Anda di halaman 1dari 9

wacana sebagai teks dan konteks

1. Pengertian teks Sebuah teks adalah terdiri dari unit-unit bahasa dalam penggunaannya. Unit-unit bahasa tersebut adalah merupakan unit gramatikal seperti klausa atau kalimat namun tidak pula didefenisikan berdasarkan ukuran panjang kalimatnya. Teks terkadang pula digambarkan sebagai sejenis kalimat yang super yaitu sebuah unit gramatikal yang lebih panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Jadi sebuah teks terdiri dari beberapa kalimat sehingga hal itulah yang membedakannya dengan pengertian kalimat tunggal. Selain itu sebuah teks dianggap sebagai unit semantik yaitu unit bahasa yang berhubungan dengan bentuk maknanya. Dengan demikian teks itu dalam realisasinya berhubungan dengan klausa yaitu satuan bahasa yang terdiri atas subyek dan predikat dan apabila diberi intonasi final akan menjadi sebuah kalimat. Teks merujuk pada wujud kongkret penggunaan bahasa berupa untaian kalimat yang mengemban proposisi-proposisi tertentu sebagai suatu keutuhan. Menurut Fowler Sugira !ahid dan Juanda" #$$%& ''( wa)ana tentu saja berbeda dengan teks" sebab wa)ana merujuk pada kompleksitas aspek yang terbentuk oleh interaksi antara aspek kebahasaan sebagaimana terwujud dalam teks dengan aspek luar bahasa. *nteraksi tersebut selain menentukan karakteristik bentuk komunikasi ataupun penggunaan bahasanya juga berfungsi dalam menentukan makna suatu teks. Unsur yang dimaksudkan adalah diluar bahasa tersebut merujuk kepada ppemeran+partisipasn atau peserta komunikasi" tujuan" dan konteks dalam perpesktif kajian linguistik se)ara kritis" konteks tersebutmeliputi konteks ujaran" kebudayaan" dan konteks referensi. ,da enam konsep utama teks dalam pandangan -andijk Sugira !ahid dan Juanda" #$$%& ''(" yaitu& .. Suatu teks adalah suatu entitas yang dirangkum dalam suatu topik #. /eberapa teks merupakan suatu wilayah pengertian yang se)ara hirarkis diorganisasikan mulai dari tingkat permukaan sampai ke dalam dan sampai pada topik yang lebih umum. 0. Tingkat luaran permukaan( suatu teks terdiri atas kata-kata atau simbol-simbol( yang sebenarnya merupakan rangkaian ungkapan. 1. Tingkat permukaan se)ara berturut-turut dapat dianalisis se)ara logis guna menunjukkan struktur logis atau hubungan linear atau koherensi linear. 2. Tidak asa satupun teks yang se)ara utuh dipahamai se)ara sederhana melalui analisis logis struktur urutan llinear karena semua relasi logis antar proposisi tidak pernah sepenuhnya terlakrifikasi berdasarkan bukti-bukti simbolik. %. 3adang-kadang apa yang dikatakan se)ara simbolik ditunjukkan( pada tingkat permukaan luaran( memberi kita pemahaman apa yang terdapat pada tingkat yang lebih dalam seperti yang tampak pada teks. Sejalan dengan yang disampaikan dengan Fowler" 4ook Sugira !ahid dan Juanda" #$$%& '5( merumuskannnya sebagaiberikut& a( Teks merupakan semua bentuk bahasa baik itu kata-kata yang ter)etak di kertas" tetapi juga berbagai ekspresi komunikasi" seperti& u)apan" musik" gambar" efek suara" )itra" dan lain-lain. b( 3onteks terdiri atas semua situasi yang berada di luar teks dan mempengaruhi pemakaian bahasa seperti& partisipan" situasi" fungsi" dan lain-lain. )( !a)ana" menurutnya adalah teks dan konteks sebagai suatu kesatuan. Dalam pandangan 6alliday" teks dimaknai se)ara dinamis. Teks adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi 6alliday 7 6asan" .881&.0(. Teks adalah )ontoh interaksi lingual tempat masyarakat se)ara aktual menggunakan bahasa9 apa saja yang dikatakan atau ditulis9 dalam konteks yang operasional operational context( yang

dibedakandari konteks kutipan a citational context(" seperti kata-kata yang didaftar dalam kamus 6alliday(. Teks berkaitan dengan apa yang se)ara aktual dilakukan" dimaknai" dan dikatakan oleh masyarakatdalam situasi yang nyata. Dalam rumusan yang lain" 6alliday berpendapat bahwa teks adalah suatu pilihan semantis semantic choice( dalam konteks sosial" suatu )ara pengungkapan makna lewat bahasa lisan atau tulis Sutjaja".88$& '1(. Semua bahasa yang hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi dapat dinamakan teks. Terkait dengan teks" 6alliday memberikan beberapapenjelasan berikut. Pertama" teks adalah unit semantis. Menurut 6alliday dalam Santoso" #$$5(" kualitas tekstur tidak didefinisikan dari ukuran. Teks adalah sebuah konsep semantis. Meskipun terdapat pengertian sebagai sesuatu di atas kalimat super-sentence(" sesuatu yang lebih besar daripada kalimat" dalam pandangan 6alliday hal itu se)ara esensial" salah tunjuk pada kualitas teks. 3ita tidak dapat merumuskanbahwa teks itu lebih besar atau lebih panjang daripada kalimat atau klausa. Ditegaskan oleh 6alliday .881( dalam kenyataannya kalimatkalimat itu lebih merupakan realisasi teks daripada merupakan sebuah teks tersebut. Sebuah teks tidak tersusun dari kalimat-kalimat atau klausa"tetapi direalisasikan dalam kalimatkalimat. Kedua" teks dapat memproyeksikan makna kepada le:el yang lebih tinggi. Menurut 6alliday dalam Santoso" #$$5(" sebuah teks selain dapat direalisasikan dalam le:el-le:el sistem lingual yang lebih rendah seperti sistem leksikogramatis dan fonologis juga merupakan realisasi dari le:el yang lebih tinggi dari interpretasi" kesastraan" sosiologis"psikoanalitis" dan sebagainya yang dimilikioleh teks itu. ;e:el-le:el yang lebih rendah itu memiliki kekuatan untuk memproyeksikan makna pada le:el yang lebihtinggi" yang oleh 6alliday diberi istilah latar depan foregrounded(. Ketiga" teks adalah proses sosiosemantis. 6alliday dalam Santoso" #$$5( berpendapat bahwa dalam arti yang sangat umum sebuah teks merupakan sebuah peristiwa sosiologis" sebuah perjumpaan semiotis melalui makna-makna yang berupa sistem sosial yang sedang saling dipertukarkan. ,nggota masyarakat yakni indi:idu-indi:idu adalah seorang pemakna meaner(. Melalui tindak tanduk pemaknaan antara indi:idu bersama indi:idu lainnya" realitas sosial di)iptakan" dijaga dalam urutan yang baik" dan se)ara terus-menerus disusun dan dimodifikasi. Fitur esensial sebuah teks adalah adanya interaksi. Dalam pertukaran makna itu terjadi perjuangan semantis semantic contest( antara indi:idu-indi:idu yang terlibat. 3arena sifatnya yang perjuangan itu"makna akan selalu bersifat ganda" tidak ada makna yang bersifat tunggal begitu saja. Dengan demikian" pilihan bahasa pada hakikatnya adalah perjuangan atau pertarungan untuk memilih kode-kode bahasa tertentu. Keempat, situasi adalah faktor penentu teks. Menurut 6alliday dalam Santoso" #$$5(" makna di)iptakan oleh sistem sosial dan dipertukarkan oleh anggota-anggota masyarakat dalam bentuk teks. Makna tidak di)iptakan dalam keadaan terisolasi dari lingkungannya. Se)ara tegas dirumuskan oleh 6alliday bahwa makna adalah sistem sosial. <erubahan dalam sistem sosial akan direfleksikan dalam teks. Situasi akan menentukan bentuk dan makna teks. 2. Koteks =ong #$$8( 3oteks adalah teks yang bersifat sejajar" koordinatif" dan memiliki hubungan dengan teks lainnya" teks satu memiliki hubungan dengan teks lainnya. Teks lain tersebut bisa berada di depan mendahului( atau di belakang mengiringi(. 3eberadaan koteks dalam suatu struktur wa)ana menunjukkan bahwa teks tersebut memiliki struktur yang saling berkaitan satu dengan yang lain. >ejala inilah yang menyebabkan suatu wa)ana menjadi utuh dan lengkap. Dengan demikian" koteks berfungsi sebagai alat bentu memahami dan menganalisis wa)ana. 3oteks adalah teks yang berhubungan dengan sebuah teks yang lain. 3oteks dapat pula berupa unsur teks dalam

sebuah teks. !ujud koteks berma)am-ma)am" dapat berupa kalimat" atau paragraf. 3oteks disebut juga sebagai konteks lingusitik. 4ontoh penggunaan koteks adalah sebagai berikut. Terimakasih. Jalan pelan-pelan! Banyak anak-anak. !a)ana dua adalah peringatan bagi orang yang akan melewati jalan kampung. ,pabila pejalan telah menaatinya misalnya dengan mengurangi laju kendaraanya" maka wa)ana satu adalah satu u)apan yang diberikan masyarakat setempat kepada pejalan. Salah satu teks tersebut berkedudukan sebagai koteks teks penjelas( bagi teks lainnya. 3. Konteks 3.1 Hakikat Konteks 3onteks adalah benda atau hal yang berada bersama teks dan menjadi lingkungan atau situasi penggunaan bahasa. 3onteks tersebut dapat berupa konteks linguistik dan dapat pula berupa konteks ekstralinguistik. 3onteks linguistik yang juga berupa teks atau bagian teks dan menjadi lingkungan sebuah teks dalam wa)ana yang sama dapat disebut konteks ekstralinguistik berupa hal-hal yang bukan unsur bahasa" seperti partisipan" topik" latar atau setting tempat" waktu" dan peristiwa(" saluran bahasa lisan atau tulis(" bentuk komunikasi dialog" monolog" atau polilog( <engguna bahasa harus memperhatikan konteks agar dapat menggunakan bahasa se)ara tepat dan menentukan makna se)ara tepat pula. Dengan kata lain" pengguna bahasa senantiasa terikat konteks dalam menggunakan bahasa. 3onteks yang harus diperhatikan adalah konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik. Situasi adalah lingkungan tempat teks beroperasi. 3onteks situasi adalah keseluruhan lingkungan" baik lingkungan tutur :erbal( maupun lingkungan tempat teks itu diproduksi diu)apkan atau ditulis(. Untuk memahami teks dengan sebaik-baiknya" diperlukan pemahaman terhadap konteks situasi dan konteks budayanya. Dalam pandangan 6alliday dalam Santoso" #$$5(" konteks situasiterdiri atas tiga unsur" yakni i( medan wa)ana" ii( pelibat wa)ana" dan iii( moduswa)ana. Medan wa)ana field of discourse( merujuk kepada akti:itas sosial yang sedang terjadi serta latar institusi tempat satuan-satuan bahasa itu mun)ul. Untuk menganalisis medan" kita dapat mengajukan pertanyaan what is going on" yang men)akup tiga hal" yakni ranah pengalaman" tujuanjangka pendek" dan tujuan jangka panjang. ?anah pengalaman merujuk kepada ketransitifan yang mempertanyakan apa yang terjadi dengan seluruh proses" partisipan" dan keadaan. Tujuan jangka pendek merujuk pada tujuan yang harus segera di)apai. Tujuan itu bersifat amat konkret. Tujuan jangka panjang merujuk pada tempatteks dalam skema suatu persoalan yang lebihbesar. Tujuan tersebut bersifat lebih abstrak. <elibat wa)ana tenor of discourse( merujukpada hakikat relasi antarpartisipan" termasuk pemahaman peran dan statusnya dalam konteks sosial dan lingual. Untukmenganalisis pelibat" kita dapat mengajukanpertanyaan who is taking part" yang men)akuptiga hal" yakni peran agen atau masyarakat" status sosial" dan jarak sosial.<eran terkait dengan fungsi yang dijalankanindi:idu atau masyarakat. Status terkaitdengan tempat indi:idu dalam masyarakat sehubungan dengan orang-orang lain"sejajar atau tidak. Jarak sosial terkait dengantingkat pengenalan partisipan terhadap partisipan lainnya" akrab atau memiliki jarak. <eran" status" dan jarak sosial dapat bersifat sementara dan dapat pula permanen. Modus wa)ana mode of discourse( merujukpada bagian bahasa yang sedang dimainkandalam situasi" termasuk saluranyang dipilih" apakah lisan atau tulisan. Untukmenganalisis modus" pertanyaan yangdapat diajukan adalah what s role assignedto language, yang men)akup lima hal" yakniperan bahasa" tipe interaksi" medium" saluran"dan modus retoris.

<eran bahasa terkait dengan kedudukan bahasa dalam akti:itas& bisa saja bahasa bersifat wajib konstitutif( atau tidak wajib+penyokong+tambahan. <eran wajib terjadi apabila bahasa sebagai akti:itas keseluruhan. <eran tambahan terjadi apabila bahasa membantu akti:itas lainnya. Tipe interaksi merujuk pada jumlah pelaku& monologis atau dialogis. Medium terkait dengan sarana yang digunakan& lisan" tulisan" atau isyarat. Saluran berkaitan dengan bagaimana teks itu dapat diterima& fonis" grafis" atau :isual. Modus retoris merujuk pada perasaan teks se)ara keseluruhan" yakni persuasif" kesastraan" akademis" edukatif" mantra" dan sebagainya. 2.2 Macam-macam Konteks 3onteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang bersama teks. Se)ara garis besar" konteks wa)ana dibedakan atas dua kategori" yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik. 3onteks linguistik adalah konteks yang berupa unsur-unsur bahasa. 3onteks linguistik itu men)akup penyebutan depan" sifat kata kerja" kata kerja bantu" dan proposisi positif Di samping konteks ada juga koteks. 3oteks adalah teks yang berhubungan dengan sebuah teks yang lain. 3oteks dapat pula berupa unsur teks dalam sebuah teks. !ujud koteks berma)am-ma)am" dapat berupa kalimat" paragraf" dan bahkan wa)ana. 3onteks ekstralinguistik adalah konteks yang bukan berupa unsur-unsur bahasa. 3onteks ekstralinguistik itu men)akup praanggapan" partisipan" topik atau kerangka topik" latar" saluran" dan kode. <artisipan adalah pelaku atau orang yang berpartisipasi dalam peristiwa komunikasi berbahasa. <artisipan men)akup penutur" mitra tutur. dan pendengar. ;atar adalah tempat dan waktu serta peristiwa beradanya komunikasi. Saluran adalah ragam bahasa dan sarana yang digunakan dalam penggunaan wa)ana. 3ode adalah bahasa atau dialek yang digunakan dalam wa)ana. Dalam menganalisis wan)ana sasaran utamanya bukan pada struktur kalimat tetapi pada status dan nilai fungsional kalimat dalam konteks" baik itu konteks linguistik ataupun konteks ekstralinguistik. Tiga manfaat konteks dalam analisis wan)ana. .. <enggunaan konteks untuk men)ari a)uan" yaitu pembentukan a)uan berdasarkan konteks linguistik. #. <enggunaan konteks untuk menentukan maksud tuturan" yaitu bahwa maksud sebuah tuturan ditentukan oleh konteks wan)ana. 0. <enggunaan konteks untuk men)ari bentuk tak terujar yaitu bentuk yang memiliki unsur tak terujar atau bentuk eliptis adalah bentuk yang hanya dapat ditentukan berdasarkan konteks. Jufri #$$5& ##( menjelaskan bahwa konteks dalam analisis wa)ana kritis dipandang perlu mengkaji tentang latar" situasi" peristiwa" dan kondisi. Dalam perpektif kritis wa)ana dipahami sebagai penggunaan bahasa sebagai praktek sosial. !a)ana harus dipahamai dari tiga dimensi kewa)anaan se)ara simultan" wa)ana" teks" dan praktek sosial kultural. Fair)lough Jufri" #$$5& ##( berpandangan bahwa dimensi kewa)anaan se)ara simultan" seperti dimensi teks meliputi bahasa lisan dan Tulisan dimensi praktek wa)ana yang berkaitan dengan produksi dan interpretasi teks" dan dimensi praktek sosial kultural yang berkaitan dengan perubahan aspek sosial masyarakat" intitusi" dan kebudayaan turut menentukan bentuk dan makna sebuah wa)ana. Dalam pemahaman teks dapat dipertimbangkan faktor historisnya karena wa)ana diproduksi dalam konteks tertentu. @leh karena itu" untuk memahamai teks tersebut yang terpenting perlu diperhatikan adalah konteks historis tertentu. <emahaman wa)ana dapat

diperoleh apabila kalau kita dapat memahami konteks historis di tempat teks tersebut diproduksi. Jufri" #$$5& #0( 4. Pandangan tentang Teks adalah Proses Sosiosemantis 6alliday dalam Santoso" #$$5( berpendapat bahwa sebuah teks merupakan sebuah peristiwa sosiologis" sebuah perjumpaan semiotis melalui makna-makna yang berupa sistem sosial yang sedang saling dipertukarkan. ,nggota masyarakat adalah seorang pemakna. Dalam pertukaran makna itu" terjadi perjuangan semantis semantic contest( antara indi:iduindi:idu yang terlibat. 3arena sifatnya yang perjuangan itu" makna akan selalu bersifat ganda" tidak ada makna yang bersifat tunggal begitu saja. Dengan demikian" pilihan bahasa pada hakikatnya adalah perjuangan atau pertarungan untuk memilih kode-kode bahasa tertentu. Jejak pandangan 6alliday tersebut dapat dila)ak pada pandangan MenA dan /ir)h tentang pilihan bahasa. Menurut mereka" makna dan nilai dari pilihan bahasa bukan menjadi milik indi:idu yang unik" tetapi diproduksi dalam perjuangan atau perebutan komunikatif communicati e struggle( dan interaksi aktual yang ditentukan se)ara ideologis dan dimoti:asi se)ara politis. Merujuk pada pandangan ini" aktor yang memproduksi teks bukanlah indi:idu yang merdeka " tetapi ia merupakan indi:idu yang diatur oleh dimensidimensi sosiokultural dan institusional yang determinatif. *ndi:idu-indi:idu sering berada di bawah kesadaran dalam melakukan pilihan bahasa itu. Senada dengan pandangan MenA" menurut /ir)h dalam Santoso" #$$5(" pilihan bahasa dibuat menurut seperangkat kendala constraints( politis" sosial" kultural" dan ideologi. ,da kekuatan di luar indi:idu yang ikut menentukan bentuk bahasa tertentu yang akan digunakan. 6al itu sering terjadi se)ara bawah sadar. *mplikasinya adalah bahwa masyarakat dapat dimanipulasi" dikehendaki dalam aturan yang baik good order(" dan dinilai peran dan status bawahan serta atasan inferior-superior( melalui sistem strategi sosial yang melibatkan aspek-aspek& kuasa" aturan" subordinasi" solidaritas" kohesi" antagonisme" kesenangan" dan sebagainya yang semuanya merupakan bagian integral dari kontrol terhadap masyarakat. 3onsep sosiosemantis di atas juga dapat dila)ak pada pandangan Fowler dalam Santoso" #$$5( tentang ketidaknetralan kode kebahasaan karena menjalankan fungsi representasi. 3ode kebahasaan atau lingual tidak merefleksikan realitas se)ara netral. 3ode lingual itu menafsirkan" mengorganisasikan" dan mengklasifikasikan subjek-subjek wa)ana. !a)ana tertentu selalu membentuk teori tentang bagaimana dunia itu disusun. 6al itulah yang disebut pandangan dunia atau ideologi . /ahasa tidak hanya sebagai pengetahuan yang internal dan pasif. Sebaliknya" bahasa adalah akti:itas yang dibawa dalam berbi)ara" menyimak" menulis" dan memba)a yang aktual dan intensif setiap hari. Dalam konteks itu" peringatan Fowler perlu di)amkan" yakni akal sehat itu bukan se-suatu yang alamiah" tetapi produk dari kon:ensi sosial . @leh karena itu" akal sehat itu perlu dikritisi. Makna sosial dihasilkan dari konstruksi sosial realitas. Bang menjadi persoalan adalah ketika berhadapan dengan kata-kata yang mengandung makna sosial itu banyak anggota masyarakat menyikapinya sebagai kata yang mengandung makna alamiah sehingga kata-kata tersebut dianggap sebagai sesuatu yang berupa akal sehat. Dalam persoalan ini" Fowler dalam Santoso" #$$5( menegaskan bahwa bahasa-bahasa itu beragam dalam mengodekan makna" bahkan dalam menganggap sebuah area dasar dan strukturstruktur pengalaman. 6al tersebut sesuai dengan rumusan 6alliday bahwa bahasa melayani ekspresi" bahasa memiliki representasi" atau bahasa memiliki fungsi ideasional tempat penutur atau penulis mewujudkan pengalaman dari dunia nyata ke dalam bahasa. <engalaman manusia" apa yang kita ketahui" dan apa yang kita butuhkan selain sudah dikodekan dalam sumber makna yang bersifat personal" juga produk dari posisi kita dalam relasi-relasi sosioekonomis.

Fowler dalam Santoso" #$$5( selalu mempertahankan tesisnya bahwa teks merupakan realisasi sebuah modus wa)ana" biasanya lebih dari satu modus. Sebuah teks bukan hanya karya indi:idual. Teks yang dihasilkan oleh penghasil teks sebagai indi:idu bukanlah hasil dari keseluruhan indi:idu itu. Teks yang dihasilkan mungkin saja berasal dari wa)ana praada ba)a& sebelumnya( yang itu semua berakar pada kondisi-kondisi sosial" ekonomi" politis" dan ideologis yang terletak jauh di balik kesadaran dan kontrol penghasil teksnya. Sebuah teks yang lahir mungkin saja hasil dari suatu perjuangan di antara banyak tangan penghasil wa)ana itu. Dengan demikian" kajian bahasa hakikatnya adalah kajian kewa)anaan yang bersifat historis. Sistem bahasa merupakan bagian yang integral dari struktur dan proses sosial. Sebuah wa)ana tidak dapat terlepas dari dimensi kesejarahan. Sebuah tuturan politik oleh seorang pemimpin partai" misalnya" bukanlah teks yang :akum sosial. Sebaliknya" teks tuturan itu dibentuk oleh sebuah proses yang rumit dan panjang dalam pertarungan sosial. /anyak tangan yang ikut )ampur menentukan bentuk dan isi teksturnya. 3ajian terhadap teks-teks bahasa bukan semata-mata untuk kajian teks itu sendiri yang amat terbatas. ,kan tetapi" kajian teks adalah kajian kewa)anaan yang bersifat sosiosemantis dengan mengikutsertakan dimensi kritis" yakni politis" ideologis" dan kultural tentang bagaimana masyarakat dan institusi membuat makna melalui teks. 5. Pandangan tentang Kesat an Teks dengan Konteksn!a 6alliday mengemukakan bahwa teks itu selalu dilingkupi konteks situasi dan konteks budaya dalam Santoso" #$$5(. 3onteks situasi adalah keseluruhan lingkungan" baik lingkungan tutur :erbal( maupun lingkungan tempat teks itu diproduksi diu)apkan atau ditulis(. Di atas konteks situasi terdapat konteks budaya yang melingkupi teks dan konteks situasi. Untuk memahami teks dengan sebaik-baiknya" diperlukan pemahaman terhadap konteks situasi dan konteks budaya. Jejak 6alliday tersebut dapat ditemukan dalam pandangan Fowler .85%&'$( bahwa satuan bahasa dalam penggunaan yang nyata lebih dari sekadar sebuah teks yang dibangun bersama-sama dengan kon:ensi dasarnya" tetapi lebih banyak berupa wa)ana dari yang sudah dilahirkannya itu. Fowler membedakan konsep teks dan wa)ana. !a)ana dibangun dari teks dan konteks. Untuk melihat bahasa sebagai teks membawa kita kepada kajian keseluruhan unit-unit komunikasi yang dilihat sebagai struktur sintaksis dan semantik yang koheren yang dapat diu)apkan atau ditulis. Dalam pandangan kritis" teks dipandang se)ara dinamis sebagai komunikasi interpersonal dalam konteks. Dengan demikian" teks dapat dipandang sebagai medium wa)ana. Untuk melihat bahasa sebagai wa)ana membawa kita kepada keseluruhan proses interaksi lingual yang rumit antara masyarakat yang menghasilkan dan masyarakat yang memahami teks. Diposkan oleh Mr. Cgo di $1.20 3irimkan *ni lewat Cmail/logThisD/erbagi ke Twitter/erbagi ke Fa)ebook ?eaksi&

Membaca "ntensi# Paragra# "nd kti# dan $ed kti#

!em"aca intensif adalah )ara memba)a yang dilakukan se)ara seksama terhadap rin)ian-rin)ian suatu teks atau ba)aan. Untuk dapat memahami sebuah ba)aan" sebelumnya kita harus mengetahui terlebih dahulu pokok-pokok pikiran dalam ba)aan tersebut. Selain itu" kita juga harus dapat memahami karakter penulisan dari seorang penulis. Seorang penulis sering menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk paragraf. Se)ara umum" ada dua jenis paragraf yang biasanya dipakai oleh penulis yaitu paragraf deduktif dan paragraf induktif. Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal paragrafnya. Dalam paragraf deduktif" kalimat utamanya berupa pernyataan yang bersifat umum diikuti hal-hal khusus yang berkaitan dan logis sebagai kalimat penjelas. #ontoh$ *lmu dan teknologi memberikan sumbangannya kepada perbaikan produksi pertanian dengan berbagai )ara. <upuk yang dira)ik se)ara ilmiah membuat tanah pertanian menjadi lebih produktf. *nsektisida dan pestisida yang diterapkan se)ara berkala pada tanaman yang sedang tumbuh bisa memusnahkan berbagai jenis hama dan serangga yang merusak. 6erbisida yang sekarang tersedia berma)am-ma)am jenisnya" sanggup membunuh tumbuhan pengganggu yang tidak dikehendaki sehingga tanaman dapat tumbuh dengan subur. Sedangkan paragraf induktif adalah paragraf yang terdiri atas hal-hal khusus sebagai kalimat penjelas dan diakhiri sebuah kesimpulan yang logis sebagai kalimat utamanya. #ontoh$ <emerintah mendirikan sekolah" <uskesmas" maupun tempat umum lainya yang didirikan di mana-mana. ;apangan kerja baru di)iptakan. <embangunan rumah ibadah diperbanyak. Semua itu memang menjadi tugas pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat

Pengertian Kohesi dan Koherensi

3ohesi dan koherensi merupakan syarat utama kewa)anaan atau tekstualitas" 3eduanya merupakan konsep kepaduan. <engertian 3ohesi adalah Keterpaduan Bentuk sedangkan koherensi adalah Kepaduan !akna. Teks atau wa)ana yang kohesif berarti setiap unsur lahirnya terpadu se)ara internal dalam satuan teks tersebut. Tegasnya" setiap komponen teks lahir" misalnya kata aktual yang didengar atau diba)a" saling terhubung dalam rangkaian. Unsur-unsur komponen lahirnya harus saling tergantung. Jadi" kehadiran yang satu serasi dengan kehadiran yang lain baik bentuk maupun distribusinya. 4ontoh lain dari unsur teks lahir adalah wujud tata bahasanya atau unsur-unsur kon:ensi lain. Teks atau wa)ana yang koheren adalah teks atau wa)ana yang komponen-komponen dunia tekstualnya" seperti konfigurasi konsep dan hubungan yang mendasari teks lahir" saling berpadu. ,rtinya" dapat menjangkau dan dijangkau serta rele:an. Bang dimaksud konsep adalah konfigurasi pengetahuan muatan kognitif( yang kira-kira dapat diaktifkan dengan kesatuan dan konsistensi minda. 6ubungan dalam koherensi di antaranya adalah sebab-akibat" EketerbisaanF ena"lement(" alasan" dan kedekatan temporal. Dengan hubungan-hubungan tersebut dapat dilakukan inferensi oleh penerima pesan. Jadi" koherensi adalah hubungan yang terjadi karena sesuatu yang berada di luar teks. Bang disebut EsesuatuF dalam pengertian di atas biasanya pengetahuan diasumsikan dimiliki oleh pendengar atau pemba)a. <erbedaan antara kohesi dan koherensi pada sesuatu yang terpada atau yang berpadu. Dalam kohesi" yang terpadu adalah unsur-unsur lahiriah teks" termasuk struktur lahir tata bahasa(. <enggalan teks per)akapan dua orang berikut dapat dijadikan )ontoh. E6ei" apa kabarGF E@h" kamu. 3abar baik. Tinggal di manaG Masih di tempat yang duluGF E*ya" di situlah saya tinggal sampai sekarang.F Semua unsur lahir dalam penggalan teks tersebut terpadu" baik se)ara leksikal maupun gramatikal. Sementara itu" keberpaduan atau koherensi mengharuskan unsur-unsur batinnya makna" konsep" dan pengetahuan( saling berpadu. Misalnya" ujar Eapa kabarF biasanya digunakan oleh orang yang sudah saling kenal dan relati:e sudah agak lama tidak saling jumpa. <embi)ara pertama mengujarkannya kepada yang kedua dan yang kedua menyambut dengan akrab dan mengisyaratkan pemahaman bahwa mereka sudah lama tidak sing jumpa. ,pa lagi" pengujar tersebut melanjutkan dengan ujaran berikutnya" yang memperkuat tafsiran bahwa dia merasa sudah lama tidak jumpa dengan pengujar pertama. 4ontoh Koherensi /uku merupakan in:estasi masa depan. /uku adalah jendela ilmu pengetahuan yang bisa membuka )akrawala seseorang. Dibanding media pembelajaran audio:isual" buku lebih mampu mengembangkan daya kreati:itas dan imajinasi anak-anak karena membuat otak lebih aktif mengasosiasikan simbol dengan makna. %adio adalah media alat elektronik !ang ban!ak didengar di mas!arakat. =amun demikian" minat dan kemampuan mamba)a tidak akan tumbuh se)ara otomatis" tetapi harus melalui latihan dan pembiasaan. Men)iptakan generasi literat membutuhkan proses dan sarana yang kondusif. <aragraf di atas dikatakan tidak koheren karena terdapat satu kalimat yang melen)eng dari gagasan utamanya yaitu kalimat yang di)etak tebal. 4ontoh Kohesi

<ada tahun .88'" produksi padi turun 0"52 persen. *mpor beras meningkat" diperkirakan menjadi 0". ton tahun .885. swasembada pangan ter)apai pada tahun .851" pada tahun .852" kita mengekspor sebesar 0'."0 ribu ton beras" bahkan 20$"' ribu ton pada tahun .880. pada tahun .881" nera)a perdagangan beras kita tekor 1$$ ribu ton. *mpor beras meningkat dan pada tahun .88' men)apai #"2 juta ton. <aragraf di atas mengemukakan satu gagasan utama" yaitu mengenai masalah naik turunnya produksi beras *ndonesia. Dengan demikian koherensi kalimat tersebut sudah terpenuhi" namun paragraf tersebut dikatakan tidak memiliki kohesi:itas yang baik sehingga gagasan tersebut sulit dipahami. <aragraf tersebut perlu diperbaiki" misalnya dengan memberikan kata perangkai seperti berikut ini. <ada tahun .88'" produksi padi turun 0"52 persen. %ki"atnya, impor beras meningkat" diperkirakan menjadi 0". ton tahun .885. &esudah swasembada pangan ter)apai pada tahun .851" pada tahun .852" kita mengekspor sebesar 0'."0 ribu ton beras" bahkan 20$"' ribu ton pada tahun .880. %kan tetapi" pada tahun .881" nera)a perdagangan beras kita tekor 1$$ ribu ton. Sejak itu" impor beras meningkat dan pada tahun .88' men)apai #"2 juta ton. Diposkan oleh ?idwan di $5.0' 3irimkan *ni lewat Cmail/logThisD/erbagi ke Twitter/erbagi ke Fa)ebo

Anda mungkin juga menyukai