Anda di halaman 1dari 7

Modul Sastra Modern

PERTEMUAN KE-5: PERIODE 1980-2000-an


SASTRA MODERN INDONESIA

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai sastra Indonesia periode 1980 -
2000. Setelah mempelajari modul ini diharapkan Anda akan memiliki
kemampuan untuk menjelaskan:
1. Angkatan 1980 – 1990
2. Angkatan 2000

II. URAIAN MATERI


A. Angkatan 1980 - 1990-an

Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980,


ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita
yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia
pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan
umum.

Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade


1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha,
Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan
Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman
Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang
menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain:
Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati,
dan Hati Yang Damai. Salah satu ciri khas yang menonjol pada novel-
novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, di
mana tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.

44
Modul Sastra Modern

Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang


menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka.
Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita.
Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih
dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu
dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-
karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.

Namun yang tak boleh dilupakan, pada era 1980-an ini juga
tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer
yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru
dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca
yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.

Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis


Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri
Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 1980 - 1990an

Ahmadun Yosi Herfanda

o Ladang Hijau (1980)

o Sajak Penari (1990)

o Sebelum Tertawa Dilarang (1997)

o Fragmen-fragmen Kekalahan (1997)

o Sembahyang Rumputan (1997)

Y.B Mangunwijaya

o Burung-burung Manyar (1981)

Darman Moenir

o Bako (1983)

45
Modul Sastra Modern

o Dendang (1988)

Budi Darma

o Olenka (1983)

o Rafilus (1988)

Sindhunata

o Anak Bajang Menggiring Angin (1984)

Arswendo Atmowiloto

o Canting (1986)

Hilman Hariwijaya

o Lupus - 28 novel (1986-2007)

o Lupus Kecil - 13 novel (1989-2003)

o Olga Sepatu Roda (1992)

o Lupus ABG - 11 novel (1995-2005)

Dorothea Rosa Herliany

o Nyanyian Gaduh (1987)

o Matahari yang Mengalir (1990)

o Kepompong Sunyi (1993)

o Nikah Ilalang (1995)

o Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999)

Gustaf Rizal

o Segi Empat Patah Sisi (1990)

o Segi Tiga Lepas Kaki (1991)

o Ben (1992)

o Kemilau Cahaya dan Perempuan Buta (1999)

Remy Sylado

46
Modul Sastra Modern

o Ca Bau Kan (1999)

o Kerudung Merah Kirmizi (2002)

Afrizal Malna

o Tonggak Puisi Indonesia Modern 4 (1987)

o Yang Berdiam Dalam Mikropon (1990)

o Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir (1991)

o Dinamika Budaya dan Politik (1991)

o Arsitektur Hujan (1995)

o Pistol Perdamaian (1996)

o Kalung dari Teman (1998)

B. Angkatan Reformasi

Seiring terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke


BJ Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati
Sukarnoputri, muncul wacana tentang "Sastrawan Angkatan Reformasi".
Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra, puisi,
cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya seputar
reformasi. Di rubrik sastra harian Republika misalnya, selama berbulan-bulan
dibuka rubrik sajak-sajak peduli bangsa atau sajak-sajak reformasi. Berbagai
pentas pembacaan sajak dan penerbitan buku antologi puisi juga didominasi
sajak-sajak bertema sosial-politik.

Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan


politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya Orde
Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998 banyak
melatarbelakangi kelahiran karya-karya sastra -- puisi, cerpen, dan novel --
pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari tema-tema
sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi Herfanda,
Acep Zamzam Noer, dan Hartono Benny Hidayat dengan media online:

47
Modul Sastra Modern

duniasastra(dot)com -nya, juga ikut meramaikan suasana dengan sajak-sajak


sosial-politik mereka.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan Reformasi

Widji Thukul

o Puisi Pelo

o Darman

C. Angkatan 2000-an

Setelah wacana tentang lahirnya sastrawan Angkatan Reformasi muncul, namun


tidak berhasil dikukuhkan karena tidak memiliki juru bicara, Korrie Layun
Rampan pada tahun 2002 melempar wacana tentang lahirnya "Sastrawan
Angkatan 2000". Sebuah buku tebal tentang Angkatan 2000 yang disusunnya
diterbitkan oleh Gramedia, Jakarta pada tahun 2002. Seratus lebih penyair,
cerpenis, novelis, eseis, dan kritikus sastra dimasukkan Korrie ke dalam Angkatan
2000, termasuk mereka yang sudah mulai menulis sejak 1980-an, seperti Afrizal
Malna, Ahmadun Yosi Herfanda dan Seno Gumira Ajidarma, serta yang muncul
pada akhir 1990-an, seperti Ayu Utami dan Dorothea Rosa Herliany.

Penulis dan Karya Sastra Angkatan 2000

Ayu Utami

o Saman (1998)

o Larung (2001)

Seno Gumira Ajidarma

o Atas Nama Malam

o Sepotong Senja untuk Pacarku

o Biola Tak Berdawai

48
Modul Sastra Modern

Dewi Lestari

o Supernova 1: Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (2001)

o Supernova 2.1: Akar (2002)

o Supernova 2.2: Petir (2004)

Raudal Tanjung Banua

o Pulau Cinta di Peta Buta (2003)

o Ziarah bagi yang Hidup (2004)

o Parang Tak Berulu (2005)

o Gugusan Mata Ibu (2005)

Habiburrahman El Shirazy

o Ayat-Ayat Cinta (2004)

o Diatas Sajadah Cinta (2004)

o Ketika Cinta Berbuah Surga (2005)

o Pudarnya Pesona Cleopatra (2005)

o Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007)

o Ketika Cinta Bertasbih 2 (2007)

o Dalam Mihrab Cinta (2007)

Andrea Hirata

o Laskar Pelangi (2005)

o Sang Pemimpi (2006)

o Edensor (2007)

o Maryamah Karpov (2008)

o Padang Bulan dan Cinta Dalam Gelas (2010)

Ahmad Fuadi

o Negeri 5 Menara (2009)

49
Modul Sastra Modern

o Ranah 3 Warna (2011)

Tosa

o Lukisan Jiwa (puisi) (2009)

o Melan Conis (2009)

Eka Kurniawan

o Cantik itu Luka

o Lelaki Harimau

o O (2016)

III. SOAL LATIHAN/TUGAS


1. Jelaskan perbedaan karya sastra Angkatan 1980 – 1990 dengan
Angkatan 2000 dari segi,
1) nada perjuangannya
2) sikap politiknya
3) orientasinya
4) sifat karyanya

IV. DAFTAR PUSTAKA

Teeuw,1980. Sastra Baru Indonesia jilid I. Ende:Nusa Indah

Teeuw,1989.Sastra Indonesia Modern II.Jakarta:Pustaka Jaya

Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra. Jakarta: Pustaka Jaya.

Todorov, Tzvetan. 1985. Tata Sastra. Jakarta: Djambatan.

Waluyo, Herman J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.

50

Anda mungkin juga menyukai