Anda di halaman 1dari 5

Modul Sastra Modern

PERTEMUAN KE-9: SASTRA JENAKA

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Sastra Jenaka. Setelah
mempelajari modul ini diharapkan Anda akan memiliki kemampuan untuk
menjelaskan:
1. sastra Jenaka
2. klasifikasi sastra jenaka

II. URAIAN MATERI


Di kalangan anak muda tahun 2005 -2016 nama pengarang yang satu
ini tidak asing. Novel dan film yang diadaptasi dari novelnya meledak di
pasaran. Nama lengkapnya Dika Angkasaputra Moerwani atau lebih dikenal
dengan Raditya Dika lahir diJakarta, 28 Desember1984; umur 31 tahun
adalah seorang penulis, pelawak, Aktor, pemeran, model dan sutradara asal
Indonesia.
Di Indonesia, Raditya Dika dikenal sebagai penulis buku-buku jenaka.
Tulisan-tulisan itu berasal dari blog pribadinya yang kemudian dibukukan.
Buku pertamanya berjudul Kambing Jantan masuk kategori best seller. Buku
tersebut menampilkan kehidupan Dikung (Raditya Dika) saat kuliah
di Australia. Tulisan Radith bisa digolongkan sebagai genre baru. Kala ia
merilis buku pertamanya tersebut, memang belum banyak yang masuk ke
dunia tulisan komedi. Apalagi bergaya diari pribadi (personal essay).

Karyanya

Karya pertama yang mengangkat namanya adalah buku berjudul Kambing


Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005). Buku ini menceritakan
kehidupan Radith ketika masih berkuliah di Adelaide, Australia. Cerita yang
dibawakan Radith adalah kisah-kisahnya sebagai pelajar Indonesia yang berkuliah

120
Modul Sastra Modern

di luar negeri. Buku ini ditampilkan dalam format diary (buku harian). Seluruh
cerita dalam karyanya tersebut berasal dari blog pribadi terdahulu milik Radith,
www.kambingjantan.com, yang sekarang menjadi www.radityadika.com.

Buku keduanya berjudul Cinta Brontosaurus, diterbitkan pada


tahun 2006. Hampir sama dengan buku sebelumnya, cerita-cerita dalam buku ini
berasal dari kisah keseharian Radith. Namun, buku kedua ini menggunakan
format cerita pendek (cerpen) yang bercerita mengenai pengalaman cinta Radith
yang sepertinya selalu tidak beruntung. Isi dari buku ini meliputi kisah dari
sewaktu Radith mengirim surat cinta pertama ke teman saat SD, hingga
pengalaman Radith memerhatikan kucing Persia-nya yang jatuh cinta dengan
kucing kampung tetangganya.

Buku ketiganya yang berjudul Radikus Makankakus: Bukan Binatang


Biasa terbit pada tanggal 29 Agustus 2007. Buku ketiga ini mengisahkan Radith
yang pernah menjadi badut Monas dalam sehari, mengajar bimbingan belajar, lalu
saat Radith dikira hantu penunggu WC, sampai cerita mengenai kutukan orang
NTB. Sementara, buku keempatnya berjudul Babi Ngesot: Datang Tak Diundang
Pulang Tak Berkutang terbit pada bulanApril 2008.

Ia juga bermain dalam film yang diangkat dari pengalaman


hidupnya, Kambing Jantan: The Movie. Pada pertengahan bulan November 2009,
melalui situs resminya, Radith mengumumkan bahwa buku kelimanya yang
berjudul Marmut Merah Jambu akan segera terbit dengan jadwal edar sementara
pada bulan Desember 2009. Namun pada pertengahan bulanDesember silam,
Radith kembali lewat situs resminya menyatakan bahwa buku kelimanya tersebut
masih mengalami sedikit perubahan dan juga penambahan cerita pada beberapa
bagian, sehingga kemungkinan besar penerbitan buku tersebut akan mundur
beberapa waktu.[1] Melalui situs resmi pribadinya pada bulan Oktober 2011 ini
Raditya Dika juga mengumumkan bahwa bukunya yang berjudul Manusia
Setengah Salmon akan segera terbit tanggal 24 Desember 2011. Di situs itu
Raditya Dika membuat countdown pada blognya agar para penggemarnya ingat
tanggal terbit buku Manusia Setengah Salmon.

Prodi Sastra Indonesia Page


1201201
20
Modul Sastra Modern

Perjalanan dan pemikiran

Radith mengawali keinginan untuk membukukan catatan hariannya di blog


pribadinya saat ia memenangi Indonesian Blog Award. Radith juga pernah meraih
Penghargaan bertajuk The Online Inspiring Award2009 dari Indosat. Dari
pengalaman itu, ia mencetak tulisan-tulisannya di blog kemudian ia
menawarkannya ke beberapa penerbit untuk dicetak sebagai buku. Awalnya
banyak yang menolak, tapi kemudian ketika ia ke Gagasmedia, sebuah penerbit
buku, naskah itu diterima, meski harus presentasi dahulu.

Radit sukses menjadi penulis dengan keluar dari arus utama (mainstream).
Ia tampil dengan genre baru yang segar. Yang membuat ia berbeda dari penulis
lain adalah ide nama binatang yang selalu ia pakai dalam setap bukunya. Dari
buku pertama hingga terbaru, semua judulnya mengandung nama binatang. Bagi
Radith, ini adalah selling point-nya.

Menurutnya, sebagai penulis tetap harus memilikiinovasi. Sebenarnya, pada


bulan-bulan pertama, buku pertamanya tidak terlalu laku. Ini, menurut Radith,
adalah risiko masuk dalam genre baru. Radith kemudian gencar berpromosi di
blog yang ia kelola. Selain itu ia juga gencar promosi dari mulut ke mulut (word
of mouth). Radith meminta pembacanya untuk berfoto dengan buku pertamanya
itu kemudian dikirim ke Radith. Jadilah ini sebuah strategi pemasaran yang bisa
mengelola pembaca sebagai target pasarnya. Menurut Radith, dalam menulis,
tidak serta-merta setelah buku terbit, urusan selesai. Kemudian, pemasaran
diserahkan kepada penerbit.

Sebaliknya, penulis seharusnya juga menjadi pemasar bagi bukunya sendiri


karena sebenarnya penulis jugaseniman. Penulis yang kreatif akan menjadikan
bukunya sebagai produk yang baginya harus bisa laku di pasaran. Meskipun pada
dasarnya buku adalah bukan barang komersial, tetapi memandang buku sebagai
sebuah produk berilmu yang pelu dipasarkan adalah sebuah hal yang perlu
dilakukan saat ini.

Menjadi penulis sukses bukan berarti tidak ada hambatan. Menurut Radith,
hambatan bukan hanya dari industri buku, melainkan juga dari hal-hal yang
sifatnya diagonal. Artinya, lawan dari industri buku bisa jadi bukan industri buku

Prodi Sastra Indonesia Page


1211211
21
Modul Sastra Modern

lain tapi industri lain yang sebenarnya tidak berhubungan sama sekali seperti
hiburan (entertainment), makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, bila ada anak
muda memiliki uang 50.000 rupiah, belum tentu ia akan membelanjakannya
untuk buku. Bisa jadi uang itu digunakan untuk menonton film di bioskop atau
membeli makanan cepat saji. Dan yang jelas, buku bukan pilihan utama.

Bagi Radith hal ini memang sudah lazim. Yang perlu dilakukan adalah terus
berkreasi dan bertindak kreatif. Baginya,kompetisi yang ada adalah kunci untuk
berinovasi. Tekanan kompetitor bisa menjadi motivasi untuk terus memberikan
ide-ide baru dan menggali kemampuan.

Radith kini meneruskan studinya di Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu


Sosial dan Politik di Universitas Indonesia. Selain itu, kini ia berkarier di penerbit
buku Bukune, Radith bertindak sebagai direktur juga sebagai direktur dan
pemimpin redaksi. Tepat pada hari ulang tahunnya Raditya merayakannya
bersama ratusan penggemarnya RDL (Raditya Dika Lovers) di Taman Mini
Indonesia Indah.

Berkat adanya Raditya Dika, komedi tunggal Indonesia tidak lagi kuno. Ia
memiliki prinsip bahwa Komedi itu sebagian dari hidupnya. Karena komedi bisa
membawa karirnya ke jenjang yang lebih baik.

Novel:

2005 - Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh

2006 - Cinta Brontosaurus

2007 - Radikus Makan kakus: Bukan Binatang Biasa

2008 - Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang

2010 - Marmut Merah Jambu

2011 - Manusia Setengah Salmon

2015 - Koala Kumal

Prodi Sastra Indonesia Page


1221221
22
Modul Sastra Modern

III. SOAL LATIHAN/TUGAS


1. Bacalah novel Raditya Dika pilih salah satu. Tentukan temanya dan gaya
bahasanya!

IV. DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki
radityadika.com/

Prodi Sastra Indonesia Page


1231231
23

Anda mungkin juga menyukai