SASTRA DAERAH

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2019-2020

Dosen Pengampu : Dr. Sarwit Sarwono, M.Hum. / Fitra Youpika, M.Pd.

Disusun Oleh :
Vicky Fiorina Osawinata (A1A018032)
Kelas 4 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH SASTRA DAERAH (KLS A; KLS B; KLS C)
PROGRAM STUDI PEND. BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIB
DOSEN: Dr. SARWIT SARWONO, M.Hum./FITRA YOUPIKA, M.Pd.
===============================================================
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan cermat. Gunakan rujukan atau
refrensi yang sesuai untuk jawaban dan penjelasan Anda.

1. Apakah yang Anda ketahui tentang folklore? Jelaskan dengan contoh.

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis folklore dan berikan contohnya.
3. Berikan contoh salah satu jenis folklore lisan dari daerah Anda. Jelaskan konteks
penuturan dan fungsi folklore lisan yang Anda maksudkan itu.
4. Sebutkan beberapa folklore lisan dan sebagian lisan dari berbagai etnik di Bengkulu
(Pasemah, Serawai, Rejang, Lembak).
5. Apa yang Anda ketahui tentang motif cerita “swan maiden”? Apakah di antara berbagai
etnik di Bengkulu mengenal cerita dengan motif tersebut? Jelaskan!
6. Apakah yang Anda ketahui tentang mite, legenda, dan fabel? Jelaskan!
7. Apakah Anda menemukan cerita-cerita lisan yang hidup pada berbagai etnik di Bengkulu
yang juga terdapat dalam varian naskah Ulu? Sebutkan dan jelaskan dengan contoh.
8. Apakah maknanya: pertautan tradisi lisan dan tradisi tulis Ulu pada berbagai etnik di
Bengkulu. Jelaskan dengan contoh.
9. Apakah maknanya: cerita rakyat (atau folklore) yang terancam punah? Jelaskan!
10. Jelaskan dengan contoh fungsi berbagai jenis folklore lisan.

CATATAN: SOAL NOMOR 5 TIDAK WAJIB, BONUS JIKA ANDA BISA

MENJAWABNYA, AKAN ADA NILA TAMBAHAN

Selamat Bekerja
JAWABAN !

1. Kata filklor adalah pengindonesiaan kata inggris folklore berupa kata majemuk, yang
berasal dari dua kata dasar folk dan lore. Folk yang sama artinya dengan kata kolektif.
Menurut Alan Dundes, folk adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenalan
fisik, sosial dan kebudayaan, sehingga dapat dibedakan dari kelompok-kelompok
lainnya. Ciri-ciri pengenalan itu antara lain dapat berupa wujud warna kulit yang sama,
bentuk rambut yang sama, dan agama yang sama. Namun yang lebih penting lagi adalah
bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yakni kebudayaan yang telah mereka warisi
turun-temurun, sedikitnya dua generasi, yang dapat mereka akui sebagai milik bersama.
Disamping itu, yang paling penting adalah bahwa mereka sadar akan identitas kelompok
merka sendiri. Jadi folk adalah sinonim dengan kolektif, yang juga memiliki ciri-ciri
pengenalan fisik atau kebudayaan yang sama, serta mempunyai kesadaran kepribadian
sebagai kesatuan masyarakat.
Yang dimaksud dengan lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya, yang
diwaiskan secara turun-temurun secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai
dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.
Sehingga definisi folklore secara keseluruhan adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif,
yang tersebar dan diwariskan turun-temurun, diantara kolektif macam apa saja, secara
tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang
disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat.
Contoh folklor misalnya di daerah jawa terdapat blangkon. Blangkon merupakan tutup
kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian
tradisional jawa.
(Sumber : Buku Folklor Indonesia James Danandjaja.)

2. Jenis jenis folklor ada tiga yaitu : folklor lisan, folklor sebagian lisan, dan folklor bukan
lisan.
a. Folklor lisan adalah folklor yang bentuknya memang murni lisan. Bentuk-bentuk
genre folklor yang termasuk kedalam kelompok besar ini antara lain (1) bahasa rakyat
(folk spcech) seperti logat, julukan, pangkat tradisional, dan titel kebangsawanan (2)
ungkapan tradisional, seperti peribahasa, pepatah, dan pemeo (3) pertanyaan
tradisional, seperti teka-teki (4) puisi rakya, seperti pantun, gurindam, dan syair (5)
cerita prosa rakyat, seperti mite, legenda, dan dongeng dan (6) nyanyian rakyat.
 Contoh folklor lisan berupa titel kebangsawanan seperti Teuku, Teuku adalah gelar
bangsawan untuk kaum pria dari suku Aceh.
b. Folklor sebagian lisan adalah folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur
lisan dan unsur bukan lisan. Kepercayaan rakyat, misalnya yang oleh orang “modern”
seringkali disebut takhyul. Takhyul itu terdiri dari pertanyaan yang bersifat lisan
ditambah dengan gerak isyarat yang dianggap mempunyai makna gaib. Bentuk-
bentuk folklor yang tergolong dalam kelompok besar ini, selain kepercayaan rakyat,
adalah permainan rakyat, teater rakyat, tari rakyat, adat-istiadat, upacara, pesta rakyat,
dan lain-lain. Contoh folklor sebagian lisan misalnya permainan sangkujang yang
dilarang dimainkan ditanah Rejang khusunya masyarakat Tebat Monok Kabupaten
Kepahiang.
c. Folklor bukan lisan adalah folklor yang diciptakan, disebarluaskan dan diwariskan
tidak dalam bentuk lisan. Contoh folklor bukan lisan misalnya makanan rakyat khas
suku Rejang yaitu sambal lemea (hasil fermentasi rebung (anak bambu) dengan
campuran ikan dan nasi).
(Sumber : Buku Folklor Indonesia James Danandjaja.)

3. Contoh folklor lisan dari Suku Rejang yaitu Cerita Rakyat Rejang, Asal Usul Batang
Enau/Aren.

4. folklore lisan dan sebagian lisan dari berbagai etnik di Bengkulu

a. Pasemah, legenda goa suruman
b. Serawai, legenda raden suano
c. Rejang, legenda manusia harimau pelindung masyarakat rejang
d. Lembak, legenda biring kecik

5. Swan Maiden cerita rakyat Germany, Ernst Meier menceritakan seorang gadis (makhluk
mitos) yang mengubah dari benuk manusia menjadi bentuk angsa. (kunci untuk
transformasi biasanya kulit angsa atau pakaian dengan bulu angsa yang menempel).
Dalam cerita rakyat jenis ini, karakter laki-laki memata-matai gadis itu, biasanya oleh
badan air (biasanya mandi), lalu menyambar pakaian bulu (atau pakaian lain), yang
mencegahnya terbang menjauh (atau berenang pergi) memaksanya untuk menjadi
istrinya. Sama halnya dengan cerita rakyat indonesia misal (suku rejang) berupa 7
bidadari yang mandi di sungai lalu seorang bujang tunga menggambil selendangnya
 sehingga tidak bisa kembali kelangit dan menjadikannya istri. Dari penjelasan tersebut
diketahui bahwa setiap daerah, suku, maupun manca negara memiliki kesamaan kisah
cerita yang secara turun-temurun. Dan tidak bisa dikatakan sebagai milik sendiri karena
setiap daerah mempunyai cerita yang sama namun terdapat perbedaan cara
menceritakannya misalnya di Indonesia khas dengan pakaian tradisional putri-putri
kayangan sedangkan di manca negara di ceritakan berdasarkan kebudayaan yang mereka
punya seperti Germany khas dengan baju bulu dari angsa dan lain sebagainya.

6. Mite adalah mitos (myth) atau suatu jenis cerita yang berlatar belakang sejarah,
dipercayai masyarakat bahwa itu benar terjadi, dianggap suci, mengandung hal-hal aneh/
ajaib, dan umumnya ditokohi oleh dewa.
Legenda cerita yang dipercaya oleh beberapa penduduk setempat benar-benar terjadi,
tetapi tidak dianggap suci atau sakral yang juga membedakannya dengan mite. Dalam
KBBI 2005, legenda adalah cerita rakyat pada zaman dahulu yang ada hubungannya
dengan peristiwa sejarah.
Fabel cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia.
Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). ... Cerita fabel juga sering disebut
cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral.

7. Iya contohnya seperti folklor etnik serawai nandai kecil biawak nebat baik.

8. Pertautan tradisi lisan dan tradisi tulis Ulu pada berbagai etnik di Bengkulu.

9. Cerita rakyat terncam punah berarti cerita-cerita rakyat yang sudah mulai tidak dikenal
lagi oleh masyarakat, yang terjadi akibat berbagai persoalan seperti teknologi, kemajuan
dunia dan lain sebagainya.

10. Folklor lisan berupa nyanyian rakyat suku rejang (lalan belek). Dapat diketahui fungsi
folklor lisan yang memberikan pesan-pesan melalui lagu tersebut.