 : 41).

Kutipan dari data keempat ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki cara yang

berbeda dalam belajar dan mengembangkan etos kerjanya. Mengembangkan etos

kerja dan belajar adalah sikap dan perilaku sebagai cerminan dari semangat,

kecintaan, kedisiplinan, kepatuhan atau loyalitas, dan penerimaan terhadap

kemajuan hasil kerja atau belajarnya.

e. Aku kembali mengerjakan tugasku. Melayani dan mengawasi pengunjung. Bukan


karena rasa kepercayaanku terhadap orang lain yang minus. Tapi memang, rasa
kepemilikan orang-orang ini masih terlalu tinggi. Sehingga selalu menganggap
milik orang lain adalah miliknya juga. Tak jarang para pemilik toko apapun
mengalami kerugian karena barang daganganya yang disambar. Dan tugasku
adalah mengawasi agar hal itu tak terjadi. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga,
2020 : 63).

Kutipan dari data kelima ini menjelaskan bahwa adanya disiplin diri yang tumbuh

dalam diri Uttara. Tumbuhnya disiplin diri adalah sikap dan perilaku sebagai

cerminan dari ketaatan, kepatuhan, ketertiban, kesetiaan, ketelitian, dan

keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku.

Seseorang dikatakan disiplin apabila melakukan pekerjaan dengan tertib dan

teratur sesuai dengan waktu dan tempatnya, serta dikerjakan dengan penuh

kesadaran, ketekunan serta tanpa paksaan dari siapa pun.

f. Siang itu mereka berada di taman belakang kampus. Angin membelai tiap
lembaran rambut Adisty. Rhe hanya terpaku.
”Aku sayang kamu Rhe”
Rhe terdiam. Lidahnya serasa kelu. Tubuhnya bergetar Adisty pun menangis.
Yang bisa dilakukan Rhe adalah memeluk Adisty. Menenangkannya dalam
pelukan. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 77).

Kutipan dari data keenam berhubungan dengan perasaan manusia tentang kasih

sayang yang merupakan bentuk perasaan yang menarik untuk dibahas. Kasih
sayang adalah sebuah ucapan atau perbuatan yang diberikan seseorang kepada

orang lain. Kasih sayang adalah sikap dan perilaku yang mencerminkan adanya

unsur memberi perhatian, perlindungan, penghormatan, tanggung jawab dan

pengorbanan terhadap orang yang dikasihi.

g. “Gua mau nanya sama lo Rhe, dan jawab dengan jujur. Di antara Mia, Kanya, dan
Adisty siapa yang lo cintai?”
Rhe memandangku sejenak. Lalu, ia menatap langit.
Aku menunggu jawaban dari Rhe.
“Aku mencintai mereka,” jawab Rhe. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 :
102).

Kutipan dari data ketujuh menjelaskan adanya sikap kejujuran serta rasa cinta

yang dimiliki oleh Rhe. Jujur adalah sebuah kata yang indah di dengar, tetapi

tidak seindah mengaplikasikan dalam keseharian. Jujur sebagai sebuah nilai

merupakan keputusan seseorang untuk mengungkapkan (dalam bentuk perasaan,

kata-kata atau perbuatan) bahwa realitas yang ada tidak dimanipulasi dengan cara

menipu orang lain untuk keuntungan dirinya. Melalui kejujuran kita dapat

mengungkapkan dan menumbuhkan rasa cinta. Menumbuhkan cinta adalah sikap

dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya unsur memberi perhatian,

perlindungan, penghormatan, serta pengorbanan terhadap orang yang dicintai.

Seseorang yang memiliki rasa cinta akan menunjukkan perhatian, perlindungan

dan penghormatan kepada orang yang dicintai.

3. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Sesama

a. Semua orang ikut repot. Bukan hanya Mama dan Mbok Nah yang direpotkan, tapi
Rhe dan Papa juga kena getahnya. Ada saja yang ia pinjam dari Rhe. Juga Papa
yang harus mengantar dia ke sekolah. Tak jarang Papa telat masuk kantor karena
harus mengantarkan Anggi terlebih dahulu. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga,
2020 : 1).

Kutipan dari data pertama ini menjelaskan bahwa adanya kesadaran dari Ayah

Anggi dan Rhe akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai orang tua.

Sebagai Ayah, dia rela mengutamakan kepentingan dari anak-anaknya. Hal ini

didasarkan karena adanya faktor kasih sayang yang berperan penting untuk

kehidupan anak.
Kasih sayang tidak akan dirasakan oleh anak apabila dalam kehidupannya

mengalami hal-hal misalnya kehilangan pemeliharaan orang tuanya, anak merasa

tidak diperhatikan, dan kurang disayangi.

b. Anggi tampak kerepotan. Terburu-buru ia memasukkan buku-bukunya ke dalam


tas selempang yang ia pinjam dari Rhe. Sedangkan Mama disamping Anggi
dengan sepiring nasi goreng, menyuapi Anggi.
Rhe berjalan mendekati Anggi, dan setelah dekat, dengan cepat Rhe mencium pipi
adiknya itu. Anggi langsung melotot kesal.
“Mas Rhe! Iseng deh. Kan lu belum gosok gigi! Udah nyium gue! Bau tahu!”
Anggi langsung ngomel setelah mulutnya kosong. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu
Surga, 2020 : 3).

Kutipan dari data kedua ini menggambarkan pengorbanan seorang ibu sekaligus

istri kepada anak-anaknya. Ia rela merawat dan mengurus kebutuhan yang

diperlukan oleh anak-anaknya. Semuanya itu dia lakukan dengan penuh cinta dan

tanpa paksaan. Selain itu juga, data tersebut menggambarkan kisah kasih sayang

dari keluarga Rhe dimana setiap anggota keluarga memiliki caranya masing-

masing dalam mencurahkan kasih sayang kepada tiap anggota keluarga,

c. Suatu ketika Mama bertanya.


“Rhe, kamu suka banget ya lihat Mama melukis?”
“Iya Ma. Soalnya lukisan Mama tuh bagus banget.”
Mama pun tersenyum mendengar pujian itu. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga,
2020 : 8).

Kutipan dari data ketiga menjelaskan bahwa Rhe sangat menghargai karya dan

prestasi dari ibunya. Dari sikap menghargai akan timbul rasa hormat kepada orang

lain. Menghargai pekerjaan atau prestasi orang lain merupakan salah satu cara

yang bisa dilakukan untuk memberikan kesan positif bagi orang lain agar mereka

termotivasi dan memiliki semangat tinggi dalam melakukan kinerja atau prestasi

terbaiknya.

d. “Lo gak boleh gitu. Emang gua yang dulu ngajarin lo. Tapi, kan lo yang
bermetamorfosis sendiri. Gua Cuma bantu lo dikit kok. Keren lo!” Kekaguman
Rhe tak jua tuntas. (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 22).
“Tio, Tio. Cinta itu pun bukan hal yang hina. Itu hal yang wajar. Itu tandanya lo
masih punya hati dan jiwa. Karena lo masih bisa ngerasain keindahan cinta. Cinta
pun bukan cuma milik kasta atau golongan tertentu.” (Pijaki Langit Mengetuk
Pintu Surga, 2020 : 55).
Kutipan dari data kelima ini menjelaskan bahwa adanya sikap saling membantu

yang dimiliki oleh Rhe. Memiliki rasa tolong-menolong atau kebersamaan adalah

sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya kesadaran serta

kemauan untuk bersama-sama, saling membantu dan memberi pertolongan tanpa

pamrih.

4. Nilai Moral yang Berhubungan dengan Lingkungan

a. “Jatuh cinta? Kayaknya tiap hari gua selalu jatuh cinta.”


Adisty semakin tak mengerti
“Jatuh cinta pada langit. Pada bumi. Pada bulan. Pada matahari. Pada bintang. Pada
setiap benda langit.” (Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga, 2020 : 47).

Kutipan dari data tersebut menggambarkan salah satu hubungan manusia dengan

alam. Dimana manusia harus memiliki kencintaan kepada alam atau lingkungan.

Selain itu, manusia dituntut untuk menyadari kekuatan dan keindahan alam yang

maha dahsyat. Relasi atau hubungan manusia dengan alam muncul karena

kesadaran bahwa diri manusia hanya merupakan bagian terkecil dari alam

semesta. Segala sesuatu yang ada di alam atau lingkungan dapat dimanfaatkan

oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, kondisi alam dapat

berubah dengan adanya campur tangan manusia dengan segala aktifitasnya yang

terkadang melampaui batas. Alam sangat bermanfaat bagi manusia dalam

keberlangsungan hidup. Manusia harus menjaga kelestarian lingkungan sebagai

tempat tinggal semua makhluk hidup. Jika tidak ada lingkungan maka makhluk

hidup tidak akan dapat bertahan hidup.

B. Analisis Resepsi Pembaca tentang Novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya

Novelyzius

Setelah membaca novel yang berjudul Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya

Novelyzius, melalui analisis pendekatan resepsi yang penulis temukan dalam cerita ini

antara lain; novel ini dapat dikatakan novel pembangun jiwa yang memiliki nilai-nilai

moral di dalamnya menceritakan kisah cinta, baik cinta kepada keluarga, sahabat, maupun

pasangan. Selain itu juga, dari novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius

ini diajarkan artinya bersyukur, ikhlas, tabah, pengorbanan, dan tulus dalam menjalani
kehidupan apapun kondisinya, sehingga kita bisa menikmati setiap keindahan dalam

perjalanan kehidupan kita.

IV. PENUTUP

A. Simpulan

Dari penelitian yang penulis lakukan yaitu mengenai nilai-nilai moral yang terdapat

dalam novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga karya Novelyzius, dapat disimpulkan

bahwa ada 4 jenis nilai moral yang terdapat dalam novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu

Surga karya Novelyzius yaitu, nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan terdiri atas 5

kutipan data, nilai moral yang berhubungan dengan diri sendiri yang terdiri atas 7 kutipan

data, nilai moral yang berhubungan dengan sesama yang terdiri atas 4 kutipan data, dan

nilai moral yang berhubungan dengan lingkungan yang terdiri atas 1 kutipan data. Resepsi

pembaca terhadap novel Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga yaitu para pembaca

memberikan tanggapan atau respon yang positif.


DAFTAR PUSTAKA

Al-Ma’ruf, Ali Imron dan Farida Nugrahani. 2017. Pengkajian Sastra Teori dan Aplikasi.
Surakarta: Djiwa Amarta Press.

Amalia, Arisni Kholifatu dan Icha Fadhilasari. 2022. Sastra Indonesia untuk Pelajar dan
Umum. Bandung: Indonesia Emas Group.

Anggito, Albi dan Johan Setiawan. 2018. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi:
CV Jejak.

Azwardi. 2018. Metode Penelitian: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.

Darmadi, Hamid. 2020. Apa Mengapa Bagaimana: Pembelajaran Pendidikan Moral


Pancasila dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta:
An1mage

Emzir dan Saifur Rohman. 2015. Teori dan Pengajaran Sastra. Jakarta: Grafindo

Persada. Endraswara, Suwardi. (2013). Metodologi Penelitian Sastra, Epistemologi,

Model, Teori,
dan Aplikasi. Yogyakarta: CAPS (Centre for Academic Publishing Service).

Eriyan. 2017. “Nilai Moral dalam Novel Mars karya Aishworo Ang (Pendekatan
Sosiologi Sastra). Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Fitriani, Rani Siti, dkk. (2017). Ensiklopedia Bahasa dan Sastra: Macam-macam Karya
Sastra Klasik. Bandung: Talenta Buana.

https://edukasi.okezone.com/read/2018/12/05/65/1987099/hilangnya-sopan-santun-siswa,
08 Desember 2018

https://news.okezone.com/read/2020/08/13/340/2261628/akibat-pergaulan-bebas-ratusan-
remaja-terpaksa-menikah, 13 Agustus 2020

Huliyah, Muhiyatul. 2021. Strategi Pengembangan Moral dan Karakter Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Jejak Pustaka.

Ismayani, Ade. 2019. Metodologi Penelitian. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.

Khusnul, Hatimah. 2019. “Nilai Moral dalam Novel Menari di Atas Awan karya Maia A.
Sardjono Tinjauan Sosiologi Sastra”. Pontianak: Penerbit Universitas Tanjungpura.

Kurniadi. T, Alusius. 2019. “Analisis Nilai Moral dan Nilai Sosial dalam Novel Daun
yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye dan Implementasinya”.
Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Masruro, Ita, dkk. 2021. Menggagas Pembelajaran Sastra Indonesia pada Era
Kelimpahan. Malang: Unisma Press

Mawikere, F. R, dkk. 2018. Pedoman Akademik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam
Ratulangi Manado. Manado: Tim Penyusun Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sam
Ratulangi.
Novelyzius. 2020. Pijaki Langit Mengetuk Pintu Surga. Jakarta: PT Grasindo.

Oktaviani, Selvi. 2018. “Analisis Nilai Moral dalam Novel Beauty and Sadness karya
Yasunari Kawabata”. Medan: Penerbit Universitas Sumatera Utara.

Ritanto, Ilahi. 2021. “Nilai Moral dalam Novel 3600 Detik karya Charon: Kajian
Pragmatik Sastra”. Bengkulu: Penerbit Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

Rismayanti, dkk. “Kajian Sosiologi Sastra dalam Novel Puzzle Mimpi karya Anna
Farida”. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal terhadap
Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Saputri, Rita. 2020. “Nilai-nilai Moral dalam Novel Dua Garis Biru karya Gina S. Noer”.
Jambi: Penerbit Universitas Batanghari.

Satinem. 2019. Apresiasi Prosa Fiksi: Teori, Metode, dan Penerapannya. Yogyakarta:
Deepublish.

Selfiana, Herman. 2020. “Nilai Moral dalam Novel Selembar itu Berarti karya Suryaman
Amipriono”. Makasar: Penerbit Universitas Muhammadiyah Makassar.

Setyawati, Elina. 2013. “Analisis Nilai Moral dalam Novel Surat Kecil untuk Tuhan
karya Agnes Davonar (Pendekatan Pragmatik)”. Yogyakarta: Lumbung Pustaka
Universitas Yogyakarta.

Sibarani, Apriani Magdalena. 2021. Etika dan Ajaran Moral: Bahan Ajar untuk Perguruan
Tinggi. Surabaya: Global Aksara Pres.

Subur. 2015. Pembelajaran Nilai Moral Berbasis Kisah. Yogyakarta: Kalimedia

Sudrajat, Ariya. 2015. “Nilai Moral dalam Novel Surga Cinta Vanesa karya Miftahul
Asror Malik dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di SMA”. Jakarta:
Penerbit Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Wicaksono, Andri. (2014). Pengkajian Prosa Fiksi. Yogyakarta: Garudhawaca.

Anda mungkin juga menyukai