PRESUPOSISI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi pertemuan ke-10 “PRESUPOSISI”, Anda diharapkan
mampu:
1. Mampu mengaplikasikan konsep presuposisi
B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Praanggapan
Praanggapan (presuposisi) berasal dari kata to pre-suppose, yang dalam bahasa Inggris
berarti to suppose beforehand (menduga sebelumnya), dalam arti sebelum pembicara atau
penulis mengujarkan sesuatu ia sudah memiliki dugaan sebelumnya tentang kawan bicara atau
hal yang dibicarakan. Selain definisi tersebut, beberapa definisi lain tentang praanggapan di
antaranya adalah:
Levinson (dalam Nababan, 1987: 48) memberikan konsep praanggapan yang disejajarkan
maknanya dengan presupposition sebagai suatu macam anggapan atau pengetahuan latar
belakang yang membuat suatu tindakan, teori, atau ungkapan mempunyai makna.
George Yule (2006: 43) menyatakan bahwa praanggapan atau presupposisi adalah sesuatu
yang diasumsikan oleh penutur sebagai kejadian sebelum menghasilkan suatu tuturan. Yang
memiliki presuposisi adalah penutur bukan kalimat. Louise Cummings (1999: 42) menyatakan
bahwa praanggapan adalah asumsi-asumsi atau inferensi-inferensi yang tersirat dalam
ungkapan-ungkapan linguistik tertentu.
Nababan (1987: 46), memberikan pengertian praanggapan sebagai dasar atau
penyimpulan dasar mengenai konteks dan situasi berbahasa (menggunakan bahasa) yang
membuat bentuk bahasa (kalimat atau ungkapan) mempunyai makna bagi pendengar atau
penerima bahasa itu dan sebaliknya, membantu pembicara menentukan bentuk-bentuk bahasa
yang dapat dipakainya untuk mengungkapkan makna atau pesan yang dimaksud.
Dari beberapa definisi praanggapan di atas dapat disimpulkan bahwa praanggapan
adalah kesimpulan atau asumsi awal penutur sebelum melakukan tuturan bahwa apa yang akan
disampaikan juga dipahami oleh mitra tutur. Untuk memperjelas hal ini, perhatikan contoh
45
berikut:
2. Ciri Praanggapan
Ciri praanggapan yang mendasar adalah sifat keajegan di bawah penyangkalan (Yule;
2006:45). Hal ini memiliki maksud bahwa praanggapan (presuposisi) suatu pernyataan akan
tetap ajeg (tetap benar) walaupun kalimat itu dijadikan kalimat negatif atau dinegasikan. Sebagai
contoh perhatikan beberapa kalimat berikut:
Kalimat (2b) merupakan bentuk negatif dari kaliamt (2a). Praanggapan dalam kalimat (2a)
adalah Budi mempunyai gitar. Dalam kalimat (2b), ternyata praanggapan itu tidak berubah
meski kalimat (2b) mengandung penyangkalan tehadap kalimat (2a), yaitu memiliki
praanggapan yang sama bahwa Budi mempunyai gitar.
Wijana dalam Nadar (2009: 64) menyatakan bahwa sebuah kalimat dinyatakan
mempresuposisikan kalimat yang lain jika ketidakbenaran kalimat yang kedua (kalimat yang
diprosuposisikan) mengakibatkan kalimat pertama (kalimat yang memprosuposisikan) tidak
dapat dikatakan benar atau salah. Untuk memperjelas pernyataan tersebut perhatikan contoh
berikut.
(3) a. Istri pejabat itu cantik sekali
b. Pejabat itu mempunyai istri
Kalimat (3b) merupakan praanggapan (presuposisi) dari kalimat (3a). Kalimat tersebut
dapat dinyatakan benar atau salahnya bila pejabat tersebut mempunyai istri. Namun, bila
berkebalikan dengan kenyataan yang ada (pejabat tersebut tidak mempunyai istri), kalimat
tersebut tidak dapat ditentukan kebenarannya.
3. Jenis-jenis Praanggapan
Praanggapan (presuposisi) sudah diasosiasikan dengan pemakaian sejumlah besar kata,
frasa, dan struktur (Yule; 2006: 46). Selanjutnya Gorge Yule mengklasifikasikan praanggapan ke
dalam 6 jenis praanggapan, yaitu presuposisi eksistensial, presuposisi faktif, presuposisi non-
faktif, presuposisi leksikal, presuposisi struktural, dan presuposisi konterfaktual.
46
3.1. Presuposisi Esistensial
Presuposisi (praanggapan) eksistensial adalah preaanggapan yang menunjukkan
eksistensi/ keberadaan/ jati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definit.
47
3.5. Presuposisi Struktural
Presuposisi (praanggapan) struktural mengacu pada sturktur kalimat-kalimat tertentu
telah dianalisis sebagai praanggapan secara tetap dan konvensional bahwa bagian struktur itu
sudah diasumsikan kebenarannya. Hal ini tampak dalam kalimat tanya, secara konvensional
diinterpretasikan dengan kata tanya (kapan dan di mana) seudah diketahui sebagai masalah.
C. LATIHAN / TUGAS
Kerjakan soal-soal di bawah ini, kemudian kirimkan jawaban anda melalui email
kepada Dosen Pengampu mata kuliah Pragmatik.
1. Apa yang ada pahami dari presusposisi?
2. Susunlah sebuah tindak tutur yang di dalamnya terdapat presuposisi
3. Jelaskanlah jenis-jenis persuposisi berikut dengan contohnya.
D. DAFTAR PUSTAKA
Brown, Gillian dan Yule., George. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Canale, Michael. 1983. “From Communicative Competence to Communicative Language
Pedagogy. “ dalam Chomsky, Noam. 1965. Aspects of the Theory of Sintax. Cambridge:
the M.I.T. Press.
Clark, Herbert H. dan Clark Eve V. 1977. Psychology of Language. New York: Hartcourt Brace
Javanivich, Inc.
Grice, HP. 1975. “Logic and Conversation”. Syntac and Semantics, Speech Act 3. New York:
Academnic Press
48