(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menentukan tujuan teks deskripsi pada teks yang dibaca dengan tepat.
2. Peserta didik mampu menentukan ciri umum teks deskripsi dari segi objek dan isi pada teks yang
dibaca dengan tepat.
3. Peserta didik mampu memetakan isi teks deskripsi (topik dan bagian-bagiannya) pada teks yang
didengar dengan tepat.
4. Peserta didik mampu memahami teks deskripsi yang didengar dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Tujuan teks deskripsi.
2. Ciri teks deskripsi dari segi objek dan isi.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Saintifik.
2. Pendekatan Problem Based Learning.
F. Media Pembelajaran
1. Teks deskripsi.
2. Rekaman teks deskripsi.
3. Maket teks deskripsi.
4. Power point.
G. Sumber Belajar
1. Harsiati, Titik. 2016. BSE Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud.
1
2. www.kebudayaanindonesia.net. “Songket”.
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/877/songket. (diakses pada tanggal 7 Maret 2017).
3. www.seputarsemarang.com. “Lawang Sewu”. http://seputarsemarang.com/lawang-sewu-pemuda-
1272/. (diakses tanggal 7 Maret 2017).
4. www.wikipedia.com. “Pertunjukan Sendratari Ramayana”.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sendratari_Ramayana_Prambanan. (diakses tanggal 7 Maret 2017).
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Pendekatan Saintifik
Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab salam guru pada awal 3’
pelajaran.
2. Peserta didik berdoa sesuai dengan
keyakinannya masing-masing untuk
mempersiapkan pembelajaran.
3. Guru menanyakan kabar siswa.
4. Guru melakukan presensi kehadiran peserta
didik.
5. Guru meminta siswa untuk melihat lirik lagu
“Rayuan Pulau Kelapa” pada lembar power
point.
6. Guru memberikan pertanyaan berdasarkan
tayangan power point.
7. Peserta didik menerima informasi tentang
keterkaitan pertanyaan dengan pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
8. Peserta didik menerima informasi kompetensi
dasar yang harus dicapai, langkah
pembelajaran, dan tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
9. Peserta didik diminta memilih amplop berisi
nilai uang.
10. Berdasarkan nilai uang yang diperoleh,
peserta didik bisa membeli tiket berlibur pada
maket yang berisi teks deskripsi.
Kegiatan Inti :
Mengamati 11. Peserta didik membaca teks deskripsi yang 5
telah diperoleh.
Menanya 12. Peserta didik bertanya kepada guru mengenai 2
teks deskripsi yang telah diamati.
Mengumpulkan 13. Peserta didik diminta untuk berkelompok. 10’
informasi/Mengeksplorasi 14. Setiap kelompok mengumpulkan informasi,
serta mendata tujuan dan rincian objek yang
dideskripsikan dalam teks untuk ditempelkan
pada maket.
Mengasosiasi 15. Setiap kelompok mendiskusikan soal pada 10’
LKS berdasarkan informasi dan data yang
telah diperoleh.
Melaporkan/Mengkomunikasikan 16. Setiap kelompok mempresentasikan hasil 10’
diskusinya di depan kelas.
17. Kelompok lain bisa memberikan tanggapan.
Penutup 18. Guru membimbing peserta didik untuk 5
menyimpulkan pembelajaran tentang tujuan,
ciri objek, dan ciri isi teks deskripsi.
19. Guru dan peserta didik merefleksikan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
20. Guru dan peserta didik merumuskan rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
21. Pendidik dan peserta didik menutup kegiatan
dengan salam dan doa.
2
Pertemuan Kedua
Pendekatan Problem Based Learning
Pendahuluan 1. Peserta didik menjawab salam guru pada awal 3’
pelajaran.
2. Peserta didik berdoa sesuai dengan keyakinannya
masing-masing untuk mempersiapkan pembelajaran.
3. Guru menanyakan kabar siswa.
4. Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik.
5. Guru memberikan pertanyaan mengenai pembelajaran
sebelumnya.
6. Peserta didik menerima informasi kompetensi dasar
yang harus dicapai, langkah pembelajaran, dan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti :
Orientasi 7. Peserta didik mengambil nomor undian. 10’
8. Peserta didik mendengarkan teks deskripsi dari
rekaman.
9. Peserta didik juga mengamati maket yang menjadi kata
kunci pada teks deskripsi yang didengarkan.
10. Peserta didik mencatat hal-hal penting pada teks
deskripsi yang didengarkan.
Organisasi Belajar 11. Peserta didik diminta berkelompok sesuai dengan 2’
nomornya.
Penyelidikan 12. Setiap kelompok mengumpulkan data atau informasi 5’
yang telah diperoleh dari kegiatan mendengarkan oleh
masing-masing anggota kelompok, dan menyusunnya
dalam bagan pemetaan.
Pengembangan dan Penyajian Hasil 13. Setiap kelompok mendiskusikan informasi yang telah 5’
Penyelesaian Masalah diperoleh untuk menjawab pertanyaan pada LKS.
Analisis dan Evaluasi Proses 14. Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan 15’
Penyelesaian Masalah hasil diskusinya, meliputi :
15. Menjelaskan isi teks deskripsi berdasarkan bagan
pemetaan yang telah dibuat.
16. Menjawab pertanyaan di LKS sebagai uji pemahaman
dalam memahami isi teks deskripsi yang telah
didengar.
17. Kelompok lain bisa memberikan tanggapan terhadap
presentasi tersebut.
Penutup 18. Guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan 5
pembelajaran.
19. Guru dan peserta didik merefleksikan kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
20. Guru dan peserta didik merumuskan rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
21. Pendidik dan peserta didik menutup kegiatan dengan
salam dan doa.
PENILAIAN PENGETAHUAN
3
teks deskripsi pada 2. Apa saja ciri objek
teks yang dibaca. yang
3.1.4 Menentukan dideskripsikan?
ciri umum teks 3. Apa saja ciri isi teks
deskripsi dari segi deskripsi?
objek dan isi pada
teks yang dibaca.
2. Penilaian Keterampilan
Teknik : tes tertulis
Bentuk : uraian
Instrumen :
PENILAIAN KETERAMPILAN
Bentuk
No. Indikator Butir Instrumen Skor
Penilaian
1. 1.1.3 Memetakan Teks 1 Uraian 6 = jika terdapat 6 unsur.
isi teks deskripsi 1. Bagaimana 5 = jika terdapat 5 unsur.
(topik dan bagian- keadaan pantai 4 = jika terdapat 4 unsur.
bagiannya) pada teks Parangtritis pada sore 3 = jika terdapat 3 unsur.
yang didengar. hari? 2 = jika terdapat 2 unsur.
1.1.4 Menjawab 2. Hal apa saja 1 = jika terdapat 1 unsur.
pertanyaan dari teks yang dilakukan oleh
deskripsi yang para wisatawan di
didengar. pantai Parangtritis?
Teks 2
1. Bagaimana
suasana pertunjukan
sendratari Ramayana?
2. Apa yang
membuat pagelaran
sendratari Ramayana
sangat megah?
Teks 3
1. Apa saja jenis
kain yang digunakan
untuk menenun kain
songket?
2. Apa arti motif-
motif tradisional pada
songket? Berikan 3
contoh motif songket!
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Skor akhir = x 100
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
4
LAMPIRAN
A. MATERI PELAJARAN
1. Tujuan teks deskripsi :
Menggambarkan atau melukiskan secara rinci dan konkret suatu objek/suasana/perasaan,
sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, dan mengalami apa yang
dideskripsikan.
2. Ciri objek pada teks deskripsi :
a. Objek yang dibicarakan pada teks deskripsi bersifat khusus (objek tertentu yang
kemungkinan berbeda dengan objek lain).
b. Objek yang dideskripsikan bersifat pendapat personal.
3. Ciri isi pada teks deskripsi :
a. Isi teks deskripsi diperinci menjadi perincian bagian-bagian objek.
b. Isi teks deskripsi menggambarkan secara konkret.
c. Isi teks deskripsi bersifat personal dengan kandungan emosi, sehingga menggunakan
kata-kata dengan emosi kuat.
B. Teks Deskripsi
KD 3.1 (membaca teks deskripsi)
Teks 1
MAIMOL PENUH PESONA
Pantai Maimol merupakan salah satu tempat wisata yang paling terkenal di Kabupaten Alor. Maimol
merupakan sebuah kampung nelayan tradisional yang memiliki potensi cukup baik sebagai penghasil ikan
di wilayah kabupaten Alor. Pantai ini terletak di Desa Kabola, sekitar 8 Km dari kota Kalabahi.
Pemandangan di pantai Maimol sangat memesona. Pantai Maimol memiliki ombak yang tenang
dengan air yang sangat jernih, sehingga menggoda siapa saja untuk berenang ke dalamnya. Hamparan pasir
putih dengan garis pantai hampir sekitar 1 kilometer, memberikan keindahan tersendiri untuk mata
pengunjung. Di sekitar lokasi juga terdapat tempat perisitirahatan berupa kursi-kursi dari bambu yang
terletak tepat di bawah rindangnya pepohonan kelapa dan beringin. Dengan demikian, kita bisa merasakan
suasana yang sejuk dan nyaman.
Kita benar-benar bisa menikmati suasana yang sangat menyenangkan di sini. Tidak hanya
pemandangan pantainya saja yang indah, namun kita juga bisa melihat para nelayan lokal yang berkegiatan
mencari ikan dengan menantang laut. Kita juga bisa langsung membeli ikan hasil tangkapan para nelayan
setempat yang dijajakan di sepanjang pesisir pantai. (berbagai sumber)
Teks 2
LAWANG SEWU
Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan zaman Belanda yang dibangun pada
1904. Pada awalnya, gedung ini adalah kantor pusat perusahaan kereta api penjajah Belanda atau
Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS).
Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan
Pemuda. Masyarakat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu), dikarenakan bangunan tersebut memiliki
pintu yang sangat banyak. Padahal, pintu yang ada tidak sampai seribu. Namun, bangunan ini memiliki
banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.
Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang
ke bagian kanan dan bagian kiri. Jika pengunjung memasuki bangunan utama, maka akan menemukan
tangga besar menuju lantai dua. Di antara tangga tersebut, terdapat kaca besar yang menunjukkan gambar
dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu, dan jendela
mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksotisannya, benar-benar menunjukkan jika
Lawang Sewu memiliki gaya arsitektur yang indah. (Sumber : seputarsemarang.com)
Teks 3
PAGELARAN KETOPRAK
Malam ini, aku bersama ayah akan menyaksikan pagelaran ketoprak di lapangan kelurahan. Pagelaran
ketoprak ini diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI. Lakon yang akan dimainkan
adalah kisah Cindhe Laras.
5
Terlihat banyak sekali para pengunjung yang datang. Lapangan terasa begitu ramai karena dipadati
oleh para pengunjung. Aku dan ayah sempat berdesak-desakkan untuk mencari tempat duduk. Tepat pada
pukul 20.00 WIB, pagelaran ketoprak dimulai.
Ketika satu per satu para pemain mulai memasuki panggung, terdengar suara tepuk tangan yang
sangat meriah dari para penonton. Suasana semakin meriah ketika para sinden mulai bernyanyi dengan
diiringi gamelan.
Sorot lampu yang berwarna-warni sesuai dengan penggambaran emosi dari para pemain, membuat
panggung terlihat megah. Sesekali terdengar tawa riuh dari para penonton karena tingkah konyol dari
pemain.
Saat pagelaran ketoprak telah berakhir, terdengar tepuk tangan yang sangat meriah dari para
penonton. Bahkan, banyak penonton yang bersorak-sorak kegirangan. Kami sangat puas menyaksikan
pagelaran ketoprak malam ini.
Salah satu andalan wisata Kota Yogyakarta adalah Pantai Parangtritis. Tepatnya Pantai Parangtritis
berada di Kecamatan Kretek, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terletak sekitar 27 km arah
selatan Yokyakarta.
Pemandangan Pantai Parangtritis sangat memesona. Di sebelah kiri, terlihat tebing yang sangat tinggi,
di sebelah kanan, kita bisa melihat batu karang besar yang seolah-olah siap menjaga gempuran ombak yang
datang setiap saat. Pantai bersih dengan buih-buih putih bergradasi abu-abu dan kombinasi hijau sungguh
elok.
Kemolekan pantai serasa sempurna di sore hari. Di sore hari, kita bisa melihat matahari terbenam
yang merupakan saat sangat istimewa. Lukisan alam yang sungguh memesona. Semburat warna merah
keemasan di langit dengan kemilau air pantai yang tertimpa matahari sore menjadi pemandangan yang
memukau. Rasa hangat berbaur dengan lembutnya hembusan angin sore, melingkupi seluruh tubuh. Seakan
tersihir kita menyaksikan secara perlahan matahari seolah-olah masuk ke dalam hamparan air laut.
Banyaknya wisatawan yang selalu mengunjungi Pantai Parangtritis ini membuat pantai ini tidak
pernah sepi dari pengunjung. Di pantai Parangtritis ini kita bisa menyaksikan kerumunan anak-anak bermain
pasir. Tua muda menikmati embusan segar angin laut. Kita juga bisa naik kuda ataupun angkutan sejenis
andong yang bisa membawa kita ke area karang laut yang sungguh sangat indah. (sumber : buku teks kelas
VII)
Teks 2
PERTUNJUKAN SENDRATARI RAMAYANA
Pada malam harinya, bersama dengan rombongan, kami menyaksikan pertunjukkan sendratari
ramayana di dekat candi Prambanan. Sendratari Ramayana merupakan sebuah pertunjukan yang
menggabungkan tari dan drama tanpa dialog, dan menceritakan tentang kisah Ramayana.
Malam ini pertunjukan sendratari Ramayana sangat ramai dipadati oleh pengunjung. Maklum, malam
ini adalah malam minggu. Kami harus rela berdesak-desakkan saat memasuki lokasi pementasan.
Kami menyaksikan pementasan sendratari Ramayana di gedung tertutup yang bernama gedung
Trimurti. Gedung ini mampu menampung penonton sebanyak 300 sampai 400 penonton.
Ketika pertunjukkan dimulai, candi disorot dengan lampu berteganggan tinggi. Dalam balutan lampu
sorot warna-warni itu, Candi Prambanan di malam hari semakin terlihat megah. Suara riuh para penonton
mulai terdengar. Ketika para pemain satu per satu mulai memasuki panggung, langsung disambut dengan
tepuk tangan yang sangat meriah.
Suasana pun kian meriah tatkala sinden melantunkan tembang Jawa dalam iringan musik gamelan.
Hal lain yang menakjubkan adalah tata panggung dan tata lampunya yang sangat megah. Tata lampu
panggung akan berubah-ubah sesuai dengan emosi dalam cerita.
Kamu juga akan dibuat terpesona dengan atraksi akrobat dari pasukan kera. Dan hal yang cukup
menegangkan sekaligus seru adalah adegan saat bola api yang semula akan digunakan untuk membakar
Hanoman justru berbalik dan membakar kerajaan Alengka. Adegan Anoman membakar kerajaan
disuguhkan dengan nyata dimana Anoman membakar panggung. Atraksi api menjilat-jilat di kaki candi ini
menjadi puncak tontonan yang sangat mengesankan. (sumber : wikipedia.com)
6
Teks 3
SONGKET WARISAN BUDAYA
Songket merupakan jenis kain tenun tradisional yang berasal dari Minangkabau, Indonesia. Pada
awalnya, songket merupakan kain tradisional yang hanya dipakai oleh kaum bangsawan karena harganya
yang sangat mahal. Namun, sekarang ini, songket bisa dipakai oleh semua kalangan, karena harganya yang
mulai bervariasi.
Songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau benang perak. Namun,
selain menggunakan benang emas atau perak, songket juga menggunakan jenis benang yang lain. Ada jenis
benang sutera yang berwarna, ada yang menggunakan benang sulam, ada yang menggunakan benang katun
berwarna dan lain sebagainya. Tetapi, semua jenis benang tersebut tetap akan dipergunakan untuk menghias
permukaan kain tenun. Bentuknya seperti sulaman dan dibuat pada waktu yang bersamaan dengan menenun
dasar kain tenunnya.
Songket mempunyai motif-motif tradisional yang merupakan ciri khas budaya wilayah penghasil
kerajinan ini. Misalnya, motif Saik Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak
Manggih, Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala Rabah, dan Simasam yang
merupakan khas songket Pandai Sikek dan Minangkabau. Beberapa pemerintah daerah telah mempatenkan
motif songket tradisional mereka. Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif yang
terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Dari 22 motif songket Palembang yang telah terdaftar, di antaranya motif Bungo Intan, LepusPulis, Nampan
Perak, dan Limar Beranti. (sumber : kebudayaanindonesia.net)
KD 4.1
Teks 1
3. Bagaimana keadaan pantai Parangtritis pada sore hari?
4. Hal apa saja yang dilakukan oleh para wisatawan di pantai Parangtritis?
Teks 2
3. Bagaimana suasana pertunjukan sendratari Ramayana?
4. Apa yang membuat pagelaran sendratari Ramayana sangat megah?
Teks 3
1. Apa saja jenis kain yang digunakan untuk menenun kain songket?
2. Apa arti motif-motif tradisional pada songket? Berikan 3 contoh motif songket!
7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu merinci bagian-bagian struktur teks deskripsi.
2. Siswa mampu Menelaah unsur kebahasaan teks deskripsi
3. Siswa mampu menulis teks deskripsi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur,
dan kaidah penggunaan kata kalimat/tanda baca/ejaan.
4. Siswa mampu menyajikan secara lisan teks deskripsi dalam konteks pembawa acara televisi
mendeskripsikan objek.
D. Materi Pembelajaran
1. Struktur teks deskripsi.
2. Unsur kebahasaan teks deskripsi.
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Inkuiri.
2. Pendekatan Discovery.
F. Media Pembelajaran
1. Teks deskripsi.
2. Domino deskripsi
8
G. Sumber Belajar
1. Harsiati, Titik. 2016. BSE Bahasa Indonesia Kelas VII. Jakarta : Pusat Kurikulum dan Perbukuan
Kemendikbud.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
10 Menit
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Orientasi 4. Siswa menerima penjelasan dari guru tentang topik, 100
tujuan, dan hasil yang diharapkan dalam Menit
pembelajaran.
5. Siswa membentuk kelompok
Merumuskan Masalah 6. Siswa membaca teks deskripsi.
7. Siswa mencermati struktur teks deskripsi.
Merumuskan Hipotesis 8. Siswa mengerjakan LKS yang disediakan oleh guru.
Mengumpulkan Data 9. Siswa mengumpulkan data dari teks sesuai dengan
apa yang ditugaskan pada LKS
Menguji Hipotesis 10. Siswa menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh.
Merumuskan Kesimpulan 11. Siswa dan guru menyimpulkan struktur pada teks
deskripsi yang telah diamati.
Penutup
12. Peserta didik dan guru memberikan penghargaan 10 Menit
bagi kelompok yang aktif
13. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran
14. Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya
Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
10 Menit
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Orientasi 4. Siswa menerima penjelasan dari guru tentang topik, 100
tujuan, dan hasil yang diharapkan dalam Menit
pembelajaran.
5. Siswa membentuk kelompok
Merumuskan Masalah 6. Siswa membaca teks deskripsi.
7. Siswa mengidentifikasi penggunaan bahasa pada
teks deskripsi.
Merumuskan Hipotesis 8. Siswa mengerjakan LKS yang disediakan oleh
guru.
Mengumpulkan Data 9. Siswa mengumpulkan data dari teks sesuai dengan
apa yang ditugaskan pada LKS
9
Menguji Hipotesis 10. Siswa menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data dan informasi yang diperoleh.
Merumuskan Kesimpulan 11. Siswa dan guru menyimpulkan penggunaan bahasa
pada teks deskripsi yang telah diamati.
Penutup
12. Peserta didik dan guru memberikan penghargaan 10 Menit
bagi kelompok yang aktif
13. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran
14. Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya
Pertemuan Ketiga
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Persiapan 3. Guru mengidentifikasi karakter siswa.
Pemberian Rangsangan 4. Guru mengingatkan Kembali pembelajaran
Sebelumnya
5. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran
6. Guru mengajukan pertanyaan tentang teks deskripsi.
Identifikasi Masalah 7. Siswa mengamati lingkungan sekolah untuk
menemukan gagasan tentang teks yang akan ditulis.
Mengumpulkan Data 8. Siswa mengumpulkan data-data untuk memperkuat
gagasan dalam menuliskan teks deskripsi.
9. Siswa mencatat data yang dibutuhkan sesuai dengan
LKS
Pengolahan Data 10. Siswa membuat sebuah teks deskripsi dari data yang
diperoleh di lapangan.
Pembuktian 11. Siswa menukarkan tesk deskripsi yang telah dibuat
dengan teman sebangku
Menarik Kesimpulan 12. Siswa memberi komentar terhadap hasil teks
deskripsi yang ditulis oleh teman sebangku
13. Guru menarik kesimpulan tentang kegiatan
pembelajaran.
Penutup
14. Peserta didik dan guru memberikan penghargaan
bagi kelompok yang aktif
15. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran
16. Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya
Pertemuan Keempat
Pendekatan Discovery
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 10 Menit
10
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti
Persiapan 3. Guru mengidentifikasi karakter siswa.
Pemberian Rangsangan 4. Guru mengingatkan Kembali pembelajaran
Sebelumnya
5. Guru menyebutkan tujuan pembelajaran
6. Guru mengajukan pertanyaan tentang teks
deskripsi.
Identifikasi Masalah 7. Siswa membaca kembali teks deskripsi yang telah
ditulis pada pertemuan sebelumnya
Mengumpulkan Data 8. Siswa menanyakan hal-hal yang haru diperhatikan
100
untuk membacakan teks
Menit
Pengolahan Data 9. Siswa menyimpulkan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam membacakan teks deskripsi
Pembuktian 10. Siswa membacakan teks deskripsi yang telah dibuat
di depan kelas.
Menarik Kesimpulan 11. Guru dan murid memberi komentar terhadap hasil
teks deskripsi yang dibacakan oleh masing-masing
siswa
12. Guru menarik kesimpulan tentang kegiatan
pembelajaran.
Penutup
13. Peserta didik dan guru memberikan penghargaan
bagi kelompok yang aktif
14. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
10 Menit
pembelajaran
15. Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya
PENILAIAN PENGETAHUAN
11
5. Daftarlah kata
berimbuhan dengan
awalan meN- yang
diikuti kata dasar
dimulai bunyi k, p,
t, dan s pada teks!
6. Tulislah kalimat
pada teks deskripsi
yang menggunakan
kata bersinonim
berikut!
7. Daftarlah
penggunaan kata
depan pada teks
deskripsi!
2. Penilaian keterampilan
a. Teknik : tes tertulis
b. Bentuk : uraian
c. Instrumen :
PENILAIAN KETERAMPILAN
Kriteria Skor
Judul 4 = jika terdapat 4 unsur
Mengungkapkan objek khusus. 3 = jika terdapat 3 unsur
Bukan berupa kalimat. 2 = jika terdapat 2 unsur
Menggunakan huruf besar kecil 1 = jika terdapat 1 unsur
Tanpa diberikan tanda titik
Identifikasi 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
Terdapat pengenalan objek yang 3 = terdapat 3 unsur
dideskripsikan. 2 = terdapat 2 unsur
Terdapat informasi umum tentang objek. 1 = terdapat 1 unsur
Tidak terdapat kesalahan struktur
kalimat.
Tidak terdapat kesalahan tanda baca.
Deskripsi 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
Terdapat penjelasan terperinci fisik 3 = terdapat 3 unsur
objek. 2 = terdapat 2 unsur
Terdapat perincian beberapa bagian dari 1 = terdapat 1 unsur
objek.
Tidak terdapat kesalahan struktur
kalimat
Pilihan kosakata yang segar dan
bervariasi
Tidak terdapat kesalahan tanda baca.
Penutup 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
Terdapat simpulan tanggapan terhadap 3 = terdapat 3 unsur
objek. 2 = terdapat 2 unsur
Terdapat kesan terhadap hal yang 1 = terdapat 1 unsur
dideskripsikan.
Pilihan kosakata yang segar dan
bervariasi.
Tidak terdapat kesalahan tanda baca.
Penggunaan bahasa 4 = terdapat 4 unsur/ lebih
Terdapat perincian bahasa konkret, 3 = terdapat 3 unsur
majas untuk menggambarkan seolah- 2 = terdapat 2 unsur
olah pembaca melihat. 1 = terdapat 1 unsur
Terdapat perincian bahasa konkret,
majas untuk menggambarkan seolah-
olah pembaca mendengar.
12
Terdapat perincian bahasa konkret,
majas untuk menggambarkan seolah-
olah pembaca merasakan.
Terdapat perincian dengan kata konkret
13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. menemukan unsur cerita fantasi dengan tepat; dan
2. menjelaskan jenis cerita fantasi dengan tepat.
Pertemuan 2
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. menyimpulkan unsur intrinsik cerita fantasi dengan tepat; dan
2. menceritakan kembali cerita fantasi yang dibaca secara lisan atau tulisan dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Unsur cerita fantasi
2. Jenis cerita fantasi
Pertemuan 2
1. Unsur instrinsik cerita
2. Penyampaian kembali isi cerita fantasi secara lisan dan tertulis
E. Metode Pembelajaran
Pertemuan 1: Inquiry learning
Pertemuan 2: Discovery based learning
14
2. Alat dan bahan
a. Laptop
b. LCD
G. Sumber Belajar
1. Alkadri, Ahmad. “Sumur di Halaman.” Blog: http://cityofwoodandrain.wordpress.com. (diakses
pada 21 Februari 2017 pukul 09.33 wib.)
2. Darmawati, Uti dan Y. Budi Artati. 2016. Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan Pariwara.
3. Kemendikbud. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
4. Nurhida, Mila. “Legenda Peri Bulan.” http://fantasi-
cerpen.blogspot.co.id./2012/07/cerpenlegenda-peri-bulan.html. (diakses pada 3 Maret 2017 pukul
09.54 wib.)
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 menit
Orientasi Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
Kegiatan Inti 100 menit
Merumuskan masalah 4. Guru menunjukkan dua video berbeda,
cerita imajinasi “Harry Potter” dan
video cerita fantasi “Dust Buddies”
5. Siswa membaca cerita fantasi
“Kekuatan Ekor Biru Nataga” yang ada
di buku teks
15
Penutup 10 menit
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 menit
Persiapan Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru mengulas pembelajaran pada
pertemuaan sebelumnya
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti 100 menit
Stimulasi/pemberian 5. Peserta didik membaca cerita fantasi
rangsangan “Wiz dan Belimbing Ajaib” yang
disedikan oleh guru
16
15. Peserta didik dan guru memberikan
penghargaan bagi kelompok yang aktif
16. Peserta didik dan guru merumuskan
rencana pembelajaran pada tahap
berikutnya.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penialian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :
Indikator Butir Instrumen Pedoman Penskoran
Disajikan cerita fantasi, peserta didik dapat:
3.3.1 Mengidentifikasi Analisislah ciri umum cerita 3 = menganalisis 6 ciri
unsur cerita fantasi yang telah dibaca! umum cerita fantasi dengan
fantasi benar.
2 = menganalisis 4 ciri umum
cerita fantasi dengan benar.
1 = menganalisis 2 ciri umum
cerita fantasi dengan benar.
Perolehan Skor
Nilai = X 100 = NA
Skor Maksimal
2. Penilaian Keterampilan
Instrumen :
Indikator Teknik Bentuk Butir Instrumen
Penilaian Instrumen
4.3.1 Menyimpulkan Tertulis Uraian 1. Tentukan tokoh,
unsur intrinsik penokohan, latar, dan
cerita fantasi pesan atau amanat dalam
cerita fantasi yang telah
dibaca!
2. Kejadian mana yang
berupa fantasi dan sesuai
dengan kenyataan
berdasarkan cerita fantasi
yang telah dibaca!
4.3.2 Menceritakan Unjuk kerja Rubrik 3. Ceritakan kembali cerita
kembali cerita penilaian fantasi yang telah dibaca!
fantasi yang
dibaca secara
lisan atau
tulisan
17
Pedoman penskoran
4.3.1 Menyimpulkan unsur 5 = Menentukan tokoh, penokohan, latar, dan pesan
intrinsik cerita fantasi cerita fantasi dengan benar dan lengkap
3 = Menentukan tokoh, penokohan, latar, dan pesan
cerita fantasi dengan benar tapi tidak lengkap
1 = Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan
5 = Menyebutkan minimal 5 kejadian yang berupa
fantasi dan kejadian yang sesuai kenyataan
3 = Menyebutkan minimal 3 kejadian yang berupa
fantasi dan kejadian yang sesuai kenyataan
1 = Menyebutkan minimal 1 kejadian yang berupa
fantasi dan kejadian yang sesuai kenyataan
Perolehan Skor
Nilai = X 100 = NA
Skor Maksimal
18
Lampiran 1
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar 3.3 : Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita imajinasi) yang
dibaca dan didengar.
Seluruh pasukan Nataga sudah siap hari itu. Nataga membagi tugas kepada seluruh panglima dan
pasukannya di titik-titik yang sudah ditentukan. Seluruh binatang di Tana Modo tampak gagah dengan
keyakinan di dalam hati, mempertahankan milik mereka. Hari itu, sejarah besar Tana modo akan terukir di
hati seluruh binatang. Mereka akan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air
tercinta.
Saat yang ditunggu pun tiba. Mulai terlihat bayangan serigala-serigala yang hendak keluar dari
kabut. Jumlah pasukan cukup banyak. Nataga dan seluruh panglima memberi isyarat untuk tidak panik.
Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susul menyusul bagai air. Tubuh
mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan
kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Mereka tidak menyadari
bahaya yang sudah mengepung. Semua binatang tetap tenang menunggu aba-aba dari Nataga.
“Serbuuuu…!” teriak Nataga sambung-menyambung dengan seluruh panglima. Pasukan terdepan
dari binatang-binatang hutan segera mengepung para serigala dengan lemparan bola api.
Pasukan serigala sempat kaget, tak percaya. Cukup banyak korban yang jatuh di pihak serigala
karena lemparan bola api. Namun, pemimpin pasukan tiap kelompok serigala langsung mengatur kembali
anak buahnya pada posisi siap menyerang. Mereka tertawa mengejek binatang-binatang ketika banyak bola
api yang padam sebelum mengenai tubuh mereka. Bahkan dengan kekuatan mereka, mereka meniup bola
api yang terbang menuju arah mereka.
“Hai....! Tak ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot mata
merah penuh amarah.
Binatang-binatang tidak putus asa. Namun, pasukan serigala dalam jumlah dua kali lipat bahkan
lebih dari pasukan binatang, mulai bergerak maju, seolah hendak menelan binatang-binatang yang
mengepung. Binatang-binatang yang pantang menyerah juga tidak takut dengan gertakan para serigala.
“Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.
Nataga sempat bingung dengan kata-kata Dewi Kabut. Karena banyak bola api yang padam, Nataga
segera memberi aba-aba berhenti melempar dan mundur kepada seluruh pasukan.
Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor
birunya. Mendadak, ekor Nataga mengeluarkan api besar.Nataga mengibaskan api pada ekornya yang keras,
membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia melompat bagai
kilat dan mengepung serigala dalam Nono, si Anak Rembulan, berangkat sendiri berlibur ke Wlingi, tempat
tinggal Mbah Sastro. Ia selalu suka liburan di sana, karena ia bisa bersepeda keliling Wlingi dan bermandi-
mandi di Sungai Lekso yang menyegarkan. Tak jarang juga Nono membantu Mbah Mas yang punya warung
makan di Stasiun Wlingi. Suatu hari, Nono ditugaskan untuk membeli tahu goreng ke Njari, ke tempat Mbah
Pur, kakek buyutnya. Nono pun berangkat dengan sepeda. Nono mengambil jalan pintas menuju Njari. Di
tengah perjalanan, ia berhenti sejenak untuk melihat sebatang pohon kenari besar di tepi Kali Njari yang
pernah diceritakan oleh Mbah Pur. Menurutnya, dahulu ada seorang anak bernama Trimo yang menghilang
di dalam pohon kenari itu. Trimo menghilang ketika ia sedang berlindung dari serangan Belanda. Ia lenyap
begitu saja, seolah-olah pohon besar itu telah menelannya. Nono api panas. Kepungan api semakin luas.
Serigala-serigala tak berdaya menghadapi kekuatan si ekor biru. Teriakan panik dan kesakitan terdengar dari
serigala-serigala yang terbakar. Nataga tidak memberi ampun kepada para serigala licik itu.
Selesai pertempuran Nataga segera menuju ke atas bukit, bergabung dengan seluruh panglima. Levo,
Goros, Lamia, Sikka, dan Mora memandang Nataga dengan haru dan tersenyum mengisyaratkan hormat dan
bahagia.
19
suatu kejadian atau peristiwa; kisahan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa narasi
menyajikan serangkaian peristiwa biasanya disusun menurut urutan waktu. Karangan narasi,
misalnya cerpen, novel, roman, kisah perjalanan, biografi, dan autobiografi.
B. Ciri umum cerita fantasi sebagai salah satu jenis teks narasi
1. Ada keajaiban/ keanehan/ kemisteriusan
Cerita mengungkapkan hal-hal supranatural/ kemisteriusan, keghaiban yang tidak ditemui dalam
dunia nyata. Cerita fantasi adalah cerita fiksi bergenre fantasi (dunia imajinatif yang diciptakan
penulis). Pada cerita fantasi hal yang tidak mungkin dijadikan biasa. Tokoh dan latar diciptakan
penulis tidak ada di dunia nyata atau modifikasi dunia nyata. Tema fantasi adalah majic,
supernatural atau futuristik.
2. Ide cerita
Ide cerita terbuka terhadap daya hayal penulis, tidak dibatasi oleh realitas atau kehidupan nyata. Ide
juga berupa irisan dunia nyata dan dunia khayali yang diciptakan pengarang. Ide cerita terkadang
bersifat sederhana tapi mampu menitipkan pesan yang menarik. Tema cerita fantasi adalah majik,
supernatural atau futuristik. Contoh, pertempuran komodo dengan siluman serigala untuk
mempertahankan tanah leluhurnya, petualangan di balik pohon kenari yang melemparkan tokoh ke
zaman Belanda, zaman Jepang, kegelapan karena tumbukan meteor, kehidupan saling cuek dalam
dunia teknologi canggih pada 100 tahun mendatang.
3. Menggunakan berbagai latar (lintas ruang dan waktu)
Peristiwa yang dialami tokoh terjadi pada dua latar yaitu latar yang masih ada dalam kehidupan
sehari-hari dan latar yang tidak tidak ada pada kehidupan sehari-hari. Alur dan latar cerita fantasi
memiliki kekhasan. Rangkaian peristiwa cerita fantasi menggunakan berbagai latar yang
menerobos dimensi ruang dan waktu. Misalnya, tokoh Nono bisa mengalami kejadian pada
beberapa latar (latar waktu liburan di Wligi, latar zaman Belanda, dan sebagainya). Jalinan peristiwa
pada cerita fantasi berpindah-pindah dari berbagai latar yang melintasi ruang dan waktu.
4. Tokoh unik (memiliki kesaktian)
Tokoh dalam cerita fantasi bisa diberi watak dan ciri yang unik yang tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Tokoh memiliki kesaktiankesaktian tertentu. Tokoh mengalami peristiwa misterius
yang tidak terjadi pada kehidupan sehari-hari. Tokoh mengalami kejadian dalam berbagai latar
waktu. Tokok dapat ada pada seting waktu dan tempat yang berbeda zaman (bisa waktu lampau atau
waktu yang akan datang/ futuristik).
5. Bersifat fiksi
Cerita fantasi bersifat fiktif (bukan kejadian nyata). Cerita fantasi bisa diilhami oleh latar nyata atau
objek nyata dalam kehidupan tetapi diberi fantasi. Misalnya, latar cerita dan objek cerita Ugi
Agustono diilhami hasil observasi penulis terhadap komodo dan Pulau Komodo. Tokoh dan latar
difantasikan dari hasil observasi objek dan tempat nyata. Demikian juga Djoko Lelono memberi
fantasi pada fakta kota Wlingi (Blitar), zaman Belanda, Gunung Kelud.
6. Bahasa
Penggunaan sinonim dengan emosi yang kuat dan variasi kata cukup menonjol. Bahasa yang
digunakan variatif, ekspresif, dan menggunakan ragam percakapan (bukan bahasa formal).
20
Cerita fantasi terjadi pada masa lampau. Cerita fantasi tersebut ditulis pada zaman kerajaan atau
sebelum ada pergerakan nasional. Tokoh dan latar cerita menggunakan nama pada zaman
dahulu. Cerita fantasi tersebut misalnya dongeng, parabel, dan hikayat.
Perhatikan kutipan berikut.
Gerhana Bulan
(Cerita Rakyat dari Bali)
Alkisah, Kerajaan Wisnuloka dipimpin oleh Dewa Wisnu. Kerajaan Wisnuloka dihuni
oleh para dewa dan bidadari. Salah satu bidadari itu bernama Dewi Ratih atau Dewi Bulan.
Kerajaan Wisnuloka sering mendapat ancaman dari para raksasa yang bermukim di bumi
Balidwipa. Raksasa-raksasa itu tidak saja menakutkan manusia. Akan tetapi, para dewa pun
takut. Ketakutan para dewa itu disebabkan oleh tindakan keji para raksasa. Banyak dewa
terbunuh dan ratusan bidadari diculik.
Di antara para raksasa itu, yang paling menakutkan Kala Rau. Ia bertubuh besar dna kekar.
Wajahnya sangat menyeramkan. Ia pun sangat sakti. Kesaktiannya kadang-kadang melebihi
kesaktian para dewa.
Ancaman yang paling menakutkan dari Kala Rau dirasakan oleh Dewa Wisnu. Kala Rau
mengancam akan menyerang Kerajaan Wisnuloka. Kala Rau kecewa karena cintanya ditolak
oleh Dewi Ratih atau Dewi Bulan.
Dewa Wisnu berpikir panjang. Ia harus menggagalkan ancaman Kala Rau. Salah satu jalan
yang dapat ditempuh dengan membagikan tirta amerta (air kehidupan) kepada para dewa. Tirta
amerta itu dapat menghidarkan para dewa dari kematian saat Kala Rau menyerang Kerajaan
Wisnuloka. Dewa Wisnu lalu mengutus Dewa Kuwera, dewa utusan Kerajaan Wisnuloka.
....
Dikutip dari: M.G. Hesti Puji Rastuti, Kumpulan Cerita
Rakyat, Yogyakarta, Cira Aji Parama, 2007.
21
Harry Potter dan Pangeran Berdarah Campuran Bagian Mau Tak Mau
Karya J.K Rowling
Harry Potter mendekur keras. Dia sudah duduk di kursi dekat jendela kamarnya selama
hampir empat jam, menatap ke laur jalan yang gelap, dan akhirnya tertidur dengan sebelah
pipinya menempel di kaca jendela, kaca matanya miring dan mulutnya terbuka lebar. Uap
hangat yang ditinggalkan napasnya di jendela berkilau kena cahaya jingga lampu jalan di luar.
Lampu artificial itu membuat wajahnya kehilangan warna sehingga dia tampak pucat di bawah
rambut hitamnya yang awut-awutan.
Bermacam barang dan sampah bertebaran di dalam kamar itu. Bulu burung hantu, bagian
tengah apel, dan bungkus permen berserkan di lantai. Beberapa buku mantra tergeletak
sembarangan di antara jubah-jubah yang teronggok begitu saja di atas tempat tidurnya dan
berbagai surat kabar tertebar kacau dalam sorotan cahaya di mejanya. Salah satu kepala berita
surat kabar tersebut berbunyi sebagai berikut.
Harry Potter: Sang Terpilih
Desas-desus masih terus beredar tentang gangguan misterius di Kementerian Sihir baru-
baru ini. Dalam peristiwa itu Dia yang Namanya Tak Boleh Disebut sekali lagi terlihat.
“Kami dilarang bicara soal itu, jangan Tanya apa-apa kepada saya,” kata salah satu seorang
Obligator yang gelisah.
Materi Pembelajaran
Kompetensi Dasar 4.3 : Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita fantasi) yang didengar
dan dibaca secara lisan, tulis, dan visual.
Cerita Fantasi
Wiz dan Belimbing Ajaib
Wiz, sang kurcaci penggali sumur memiliki sebatang pohon belimbing ajaib di rumahnya di tengah
hutan Morin. Buahnya berwarna-warni sesuai warna cabangnya. Pohon belimbing ini merupakan pohon
ajaib di kalangan para kurcaci di hutan Morin. Pohonnya bercabang lima seperti jari tangan dengan warna
yang berbeda-beda. Setiap warna mempunyai khasiatnya sendiri. Buah merah cabang ibu jari, berkhasiat
menyembuhkan penyakit asma. Buah hijau cabang telunjuk, berkhasiat menyembuhkan sakit perut. Buah
kuning cabang jari tengah berkhasiat menyembuhkan penyakit mata. Buah putih cabang jari manis
berkhasiat mempercantik wajah. Seperti bentuk jari manis yang anggun, belimbing putih sering dipesan
kurcaci wanita untuk mempercantik wajah dan tubuh, agar tetap segar dan penuh pesona. Nah, buah biru
cabang kelingking, kecil dan agak rapuh. Buah biru berkhasiat menyembuhkan penyakit lupa. Semua
kurcaci yang pelupa di hutan Morin, langsung pulih ingatannya ketika memakan belimbing biru. Pokoknya
nyos deh khasiatnya.
Suatu hari, Wiz, pergi menggali sumur di desa sebelah hutan Morin. Tiba-tiba matanya terkena pecahan
batu galian. Wah, bahaya kalau tidak cepat ditangani. Wiz lalu mengambil belimbing kuning dari dalam
tasnya, kemudian dimakannya. Ajaib, seketika itu juga sakit mata Wiz kembali pulih. Ketika hari mulai
sore, Wiz pulang ke hutan. Di tengah perjalanan Wiz bertemu seorang Ibu Tua yang sakit asma. Wiz jatuh
kasihan, kemudian ia mengambil belimbing merah dari tasnya dan diberikan kepada Ibu Tua itu. Setelah
Ibu Tua memakannya, seketika itu juga sembuhlah penyakit asmanya. Ibu Tua lalu mengucapkan terima
kasih kepada Wiz. Wis melanjutkan perjalanan pulangnya. Kembali Wiz bertemu dengan Kakak beradik
yang tengah duduk di atas batu di pinggir sungai.
“Aduh, sakit perutku, kak!” kata anak laki-laki sambil meringis kesakitan memegang perutnya.
“Sakit sekali ya, dik?” tanya Kakak perempuannya yang buruk rupa.
22
“Iya kak, aku sudah tak tahan lagi,” ucap anak lelaki menahan sakit.
Wiz yang mendengar percakapan tersebut bertanya, “Ada yang bisa saya bantu?”
“Oh, iya pak kurcaci, Adikku butuh pertolongan. Ia sakit perut, mungkin terlalu banyak makan jambu
air,” sang Kakak memberitahu Wiz. Wiz mengambil belimbing hijau dari dalam tasnya dan diberikan ke
anak lelaki itu.
“Nah, makan ini!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing tersebut.
Wiz menatap Kakak perempuan yang buruk rupa kemudian menjadi iba. Wiz lalu mengambil belimbing
putih dan diberikan kepada sang Kakak.
“Saya tidak sakit pak kurcaci,” kata sang Kakak.
“Kamu juga boleh memakannya, nanti kamu akan tahu khasiatnya!” jawab Wiz.
Akhirnya kedua Kakak beradik itu memakan buah belimbing dari pohon ajaib itu.
“Haa? Aku bisa jadi cantik? Kulitku jadi putih dan halus!” sorak sang Kakak perempuan buruk rupa
takjub dengan perubahan yang baru saja terjadi.
“Aku juga sudah sembuh, kak! Perutku sudah nggak mules lagi,” kata si anak lelaki.
“Wah, terima kasih ya pak kurcaci. Kami sangat beruntung bertemu kamu hari ini. Terima kasih, terima
kasih, terima kasih,” keduanya menyampaikan rasa terima kasihnya berulang-ulang. Wiz hanya tersenyum
mendengar ucapan terima kasih itu.
Mendekati rumahnya di hutan, Wiz bertemu dengan seorang Kakek. Kelihatannya sang Kakek sedang
kebingungan.
Wiz mendekati si Kakek dan bertanya, “Ada apa, kek? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Wiz lembut.
“Iya, saya butuh bantuan. Saya mau pulang ke rumah saya di pinggir hutan tapi saya lupa jalan
pulangnya. Sekarang saya tersesat,” ujar sang Kakek yang pelupa.
“Oh jangan khawatir, kek. Kakek makan saja belimbing biru ini!” kata Wiz sambil menyerahkan
belimbing terakhir dari dalam tasnya. Beberapa saat kemudian tampaklah reaksinya. Kakek mulai sadar dan
telah tahu arah ke rumahnya.
“Terima kasih, sekarang saya jadi tahu jalan pulang ke rumah!” kata Kakek senang.
“Oke, hai-hati ya, kek! jawab Wiz sopan.
Nah, lengkaplah sudah tugas Wiz hari itu, menyembuhkan lima penyakit dengan buah belimbing ajaib.
Setiap hari, Wis si kurcaci dan belimbing ajaibnya akan terus menyembuhkan siapa saja yang membutuhkan
pertolongan.
A. Unsur intrinsik cerita fantasi
1. Tema
Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita. Tema dapat bersinonim dengan ide utama
dan tujuan utama. Jadi, tema adalah gagasan dasar umum, dasar cerita sebuah karya yang digunakan
pengarang untuk mengembangkan cerita.
2. Latar
Latar atau setting disebut landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
a. Latar tempat
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya
fiksi.
b. Latar waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang
diceritakan dalam karya fiksi.
c. Latar sosial
Latar sosial menyaran pada unsure-unsur yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial
mencakup kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir,
dan bersikap.
3. Penokohan
Penokohan adalah pelukisan gambaran jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita. Pelukisan gambaran tokoh cerita ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan aspek yang dilakukand alam tindakan.
4. Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan dalam sebuah cerita
mencerminkan pandangan hidup pengarang. Pesan yang ingin disampaikan pengarang disebut
pesan moral. Pesan moral tersebut dapat berupa penerangan sikap dan tingkah laku para tokoh yang
terdapat pada suatu cerita. Melalui cerita, sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh tersebut diharapkan
dapat menyajikan hikmah.
23
B. Penyampaian kembali isi cerita fantasi secara tertulis
Cara untuk menulis kembali sebuah cerita fantasi secara tertulis sebagai berikut.
a. Membaca cerita fantasi dengan saksama.
b. Menentukan peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita fantasi.
c. Mengembangkan peristiwa-peristiwa tersebut menjadi sebuah cerita fantasi dengan kalimat
sendiri.
24
Lampiran 2: Lembar Kerja Peserta Didik
Kompetensi Dasar 3.3 : Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Hari, Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Bacalah teks cerita fantasi kemudian diskusikanlah bersama dengan teman sekelompokmu.
1. Analisislah ciri umum cerita fantasi yang telah di atas!
No. Ciri umum cerita Alasan/bukti
fantasi Sumur di Halaman Peri dan Pembuat Sepatu
1. Keajaiban/keanehan/k
emisteriusan
2. Ide cerita
3. Menggunakan berbagai
latar (lintas ruang dan
waktu)
5. Bersifat fiksi
6. Bahasa
25
Lampiran Teks Cerita Fantasi
Teks 1
Sumur di Halaman
Oleh Ahmad Alkadri
Dulu, saat aku masih kecil, seorang anak perempuan memberitahuku bahwa di bawah sumurnya terdapat
istana. Dia memberitahuku dengan wajah yang berseri-seri, senyum yang sangat cerah, di bawah
kelabunya langit siang hari tersebut.
“Aku mau ke sana! Kamu mau ikut?” tanyanya padaku.
Tentu saja mau, jawabku. Anak mana yang tidak mau diajak pergi ke istana? Namun, bahkan di
usiaku yang belia, aku telah memikirkan banyak hal. Aku banyak yang curiga, banyak tidak percaya. Maka,
aku pun bertanya padanya, dari mana dia tahu kalau di bawah sumurnya terdapat istana?
“Ibuku bilang begitu! Katanya, di situlah ayahku berada!” jawabnya, masih sangat bersemangat.
Aku agak bingung. Bukankah ayahnya ada di rumah dan baru saja kami bertemu dengannya,
melihatnya sedang tidur-tiduran di dipan sementara ibunya bekerja di pasar? Membanting tulang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka?
“Dia bukan ayahku! Ibu memang menikahinya, tapi dia bukan ayahku!” jawabnya keras-keras,
mendadak tampak kesal. Dia cemberut, menyilangkan kedua tangannya di dadanya.
Oke, kalau begitu, Ayah yang mana yang dia maksud? Dia menjawab, tentu saja ayah kandungnya
yang dia maksud, yang sekarang berada di bawah. Aku pastilah tampak sangat bingung – maklum, namanya
juga anak-anak, belum begitu mengerti istilah ayah kandung dan tiri – sehingga dia mulai bercerita.
Dulu sekali, saat dia bahkan masih belum dilahirkan, sebelum dia membuka matanya untuk menatap
dunia, saat aku mungkin belum dilahirkan, atau setidaknya belum pindah ke desa tersebut bersama
keluargaku, bahkan sebelum ayahku didinaskan di kantor kepala desa, ayahnya adalah seorang tukang gali
sumur. Ayah dan ibunya bertemu, jatuh cinta, dan menikah.
Satu hari, saat ibunya tengah mengandung dirinya, ayahnya, setelah menyadari bahwa sumur di
rumahnya sudah mulai mengering, memutuskan untuk menggali lagi sumur tersebut. Dalam, lebih dalam.
Begitu dalam ayahnya menggali sumur, hingga mendadak, tak ada lagi tanah yang bisa digali, dan ayahnya
jatuh ke hamparan rumput lembut di lembah nan luas, dengan danau yang cemerlang, dan istana raksasa
yang berdiri di atasnya.
Ayahnya, penasaran dan memerlukan bantuan untuk kembali ke lubang di atas, agar bisa kembali
ke rumahnya, berjalan ke istana tersebut. Namun, pemilik istana tersebut bukanlah orang baik yang mau
menolong sebagaimana yang ayahnya kira.
Pemilik istana tersebut, penguasa seluruh lembah itu, adalah seorang ratu yang begitu jahat, kejam, licik,
dan cantik jelita. Ratu jarang mendapatkan kunjungan dari atas sumur, dari dunia di luar lembah dan
istananya. Oleh karena itu, Sang Ratu menggoda ayahnya, merayunya, sedemikian rupa hingga ayahnya
memutuskan untuk tidak kembali ke atas melalui lubang tersebut.
Sang Ratu, puas karena ayahnya telah tunduk, mengangkat ayahnya menjadi raja, dan berdua,
mereka mendiami istana tersebut. Ayahnya karena cengkeraman Sang Ratu, dan Sang Ratu karena
ketamakannya.
“Itulah sebabnya ayahku tak pernah kembali ke atas setelah menggali sumur tersebut!” katanya
bersemangat.
Aku mengangguk pelan. Kalau begitu, kenapa mereka malahan mau turun ke sana? Bukankah di
bawah sana, di dalam istana tersebut, terdapat ratu jahat yang kejam dan mengerikan? Bukankah sebaiknya
mereka justru menutup lubang sumur tersebut – dengan batu besar, mungkin – agar Sang Ratu Jahat tidak
pernah muncul di permukaan?
“Kita harus turun untuk mengalahkan Sang Ratu! Kemudian, aku akan menyelamatkan ayahku,
membawanya kembali ke sini, agar dia bisa membantu ibuku bekerja setiap hari dan mengusir lelaki malas
itu dari rumah kami!” jawabnya berapi-api.
Tapi, aku bertanya lagi, bukankah ibunya sudah melarang kami untuk bermain dekat-dekat sumur?
Apalagi masuk ke dalamnya. Bukankah itu akan berbahaya, karena nantinya kami bakal dimarahi?
“Justru sekarang ini, karena ibuku masih di pasar, kita harus masuk! Biar kita nggak ketahuan dan
nggak dimarahi ibu!”
Alasannya masuk akal, dan aku pun setuju untuk ikut turun ke dalam sumur bersamanya. Kami
berlari masuk ke dalam rumah, mempersiapkan segalanya. Tali untuk diikat ke pohon, agar kami bisa
memanjat naik nantinya? Sudah siap. Cangkul untuk menggali, siapa tahu gerbang ke lembah tersebut,
istana tersebut, sudah tertutup? Sudah siap. Senter? Kami tidak punya, tapi sebagai gantinya ada lampu
minyak.
“Dan pentungan untuk mengalahkan Sang Ratu,” katanya, mengangkat sebuah pemukul kasti.
Aku mendongak menatapnya, dan mendapati bahwa pemukul kasti tersebut kukenali. Bukankah itu
punyanya sekolah kami?
26
“Ya, kemarin kuambil setelah jam pelajaran olahraga. Nanti pasti kukembalikan kok,” katanya
meyakinkanku.
Semuanya sudah siap. Kami memasukkan seluruh perlengkapan tersebut dalam tas ransel yang
kubawa, dan setelah mengenakannya, kami siap berangkat.
Tepat saat itulah, ibunya pulang.
“Adek di mana?” tanya ibunya dari ruang depan.
Kami panik. Dengan terburu-buru, kami menyembunyikan tasku beserta seluruh isinya di bawah
kolong kasurnya. Kemudian, kami berlari ke depan, menyambut ibunya, menyaliminya. Aku merasakan
betapa kasar tangan beliau, hasil dari bekerja memotong dan membersihkan ikan setiap hari di pasar. Jauh
berbeda dari tangan ibuku, atau tangan siapapun yang kukenal.
Beliau menawariku makan kue, apakah aku mau? Oh, tidak usah, jawabku terburu-buru. Lagipula,
gerimis sudah mulai turun di luar, aku harus segera kembali. Tidak masalah, kata beliau, besok datanglah
lagi ke rumah. Aku mengangguk, berpamitan dengan beliau.
Sebelum berlari pulang, anak perempuan tersebut memberiku kode dengan tangannya, memberitahu
bahwa misi ditunda dan akan dilanjutkan besok. Siap, aku menjawab dengan anggukan yang mantap.
Kemudian, aku berlari, di tengah jalan gerimis menjadi hujan, dan hujan menjadi deras. Aku sampai rumah
dengan basah kuyup, kedinginan, dan ibuku langsung menggiringku ke kamar mandi untuk bersih-bersih.
Beliau khawatir aku akan kena flu, begitu khawatirnya hingga tak bertanya di mana tas sekolahku
berada.
Itu tiga puluh tahun yang lalu.
Tiga puluh tahun telah berlalu sejak kami menyiapkan perlengkapan kami untuk turun ke Istana Di
Bawah Sumur dan menyerbu guna menyelamatkan ayahnya sekaligus mengalahkan Sang Ratu Jahat. Esok
harinya, sesuai perkiraan ibuku, aku terkena flu, dan aku tak bisa ke rumahnya meski cuaca cukup cerah.
Aku ingat bagaimana aku masuk sekolah lagi beberapa hari kemudian, mendapati kursinya kosong.
Pergi ke rumahnya bersama keluargaku, mendapati ada acara besar di sana, nyaris seluruh penduduk desa
datang, dengan bendera kuning di depan rumahnya. Mendengar bahwa dia jatuh ke dalam sumur dan takkan
kembali lagi.
Memberitahu semua orang bahwa dia pasti ditangkap oleh Ratu Jahat dari bawah sumur, dan
meminta mereka untuk menyelamatkannya. Kemudian, saat tidak ada yang menggubrisku, aku mulai
menangis. Saat itulah, orangtuaku memelukku, memberikan kata-kata penghiburan untukku.
Sumur tersebut masih ada hingga hari ini. Berdiri diam, dengan mulutnya yang terbuka, menganga,
memperlihatkan hanya kegelapan di dalamnya.
Aku tak tahu kenapa aku kembali ke desa tersebut, apalagi kembali ke rumahnya, apa yang tersisa
dari rumahnya. Bagaimanapun, tiga puluh tahun telah berlalu. Waktu yang cukup lama bagiku untuk
membuatku sadar, dan paham, akan apa yang sesungguhnya terjadi. Paham bahwa tidak ada yang namanya
Sang Ratu Jahat. Yang ada hanyalah kegelapan, kematian, terjebak dalam sumur begitu dalam tanpa bisa
memanjat naik karena tali yang putus, tak kuat menahan beban mereka. Paham bahwa seandainya aku ikut
bersamanya, mungkin aku bisa menolongnya. Atau mungkin malah ikut tewas bersamanya? Aku tak tahu.
Waktu yang cukup lama bagiku untuk bisa mulai memaafkan diriku sendiri, untuk melakukan sesuatu demi
menutup luka di hatiku.
Namun, dengan waktu sepanjang itu, aku juga bisa memahami satu hal. Satu hal penting yang turut
membantuku untuk pulih. Aku telah membeli bekas rumahnya beserta tanah milik keluarganya. Aku telah
merenovasinya, menjaganya tetap hidup. Suatu malam, pada kunjunganku kembali ke desa tersebut, aku
menginap di rumahnya.
Dan malam itu, aku bermimpi.
Aku bermimpi akan sebuah istana. Namun, istana tersebut tidak berada di bawah sumur, karena aku
sudah paham bahwa tidak ada istana di bawah sumur. Istana tersebut, dengan segala kemegahannya, berada
di sebuah lembah, luas, dengan rumput-rumput hijau yang berayun dan menari bersama angin, danau yang
cemerlang dan langit yang biru. Tanah yang membentang sejauh mata memandang, dan hutan yang berdiri
dengan rimbunnya.
Malam itu, aku bermimpi bertemu dengannya. Dengan senyum yang sangat cerah, wajah yang
begitu bahagia, dia menggenggam tanganku dan mengajakku ke istananya.
Di sana, dia tinggal bersama ayahnya, hidup bahagia hingga selamanya.
Teks 2
Peri dan Pembuat Sepatu
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri yang hidupnya serba pas-pasan. Sang suami
adalah seorang pembuat sepatu. Suatu hari, mereka sama sekali tidak mempunyai uang. Mereka sangat sedih
karena harus menahan lapar seharian. Namun, sang suami melihat selembar kulit yang cukup untuk di buat
sepasang sepatu.
27
Ia pun langsung menyiapkan segala perlengkapan untuk membuat sepatu tersebut. Ia pun bersiap
untuk membuat sepatu dan sangat berharap besok ada yang akan membelinya. Namun, karena sudah sangat
lelah, ia pun tertidur dengan sangat pulas.
Tiba-tiba, di tengah malam datanglah sekelompok peri ke ruang kerja sang pembuat sepatu.
Sekumpulan peri tersebut melihat perlengkapan membuat sepatu yang belum selesai di atas meja. Mereka
pun berniat untuk membantu membuatkan sepatu istimewa untuknya. Mereka pun dengan penuh semangat
menggambar pola, menggunting, dan menjahit sepatu.
Disuatu pagi, pembuat sepatu dan sang istri sangat terkejut melihat sepasang sepatu yang sangat
indah dan jahitan yang rapi di atas meja. Sepasang suami istri tersebut bertanya-tanya siapa yang membuat
sepatu cantik tersebut.
Sepatu tersebut, ia bawa kepasar untuk di jual. Sepatu itu di beli dengan harga yang sangat tinggi.
Pembuat sepatu sangat senang, meskipun dalam hatinya masih bertanya-tanya siapa yang sudah
membantunya membuat sepatu seindah tersebut. Setelah sepatunya terjual, ia pun langsung membeli kulit
yang lebih banyak. Cukup untuk membuat empat pasang sepatu. Setibanya ia dirumah. Sang pembuat sepatu
langsung menyiapkan perlengkapannya. Namun, karena lelah seharian mencari kulit yang bagus. Ia pun
tertidur lelap.
Tanpa disangka para peri datang kembali untuk membantu sang pembuat sepatu tersebut. Kejadian
yang serupa terulang kembali. Sepasang suami istri tersebut terkejut ketika bangun dari tidurnya. Melihat
empat pasang sepatu cantik dengan jahitan yang sangat rapi terletak di atas meja.
Pembuat sepatu tersebut, terus dikejutkan dengan sepatu-sepatu yang sudah jadi tersusun rapi di
atas meja. Sepasang suami istri tersebut. Kini hidup serba kecukupan. Mereka sangat penasaran siapa yang
selama ini sudah baik hati membantunya. Akhirnya, malam harinya mereka memutuskan untuk mengintip
tempat kerja sang pembuat sepatu.
Malam yang di tunggu sepasang suami tersebut tiba. Mereka sangat penasaran. Mereka pun
bersembunyi di balik tirai. Setelah menunggu lama. Di tengah malam, mulai terdengar suara berisik.
Ternyata, para peri tersebut datang. Mereka pun langsung bekerja membuat sepatu-sepatu tersebut. Dengan
sangat terkejut, sepasang suami istri tersebut. Akhirnya, mengetahui siapa yang sudah sangat baik membatu
mereka.
Mareka pun sangat senang karena mereka di bantu oleh peri-peri yang baik hati. Mereka pun berniat
untuk membuatkan beberapa baju, celana, mantel, dan topi yang berukuran kecil. Karena mereka takut para
peri tersebut kedinginan dengan menggunakan pakaian yang tipis.
Keesokkan harinya, pembuat sepatu tidak menyiapkan peralatan untuk membuat sepatu. Namun, ia
meletakkan beberapa baju hangat, celana, mantel dan topi dengan ukuran keci. Semua itu di buat oleh istri
sang pembuat sepatu. Mereka pun meletakan pakaian tersebut di atas meja dengan sebuah pesan. “Ini hadiah
kecil kami untuk kalian. Kami sangat berterima kasih karena kaliah sudah bersedia menolong kami.” Isi
pesan tersebut.
Seperti biasa, para peri kembali datang saat malam hari telah tiba. Mereka sangat terkejut melihat
apa yang tersusun di atas meja. Mereka sangat senang, dan segera mencoba baju, celana, mantel, dan tidak
lupa dengan topinya. Pakaian yang baru mereka pakai tersebut sangat nyaman dan hangat.
“Sepertinya pembuat sepatu dan istrinya sudah tahu tentang kita,” kata salah satu peri.
Akhirnya, para peri pun memutuskan untuk meninggalkan rumah pembuat sepatu. Karena mereka
merasa pekerjaan untuk membantu pembuat sepatu dan istrinya sudah selesai.
Kompetensi Dasar 4.3 : Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita fantasi) yang didengar dan dibaca
secara lisan, tulis, dan visual.
28
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Hari, Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Bacalah teks cerita fantasi kemudian diskusikanlah bersama dengan teman sekelompokmu.
1. Tentukan tokoh, penokohan, latar, dan pesan atau amanat dalam cerita fantasi yang telah dibaca.
Masukkan unsur yang ditemukan ke dalam tabel berikut!
No. Unsur Cerita Bukti/ Alasan
1. Tokoh
2. Penokohan
3. Latar cerita
4. Pesan/ amanat
2. Kejadian mana yang berupa fantasi dan sesuai dengan kenyataan? Isilah tabel berikut!
No. Kejadian yang berupa fantasi Kejadian yang sesuai kenyataan
1.
2.
dst.
29
Lampiran Teks Cerita Fantasi
Teks 1
Legenda Peri Bulan
Oleh Mila Nurhida
Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit
kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan dengannya. Wulan akhirnya selalu
menggunakan cadar.
Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga. Putra Raja itu terkenal
dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering
memimpikan Pangeran Rangga.
“Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!” kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya
termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa
saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“ tutur Ibu Wulan lembut. Sebenarnya Wulan juga sadar.
Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga. Pikir Wulan.
Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di
langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu
begitu cerah.
“Sungguh cantik!” gumam Wulan. Matanya takjub memandang ke arah bulan.
Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat
cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan. Di desa Wulan,
setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan.
Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan. “Aku
ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa cantik lagi seperti dulu. Tapi…, ah.., mana mungkin! Itu
pasti hanya dongeng!” Wulan segera menepis harapannya. Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup
rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.
Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. Suatu sore, Wulan
bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu
cukup jauh, Wulan rela menjenguknya. Sepulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah
perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan
kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang.
“Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!” ucap Wulan lega.
Ia berjalan, dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di
rumahnya. Wulan tidak juga mememukan rumahnya.
“Kurasa aku sudah tersesat!” gumamnya panik. Ternyata para kunang-kunang telah
mengarahkannya masuk ke dalam hutan.
“Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini, agar wajahmu bisa disembuhkan,” ujar seekor
kunang-kunang.
“Kau? Kau bisa bicara?” Wulan menatap heran seekor kunang-kunang yang paling besar.
“Kami adalah utusan Dewi Bulan,” jelas kunang-kunang itu.
Wulan akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-
kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang
terang benderang.
“Indah sekali!” Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang.
Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna.
Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncullah sosok perempuan berparas cantik.
“Si...siapa kau?” tanya Wulan kaget.
“Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,” tutur Dewi Bulan lembut.
“Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku.
Usaplah wajahmu dengan air ini!” lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.
Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam
bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia menghilang.
Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidur di tepi
danau.
Akan tetapi, sungguh ajaib! Esok harinya. Ia telah berada di kamarnya sendiri lagi. Ketika
bercermin, ia sangat gembira melihat kilit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah canti
kembali. Ibunya heran dan gembira.
“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!” cerita Wulan.
Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga
Pangeran Rngga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mecari Wulan. Keduanya akhirnya bisa bertemu.
Wulan sangat gembisa bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya.
30
Teks 2
Peri dan Pembuat Sepatu
Pada zaman dahulu, hiduplah sepasang suami istri yang hidupnya serba pas-pasan. Sang suami
adalah seorang pembuat sepatu. Suatu hari, mereka sama sekali tidak mempunyai uang. Mereka sangat sedih
karena harus menahan lapar seharian. Namun, sang suami melihat selembar kulit yang cukup untuk di buat
sepasang sepatu.
Ia pun langsung menyiapkan segala perlengkapan untuk membuat sepatu tersebut. Ia pun bersiap
untuk membuat sepatu dan sangat berharap besok ada yang akan membelinya. Namun, karena sudah sangat
lelah, ia pun tertidur dengan sangat pulas.
Tiba-tiba, di tengah malam datanglah sekelompok peri ke ruang kerja sang pembuat sepatu.
Sekumpulan peri tersebut melihat perlengkapan membuat sepatu yang belum selesai di atas meja. Mereka
pun berniat untuk membantu membuatkan sepatu istimewa untuknya. Mereka pun dengan penuh semangat
menggambar pola, menggunting, dan menjahit sepatu.
Disuatu pagi, pembuat sepatu dan sang istri sangat terkejut melihat sepasang sepatu yang sangat
indah dan jahitan yang rapi di atas meja. Sepasang suami istri tersebut bertanya-tanya siapa yang membuat
sepatu cantik tersebut.
Sepatu tersebut, ia bawa kepasar untuk di jual. Sepatu itu di beli dengan harga yang sangat tinggi.
Pembuat sepatu sangat senang, meskipun dalam hatinya masih bertanya-tanya siapa yang sudah
membantunya membuat sepatu seindah tersebut. Setelah sepatunya terjual, ia pun langsung membeli kulit
yang lebih banyak. Cukup untuk membuat empat pasang sepatu. Setibanya ia dirumah. Sang pembuat sepatu
langsung menyiapkan perlengkapannya. Namun, karena lelah seharian mencari kulit yang bagus. Ia pun
tertidur lelap.
Tanpa disangka para peri datang kembali untuk membantu sang pembuat sepatu tersebut. Kejadian
yang serupa terulang kembali. Sepasang suami istri tersebut terkejut ketika bangun dari tidurnya. Melihat
empat pasang sepatu cantik dengan jahitan yang sangat rapi terletak di atas meja.
Pembuat sepatu tersebut, terus dikejutkan dengan sepatu-sepatu yang sudah jadi tersusun rapi di
atas meja. Sepasang suami istri tersebut. Kini hidup serba kecukupan. Mereka sangat penasaran siapa yang
selama ini sudah baik hati membantunya. Akhirnya, malam harinya mereka memutuskan untuk mengintip
tempat kerja sang pembuat sepatu.
Malam yang di tunggu sepasang suami tersebut tiba. Mereka sangat penasaran. Mereka pun
bersembunyi di balik tirai. Setelah menunggu lama. Di tengah malam, mulai terdengar suara berisik.
Ternyata, para peri tersebut datang. Mereka pun langsung bekerja membuat sepatu-sepatu tersebut. Dengan
sangat terkejut, sepasang suami istri tersebut. Akhirnya, mengetahui siapa yang sudah sangat baik membatu
mereka.
Mareka pun sangat senang karena mereka di bantu oleh peri-peri yang baik hati. Mereka pun berniat
untuk membuatkan beberapa baju, celana, mantel, dan topi yang berukuran kecil. Karena mereka takut para
peri tersebut kedinginan dengan menggunakan pakaian yang tipis.
Keesokkan harinya, pembuat sepatu tidak menyiapkan peralatan untuk membuat sepatu. Namun, ia
meletakkan beberapa baju hangat, celana, mantel dan topi dengan ukuran keci. Semua itu di buat oleh istri
sang pembuat sepatu. Mereka pun meletakan pakaian tersebut di atas meja dengan sebuah pesan. “Ini hadiah
kecil kami untuk kalian. Kami sangat berterima kasih karena kaliah sudah bersedia menolong kami.” Isi
pesan tersebut.
Seperti biasa, para peri kembali datang saat malam hari telah tiba. Mereka sangat terkejut melihat
apa yang tersusun di atas meja. Mereka sangat senang, dan segera mencoba baju, celana, mantel, dan tidak
lupa dengan topinya. Pakaian yang baru mereka pakai tersebut sangat nyaman dan hangat.
“Sepertinya pembuat sepatu dan istrinya sudah tahu tentang kita,” kata salah satu peri.
Akhirnya, para peri pun memutuskan untuk meninggalkan rumah pembuat sepatu. Karena mereka
merasa pekerjaan untuk membantu pembuat sepatu dan istrinya sudah selesai.
31
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapakan mampu :
1. Merinci struktur teks narasi (cerita fantasi) dengan tepat.
2. Menguraikan ciri penggunaan bahasa pada cerita fantasi dengan tepat.
3. Merencanakan pengembangan cerita fantasi dengan tepat.
4. Menulis cerita fantasi dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan
kaidah penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi, meliputi:
1. Struktur cerita fantasi
2. Ciri bagian-bagian struktur cerita fantasi
3. Prinsip penggunaan bahasa pada cerita fantasi
E. Metode Pembelajaran
Problem-Based Learning, Saintifik
32
b. Print out teks narasi (fantasi)
c. Powerpoint
2. Alat dan bahan
a. Laptop
b. LCD & Projektor
c. Kertas flap
d. Spidol berwarna
G. Sumber Belajar
1. Harsiati, Titik, ddk. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
2. Internet : https://fiksilotus.com/
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 5
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Orientasi terhadap masalah 4. Peserta didik membentuk kelompok kecil 30
5. Peserta didik membaca cerita fantasi “Bawang
Merah dan Bawang Putih”
33
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 5
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru mereview kembali pembelajaran pada
pertemuaan sebelumnya
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati 5. Peserta didik mengamati beberapa gambar & 30
video sebagai pemacu mengembangkan fantasi.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :
No Indikator Butir Instrumen Pedoman Penskoran
Disajikan teks narasi (fantasi),
peserta didik dapat:
3.4.1 Merinci struktur teks Temukan ciri/ karakteristik 3 = menemukan
narasi (cerita fantasi) isi dari bagian-bagian ciri/karakteristik isi dari
struktur cerita fantasi “......”! bagian-bagian struktur cerita
fantasi dengan benar dan
Jawaban : lengkap.
Orientasi :
34
Pengenalan tokoh dan watak 2 = menemukan
: dimulai pada paragraf 1, ciri/karakteristik isi dari
terdapat tokoh Si Kanguru bagian-bagian struktur cerita
Merah karakter suka fantasi dengan benar tetapi
berteman, Si Buaya karakter kurang lengkap.
cepat marah, dsb.
Pengenalan latar : Alam liar. 1 = jawaban tidak sesuai
Komplikasi : dengan pertanyaan.
Muncul masalah sampai
masalah memuncak : dimulai
pada paragraf 3.
Resolusi :
Pemecahan masalah :
dimulai pada paragraf 10.
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X 100 = NA
Skor Maksimal
2. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penialaian : Unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : Uji petik kerja
c. Instrumen :
35
No. Indikator Butir Instrumen Pedoman Penskoran
4.4.3 Merencanakan Tentukan ide cerita fantasi 3 = ide yang dibuat
pengembangan cerita (menggunakan media dadu menarik, rangkaian
fantasi fantasi), kemudian buatlah peristiwa runtut
daftar rangkaian peristiwanya! 2 = ide cukup menarik,
rangkaian peristiwa kurang
runtut
1 = ide cukup menarik,
daftar rangkaian tidak
runtut sama sekali
4.4.4 Menulis cerita fantasi Buatlah satu karya cerita 3 = cerita fantasi yang
dengan memperhatikan fantasi yang menarik dengan dibuat memiliki struktur
pilihan kata, memperhatikan pilihan kata, yang tepat, isi cerita yang
kelengkapan struktur, kelengkapan struktur, dan menarik, dan menggunakan
dan kaidah kaidah penggunaan kata bahasa yang baik.
penggunaan kata kalimat/ tanda baca/ejaan yang 2 = cerita fantasi yang
kalimat/ tanda tepat! dibuat memiliki struktur
baca/ejaan yang tepat, isi cerita cukup
menarik, dan menggunakan
bahasa yang cukup baik.
1 = memiliki struktur
kurang tepat pada cerita
fantasi yang dibuat, isi
cerita kurang menarik, dan
menggunakan bahasa yang
cukup baik.
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X 100 = NA
Skor Maksimal
36
Lampiran materi
Materi Pembelajaran
3.4 Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi (cerita
imajinasi) yang dibaca dan didengar
37
6. Penggunaan Dialog/ Kalimat Langsung dalam Cerita.
“Raksasa itu mengejar kita!” teriak Fona kalang kabut. Aku ternganga mendengar perkataan
Fona. Aku segera berlari.
Materi Pembelajaran
4.4 Menyajikan gagasan kreatif dalam bentuk cerita fantasi secara lisan
dan tulis dengan memperhatikan struktur, penggunaan bahasa, atau
aspek lisan
4. Menyajikan Cerita
1. Merencanakan Cerita
Dalam merencanakan cerita dapat memperhatikan langkah-langkah berikut.
a. Menemukan Ide Penulisan
Ide penulisan dapat ditemukan dengan mengamati objek nyata lalu diberi imajinasi.
Pengamatan dapat dilakukan terhadap objek apa pun di sekitarmu.
b. Penggalian Ide Cerita
Ide cerita fantasi dapat digali lebih dalam. Penggalian cerita dapat diperoleh dari
membaca berbagai referensi atau dari pengalaman mitosmitos lokal/ daerah.
c. Membuat Rangkaian Peristiwa
Dari ide yang sudah kamu temukan, buatlah rangkaian peristiwa sehingga tercipta cerita
fantasi yang unik.
Contoh :
Ide cerita : Penyelematan wilayah kekuasaan di Pulau Komodo
Tema : Perjuangan mempertahankan daerah kekuasaan
Rangkaian cerita :
1. Tokoh melatih semua teman bela diri. Tokoh ingin membentuk kekuatan untuk
berjaga-jaga terhadap serangan musuh.
2. Tokoh dan temannya tahu bahwa ada musuh yang ingin menguasai daerah
tempat tinggal mereka.
3. Tokoh dan temannya diserbu makhluk besar seperti serigala.
4. Tokoh dan temannya berjuang sekuat tenaga mempertahankan daerahnya.
5. Pertempuran berlangsung sengit.
6. Dalam pertempuran tokoh dibantu oleh seorang dewi.
7. Tokoh mengeluarkan senjata andalannya.
8. Dengan sejata andalannya, tokoh dapat mengalahkan musuhnya.
38
3. Memberi judul yang menarik
Memberi judul yang menarik dari cerita dibuat.
4. Menelaah untuk Merevisi
Menelaah hasil tulisan dengan panduan yang disiapkan guru atau
menggunakan panduan yang ada pada buku tersebut! Minta masukan pada teman
dan gurumu!
39
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 3 Satap Brang Rea
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VII/Ganjil
Materi Pokok : Teks Prosedur
Alokasi waktu : 6 jp (2x pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan
Peserta didik diharapkan mampu :
1. Menentukan ciri umum dan tujuan teks prosedur pada teks yang dibaca atau yang didengar
dengan tepat.
2. Menentukan jenis teks prosedur pada teks yang dibaca dengan tepat.
3. Meringkas urutan isi teks prosedur dengan tepat
4. Menjawab pertanyaan isi teks prosedur dengan tepat.
5. mendemontrasikan cara melakukan suatu pekerjaan dari simpulan teks yang dibaca atau
didengar dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi teks prosedur
1. Pengertian Teks Prosedur
2. Ciri Teks Prosedur
3. Tujuan Teks Prosedur
4. Jenis Teks Prosedur
Menyimpulkan isi teks prosedur:
1. Isi Teks Prosedur
2. Meringkas teks prosedur
3. Menjawab pertanyaan tentang teks prosedur
4. Mendemonstrasikan isi teks prosedur
E. Metode Pembelajaran
Pendekatan Saintifik
40
PBL
F. Media
1. Peraga teks prosedur
2. PPT
3. Kue Pengetahuan
G. Sumber Belajar
1. Kemendikbud. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs kelas VII. Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.
2. Internet
3. Buku Referensi di Perpustakaan
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 Menit
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
2. Guru menanyakan kabar siswa
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik.
4. Guru mengondisikan peserta didik agar siap mengikuti
pembelajaran.
5. Guru menginstruksikan peserta didik agar membentuk
kelompok
6. Guru menyampaiakan tujuan pembelajaran tentang teks
prosedur.
Kegiatan Inti 100 Menit
Mengamati 7. Guru menampilkan video “Cara membuat kue putu ayu”
8. Peserta didik mengamati video “Cara membuat kue putu
ayu”
9. Guru memotivasi siswa untuk mengajukan pertanyaan
mengenai video yang telah ditampilkan
41
19. Guru memberikan penghargaan bagi kelompok yang aktif
20. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran yang
telah dilakukan.
21. Peserta didik dan guru merumuskan rencana pembelajaran
pada tahap berikutnya
22. Guru bersama siswa berdoa untuk mengakhiri
pembelajaran.
Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 Menit
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penialian : Tes Tertulis
42
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :
No Indikator Bentuk Soal Pedoman penskoran
Instrumen
1 3.5.1 Menentukan ciri Tes Tertulis Tentukanlah ciri dan 3: menyebutkan ciri
umum dan tujuan teks tujuan teks prosedur dan tujuan teks
prosedur pada teks tersebut! prosedur dengan baik
yang dibaca atau yang 2: hanya menyebutkan
didengar. ciri atau tujuan saja
1: memberi jawaban
yang tidak sesuai
dengan pertanyaan
2 3.5.2 Menentukan Tes Tertulis Tentukanlah jenis 3: dapat menentukan
jenis teks prosedur teks prosedur jenis teks prosedur
pada teks yang dibaca tersebut! disertai dengan alasan
dengan baik
2. dapat menentukan
jenis teks prosedur
1. memberi jawaban
yang kurang sesuai
dengan pertanyaan
3 4.5.1 Meringkas Tes tertulis Ringkaslah teks 3: Dapat meringkas
urutan isi teks prosedur yang telah teks prosedur dengan
prosedur dibaca! urutan isi yang jelas
dan tersetruktur.
2: dapat meringkas
urutan isi teks prosedur
dengan urutan yang
belum sesuai
1: belum mampu
meringkas urutan isi
teks prosedur dengan
jelas dan tersetruktur
4 4.5.2 Menjawab Tes Tertulis Jawablah Pertanyaan 3: Bisa menjawab
pertanyaan isi teks berikut ini: semua pertanyaan
prosedur 1. Apa tujuan dengan benar
dari teks 2: mampu menjawab 2
prosedur pertanyaan yang benar
tersebut? 1: mampu menjawab 1
2. Apa saja pertanyaan yang benar
bahan-bahan 0: tidak ada jawaban
yang yang benar.
dibutuhkan?
3. Berapa
langkah yang
harus
dilakukan
dalam
prosedur
tersebut?
5 4.5.3 Tes praktik Peragakanlah Sesuai Tabel Penilaian
Mendemontrasikan langkah-langkah
cara melakukan suatu memainkan alat
pekerjaan dari musik tradisional
simpulan teks yang sesuai dengan teks
dibaca atau didengar prosedur di bawah
ini!
43
Skor Jumlah
No. Yang Diamati
1 2 3 4 Skor
1. Kelancaran menyampaikan langkah-langkah
dalam teks prosedur
2. Ketepatan isi teks dengan praktik
demonstrasi
3. Intonasi dan kejelasan lafal
4. Penguasaan isi teks prosedur
5. Kepercayaan diri
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X 100 = NA
Skor Maksimal
44
Lampiran
A. Materi Pembelajaran
Pertemuan Pertama
1. Pengertian Teks Prosedur
Teks Prosedur merupakan teks yang berisi langkah-langkah atau tahap-tahap yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan.
2. Tujuan Teks Prosedur
Tujuan teks prosedur menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan agar pembaca / pemirsa
dapat secara tepat dan akurat mengikuti sebuah proses membuat sesuatu, melakukan suatu
pekerjaan, atau menggunakan suatu alat.
3. Ciri-Ciri Teks Prosedur
a. Ciri teks prosedur dari segi isinya ada tiga:
1) panduan langkah-langkah yang harus dilakukan,
2) aturan atau batasan dalam hal bahan/ kegiatan dalam melakukan kegiatan,
3) isi kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut tips).
b. Ciri bahasa yang digunakan:
1) Menggunakan kalimat perintah karena pada teks prosedur pembaca berfokus untuk
melakukan suatu kegiatan
2) Selain kalimat perintah juga diberikan saran, dan larangan agar diperoleh hasil
maksimal pada waktu menggunakan, membuat
3) penggunaan kata dengan ukuran akurat ( ¼ tepung, 5 buah rimpang kunyit)
4) menggunakan kelompok kalimat dengan batasan yang jelas (rebus hingga menjadi
bubur, lipat bagian ujung kanan sehingga membentuk segitiga sama kaki).
5) Menggunakan kata kerja aktif.
6) Menggunakan kata penghubung (konjungsi) untuk mengurutkan kegiatan.
7) Menggunakan kata keterangan untuk menyatakan rinci waktu, tempat dan cara yang
akurat.
4. Jenis Teks Prosedur
a. Teks Prosedur Sederhana
Prosedur yang dapat ditempuh hanya dengan dua atau tiga langkah saja, contoh: prosedur
mengoperasikan setrika.
b. Teks Prosedur Kompleks
Prosedur yang terdiri atas banyak langkah dan langkah-langkah tersebut berjenjang
dengan sublangkah pada setiap langkahnya. Contoh: prosedur tentang terkena tilang.
c. Protokol
Prosedur yang langkah-langkahnya tidak terlalu ketat/rumit dan mudah dipahami.
Berdasarkan tujuannya teks prosedur dibagi menjadi tiga jenis yaitu
a) teks prosedur untuk memandu cara menggunakan/ memainkan suatu alat (cara
memainkan suatu alat musik)
b) teks prosedur untuk memandu cara membuat (ada bahan, cara, dan langkah)
c) teks prosedur untuk memandu cara melakukan sebuah kegiatan
(cara menari, cara melakukan senam)
Pertemuan Kedua
1. Isi Teks Prosedur
Teks Prosedur berisi tentang langkah-langkah atau tata cara melalukan/membuat /menggunakan
sesuatu.
2. Meringkas isi teks prosedur
Tata cara meringkas teks:
a. membaca teks prosedur terlebih dahulu
b. pahami isi teks prosedur
c. ambil inti dari teks prosedur tersebut
d. tulis kembali urutan isinya dengan bahasamu sendiri
45
Angklung merupakan warisan seni tradisional Indonesia. Sebagai warisan seni yang
sangat berharga, kita hendaknya belajar memainkan angklung.
Begini cara memainkan angklung.
1. Pegang angklung dengan tangan kiri. Pegang angklung dengan cara memegang
simpul pertemuan dua tiang angklung vertikal dan horizontal (yang berada di
tengah), sehingga angklung dipegang tepat di tengah-tengah.
2. Pegang dengan genggaman tangan dan telapak tangan menghadap ke atas atau pun
ke bawah.
3. Posisikan angklung yang dipegang tegak dan sejajar dengan tubuh. Jarak angklung
dari tubuh sebaiknya cukup jauh (siku tangan kiri hampir lurus) agar angklung dapat
digetarkan dengan baik dan maksimal.
4. Pegang ujung tabung dasar angklung (horisontal) dengan tangan kanan dan getarkan
dengan getaran ke kiri dan ke kanan, dengan posisi angklung tetap tegak
(horisontal), tidak miring agar suara angklung angklung rata dan nyaring.
5. Sewaktu angklung digetarkan, sebaiknya dilakukan dengan frekuensi getaran yang
cukup sering sehingga suara angklung lebih halus dan rata.
6. Mainkan angklung sambil berdiri agar hasil permainan lebih baik. Selamat berlatih
untuk melestarikan budaya kita.
Bermain suling bambu bagi beberapa orang itu sulit, selain karena harus menghapal
nada juga harus terampil memainkan tangan supaya bisa menghasilkan suara yang
merdu dari suling bambu. Nah, buat teman-teman yang ingin belajar teknik dasar
bermain Suling Bambu, yuk simak cara-caranya dari Komunitas Suling Bambu
Nusantara berikut ini:
1. Tempatkan jari manis tangan kanan di lubang terbawah, tutuplah rapat, lakukan
seterusnya dengan jari berikutnya.
2. Tempatkan jari manis tangan kiri di lubang nomor 3 dari atas dan seterusnya,
sampa dengan jari berikutnya.
3. Pastikan ke 6 lubang tertutup rapat dengan baik, mulailah meniup dan
mengurutkan nada O (lubang tutup semua), dan nada 1 (lubang dibuka 1 dari
bawah dan seterusnya)
46
4. Untuk berlatih pemula, cobalah memainkan lagu gundul-gundul pacul ini,
dengan panduan O itu ditutup semua, 2 dibuka 2 lubang dari bawah, dan
seterusnya. Ini kunci nadanya: 0 2 0 2 3-44 0 2 02 3-44, lakukan hal ini
secara berulang-ulang sampai dengan menghasilkan suara yang bulat.
5. Coba mainkan lagu lainnya atau sebuah melodi dengan olah nafas dan penuh
perasaan.
Sumber : http://komunita.id/2016/03/21/cara-mudah-
bermain-suling-bambu/
Cara Memainkan Ukulele Senar 3
Ukulele ada yang memiliki senar 4 dan senar 3. Langkah-langkah berikut adalah cara
memainkan ukulele untuk senar 3:
1. Pertama yang harus dilakukan sebelum bermain ukulele adalah menyetem ukulele
tersebut. Stem ukulele bisa menggunakan dua cara, yang pertama menggunakan
stemer dan yang kedua adalah menggunakan perasaan, kita bisa rasakan nadanya
sendiri.
2. Kedua, kita harus pelajari chord atau kunci dasarnya. Beberapa chord yang bisa
dipelajari diantaranya adalah kunci C G E Am Em dan lain lain. Kunci C bisa didapat
dengan menekan senar nomor 2 pada kolom 1, kunci G dengan menekan senar 1
pada kolom 3, E dengan menekan senar 3 pada kolom 1, kunci F dengan menekan
senar 1 dan 2 pada kolom 1 bersama senar 3 pada kolom 2, Am dengan menekan
senar 2 pada kolom 1 dan senar 3 pada kolom 2, sedangkan Em bisa didapat tanpa
menekan senar manapun, serta kunci-kunci yang lain masih banyak.
3. Ketiga, belajarlah untuk menggenjreng agar terbiasa dan tidak kaku. Cara
menggenjreng ukulele berbeda dengan gitar karena variasinya seperti kerncong.
4. Keempat, setelah tahu kunci dasarnya, kita bisa mencoba belajar sebuah lagu
menggunakan ukulele. Hal ini bisa membantu kita untuk terbiasa bermain ukulele.
5. Kelima, agar cepat ahli dalam bermain ukulele kita harus sering memainkannya.
47
Bahan-bahan:
150 gr tepung terigu
125 gr gula pasir
1 sendok teh cake emulsifier ( SP/TBM )
150 ml santan kelapa kental
2 butir telur ayam
1/2 sendok teh garam halus
Pewarna daun pandan
Kelapa parut secukupnya
½ sdt vanili
1 kuning telur
48
Pertemuan Kedua
Lembar Kerja Siswa
1. Carilah contoh teks prosedur dari berbagai sumber yang berhubungan dengan alat
musik yang kalian pilih!
2. Bacalah teks prosedur tersebut dan diskusikan isinya dengan kelompokmu!
3. Ringkaslah teks prosedur yang telah kalian baca!
Jawab:
5. Demonstrasikan di depan kelas langkah-langkah teks prosedur yang telah kalian baca!
C. Penilaian Pengetahuan
Perhatikan teks prosedur berikut ini!
Geblek Khas Kulon Progo
Geblek adalah makanan khas Kulon Progo yang memiliki rasa gurih dan asin. Makanan ini terbuat
dari tepung kanji, bawang putih dan parutan kelapa. Bentuknya sendiri mirip dengan lanting yang
ada di Kebumen, seperti angka delapan. Namun kalau soal rasa, sudah jelas berbeda. Anda hanya
dapat menemukan makanan ini kalau berkunjung ke Kulonprogo, karena sangat jarang ada di kota
lainnya.
49
3. Kemudian bagi adonan menjadi 3 bagian lalu bentuk menjadi bulat. Lakukan langkah tersebut
sampai selesai
4. Kalau sudah, masukkan bulatan-bulatan adonan ke dalam air mendidih tadi selama tiga menit.
Angkat
5. Taruh adonan di atas tampah atau nampan lalu potong-potong dengan pisau sampai terurai.
Diamkan supaya sedikit hangat.
6. Uleni adonan tersebut sampai bagian yang matang dan mentah tercampur rata. Proses pengulenan
ini dilakukan sampai tepung kanji lengket di tampah
7. Setelah itu, bagi kembali adonan menjadi 3 bagian dan bentuk menjadi silinder dengan diameter
sekitar 10 cm
8. Potong-potong adonan menjadi kecil kemudian pelintir atau buat silinder lagi seukuran ibu jari
Anda
9. Kalau sudah, bentuk lagi menjadi angka 8. Lakukan langkah tersebut sampai adonan habis
10. Panaskan minyak untuk menggorengnya kemudian tiriskan.
11. Sajikan geblek khas Kulonprogo di piring saji untuk segera dinikmati
Sumber: http://www.masakandapurku.com/2016/01/resep-membuat-geblek-khas-kulonprogo.html
D. Penilaian Keterampilan
Langkah-langkah Memainkan Suling Bambu
50
Bermain suling bambu bagi beberapa orang itu sulit, selain karena harus menghapal nada juga
harus terampil memainkan tangan supaya bisa menghasilkan suara yang merdu dari suling bambu.
Nah, buat teman-teman yang ingin belajar teknik dasar bermain Suling Bambu, yuk simak cara-
caranya dari Komunitas Suling Bambu Nusantara berikut ini:
6. Tempatkan jari manis tangan kanan di lubang terbawah, tutuplah rapat, lakukan seterusnya
dengan jari berikutnya.
7. Tempatkan jari manis tangan kiri di lubang nomor 3 dari atas dan seterusnya, sampa dengan
jari berikutnya.
8. Pastikan ke 6 lubang tertutup rapat dengan baik, mulailah meniup dan mengurutkan nada O
(lubang tutup semua), dan nada 1 (lubang dibuka 1 dari bawah dan seterusnya)
9. Untuk berlatih pemula, cobalah memainkan lagu gundul-gundul pacul ini, dengan panduan O
itu ditutup semua, 2 dibuka 2 lubang dari bawah, dan seterusnya. Ini kunci nadanya: 0 2 0 2 3-
44 0 2 02 3-44, lakukan hal ini secara berulang-ulang sampai dengan menghasilkan suara
yang bulat.
10. Coba mainkan lagu lainnya atau sebuah melodi dengan olah nafas dan penuh perasaan.
Sumber : http://komunita.id/2016/03/21/cara-mudah-bermain-
suling-bambu/
3. Peragakanlah langkah-langkah memainkan alat musik tradisional sesuai dengan teks prosedur
di bawah ini!
Jawab:
Peragaan sesuai kreativitas siswa masing-masing.
51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menentukan struktur teks prosedur yang dibaca dengan tepat
2. Peserta didik mampu menerangkan aspek kebahasaan teks prosedur yang dibaca dengan tepat
3. Peserta didik mampu membuat kerangka teks prosedur yang dibaca dengan tepat
4. Peserta didik mampu menulis teks prosedur dengan memberikan struktur, unsur kebahasaan,
dan isi dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Mengidentifikasi teks prosedur
2. Struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur
3. Kerangka teks prosedur
4. Menulis teks prosedur
E. Metode Pembelajaran
Inquiri dan Discovery Learning
F. Media Pembelajaran
1. Power Point
2. Permainan “Kotak Prosedur.”
3. Permainan “Tas Prosedur.”
4. Lembar Presentasi
52
G. Sumber Belajar
1. Harsiati, Titik, ddk. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
2. http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/931/blangkon-tutup-kepala-tradisional-jawa-
dan-sunda. Diunduh Kamis, 3 Maret 2017
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan pertama
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 Menit
1. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum memulai
KBM
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan video teks prosedur kepada siswa
Kegiatan Inti 100 Menit
Orientasi 5. Peserta sisik dibagi menjadi beberapa kelompok
6. Guru memberikan game “Kotak Prosedur” kepada siswa
7. Peserta didik mencermati contoh teks prosedur yang
diberikan oleh guru
Pertemuan kedua
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 Menit
53
1. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum memulai
KBM
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan video teks prosedur kepada siswa
1. Pertemuan ketiga
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 Menit
1. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum memulai
KBM
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan video teks prosedur kepada siswa
54
Mengumpulkan 10. Peserta didik mencari informasi yang dapat mendukung
data penulisan teks prosedur dari berbagai sumber
11. Peserta didik mendata informasi-informasi yang didapat
Pengolahan Data 12. Peserta didik secara berkelompok menentukan kerangka teks
prosedur
Pembuktian 14. Peserta didik secara berkelompok mempresentasikan hasil
kerjanya di depan kelas
15. Siswa lain menanggapi
Penutup 10 Menit
16. Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran
17. Peserta didik dan guru merumuskan rencana pembelajaran
pada tahap berikutnya.
2. Pertemuan Keempat
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 Menit
1. Guru dan peserta didik berdoa bersama sebelum memulai
KBM
2. Guru menjelaskan kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
4. Guru memberikan video teks prosedur kepada siswa
55
1 3.6.1 Menentukan Tes Tertulis Identifikasi struktur 3: Dapat menentukan
struktur teks prosedur pada teks prosedur struktur teks prosedur
yang dibaca tersebut! dengan tepat
2: kurang tepat dalam
menentukan struktur
teks prosedur
1: tidak dapat
menentukan teks
prosedur
2 3.6.2 Menerangkan Tes Tertulis Sebutkan aspek 3: dapat menyebutkan
aspek kebahasaan kebahasaan yang aspek kebahasaan yang
teks prosedur yang terdapat pada teks terdapat pada teks
dibaca tersebut! prosedur dengan tepat
2: kurang dapat
menyebutkan aspek
kebahasaan yang
terdapat pada teks
prosedur dengan tepat
1: tidak dapat
menyebutkan aspek
kebahasaan yang
terdapat pada teks
prosedur dengan tepat
3 4.6.1 Membuat Tes Praktik Buatlah sebuah 3: dapat menyusun
kerangka teks kerangka teks sebuah kerangka teks
prosedur prosedur tentang prosedur tentang cara
cara membuat membuat gantungan
makanan tradisional kunci dari kain flannel
dengan tepat
2: kurang bisa
menyusun sebuah
kerangka teks prosedur
tentang cara membuat
gantungan kunci dari
kain flannel
1: tidak bisa menyusun
sebuah kerangka teks
prosedur tentang cara
membuat gantungan
kunci dari kain flanel
4 4.6.2 Menulis teks Tes Praktik Buatlah sebuah teks 3: dapat membuat teks
prosedur dengan prosedur prosedur berdasarkan
memperhatikan berdasarkan kerangka teks prosedur
struktur, unsur kerangka yang anda yang disusun
kebahasaan dan isi buat! sebelumnya dengan
baik
2: kurang bisa
membuat teks prosedur
berdasarkan kerangka
teks prosedur yang
disusun sebelumnya
dengan baik
1: tidak bisa membuat
teks prosedur
berdasarkan kerangka
teks prosedur yang
disusun sebelumnya
dengan baik
56
Skor Maksimal
57
LAMPIRAN
A. Materi Pembelajaran
1. Struktur teks prosedur
a. Judul
Pemberian nama benda, sesuatu, aktivitas yang akan dibuat atau dikerjakan
b. Pengantar
Pernyataan pembuka untuk menyampaikan tujuan penulisan
c. Bahan dan alat
Rincian bahan dan alat yang dibutuhkan selama proses pembuatan atau pengerjaan
sesuatu
d. Tahapan proses
Ditulis berurutan, jelas, dan tidak boleh tertukar
2. Aspek kebahasaan teks prosedur
a. Teks prosedur menggunakan kalimat perintah untuk menyampaikan ungkapan saran atau
larangan.
Contoh: seperti, sebaiknya, hindari!, sampurlah!, aduklah!
b. Teks prosedur menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan kegiatan.
Contoh: seperti, pertama-tama, kedua, ketiga, kemudian, lalu, terakhir dsb
c. Teks prosedur menggunakan satuan (panjang, waktu, berat, dsb) dengan tepat dan akurat
Contoh: 5 cm, 1 sendok, 2 kg, 5 menit.
d. Teks prosedur mengandung kalimat dengan batasan yang pasti.
Contoh: rebuslah hingga mendidih, guntinglah menjadi dua bagian, lipatlah bagian ujung.
3. Langkah-langkah membuat teks prosedur
Berikut ini langkah penulisan dalam membuat teks prosedur kompleks yang baik dan benar:
a. Menentukan topik apa yang akan dibuat.
b. Mengumpulkan sumber informasi dan menulis kerangka karangan.
c. Mengembangkan informasi yang telah didapat dan memikirkan langkah-langkahnya.
d. Menentukan judul.
e. Menyusun teks prosedur kompleks secara utuh.
58
e. Tang
f. Palu yang terbuat dari kayu
Langkah-Langkah
1. Menyiapkan bahan dan alat. Bahan baku berupa kain polos atau batik dnegan
motif tertentu yang siap dikerjakan satu atau setengah kacu berikut
kelengkapan dan peralatannya berupa kelebeut, (landasan/cetakan kayu
berbentuk kepala) papan, gunting, jepitan, pumukul, jarum, dan lain-lain.
2. Mewiru Kain dilipat-lipat bolak-balik dengan ukuran sama setelah dibasahi.
Mewiru dilakukan dua kali. Pertama dalam keadaan lembab dan belum
diletakan pada congkeng. Kedua setelah kering dan sesudah di congkeng,
pengerjaannya lebih teliti dengan alat capi dan solet kemudian dijahit.
3. Membuat congkeng. Membentuk blangkon dengan memebri lapisan dalam
bagian iket berupa karton, kain keras atau kertas yang dilem dan kain hitam.
4. Mencetak atau mblangkon Proses mblangkon ini merupakan kelanjutan dari
mewiru yang telah dilanjutkan dengan menyongkeng. Pekerjaan dilakukan di
atas klebut. Kegiatannya antara lain merapikan wiron, menjahit bagian-bagian
ujung, membentuk dan merapikan mendolan, dan lain-lain. Tahap ini
menentukan bentuk jadi secara keseluruhan. Ukuran klebut bervariasi menurut
besar kecilnya kepala calon pemakai; satuan ukurannya berkisar antara 48-56.
5. Finishing Setelah secara teknis seluruh pekerjaan selesai tinggallah merapikan
dan membersihkan dengan memukul-mukul bagian yang belum lengket benar,
menggunting benang-benang lebih, dan membersihkannya dari lem atau
kotoran lain, disikat kemudian ditaruh pada klebut khusus yang terbuat dari
karton. Sebaiknya blangkon disimpan berikut klebut agar tidak mengempis.
Jenis-jenis Blangkon Pada dasarnya blangkon itu sama saja baik fungsi, bahan
maupun cara pembuatannya. Sedangkan variasi dalam bentuk, gaya, motif
warna dan sebagainya berkembang pada berbagai kelompok masyarakat
pemakainya sehingga dapat dibedakan beberapa jenisnya, seperti: Kejawen,
Pasundan, Pesisiran, dan lain-lain.
Sumber:
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/931/blan
gkon-tutup-kepala-tradisional-jawa-dan-sunda
2. Identifikasi struktur teks prosedur tersebut!
Jawab:
4. Tuliskan dan jelaskan aspek kebahasaan yang terdapat dalam teks prosedur!
Jawab:
59
5. Coba buktikan apakah ada kalimat perintah dalam teks prosedur tersebut? Tolong
jelaskan!
Jawab:
2. Pertemuan kedua
1. Buatlah kerangka teks prosedur mengenai cara membuat makanan tradisional di
Indonesia!
60
7. Ulangi gerakan tangan dan kaki. Begitu seterusnya sampai lagu habis atau mengikuti irama
gondang.
Dengan belajar tarian ini kita belajar mewarisi budaya luhur bangsa kita. Selamat berlatih!
Bahan-bahan
Bahan:
250 gr bayam, siangi, buang batangnya
250 gr tauge, bersihkan akarnya
250 gr kacang panjang, potong 5 cm
250 gr bunga turi, buang putiknya
Bumbu:
350 gr kacang tanah, goreng, haluskan
4 lembar daun jeruk, iris halus
2 sdm air asam
300 ml air
4 buah cabai rawit merah
1 siung bawang putih
0.5 cm kencur
½ sdt terasi bakar
3 sdm gula merah iris
1 sdm makan garam
Cara membuat
1. Rebus bayam, bunga turi, kacang panjang, dan tauge bergantian dengan air mendidih. Tiriskan,
sisihkan.
2. Campur kacang tanah halus dengan bumbu lainnya, haluskan kembali. Campur dengan air asam.
Uleni dengan sendok hingga tercampur rata.
3. Siapkan piring saji, susun sayuran rebus.
4. Siapkan mangkok sambal, cairkan bumbu sambal dengan air. Sajikan.
Cara Membuat Kue Nagasari
Bahan Utama Kue Nagasari
1. 200 gram tepung beras
2. 200 gram gula pasir
3. 500 ml santan kelapa
4. 1/2 sendok teh garam halus
5. 1/4 sendok teh vanili bubuk
6. 3 lembar daun pandan
7. Pisang kepok secukupnya
8. Daun pisang secukupnya untuk membungkus
Cara Membuat Kue Nagasari
1. Pertama, cuci daun pandan yang sudah anda siapkan sampai bersih.
1. Kupas pisang, lalu potong-potong dengan ukuran dan bentuk sesuai selera.
2. Siapkan wadah yang akan digunakan untuk membuat adonan. Lalu tuangkan santan ke dalam
wadah tersebut.
3. Tambahkan vanili bubuk, garam, gula pasir dan daun pandan. Lalu aduk sampai merata.
4. Kemudian, siapkan panci. Lalu masukan campuran santan dan yang lainnya ke dalam panci.
Rebus di atas api sedang sampai santan mendidih sambil diaduk-aduk.
5. Jika santan sudah mendidih, anda bisa langsung mematikan api dan angkat rebusan santan
tersebut.
6. Masukan tepung beras ke dalam wadah. Lalu tuangkan rebusan santan panas ke dalam wadah
yang telah diisi tepung beras tersebut.
7. Aduk-aduk sampai merata sehingga menjadi adonan yang pas.
8. Ambil satu sendok adonan yang sudah dibuat. Lalu simpan di atas daun pisang.
9. Beri potongan duan pisang di tengah-tengahnya. Lalu bungkus.
10. Siapkan alat pengukusan. Lalu kukus adonan yang sudah dibungkus tadi sampai benar-benar
matang.
11. Jika sudah matang, anda bisa langsung mendinginkannya sebelum disajikan.
61
12. Siapkan piring atau tempat saji, lalu sajikan atau hidangkan kue nagasari ini pada tempat atau
piring saji.
62
6. 2 butir telur ayam
7. Meises secukupnya
8. Keju cheddar secukupnya
Cara mudah membuat kue cubit
1. Siapkan mangkok/ wadah berukuran agak besar, masukkan semua bahan kecuali meises dan keju
cheddar, kemudian campur jadi satu. Untuk hasil yang lebih baik, tepung terigunya lebih baik
diayak dulu.
2. Setelah itu, aduk adonan hingga halus dan licin menggunakan whisk. Jika masih ada yang
bergerindil pada adonan, silakan disaring.
3. Tuangkan adonan ke dalam cetakan yang telah dipanaskan dan diolesi mentega sebelumnya,
masak menggunakan api kecil, kemudian tutup cetakan.
1. Setelah setengah matang, taburi dengan meises dan parutan keju diatasnya, kemudian masak
kembali hingga matang. Jika sudah matang, angkat kuenya dan hidangkan selagi hangat.
Mengetahui,
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Peserta didik mampu mengenali ciri tujuan dan isi teks hasil observasi dengan tepat;
2. Peserta didik mampu menemukan ciri bahasa teks laporan hasil observasi dengan tepat;
3. Peserta didik mampu menentukan isi teks laporan hasil observasi yang didengar atau dibaca
dalam bentuk diagram dengan tepat;
4. Peserta didik mampu menetukan pokok teks hasil observasi dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengetahuan
a. Hakikat teks laporan observasi
b. Ciri bahasa teks laporan observasi
2. Keterampilan
Langkah- langkah menentukan gagasan utama teks laporan observasi
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan Saintifik
2. Pendekatan Inkuiri
F. Media Pembelajaran
1. Maket laporan observasi Taman Nasional Baluran
2. Teks laporan observasi
3. Lembar kerja
4. Kertas kata kunci
5. Kertas diagram
G. Sumber Belajar
64
1. Anonim. 2017. http://balurannationalpark.web.id/tipe-hutan-baluran/ diunduh pada 6 Maret 2017.
2. Harsiati, Titik, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Pendekatan Scientific
Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 10
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik: menit
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2. memberi motivasi belajar peserta didik tentang pentingnya materi laporan
observasi dalam kehidupan peserta didik;
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan
5. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Inti 100
Mengamati menit
Peserta didik mengamati secara individu maket laporan observasi yang dibuat oleh
pendidik dengan judul “Taman Nasional Baluran”.
Menanya
Peserta didik mengajukan pertanyaan berkaitan dengan maket laporan observasi
yang berjudul “Taman Nasional Baluran”.
Mengeksplorasi
Secara individu, peserta didik menuliskan informasi yang terdapat pada maket teks
laporan observasi yang berjudul “Taman Nasional Baluran” ke dalam catatan
pribadi masing-masing.
Mengasosiasi
1. Peserta didik secara berkelompok mengisi kartu suara yang diberikan pendidik
mengenai informasi teks laporan observasi (ciri tujuan dan isi) yang berjudul
“Taman Nasional Baluran”.
2. Peserta didik secara berkelompok menuliskan hasil temuan kebahasaan berupa
istilah ke dalam kertas suara yang dibagikan berdasarkan teks laporan observasi
yang berjudul “Taman Nasional Baluran”.
3. Peserta didik memasukan hasil temuan ke dalam kotak suara yang disediakan
pendidik (kotak warna hijau untuk kertas suara ciri tujuan, kotak warna kuning
untuk kertas suara ciri isi, dan kotak warna merah untuk kertas suara aspek
kebahasaan yang berupa istilah)
Mengomunikasikan
Peserta didik dan pendidik bersama-sama mengevaluasi kertas suara yang telah diisi
berdasarkan hasil pengamatan terhadap maket hasil obeservasi (ciri tujuan, isi, dan
aspke kebahasaan berupa istilah) yang berjudul “Taman Nasional Baluran”.
Penutup 10
Dalam kegiatan penutup, pendidik bersama peserta didik baik secara individual menit
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh untuk
selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun tidak
langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran yang berupa
pemberian tanda bintang berdasarkan pemerolehan skor tertinggi;
3. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas
individual maupun kelompok; dan
4. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
65
Pertemuan II
Pendekatan Inquiry
Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 10 menit
Dalam kegiatan pendahuluan, pendidik:
1. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
2. memberi motivasi belajar peserta didik tentang pentingnya materi laporan
observasi dalam kehidupan peserta didik;
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
4. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai; dan
5. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
Inti 100 menit
Orientasi
Peserta didik mengamati teks laporan observasi yang berjudul “Taman
Nasional Baluran” secara berkelompok.
Merumuskan masalah
Pendidik memberikan kata kunci kepada peserta didik yang bertuliskan
gagasan pokok pada masing-masing kelompok.
Merumuskan Hipotesis
Peserta didik mencari jawaban berdasakan kata kunci yang diberikan oleh
pendidik berdasarkan teks aporan observasi yang berjudul “Taman Nasional
Baluran”.
Mengumpulkan data
Secara berkelompok peserta didik menemukan jawab kata kunci yang
diberikan oleh pendidik tentang gagasan pokok teks laporan observasi yang
berjudul “Taman Nasional Baluran”.
Menguji Hipotesis
1. Pendidik memberikan kata kunci berupa gagasan utama pada peserta didik
terkait teks laporan observasi yang berjudul “Taman Nasional Baluran”.
2. Peserta didik mencocokan kata kunci yang berupa gagasan pokok yang
diberikan oleh pendidik dengan informasi yang telah dimiliki oleh peserta
didik terkait teks laporan observasi yang berjudul “Taman Nasional
Baluran”.
Merumuskan kesimpulan
1. Peserta didik menyusun kata yang diberikan oleh pendidik ke dalam
bentuk peta konsep pada kertas manila yang disediakan oleh pendidik
terkait teks laporan observasi yang berjudul “Taman Nasional Baluran”.
2. Peserta didik menukarkan hasil kerja dengan kelompok lain.
3. Peserta didik mengevaluasi hasil kerja kelompok lain dan dibimbing oleh
pendidik.
Penutup 10 menit
Dalam kegiatan penutup, pendidik bersama peserta didik baik secara
individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
1. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang diperoleh
untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung;
2. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran yang
berupa pemberian tanda bintang berdasarkan pemerolehan skor tertinggi;
66
3. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok; dan
4. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
I. Penilaian
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : uraian
c. Instrumen : Penilaian Pengetahuan
Bentuk
No. Indikator Butir Instrumen Skor
Penilaian
1. Mengenali Berilah tanda Mencontreng 5= mencontreng dan menyilang
ciri tujuan contreng (√) pada dan menyilang dengan benar pilihan lima ciri
dan isi teks pilihan ciri tujuan tujuan
hasil yang tepat dan 4= mencontreng dan menyilang
observasi berilah tanda (X) dengan benar pilihan empat ciri
pada ciri tujuan yang tujuan
tidak sesuai 3= mencontreng dan menyilang
berdasarkan hasil dengan benar pilihan tiga ciri
pengamatan maket tujuan
laporan hasil 2= mencontreng dan menyilang
observasi “Taman dengan benar pilihan dua ciri
Nasional Baluran”! tujuan
(Ciri tujuan) 1= mencontreng dan menyilang
dengan benar pilihan satu ciri
tujuan
0= tidak dapat mencontreng dan
menyilang dengan benar semua
pilihan ciri tujuan
Berilah tanda Mencontreng 5= mencontreng dan menyilang
contreng (√) pada dan menyilang dengan benar pilihan lima ciri
pilihan ciri isi yang isi
tepat dan berilah 4= mencontreng dan menyilang
tanda (X) pada ciri dengan benar pilihan empat ciri
tujuan yang tidak isi
sesuai berdasarkan 3= mencontreng dan menyilang
hasil pengamatan dengan benar pilihan tiga ciri
maket laporan hasil isi
observasi “Taman 2= mencontreng dan menyilang
Nasional Baluran”! dengan benar pilihan dua ciri isi
(ciri isi) 1= mencontreng dan menyilang
dengan benar pilihan satu ciri
isi
0= tidak dapat mencontreng dan
menyilang dengan benar semua
pilihan ciri isi
2. Menemukan Tuliskan istilah Isian 10= menuliskan sepuluh istilah
ciri bahasa kebahasaan yang ada dengan tepat
teks laporan dalam maket laporan 9= menuliskan sembilan istilah
hasil hasil observasi dengan tepat
“Taman Nasional 8= menuliskan delapan istilah
Baluran”! dengan tepat
(Perhatikan tata cara 7= menuliskan tujuh istilah
penulisan!) dengan tepat
6= menuliskan enam istilah
dengan tepat
67
5= menuliskan lima istilah
dengan tepat
4= menuliskan empat istilah
dengan tepat
3= menuliskan tiga istilah
dengan tepat
2= menuliskan dua istilah
dengan tepat
1= menuliskan satu istilah
dengan tepat
0= tidak dapat menuliskan
istilah dengan tepat
2. Penilaian Keterampilan
a. Teknik : Tes Tertulis
b. Bentuk : uraian
c. Instrumen :
Penilaian Keterampilan
Bentuk
No. Indikator Butir Instrumen Skor
Penilaian
1. Menentukan isi Tentukan dan susunlah isi Isian 5= dapat mencocokan 11-9
teks hasil gagasan pokok teks gagasan pokok dengan
observasi yang laporan observasi “Taman tepat
didengar atau Nasional Baluran” ke 4= dapat mencocokan 8-6
dibaca dalam dalam bagan dengan gagasan pokok dengan
bentuk diagram tepat! tepat
3= dapat mencocokan 5-3
gagasan pokok dengan
tepat
2. Menentukan 2= dapat mencocokan 2-1
gagasan pokok gagasan pokok dengan
teks hasil tepat
observasi 1= tidak dapat
mencocokan gagasan
utama dengan benar.
68
Lampiran
A. Materi Pembelajaran
1. Pengetahuan
a. Hakikat Teks Laporan Observasi
Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang suatu
objek atau situasi, setelah diadakannya investigasi/ penelitian secara sistematis. Teks laporan hasil observasi
menghadirkan informasi tentang suatu hal secara apa adanya lalu dikelompokkan dan dianalisis secara
sistematis sehingga dapat mejelaskan suatu hal secara rinci dan dari sudut pandang keilmuan.
Teks ini berisi hasil observasi dan analisis secara sistematis. Laporan hasil observasi bisa berupa
hasil riset secara mendalam tentang suatu benda, tumbuhan, hewan, konsep/ ekosistem tertentu. Teks
laporan hasil observasi biasanya berisi dengan fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah.
b. Ciri Bahasa Teks Laporan Observasi
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses,
keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Untuk mencari makna suatu istilah kita juga dapat
menggunakan kamus. Bukan kamus umum, melainkan kamus istilah. Di perpustakaan sekolah kiranya
Kamu dapat menemukan kamus istilah semacam itu. Ada kamus istilah ekonomi, kimia, kedokteran, politik,
dan sebagainya.
2. Keterampilan
a. Langkah-langkah Menentukan Gagasan Utama dalam Teks Laporan Observasi
1. Mendaftar kata-kata kunci pada teks.
2. Memetakan bagian-bagian pada teks hasil observasi.
3. Memetakan paragraf (memilah kalimat yang utama dan kalimat penjelas).
4. Menentukan kalimat utama (kalimat yang dijelaskan kalimat lain).
5. Merumuskan inti kalimat utama.
B. Teks
Taman Nasional Baluran, Jawa Timur
Taman Nasional Baluran merupakan suaka alam yang terletak di Sumberwaru, Banyuputih,
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Orang menyebut Taman Nasional Baluran adalah miniatur hutan
Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran. Mulai dari hutan hujan
tropis pegunungan sampai gugusan terumbu karang yang tersebar dari Pantai Bama di Timur wilayah
Baluran sampai pantai Bilik di sebelah Utara wilayah Baluran. Selain itu, paling khas dari wilayah ini adalah
hamparan savana yang luasnya menutupi kurang lebih 40% wilayah Baluran. Keberagaman tipe hutan inilah
yang membuat banyak peneliti dan akademisi tertarik untuk melakukan penelitian maupun studi wisata.
Secara garis besar tipe hutan yang dimiliki Taman Nasional Baluran terdiri dari enam tipe hutan.
Tipe hutan yang pertama adalah tipe hutan yang wilayahnya dari ujung barat sampai selatan yaitu Hutan
Pantai. Hutan Pantai Baluran terdiri dari pasir hitam, putih, batu pantai yang hitam kecil, atau lereng karang,
tergantung daerahnya. Vegetasi pantai yang tumbuh adalah formasi Baringtonia yang berkembang baik
(antara Pandean dan Tanjung Candibang, di Labuan Merak), pandan (Pandanus tectorius) di Tanjung Bendi,
Pemphis acidula di Air Karang, Acrophora, Porites lutea, Serioptophora histerix dan Stylophora sp.
Tipe hutan kedua yang berdekatan wilayahnya dengan hutan pantai adalah hutan Mangrove dan
Rawa Asin. Tipe hutan ini terdapat di daerah pantai Utara dan Timur kawasan Taman Nasional Baluran,
seperti di Bilik, Lambuyan, Mesigit, Tanjung Sedano dan di Kelor. Mangrove pendek yang tumbuh dengan
agak baik di atas lumpur, terdapat di Kelor dan Bilik yang dikuasai oleh kayu api (Avicenia sp), Bogen
(Sonneratia spp), Bakau-bakauan (Rhizopra spp), cantigi (Ceriops tagal) serta Rhizopora apiculata. Rawa
asin yang hampir gundul yang berasal dari hutan mangrove yang ditebang habis, terdapat di Utara Pandean,
Mesigit, Sebelah Barat Bilik dan beberapa tempat lainnya. Beberapa pohon kecil yang tumbuh di sini antara
lain Avicennia sp dan Lumitzera racemosa tetapi tidak terdapat tumbuhan bawah.
Tipe hutan ketiga adalah Hutan Payau yang merupakan habitat yang paling sangat disukai satwa
liar, karena tersedianya air tawar sepanjang tahun. Hutan payau yang terbesar terdapat di Sungai Kepuh
sebelah Tenggara dan daerah lebih kecil di Popongan, Kelor, Bama di bagian Timur dan Gatal di bagian
Barat Laut. Vegetasi yang ada disini adalah Malengan (Excoecaria agallocha), Manting (Syzygium
polyanthum), dan poh-pohan (Buchanania arborescens).
Tipe hutan keempat adalah padang rumput savana dan merupakan klimaks kebakaran yang sangat
dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Savana ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu savana datar dan
savana bergelombang. Savana datar ; tumbuh diatas tanah hitam alluvial muda yang berbatu-batu seluas
sekitar 1.500 – 2.000 ha di bagian Tenggara suaka, yaitu sekitar Plalangan dan Bekol.
69
Hutan Hujan Pegunungan menjadi jenis hutan kelima dalam Taman Nasional Baluran. Hutan ini
terletak di Gunung Baluran sampai pada ketinggian 1200 m dpl. Hutan Hujan Pegunungan merupakan hutan
yang masih belum tereksplore karena aksesibilitasnya yang sangat susah. Wilayah ini mempunyai peran
penting sebagai daerah tangkapan air. Sumber air yang keluar di wilayah Baluran mempunyai peran vital
sebagai sumber air minum bagi satwa, terutama ketika memasuki musim kemarau.
Tipe hutan keenam adalah hutan musim yang terdapat di Baluran dan dapat dipisahkan ke dalam 2
kelompok, yaitu hutan musim dataran rendah dan hutan musim dataran tinggi. Hutan musim dataran rendah
luasnya sekitar 1.500 ha yang berbatasan dengan hutan jati, evergreen forest, dan savana Bekol serta savana
Kramat. Sedangkan hutan musim dataran tinggi terdapat di lereng gunung Baluran, Gunung Klosot dan
Gunung Periuk.
Selain pelbagai macam hutan, di kawasan Taman Nasonal Baluran juga terdapat flora endemik. Di
dalam kawasan ini terdapat sekitar 444 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 87 familia meliputi 24 jenis
tumbuhan eksotik, 265 jenis tumbuhan penghasil obat dan 37 jenis merupakan tumbuhan yang hidup pada
ekosistem mangrove. Jenis-jenis yang penting antara lain: Pilang (Acacia leucophloea Wild), Mimbo
(Azadiracta indica A. Juss), Gebang (Corypha utan Lamk.), Asam (Tamara indica Linn.), Kepuh (Sterculia
foetida Wall.), Widoro bukol (Zyziphus jujuba Lamk.), Kesambi (Schleichera oleosa), Ketapang
(Terminalia catappa Linn.), Manting (Syzyqium polyanthum).
Secara garis besar keanekaragaman fauna dalam kawasan Taman Nasional Baluran dapat
dikelompokkan kedalam ordo mamalia (28 jenis), aves (196 jenis), pisces dan reptilia. Dari jenis-jenis yang
diketahui tersebut 47 jenis merupakan satwa yang dilindungi undang-undang yaitu insektivora 5 jenis,
karnivora 5 jenis, herbivora 4 jenis, burung 32 jenis dan reptilia 1 jenis. Mamalia besar yang khas di Taman
Nasional Baluran adalah banteng (Bos javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis), rusa (Cervus timorensis),
kijang (Mutiacus muntjak), babi hutan (Sus scrova), macan tutul (Panthera pardus), kucing batu (Felis
bengalensis), kucing bakau (Felis viverrina) dan ajag (Cuon alpinus). Sedangkan untuk jenis primata adalah
kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung / budeng (Trachypithecus auratus cristatus). Dari ± 196
jenis burung di TN Baluran jenis-jenis yang mudah untuk dijumpai antara lain adalah merak hijau (Pavo
muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan hijau (Gallus varius), kangkareng (Anthracoceros
convexus) dan rangkong (Bucheros rhinoceros).
Taman Nasional Baluran juga memiliki formasi padang lamun yang tersebar pada pantai-pantai
dengan kelerengan landai dan tidak memiliki gelombang air yang terlalu ekstrim. Pantai-pantai itu antara
lain terdapat di sekitar pantai Bama, Kajang, Balanan, Lempuyang terus ke arah barat sampai ke Pantai
Bilik-Sijile dan Air Karang. Formasi Lamun ini banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mencari
ikan, karena lokasinya yang berdekatan dengan hutan mangrove, formasi ini Lamun menyediakan hasil laut
yang berlimpah, salah satunya yang bernilai ekonomis tinggi yaitu bandeng (Chanos chanos), cumi-cumi
dan lain sebagainya.
Selain vegetasi daratan, vegetasi laut berupa ekosistem terumbu karang di Taman Nasional Baluran
dapat dijumpai di perairan Pantai Bama, Lempuyang, Bilik, Air Karang, Kajang, Balanan dan Kalitopo.
Terumbu karang yang ada di Taman Nasional Baluran adalah jenis karang tepi yang memiliki lebar beragam
dan berada pada kisaran kedalaman 0,5 meter – 40 meter. Bentuk – bentuk karang yang hidup pada lokasi
tersebut meliputi Acropora Branching, Acropora Encrusting, Acropora Tubulate dan Mushroom Coral.
Dikutip dari http://balurannationalpark.web.id/tipe-hutan-baluran/ diunduh pada tanggal 6 Maret 2017
dengan pengubahan.
C. Lembar Kerja dan Kunci Jawaban
1. Kertas suara ciri tujuan
Nama :
Petunjuk!
Berilah tanda contreng (√) pada pilihan ciri tujuan yang tepat dan berilah √ X
tanda (X) pada ciri tujuan yang tidak sesuai berdasarkan hasil pengamatan
maket laporan hasil observasi “Taman Nasional Baluran”!
1. Memberikan informasi tentang keadaan alam dan bagian-bagian wisata alam
Taman Nasional Baluran √
2. Mendeskripsikan hutan musim di Taman Nasional Baluran X
3. Menyebutkan tipe hutan, flora dan fauna di Taman Nasional Baluran √
4. Mengomentari objek-objek wisata budaya di Taman Nasional Baluran X
5. Menggambarkan kondisi alam di Taman Nasional Baluran √
Korektor: Skor
70
Petunjuk!
Berilah tanda contreng (√) pada pilihan ciri isi yang tepat dan berilah tanda
(X) pada ciri tujuan yang tidak sesuai berdasarkan hasil pengamatan maket √ X
laporan hasil observasi “Taman Nasional Baluran”!
1. Keadaan geografis di Taman Nasional Baluran √
2. Keadaan iklim di Taman Nasional Baluran X
3. Tipe hutan, jenis flora dan fauna di Taman Nasional Baluran √
4. Keanaekaragaman fauna dan flora Taman Nasional Baluran √
5. Kondisi tanah di Taman Nasional Baluran X
Korektor: Skor
3. Kertas suara aspek kebahasaan (istilah)
Nama:
Petunjuk!
Tuliskan istilah kebahasaan yang ada dalam maket laporan hasil observasi “Taman Nasional
Baluran”! (Perhatikan tata cara penulisan!)
No. Istilah Nama Latin
1. Pilang Acacia leucophloea Wild
2. Mimbo Azadiracta indica A. Juss
3. Gebang Corypha utan Lamk
4. Asam Tamara indica Linn
5. Kepuh Sterculia foetida Wall
6. Widoro bukol Zyziphus jujuba Lamk
7. Banteng Bos javanicus
8. Kerbau liar Bubalus bubalis
9. Rusa Cervus timorensis
10. kera ekor panjang Macaca fascicularis
Korektor: Skor
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Satap Brang Rea
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : VII/I
Materi pokok : Laporan Hasil Observasi
Alokasi waktu : 12 JP (4 kali Pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
C. Tujuan pembelajaran :
1. Peserta didik mampu menguraikan struktur teks laporan observasi dengan tepat
2. Peserta didik mampu menentukan struktur teks laporan observasi dengan tepat
3. Peserta didik mampu membandingkan teks laporan observasi dan teks deskripsi dengan tepat
4. Peserta didik mampu menelaah bahasa pada teks laporan observasi dengan tepat
5. Peserta didik mampu menyajikan secara kreatif teks laporan observasi dengan tepat
6. Peserta didik mampu merangkum untuk menulis teks laporan observasi dengan tepat
D. Materi pembelajaran
1. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
2. Perbedaan Struktur Teks Laporan Observasi dan Teks Deskripsi
3. Prinsip Penggunaan Kebahasaan
E. Metode pembelajaran
Pendekatan Discovery Learning
Pendekatan Problem Based Learning (PBL)
F. Media pembelajaran
1. Teks laporan observasi
2. Lembar kerja
G. Sumber belajar
1. Harsiati, Titik, dkk. 2016. Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta. Kemnterian
Pendidikan dan Kebudayaan.
72
2. Refsa Bro. 2017. Perbedaan Teks Laporan Hasil Observasi dan Teks Deskripsi
http://www.materikelas.com/2016/07/perbedaan-teks-laporan-hasil-observasi.html diunduh pada 21
Februari 2017.
3. MNC official. 2014. Indahnya Afrikanya Indonesia.
https://www.youtube.com/watch?v=IAsgzAAZA5U diunduh pada 12 Maret 2017.
H. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan pertama
Pendekatan Discovery Learning
Alokasi
Kegiatan
waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Peserta didik memberi salam hormat kepada pendidik, berdoa dan
mengondisikan diri siap belajar.
2. Pendidik memberi motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari teks laporan observasi
4. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai
5. Pendidik menyampaikan cakupan materi teks laporan observasi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
Inti 100
Persiapan menit
6. Perserta didik dikelompokkam menjadi dua pengelompokan (kelompok
struktur dan isi.).
Stimulasi/pemberian rangsangan
7. Peserta didik dirangsang dengan teks laporan hasil observasi
Identifikasi masalah
8. Peserta didik menganalisis teks laporan observasi (kelompok struktur
menganalisis struktur dan kelompok isi menganalisis isi)
Mengumpulkan data
9. Peserta didik menelaah struktur (pernyataan umum, deskripsi bagian, dan
simpulan) dan isi (isi dan tujuan) teks laporan observasi “Taman Nasional
Baluran” sesuai kelompok masing-masing.
Pengolahan data
10. Peserta didik menyusun dan membandingkan struktur (pernyataan umum,
deskripsi bagian, dan simpulan) dan isi (isi dan tujuan) teks laporan observasi
“Taman Nasional Baluran” sesuai kelompok masing-masing.
11. Kelompok bergabung menjadi satu kelompok baru (kelompok ahli)
Pembuktian
12. Peserta didik mengevaluasi struktur (pernyataan umum, deskripsi bagian, dan
simpulan) dan isi (isi dan tujuan).
Menarik kesimpulan
13. Peserta didik menyimpulkan struktur (pernyataan umum, deskripsi bagian, dan
simpulan) dan serta isi (isi dan tujuan).
Penutup 10 menit
14. Pendidik memberikan penguatan terhadap hasil presentasi kelompok
15. Pendidik dan peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
16. Pendidik menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Pertemuan kedua
Pendekatan Discovery Learning
Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Peserta didik memberi salam hormat kepada pendidik, berdoa dan mengondisikan
diri siap belajar.
2. Pendidik memberi motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
73
3. Pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari teks laporan observasi
4. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai
5. Pendidik menyampaikan cakupan materi teks laporan observasi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
Inti 100
Persiapan menit
6. Perserta didik dikelompokkan menjadi 4 kelompok
Stimulasi/pemberian rangsangan
7. Peserta didik dirangsang dengan teks laporan hasil observasi
Identifikasi masalah
8. Peserta didik menganalisis kebahasaan teks hasil observasi
Mengumpulkan data
9. Peserta didik menelaah kebahasaan (rujukan bahasa, kelompok kata atau frasa, kata
berimbuhan, deskripsi, kata penunjuk definisi, konjungsi dan kebakuan kata) teks
laporan observasi “Taman Nasional Baluran.”
Pengolahan data
10. Peserta didik menyusun dan membandingkan unsur kebahasaan (rujukan bahasa,
kelompok kata atau frasa, kata berimbuhan, deskripsi, kata penunjuk definisi,
konjungsi dan kebakuan kata), teks laporan observasi “Taman Nasional Baluran”
sesuai kelompok masing-masing.
Pembuktian
11. Peserta didik mengevaluasi) dan kebahasaan (rujukan bahasa, kelompok kata atau
frasa, kata berimbuhan, deskripsi, kata penunjuk definisi, konjungsi dan kebakuan
kata)
Menarik kesimpulan
12. Peserta didik menyimpulkan kebahasaan (rujukan bahasa, kelompok kata atau
frasa, kata berimbuhan, deskripsi, kata penunjuk definisi, konjungsi dan kebakuan
kata)
Penutup 10 menit
13. Pendidik memberikan penguatan terhadap hasil presentasi kelompok
14. Pendidik dan peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
15. Pendidik menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Pertemuan ketiga
Pendekatan Problem Based Learning (PBL)
Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 10 menit
1. Peserta didik memberi salam hormat kepada pendidik, berdoa dan mengondisikan
diri siap belajar.
2. Pendidik memberi motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari teks laporan hasil observasi
4. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai
5. Pendidik menyampaikan cakupan materi teks laporan hasil observasi dan
penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
Inti 100 menit
Mengorientasi
6. Peserta didik merinci teks laporan observasi “Taman Nasional Baluran”.
Mengorganisasi
7. Peserta didik membentuk kelompok (1 kelompok maksimum 3 orang)
Membimbing Penyelidikan
8. Peserta didik menelaah gambar berseri yang bernama “museum alam”
74
Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah
9. Peserta didik membangun informasi dari setiap gambar (savana, evergreen,
Ayam hutan hijau, Monyet ekor panjang, Merak hijau, Kangkareng perut putih,
Gunung Baluran, Rusa Timor, Menara pandang)
10. Peserta didik melihat gambar video yang berisi seputar “Taman Nasional
Baluran”
11. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi seperti sebuah informasi di
tayangan televisi (sebagai reporter)
Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah
12. Peserta didik mengabstrasikan hasil kinerja kelompok
Penutup 10 menit
13. Pendidik memberikan penguatan terhadap hasil presentasi kelompok
14. Pendidik dan peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
15. Pendidik menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
Pertemuan keempat
Pendekatan Discovery Learning
Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan 10 menit
6. Peserta didik memberi salam hormat kepada pendidik, berdoa dan mengondisikan
diri siap belajar.
7. Pendidik memberi motivasi belajar peserta didik dalam proses pembelajaran
8. Pendidik mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari teks laporan observasi
9. Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai
10. Pendidik menyampaikan cakupan materi teks laporan observasi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
Inti 100
Persiapan menit
6. Perserta didik diarahkan untuk membuka pikiran mengenai menulis teks observasi
Stimulasi/pemberian rangsangan
7. Peserta didik dirangsang dengan teks menyajikan tayangan video yang berhubungan
dengan teks observasi
Identifikasi masalah
8. Peserta didik mengajukan pertanyaan mengenai tayangan video observasi
Mengumpulkan data
9. Peserta didik menentukan kerangka tentang teks observasi yang akan dibuat
Pengolahan data
10. Peserta didik mengembangkan kerangka yang dibuat menjadi sebuah teks
observasi
Pembuktian
11. Peserta didik membacakan teks observasi yang telah ditulis
Menarik kesimpulan
12. Peserta didik mengajukan pertanyaan dan tanggapan kepada teman yang telah
membacakan teks observasi yang telah ditulis
Penutup 10 menit
13. Pendidik memberikan penguatan terhadap hasil tulisan teks observasi siswa
14. Pendidik dan peserta didik memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran
15. Pendidik menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
75
1) Teknik = tes tertulis
2) Bentuk = uraian
3) Instrumen
PENILAIAN PENGETAHUAN
Nama siswa : ............................... tanggal :...................................
Kelas : ..............................
2. Penilaian Keterampilan
Tes kinerja
1) Teknik = unjuk kerja
2) Bentuk = lembar kerja
3) Instrumen
76
PENILAIAN KETERAMPILAN
Nama siswa : ............................... tanggal :...................................
Kelas : ..............................
Skor maksimum
Mengethui, Brang Rea, Juli 2018
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,
77
Lampiran
A. Materi Pembelajaran
78
Taman Nasional Baluran merupakan suaka alam yang terletak di Sumberwaru, Banyuputih,
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Orang menyebut Taman Nasional Baluran adalah miniatur
hutan Indonesia karena hampir semua tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran. Mulai dari
hutan hujan tropis pegunungan sampai gugusan terumbu karang yang tersebar dari Pantai Bama di
Timur wilayah Baluran sampai pantai Bilik di sebelah Utara wilayah Baluran. Selain itu, paling
khas dari wilayah ini adalah hamparan savana yang luasnya menutupi kurang lebih 40% wilayah
Baluran. Keberagaman tipe hutan inilah yang membuat banyak peneliti dan akademisi tertarik untuk
melakukan penelitian maupun studi wisata. Secara garis besar tipe hutan yang dimiliki Taman
Nasional Baluran terdiri dari enam tipe hutan.
Tipe hutan yang pertama adalah tipe hutan yang wilayahnya dari ujung barat sampai selatan
yaitu Hutan Pantai. Hutan Pantai Baluran terdiri dari pasir hitam, putih, batu pantai yang hitam
kecil, atau lereng karang, tergantung daerahnya. Vegetasi pantai yang tumbuh adalah formasi
Baringtonia yang berkembang baik (antara Pandean dan Tanjung Candibang, di Labuan Merak),
pandan (Pandanus tectorius) di Tanjung Bendi, Pemphis acidula di Air Karang, Acrophora, Porites
lutea, Serioptophora histerix dan Stylophora sp.
Tipe hutan kedua yang berdekatan wilayahnya dengan hutan pantai adalah hutan Mangrove
dan Rawa Asin. Tipe hutan ini terdapat di daerah pantai Utara dan Timur kawasan Taman Nasional
Baluran, seperti di Bilik, Lambuyan, Mesigit, Tanjung Sedano dan di Kelor. Mangrove pendek yang
tumbuh dengan agak baik di atas lumpur, terdapat di Kelor dan Bilik yang dikuasai oleh kayu api
(Avicenia sp), Bogen (Sonneratia spp), Bakau-bakauan (Rhizopra spp), cantigi (Ceriops tagal) serta
Rhizopora apiculata. Rawa asin yang hampir gundul yang berasal dari hutan mangrove yang
ditebang habis, terdapat di Utara Pandean, Mesigit, Sebelah Barat Bilik dan beberapa tempat
lainnya. Beberapa pohon kecil yang tumbuh di sini antara lain Avicennia sp dan Lumitzera
racemosa tetapi tidak terdapat tumbuhan bawah.
Tipe hutan ketiga adalah Hutan Payau yang merupakan habitat yang paling sangat disukai
satwa liar, karena tersedianya air tawar sepanjang tahun. Hutan payau yang terbesar terdapat di
Sungai Kepuh sebelah Tenggara dan daerah lebih kecil di Popongan, Kelor, Bama di bagian Timur
dan Gatal di bagian Barat Laut. Vegetasi yang ada disini adalah Malengan (Excoecaria agallocha),
Manting (Syzygium polyanthum), dan poh-pohan (Buchanania arborescens).
Tipe hutan keempat adalah Padang rumput savana dan merupakan klimaks kebakaran yang
sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Savana ini dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
savana datar dan savana bergelombang. Savana datar ; tumbuh diatas tanah hitam alluvial muda
yang berbatu-batu seluas sekitar 1.500 – 2.000 ha di bagian Tenggara suaka, yaitu sekitar Plalangan
dan Bekol.
Hutan Hujan Pegunungan menjadi jenis hutan kelima dalam Taman Nasional Baluran.
Hutan ini terletak di Gunung Baluran sampai pada ketinggian 1200 m dpl. Hutan Hujan Pegunungan
merupakan hutan yang masih belum tereksplore karena aksesibilitasnya yang sangat susah. Wilayah
ini mempunyai peran penting sebagai daerah tangkapan air. Sumber air yang keluar di wilayah
Baluran mempunyai peran vital sebagai sumber air minum bagi satwa, terutama ketika memasuki
musim kemarau.
Tipe hutan keenam adalah hutan musim yang terdapat di Baluran dan dapat dipisahkan ke
dalam 2 kelompok, yaitu hutan musim dataran rendah dan hutan musim dataran tinggi. Hutan
musim dataran rendah luasnya sekitar 1.500 ha yang berbatasan dengan hutan jati, evergreen forest,
dan savana Bekol serta savana Kramat. Sedangkan hutan musim dataran tinggi terdapat di lereng
gunung Baluran, Gunung Klosot dan Gunung Periuk.
Selain pelbagai macam hutan, di kawasan Taman Nasonal Baluran juga terdapat flora fauna
endemik. Di dalam kawasan ini terdapat sekitar 444 jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam 87
familia meliputi 24 jenis tumbuhan eksotik, 265 jenis tumbuhan penghasil obat dan 37 jenis
merupakan tumbuhan yang hidup pada ekosistem mangrove. Jenis-jenis yang penting antara lain:
Pilang (Acacia leucophloea Wild), Mimbo (Azadiracta indica A. Juss), Gebang (Corypha utan
Lamk.), Asam (Tamara indica Linn.), Kepuh (Sterculia foetida Wall.), Widoro bukol (Zyziphus
jujuba Lamk.), Kesambi (Schleichera oleosa), Ketapang (Terminalia catappa Linn.), Manting
(Syzyqium polyanthum).
Secara garis besar keanekaragaman fauna dalam kawasan Taman Nasional Baluran dapat
dikelompokkan kedalam ordo mamalia (28 jenis), aves (196 jenis), pisces dan reptilia. Dari jenis-
jenis yang diketahui tersebut 47 jenis merupakan satwa yang dilindungi undang-undang yaitu
insektivora 5 jenis, karnivora 5 jenis, herbivora 4 jenis, burung 32 jenis dan reptilia 1 jenis. Mamalia
besar yang khas di Taman Nasional Baluran adalah banteng (Bos javanicus), kerbau liar (Bubalus
bubalis), rusa (Cervus timorensis), kijang (Mutiacus muntjak), babi hutan (Sus scrova), macan tutul
(Panthera pardus), kucing batu (Felis bengalensis), kucing bakau (Felis viverrina) dan ajag (Cuon
79
alpinus). Sedangkan untuk jenis primata adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis) dan lutung
/ budeng (Trachypithecus auratus cristatus). Dari ± 196 jenis burung di TN Baluran jenis-jenis yang
mudah untuk dijumpai antara lain adalah merak hijau (Pavo muticus), ayam hutan merah (Gallus
gallus), ayam hutan hijau (Gallus varius), kangkareng (Anthracoceros convexus) dan rangkong
(Bucheros rhinoceros).
Taman Nasional Baluran juga memiliki formasi padang lamun yang tersebar pada pantai-
pantai dengan kelerengan landai dan tidak memiliki gelombang air yang terlalu ekstrim. Pantai-
pantai itu antara lain terdapat di sekitar pantai Bama, Kajang, Balanan, Lempuyang terus ke arah
barat sampai ke Pantai Bilik-Sijile dan Air Karang. Formasi Lamun ini banyak yang dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk mencari ikan, karena lokasinya yang berdekatan dengan hutan mangrove,
formasi ini Lamun menyediakan hasil laut yang berlimpah, salah satunya yang bernilai ekonomis
tinggi yaitu bandeng (Chanos chanos), cumi-cumi dan lain sebagainya.
Selain vegetasi daratan, vegetasi laut berupa ekosistem terumbu karang di Taman Nasional
Baluran dapat dijumpai di perairan Pantai Bama, Lempuyang, Bilik, Air Karang, Kajang, Balanan
dan Kalitopo. Terumbu karang yang ada di Taman Nasional Baluran adalah jenis karang tepi yang
memiliki lebar beragam dan berada pada kisaran kedalaman 0,5 meter – 40 meter. Bentuk – bentuk
karang yang hidup pada lokasi tersebut meliputi Acropora Branching, Acropora Encrusting,
Acropora Tubulate dan Mushroom Coral.
Dikutip dari http://balurannationalpark.web.id/tipe-hutan-baluran/ diunduh pada tanggal 6 Maret
2017 dengan pengubahan.
Teks Deskripsi
Taman Nasional Komodo
Komodo adalah makhluk besar mirip kadal raksasa dengan memiliki panjang 2-3 m dan
berat mencapai 165 kg, atau 100 kg saat perut kosong. Meskipun penampilannya menyeramkan,
komodo bukanlah hewan pemburu yang aktif, mereka merupakan predator yang sabar. Di alam liar,
komodo biasanya memburu mangsa yang lemah atau sudah terluka. Mereka hanya butuh satu
gigitan untuk melumpuhkan mangsanya. Setelah mengintai mangsanya, terkadang hingga berhari-
hari, komodo akan memakan mangsanya yang tengah sekarat.
Meski besar ukurannya, bersisik, berkuku tajam, lidah menjulur bercabang dua, serta
bentuknya yang purba tetapi Anda tidak perlu takut melihatnya seseram itu karena setiap
pengunjung termasuk Anda yang ingin melihat hewan ini akan ditemani jagawana yang sekaligus
sebagai pawang. Anda tinggal mematuhi saja semua petunjuk dan saran pemandu berpengalaman
ini.
Komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies langka yang hampir punah, hanya dapat
Anda temukan di Taman Nasional Komodo. Karena keunikan dan kelangkaannya, Taman Nasional
Komodo dinyatakan sebagai a World Heritage Site dan Man and Biosphere Reserve oleh UNESCO
tahun 1986. Pertama kali ditemukan dunia ilmiah tahun 1911 oleh JKH Van Steyn. Sejak saat itu
kemudian memperluas tujuan konservasinya juga untuk melindungi seluruh keanekaragaman
hayati, baik laut dan darat.
Taman ini mencakup 3 pulau utama yaitu Pulau Komodo, Rinca, dan Padar, banyak juga
pulau-pulau kecil lainnya yang jika dijumlahkan memiliki luas tanah 603 km². Total luas Taman
Nasional Komodo saat ini adalah 1.817 km². Diperluas hingga 25 km² (Pulau Banta) dan 479 km²
perairan laut akan menghasilkan total luas hingga 2.321 km². Setidaknya 2500 ekor komodo hidup
di wilayah ini. Komodo berukuran besar biasanya memiliki panjang 3 m dan berat 90 kg. Habitat
komodo adalah alam terbuka dengan padang rumput savanna, hutan hujan, pantai berpasir putih,
batu karang, dan pantai yang airnya jernih. Di kawasan ini, Anda juga dapat menemukan kuda,
banteng liar, rusa, babi hutan jantan, ular, kera, dan berbagai jenis burung.
Taman Nasional Komodo memiliki biota bawah laut yang menakjubkan. Para penyelam
mengatakan bahwa perairan Komodo adalah salah satu tempat menyelam terbaik di dunia. Memiliki
pemandangan bawah laut yang memukau. Anda dapat menemukan 385 spesies karang yang indah,
hutan mangrove, dan rumput laut sebagai rumah bagi ribuan spesies ikan, 70 jenis bunga karang,
10 jenis lumba-lumba, 6 macam paus, penyu hijau, dan berbagai jenis hiu dan ikan pari.
80
LEMBAR KERJA 1
Tentukan kutipan teks yang berjudul “Taman Nasional Baluran” berdasarkan struktur teks laporan
observasi!
STRUKTUR TEKS LAPORAN KUTIPAN DALAM TEKS LAPORAN
OBSERVASI OBSERVASI
Definisi Umum Taman Nasional Baluran merupakan suaka alam
yang terletak di Sumberwaru, Banyuputih,
Kabupaten Situbondo, Jawa Timur. Orang
menyebut Taman Nasional Baluran adalah
miniatur hutan Indonesia karena hampir semua
tipe hutan terdapat di Taman Nasional Baluran.
Mulai dari hutan hujan tropis pegunungan
sampai gugusan terumbu karang yang tersebar
dari Pantai Bama di Timur wilayah Baluran
sampai pantai Bilik di sebelah Utara wilayah
Baluran. Selain itu, paling khas dari wilayah ini
adalah hamparan savana yang luasnya menutupi
kurang lebih 40% wilayah Baluran.
Keberagaman tipe hutan inilah yang membuat
banyak peneliti dan akademisi tertarik untuk
melakukan penelitian maupun studi wisata.
Deskripsi Bagian Tipe hutan yang pertama adalah tipe hutan yang
wilayahnya dari ujung barat sampai selatan yaitu
Hutan Pantai. Tipe hutan kedua yang berdekatan
wilayahnya dengan hutan pantai adalah hutan
Mangrove dan Rawa Asin. Tipe hutan ini
terdapat di daerah pantai Utara dan Timur
kawasan Taman Nasional Baluran, seperti di
Bilik, Lambuyan, Mesigit, Tanjung Sedano dan
di Kelor. Tipe hutan ketiga adalah Hutan Payau
yang merupakan habitat yang paling sangat
disukai satwa liar, karena tersedianya air tawar
sepanjang tahun. Hutan payau yang terbesar
terdapat di Sungai Kepuh sebelah Tenggara dan
daerah lebih kecil di Popongan, Kelor, Bama di
bagian Timur dan Gatal di bagian Barat Laut.
Tipe hutan keempat adalah Padang rumput
savana dan merupakan klimaks kebakaran yang
sangat dipengaruhi oleh aktivitas manusia.
Savana ini dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu savana datar dan savana bergelombang.
Hutan Hujan Pegunungan menjadi jenis hutan
kelima dalam Taman Nasional Baluran. Hutan
ini terletak di Gunung Baluran sampai pada
ketinggian 1200 m dpl. Tipe hutan keenam
adalah hutan musim yang terdapat di Baluran dan
dapat dipisahkan ke dalam 2 kelompok, yaitu
hutan musim dataran rendah dan hutan musim
dataran tinggi.
Simpulan Taman nasional Baluran terdapat beberapa flora
maupun fauna yang endemik.
81
LEMBAR KERJA II
Bandingkan Teks Laporan Observasi dan Teks Deskripsi yang Berjudul “Taman Nasional Baluran” dan
“Taman Nasional Komodo” serta jodohkan masing-masing karakteristik menggunakan tanda panah pada
karakteristik teks yang sesuai!
No TEKS LAPORAN OBSERVASI KARAKTERISTIK TEKS DESKRIPSI
BERJUDUL “TAMAN NASIONAL TEKS BERJUDUL
BALURAN” “TAMAN NASIONAL
KOMODO”
1 Bersifat global dan
universal
Bersifat unik dan individual
2 Menitikberatkan uraian
bentuk, ciri, dan keadaan
sesuatu yang dideskripsikan
untuk tempat dan waktu
tertentu
Lebih menekankan pada
pengelompokan berbagai
hal dalam jenis sesuai
dengan ciri setiap jenis
pada umumnya
3 Berkaitan dengan hubungan
berjenjang antara sebuah
kelas dan subkelas yang ada
di dalamnya
Berkaitan hanya dengan
hubungan antara
keseluruhan dan bagian-
bagiannya
Rujukan Bahasa (kata itu (2), ini (6), di sini (2), Ini (5), itu (1)
penunjuk)
Kata berimbuhan Ber-, me-, di-, ter-, kan-, se- Ber-, me-, di-, ter-, kan-,se-
82
Deskripsi Terdapat enam tipe hutan di Taman ini mencakup 3 pulau
Taman Nasional Baluran. Hutan utama yaitu Pulau Komodo,
Payau, Hutan Mangrove, Hutan Rinca, dan Padar, banyak juga
Pantai, Hutan Musim, Hutan pulau-pulau kecil lainnya yang
Savana, Hutan Hujan jika dijumlahkan memiliki luas
Pegunungan, tanah 603 km². Total luas
Taman Nasional Komodo saat
ini adalah 1.817 km². Diperluas
hingga 25 km² (Pulau Banta)
dan 479 km² perairan laut akan
menghasilkan total luas hingga
2.321 km². Setidaknya 2500
ekor komodo hidup di wilayah
ini.
Definisi Adalah, merupakan, yakni Adalah, merupakan, yakni
Konjungsi atau kata hubung Dan, sedangkan, tetapi, agar dan, sedangkan, tetapi, agar
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapakan mampu :
1. Memahami hakikat puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat)
2. Menentukan pesan, rima, dan pilihan kata pada puisi rakyat
3. Menjelaskan isi puisi rakyat
4. Menulis puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) dengan baik
D. Materi Pembelajaran
1. Hakikat puisi rakyat
2. Pesan, rima dan Pilihan kata pada puisi rakyat
3. Cara menentukan isi puisi rakyat
4. Menulis puisi rakyat
E. Metode Pembelajaran
Problem-Based Learning, Saintifik
F. Media, Alat, dan Bahan
1. Media
a. Print out teks Puisi Rakyat
b. Powerpoint
2. Alat dan bahan
a. Laptop
84
b. LCD & Projektor
c. Spidol berwarna
G. Sumber Belajar
Harsiati, Titik, ddk. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 10
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Orientasi terhadap masalah 4. Peserta didik membentuk kelompok kecil 100
5. Peserta didik menonton video pembacaan
gurindam dua belas
Penutup
12. Peserta didik dan guru memberikan 10
penghargaan bagi kelompok yang aktif
13. Peserta didik bersama guru merefleksi
kegiatan pembelajaran
14. Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan
85
Apersepsi 10
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru mereview kembali pembelajaran pada
pertemuaan sebelumnya
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati 5. Peserta didik mengamati beberapa gambar & 100
video sebagai pemacu dalam memahami isi
puisi rakyat
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :
No Indikator Butir Instrumen Pedoman Penskoran
Disajikan teks puisi rakyat,
peserta didik dapat:
3.4.1 Menentukan pesan, Temukan pesan, rima, dan 3 = menemukan pesan, rima,
rima, dan pilihan kata pilihan kata yang terdapat dan pilihan kata yang terdapat
yang terdapat dalam dalam puisi rakyat! dalam puisi rakyat dengan
puisi rakyat benar dan lengkap.
86
1 = jawaban tidak sesuai
dengan pertanyaan.
2 = menjelaskan secara
kurang lengkap isi yang
terkandung dalam puisi rakyat!
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X 100 = NA
Skor Maksimal
87
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik diharapkan dapat:
Membandingkan persamaan dan perbedaan struktur pantun, syair, dan gurindam pada teks yang
dibaca/didengar.
Memperbaiki kesalahan dari segi isi, syarat pantun, penggunaan kata/kalimat
Merencanakan penulisan puisi rakyat
menulis puisi rakyat dengan memperhatikan pilihan kata, kelengkapan struktur, dan kaidah
puisi rakyat (pantun)
D. Materi Pembelajaran
Menelaah struktur dan kebahasaan teks narasi, meliputi:
1. Struktur Puisi Rakyat
2. Prinsip penggunaan bahasa pada puisi rakyat
E. Metode Pembelajaran
88
Problem-Based Learning, Saintifik
G. Sumber Belajar
Harsiati, Titik, ddk. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 10
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Orientasi terhadap masalah 4. Peserta didik membentuk kelompok kecil 100
5. Peserta didik membaca cerita fantasi “Bawang
Merah dan Bawang Putih”
89
14. Peserta didik dan guru memberikan 10
penghargaan bagi kelompok yang aktif
15. Peserta didik bersama guru merefleksi
kegiatan pembelajaran
16. Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi kegiatan Waktu
Pendahuluan
Apersepsi 10
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa
sebelum memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran peserta didik
3. Guru mereview kembali pembelajaran pada
pertemuaan sebelumnya
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar dan
tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Mengamati 5. Peserta didik mengamati beberapa gambar & 100
video sebagai pemacu mengembangkan puisi
rakyat.
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penialaian : Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :
No Indikator Butir Instrumen Pedoman Penskoran
Disajikan teks narasi (fantasi),
peserta didik dapat:
90
3.10.1. Merinci struktur teks Temukan ciri/ karakteristik 3 = menemukan
narasi (cerita fantasi) isi dari bagian-bagian ciri/karakteristik isi dari
struktur cerita fantasi “......”! bagian-bagian struktur cerita
fantasi dengan benar dan
Jawaban : lengkap.
Orientasi :
Pengenalan tokoh dan watak 2 = menemukan
: dimulai pada paragraf 1, ciri/karakteristik isi dari
terdapat tokoh Si Kanguru bagian-bagian struktur cerita
Merah karakter suka fantasi dengan benar tetapi
berteman, Si Buaya karakter kurang lengkap.
cepat marah, dsb.
Pengenalan latar : Alam liar. 1 = jawaban tidak sesuai
Komplikasi : dengan pertanyaan.
Muncul masalah sampai
masalah memuncak : dimulai
pada paragraf 3.
Resolusi :
Pemecahan masalah :
dimulai pada paragraf 10.
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X 100 = NA
91
Skor Maksimal
2. Penilaian Keterampilan
a. Teknik Penialaian : Unjuk kerja
b. Bentuk Instrumen : Uji petik kerja
c. Instrumen :
No. Indikator Butir Instrumen Pedoman Penskoran
4.10.1 Merencanakan Tentukan tema puisi rakyat, 3 = ide yang dibuat
penulisan puisi rakyat kemudian buatlah gambaran ! menarik, rangkaian
peristiwa runtut
2 = ide cukup menarik,
rangkaian peristiwa kurang
runtut
1 = ide cukup menarik,
daftar rangkaian tidak
runtut sama sekali
4.10.2 Menulis cerita fantasi Buatlah satu karya cerita 3 = cerita fantasi yang
dengan memperhatikan fantasi yang menarik dengan dibuat memiliki struktur
pilihan kata, memperhatikan pilihan kata, yang tepat, isi cerita yang
kelengkapan struktur, kelengkapan struktur, dan menarik, dan menggunakan
dan kaidah penggunaan kaidah penggunaan kata bahasa yang baik.
kata kalimat/ tanda kalimat/ tanda baca/ejaan yang 2 = cerita fantasi yang
baca/ejaan tepat! dibuat memiliki struktur
yang tepat, isi cerita cukup
menarik, dan menggunakan
bahasa yang cukup baik.
1 = memiliki struktur
kurang tepat pada cerita
fantasi yang dibuat, isi
cerita kurang menarik, dan
menggunakan bahasa yang
cukup baik.
Perolehan Skor
Nilai = -------------------- X 100 = NA
Skor Maksimal
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 3 Satap Brang Rea
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII/ GASAL
Materi Pokok : Fabel
Alokasi Waktu : 6 jp (2 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
C. Tujuan pembelajaran
Setelah proses membaca dan memahami cerita rakyat baik secara lisan maupun tulisan, peserta didik dapat
:
1. Menyimpulkan ciri unsur cerita fabel dengan tepat
2. Mendaftar kata atau kalimat sebagai ciri cerita fabel dengan tepat
3. Mengidentifikasi jenis-jenis fabel
4. Mengurutkan isi fabel dengan tepat
5. Menceritakan kembali isi fabel secara lisan dengan tepat
D. Materi ajar
Materi
Pengetahuan cerita rakyat 1. Pengertian cerita fabel
(fabel) 2. Ciri umum teks fabel
3. Jenis cerita fabel
Keterampilan 1. Unsur-unsur teks cerita fabel
menceritakan kembali isi 2. Mengurutkan isi cerita fabel
cerita rakyat (fabel) 3. Menceritakan kembali isi fabel secara tertulis
E. Metode pembelajaran
1. Discovery learning
Pendekatan :
2. Problem based learning
F. Media, alat, dan sumber belajar
Media Alat Sumber Belajar
LCD, Laptop, LCD, Laptop 1. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII Kemendikbud.
teks fabel, 2. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII
gedung binatang,
amplop misteri
93
G. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
1. Peserta didik merespon sapaan guru, berdoa, dan 5 menit
mengondisikan diri siap belajar.
2. Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan
PENDAHULUAN
cerita rakyat
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat menguasai materi pembelajaran.
1. Stimulasi 30 menit
Siswa menyaksikan video fabel
2. Identifikasi masalah
Siswa secara kelompok berdiskudi tentang video yang
ditayangkan
3. Pengumpulan data
Siswa secara kelompok menyebutkan peristiwa-
peristiwa dalam cerita fabel dari video yang ditayangkan
Siswa secara berkelompok menyebutkan unsur-unsur
teks fabel
4. Pengolahan data
Masing-masing kelompok mendiskusikan dan
menuliskan rangkaian peristiwa fabel dari video yang
ditayangkan pada kertas yang ditentukan berdasarkan
warna.
Masing-masing kelompok mendiskusikan dan
menuliskan unsur-unsur fabel (tema, latar, tokoh,watak
INTI
tokoh, konflik, amanat, sudut pandang pengarang,
tujuan komunikasi fabel, alur, pesan) dari video yang
ditayangkan pada kertas yang telah ditentukan guru
berdasarkan warna.
Masing-masing kelompok menentukan jenis fabel,
kemudian menuliskan pada kertas yang sudah
ditentukan.
5. Verifikasi/ pembuktian
Kelompok mendapatkan giliran berdasarkan undian koin
untuk maju dan menempelkan hasil pada “Gedung
Binatang”
Siswa menjelaskan alasan serta memberikan bukti dari
apa yang sudah ditempel
6. Menarik kesimpulan
Berdasarkan “Gedung Binatang” siswa bersama-sama
menyimpulkan ciri-ciri fabel, unsur teks fabel, dan jenis
fabel.
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan butir-butir 5 menit
pokok materi yang telah dipelajari.
2. Peserta didik bersama guru melakukan indentifikasi
keunggulan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang
PENUTUP sudah dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima umpan balik tentang proses
pembelajaran.
4. Peserta didik menerima penyampaian tentang kegiatan
pembelajaran pertemuan berikutnya
Pertemuan 2
1. Peserta didik merespon sapaan guru, berdoa, dan 5 menit
mengondisikan diri siap belajar.
PENDAHULUAN
2. Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan
cerita rakyat
94
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat menguasai materi
pembelajaran.
1. Orientasi peserta didik kepada masalah 30 menit
Siswa secara berklompok mendapatkan “amplop
misteri” yang berisi gambar fabel yang diberikan guru
2. Organisasi belajar
Siswa mengamati gambar fabel yang ada di dalam
“amplop misteri”.
3. Penyelidikan kelompok
Setiap kelompok menuliskan inti cerita setiap gambar
Setiap kelompok menentukan amanat dari cerita yang
akan dibuat
INTI 4. Mengembangkan dan penyajian hasil penyelesaian hasil
masalah
Setiap kelompok menulis cerita yang dikembangkan dari
inti cerita.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses penyelesaian
masalah
Siswa perwakilan kelompok yang menerima mini
amplop misteri maju kedepan untuk menceritakan
gambar yang didapatkan
Kelompok yang tidak mendapatkan mini amplop misteri
memberikan tanggapan tentang rangkaian cerita
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan butir-butir 5 menit
pokok materi yang telah dipelajari.
2. Peserta didik bersama guru melakukan indentifikasi
keunggulan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang
PENUTUP sudah dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima umpan balik tentang proses
pembelajaran.
4. Peserta didik menerima penyampaian tentang kegiatan
pembelajaran pertemuan berikutnya
Penilaian Pengetahuan
Bentuk Penilaian : Uraian (tes tertulis)
Indikator Pencapaian Kompetensi
Mengidentifikasi informasi tentang fabel/legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar
Indikator :
3.11 3.11.1 Peserta didik mampu menyimpulkan ciri umum teks fable
3.11.2 Peserta didik mampu menyimpulkan unsur teks fable
3.11.3 Peserta didik mampu mengidentifikasi jenis-jenis fabel
Menceritakan kembali isi cerita fabel/legenda daerah setempat yang dibaca atau didengar
Indikator :
4.11
4.11.1 Peserta didik mampu mengurutkan isi cerita fabel
4.11.2 Peserta didik mampu menceritakan kembali isi fabel secara tertulis
F. Penilaian
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes esai
95
1) Teknik : Tes Tertulis
2) Bentuk : Uraian
3) Instrumen :
PENILAIAN PENGETAHUAN
3. Penilaian Ketrampilan
a. Tes esai
1) Teknik : Tes Tertulis
2) Bentuk : Uraian
3) Instrumen :
PENILAIAN KETRAMPILAN
Nama Peserta Didik : ………… Tanggal : ………………..
Kelas : …………
No. Indikator Butir Instrumen Kriteria Penilaian Skor
1. 4.11.1 Peserta didik Mengurutkan gambar Sangat runtut 5
mampu mengurutkan isi sesuai dengan Cukup runtut 4
cerita fabel peristiwa yang tepat Kurang runtut 3
Tidak tepat 1
2. 4.11.2 Peserta didik Menuliskan inti cerita Isi
mampu menceritakan setiap gambar a. Lengkap dan terinci 3
kembali isi fabel secara Menentukan amanat b. Kurang lengkap dan 2
tertulis atau pesan yang terinci 1
terdapat pada gambar c. Tidak lengkap dan kurang
secara kesuluruhan terinci
96
Berdasarkan setiap inti Organisasi
cerita gambar yang a. Teratur dan logis 3
telah diurutkan siswa b. Kurang teratur dan logis 2
membuat suatu cerita c. Tidak teratur dan kurang 1
utuh dengan tetap logis
memperhatikan Pilihan kata
amanat yang a. Tepat dan sesuai 3
terkandung pada cerita b. Kurang tepat dan sesuai 2
c. Tidak tepat dan sesuai 1
Kalimat
a. Mudah dipahami 3
b. Sedikit sulit dipahami 2
c. Sulit dipahami 1
Ejaan dan tanda baca
a. Tidak ada yang salah 3
b. Sedikit yang salah 2
c. Banyak yang salah 1
Jumlah 20
97
LAMPIRAN BAHAN AJAR
MENGAPRESIASI DAN
MENGKREASI FABEL
Tujuan Pembelajaran:
1. Menyimpulkan ciri unsur cerita fabel
2. Mendaftar kata atau kalimat sebagai ciri cerita fabel
3. Mengurutkan isi cerita fabel
4. Menceritakan kembali isi fabel secara lisan
MATERI
1. Pengertian Cerita Fabel
Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan
binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang
kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel
berkaitan erat dengan moral.
Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka
ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang
bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong,
suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga
kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat belajar pada karakter-
karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilai-
nilai moral. Kita dapat
belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar kamu memiliki sifat terpuji.( Buku
teks siswa, kemdikbud rev 2016)
2. Ciri umum teks fabel
a. Rangkaian
Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat. Rangkaian sebab-
akibat diurutkan dari awal sampai akhir.
b. Unsur
1. Tokoh: orang/ hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau antagonis, tokoh
utama atau tokoh pembantu).
2. Ciri tokoh utama adalah (1) sering dibicarakan; (2) sering muncul; dan (3) menjadi pusat cerita
(menggerakkan jalan cerita). Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
3. Penokohan: pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis/yang disukai atau
tokoh antagonis/yang tidak disukai.
4. Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog
tokoh, monolog, atau komentar/ narasi penulis terhadap tokoh.
5. Setting atau latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Ada tiga jenis
latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
6. Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang
diungkapkan tokoh, atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita
7. Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung. Amanat disimpulkan dari
sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.
3. Jenis cerita fabel
Dari segi paparan watak tokohnya, fabel dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu jenis
fabel alami dan fabel adaptasi.
a. Fabel alami
Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi sebenarnya.
b. Fabel adaptasi
Fabel adaptasi menggunakan watak tokoh yang dimiliki manusia.
Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa koda.
a. Dengan koda
Teks fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
98
b. Tanpa koda
Teks fabel tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.
Peristiwa 1 Tikus kota melihat foto bersama sahabat lamanya yang tinggal di desa.
Tikus kota memutuskan untuk mengunjungi sahabatnya.
Peristiwa 2
Peristiwa 3
Peristiwa 4
Identifikasi
Tema
Latar
1. Unsur-unsur Cerita Fabel
Tokoh
Penokohan
Amanat
Plot
Tujuan
Komunikasi
Fabel
Alur
99
Pesan
Identifikasi
Fabel alami
2. Jenis Teks Fabel
Watak tokoh
Fabel adaptasi
100
3
101
7
10
102
11
12
13
14
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Satap Brang Rea
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VII/ GASAL
Materi Pokok : Fabel
Alokasi Waktu : 6 JP (2 x Pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Tujuan pembelajaran
Setelah proses membaca dan memahami cerita rakyat baik secara lisan maupun tulisan, peserta didik dapat
:
1. Menjelaskan karakteristik bagian-bagian struktur cerita fabel dengan tepat
2. Mengidentifikiasi struktur fabel dengan tepat
3. Merancang tokoh, watak, dialog, latar sesuai isi fabel dengan tepat
4. Merancang pemeranan dari gambar fabel dengan tepat
5. Memerankan isi fabel dengan intonasi, gesture, dan aspek pemeranan lain yang sesuai
C. Materi ajar
Materi Materi
Pengetahuan cerita rakyat 4. Struktur teks fabel
(fabel) 5. Penggunaan kata atau kalimat sebagai penanda pada teks fabel
Keterampilan 4. Tokoh, watak, dialog, gestur dan latar isi fabel
menceritakan kembali isi 5. Naskah pemeranan teks fabel
cerita rakyat (fabel)
D. Metode pembelajaran
3. Inkuiri
Pendekatan :
4. Saintifik
104
E. Media, alat, dan sumber belajar
Media Alat Sumber Belajar
LCD, Laptop, LCD, Laptop 3. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII Kemendikbud.
teks fabel,gambar 4. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP kelas VII
seri, internet,
wayang fabel
F. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1
1. Peserta didik merespon sapaan guru, berdoa, dan 10 menit
mengondisikan diri siap belajar.
2. Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan
PENDAHULUAN materi minggu lalu tentang teks fabel.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan penjelasan tentang manfaat menguasai
materi pembelajaran.
4. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 95 menit
5. Membaca potongan-potongan teks fabel yang telah
dibagikan guru.
6. Siswa berdasarkan masing-masing kelompok
mengurutkan potongan teks cerita fabel menjadi cerita
utuh.
7. Merumuskan hipotesis
8. Siswa secara individu dalam kelompoknya masing-
masing mengungkapkan pendapat tentang struktur dan
kebahasaan teks fabel dari hasil pengamatan tentang dua
teks fabel.
9. Mengumpulkan data
10. Siswa berdasarkan kelompok menentukan struktur dan
INTI unsur kebahasaan teks fabel yang telah diberikan guru.
11. Siswa menuliskan hasil diskusinya kedalam “tubuh
fabel”
12. Menguji hipotesis
13. Siswa mempresentasikan hasil kelompoknya yang
dilakukan oleh 2 kelompok dari 4 kelompok.
14. Kelompok yang tidak mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya secara aktif memberikan tanggapan
terhadap kelompok yang sedang mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya.
15. Merumuskan kesimpulan
16. Siswa bersama-sama menyimpulkan karakteristik
struktur dan unsur kebahasaan berdasarkan hasil diskusi
dan presentasi.
17. Peserta didik bersama guru menyimpulkan butir-butir 15 menit
pokok materi yang telah dipelajari.
18. Peserta didik bersama guru melakukan indentifikasi
keunggulan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang
PENUTUP sudah dilaksanakan.
19. Peserta didik menerima umpan balik tentang proses
pembelajaran.
20. Peserta didik menerima penyampaian tentang kegiatan
pembelajaran pertemuan berikutnya
105
Pertemuan 2
1. Peserta didik merespon sapaan guru, berdoa, dan 10 menit
mengondisikan diri siap belajar.
2. Guru dan peserta didik bertanya jawab berkaitan dengan
PENDAHULUAN materi minggu lalu
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan
penjelasan tentang manfaat menguasai materi
pembelajaran.
4. Mengamati 95 menit
Siswa menonton video tentang drama fabel.
Siswa mengamati tokoh wayang fabel yang
diperlihatkan oleh guru dalam satu kelompok.
5. Menanya
Siswa bertanya kepada Guru tentang tokoh-tokoh
wayang fabel yang diterima oleh masing-masing
kelompok.
6. Mengeksplorasi
Siswa secara kelompok menganalisis tokoh,
INTI penokohan, dialog, dan latar pada gambar wayang fabel
Setiap kelompok memilih peranan yang sesuai untuk
masing-masing anggota kelompok
7. Mengasosiasi
Setiap kelompok menuliskan naskah cerita fabel
berdasarkan wayang fabel yang diberikan Guru
8. Mengkomunikasi
Setiap kelompok menampilkan pemeranan drama
sesuai cerita fabel di depan kelas
Kelompok yang lain memberikan tanggapan terhadap
pementasan kelompok lain secara lisan
5. Peserta didik bersama guru menyimpulkan butir-butir 15 menit
pokok materi yang telah dipelajari.
6. Peserta didik bersama guru melakukan indentifikasi
keunggulan dan kelemahan kegiatan pembelajaran yang
PENUTUP sudah dilaksanakan.
7. Peserta didik menerima umpan balik tentang proses
pembelajaran.
8. Peserta didik menerima penyampaian tentang kegiatan
pembelajaran pertemuan berikutnya
Penilaian Pengetahuan
Bentuk Penilaian :Uraian (tes tertulis)
Indikator Pencapaian Kompetensi
Menelaah struktur dan kebahasaan fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar
Indikator :
3.12 3.12.1 Peserta didik mampu menjelaskan karakteristik bagian-bagian struktur cerita fabel
3.12.2 Peserta didik mampu mengidentifikiasi struktur dan unsur kebahasaan teks fabel
dengan tepat
4.1 Memerankan isi fabel/ legenda daerah setempat yang dibaca dan didengar
106
Indikator :
4.12.1 Peserta didik mampu merancang tokoh, watak, dialog, latar sesuai isi fabel
4.12.2 Peserta didik mampu merancang pemeranan dari gambar fabel
4.12.3 peserta didik mampu melakukan adu kreatif pemeranan fabel
G. Penilaian
4. Penilaian Pengetahuan
b. Tes esai
1) Teknik : Tes Tertulis
2) Bentuk : Uraian
3) Instrumen :
PENILAIAN PENGETAHUAN
Nama Siswa : ………… Tanggal : ………………..
Kelas : …………
No. Indikator Butir Instrumen Skor
5. 3.12.1 Peserta didik 1. Menjelaskan 4= Menyebutkan 4
mampu menjelaskan karakteristik bagian-bagian karakteristik bagian struktur
karakteristik bagian- struktur teks fabel teks secara tepat dan benar
bagian struktur cerita 3= Menyebutkan 3
fabel karakteristik bagian struktur
teks secara tepat dan benar
2= Menyebutkan 2
karakteristik bagian struktur
teks secara tepat dan benar
1= Menyebutkan1
karakteristik bagian struktur
teks secara tepat dan tepat
3. 3.12.2 Peserta didik 1. Mengidentifikasi struktur 4= Menyebutkan dan
mampu teks fabel menjelaskan dengan benar 4
mengidentifikiasi struktur teks fabel
struktur dan unsur 3= Menyebutkan dan
kebahasaan fabel menjelaskan dengan benar 3
struktur teks fabel
2= Menyebutkan dan
menjelaskan dengan benar 2
struktur teks fabel
1= Menyebutkan dan
menjelaskan dengan benar 1
struktur teks fabel
5. Penilaian Ketrampilan
b. Tes esai
1) Teknik : Tes Tertulis
2) Bentuk : Uraian
3) Instrumen :
PENILAIAN KETRAMPILAN
Nama Peserta Didik : ………… Tanggal : ………………..
Kelas : …………
No. Indikator Butir Instrumen Kriteria Penilaian Skor
1. 4.12.1 Menentukan Tokoh, penokohan, dialog, dan latar pada cerita 15
Peserta didik tokoh, sesuai dengan gambar
mampu penokohan, Tokoh, penokohan, dialog, dan latar pada cerita 10
merancang dialog, dan cukup sesuai dengan gambar
tokoh, watak, latar pada Tokoh, penokohan, dialog, dan latar pada cerita 5
dialog, latar gambar fabel tidak sesuai dengan gambar
sesuai isi
fabel
107
3. 4.12.2 Merancang Kalimat narasi, dialog tokoh, dan musik 15
Peserta didik kalimat narasi, pengiring/ suasana /properti sesuai dengan
mampu dialog tokoh, gambar dan cerita
merancang dan musik Kalimat narasi, dialog tokoh, dan musik 10
pemeranan pengiring/ pengiring/ suasana /property cukup sesuai dengan
dari gambar suasana/ gambar dan cerita
fabel properti! Kalimat narasi, dialog tokoh, dan musik 5
pengiring/ suasana /property tidak sesuai dengan
gambar dan cerita
3. 4.12.3 Memerankan Tokoh dan Mimik, gerak gerik, 15
peserta didik cerita fabel penokohan bahasa lisan semua tokoh
mampu secara sesuai dengan watak yang
melakukan kelompok harus diperankan
adu kreatif Mimik, gerak gerik,
pemeranan bahasa lisan semua tokoh 10
fabel cukup sesuai dengan
watak yang harus
diperankan
Mimik, gerak gerik,
bahasa lisan semua tokoh 5
kurang sesuai dengan
watak yang harus
diperankan
Orientasi Perkenalan tentang tokoh 15
dan latar cerita dengan
gaya yang kreatif dan
sesuai isi fabel 10
Perkenalan tentang tokoh
dan latar cerita dengan
gaya yang cukup kreatif 5
dan
Cukup sesuai isi fabel
Perkenalan tentang tokoh
dan latar cerita dengan
gaya yang kurang kreatif
dan
kurang sesuai isi fabel
Komplikasi Isi pemeranan sesuai pada 15
tahap konflik
Isi pemeranan cukup
sesuai pada tahap konflik 10
Isi pemeranan tidaksesuai
pada tahap konflik
5
Resolusi/reorientasi Isi pemeranan sesuai 15
tahap konflik dan
bahasa/dialog
diungkapkan dengan
intonasi, gerak gerik, dan
mimik yang variatif dan
sesuai watak tokoh
Isi pemeranan cukup
sesuai tahap konflik dan
bahasa/dialog 10
diungkapkan dengan
intonasi, gerak gerik, dan
mimik yang cukup
variatif dan cukup sesuai
watak tokoh
108
Isi pemeranan tidak sesuai
tahap konflik dan
bahasa/dialog
diungkapkan dengan
intonasi, gerak gerik, dan 5
mimik yang tidak variatif
dan tidak sesuai watak
tokoh
Koda Pesan moral disampaikan 15
secara tepat dan kreatif
Pesan moral disampaikan
cuku tepat dan kreatif 10
Pesan moral disampaikan
kurang tepat dan kreatif
5
Keorisinilan ide Cerita merupakan ide asli 10
Cerita merupakan
modifikasi 5
Properti pendukung Adanya properti dan 10
dan iringan musik iringan musik yang
kreatif dan sesuai
Adanya properti dan
iringan musik, namun 6
kurang sesuai
Tidak ada properti dan
iringan musik
3
Jumlah 140
109
LAMPIRAN
Ringkasan Materi
Materi 2
1. Struktur teks fabel
a. Orientasi : Bagian awal dari suatu cerita yang berisi pengenalan tokoh, latar tempat, dan waktu.
b. Komplikasi : Konflik atau permasalahan antara satu dengan tokoh yang lain. Komplikasi menuju
klimaks.
c. Resolusi : Bagian yang berisi pemecahan masalah.
d. Koda (boleh ada boleh tidak) : Bagian terakhir fabel yang berisi perubahan yang terjadi pada
tokoh dan pelajaran yang dapat dipetik dari cerita tersebut.
2. Unsur kebahasaan teks fabel
Kaidah kebahasaan atau yang biasa disebut juga sebagai unsur kebahasaan merupakan ciri dari
bahasa yang digunakan dalam suatu teks seperti cerita fabel.
a. Kata Kerja
Salah satu kaidah atau unsur kebahasaan dalam sebuah teks cerita fabel adalah adanya kata
kerja.Kata kerja dalam cerita fabel dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu kata kerja aktif
transitif dan kata kerja aktif intransitif.
a) Kata Kerja Aktif Transitif, adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat,
misalnya memegang, mengangkat.
b) Kata Kerja Aktif Intransitif, adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam
kalimat, misalnya diam.
b. Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang
Pada teks cerita fabel sering sekali adanya penggunaan kata sandang si dan sang. Berikut merupakan
penggunaan kata sandang si dan sang yang ada pada teks cerita fabel. Kaidah penulisan si dan sang
terpisah dengan kata yang diikutinya. Kata si dan sang ditulis dengan huruf kecil, bukan huruf
kapital. Perhatikan contoh penggunaan dalam kalimat-kalimat tersebut.Bedakan dengan contoh
berikut ini.
1) “Bagaimana caranya agar si kecil rajin belajar?” tanya ibu.
2) Kedua orang itu, si Kecil dan si Kancil, adalah pembantu di pasar.
Kata kecil pada kalimat 1) ditulis dengan huruf kecil karena bukan merupakan nama. Pada kalimat
2) Kecil ditulis dengan huruf /K/ kapital karena dimaksudkan sebagai panggilan atau nama julukan.
c. Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu
Dalam teks cerita fabel biasanya digunakan kata keterangan tempat dan kata keterangan waktu untuk
menghidupkan suasana. Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan
waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu.
d. Penggunaan Kata Hubung
Dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis menggunakan
a. konjungsi pengurutan : sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu,
atau akhirnya.
b. konjungsi waktu bersamaan (sementara itu, seraya, sambil).
e. Kalimat naratif: bersifat menguraikan berdasarkan peristiwa yang dialami.
f. kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh
g. menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal (bahasa percakapan).
3. Unsur-unsur isi Fabel
a. Tokoh : orang/ hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau antagonis, tokoh
utama atau tokoh pembantu). Ciri tokoh utama adalah (1) sering dibicarakan; (2) sering muncul;
dan (3) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita). Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
b. Penokohan/watak : pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis/yang disukai
atau tokoh antagonis/yang tidak disukai. Penokohan dapat disimpulkan dari penggambaran fisik,
penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/ narasi penulis terhadap
tokoh.
c. Dialog: Percakapan (dalam sandiwara, cerita,dan sebagainya); Karya tulis yang disajikan dalam
bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih.
d. Latar :tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Ada tiga jenis latar, yaitu latar tempat,
latar waktu, dan latar sosial.
e. Konflik : Konflik fabel disebabkan oleh pengkhianatan, kelicikan, penghinaan, kesombongan,
persahabatan, perilaku buruk yang akhirnya diperbaiki, kecerdikan, keluarga, dan sebagainya.
110
f. Amanat: berdasarkan konflik-konflik tersebut amanat sering berupa nilai-nilai moral dan karakter
manusia yang baik
g. Latar fabel berupa alam (hutan, sungai, kolam, lembah, dan sebagainya).
h. Alur :Sebagai teks narasi fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarikdan menginspirasi.
Alur pada tabel umumnya alur maju ( dari awalbergerak maju hingga terjadi akibat dari peristiwa
sebelumnya)
1. Orientasi
2. Komplikasi
3. Resolusi
4. Koda
Dia sangat yakin akan kemampuanya, dan yakin akan berhasil. Sehingga pekerjaanya sehari-hari
hanya berhayal dan mencoba menulis lirik-lirik lagu dan music dengan biolanya. Tentu saja karena dia
bercita-cita menjadi seekor belalang pemusik yang terkenal. Tapi terkadang, keyakinan yang dia miliki tak
di imbangi dengan bakat yang cukup dan tak mau menerima masukan dari orang lain. Dia merasa tak ada
orang lain yang lebih tau akan music atau masa depanya, sehingga dia tak pernah mau menerima nasehat
dari orang lain.
Waktupun terus berlalu dan musim terus berganti. Tak terasa musim gugur telah hamper usai dan
mendekati musim dingin. Para semut dan binatang lain tengah giat bekerja keras untuk menyiapkan
makanan sebagai persiapan di musim dingin. Tak terkecuali para semut. Para semut memang terkenal
serangga yang paling rajin. Meski pekerjaan mereka hanya sebagai pengangku barang, mereka sangat giat
bekerja dan selalu saling tolong menolong. Sedangkan si Kiko belalang masih saja asik dengan biolanya
tanpa satu lagupun yang dapat dia ciptakan.
111
“Hai Kiko belalang, apakah kau tidak bekerja untuk persiapan di musim dingin?’. Tanya seekor semut
pada suatu hari.
“Apa yang kau tahu? Kau itu tak sepintar aku. Aku ini adalah serangga yang memiliki bakat dan di
takdirkan sebagai musisi besar. Tak seperti semut seperti mu yang di takdirkan sebagai kuli dan orang
kecil. Dasar tak berguna.. hahaha”. Kata Kiko belalang dengan sombongnya.
“Tapi tanpa persiapan, kau akan kesulitan menghadapi musim dingin. Musim dingin sebentar lagi dating.
Jika kau kurang persiapan, kau bisa kelaparan dfan bias mati. Aku hanya mencoba untuk menasehati mu
kawan”. Kata semut itu dengan sabar.
“Jangan kau panggil aku dengan sebutan kawan, karena aku tak sudi berkawan dengan kasta rendah
seperti mu. Dan calon orang besar seperti ku, juga tak butuh nasehat dari semut seperti mu. Sekarang pergi
kau..!! Kau mengganggu konsentrasi ku dalam menciptakan lagu”. Dengan nada kasar si Kiko belalang
mengusir semut yang baik hati itu.
Semut itupun kemudian meninggalkan si Kiko belalang dengan hati yang sangat kecewa. Nasehat
baiknya sama sekali tak di anggap. Malah di caci dan di hina dengan semena-mena. Hingga semut itupun
merasa sakit hati.
Ahirnya musim dingin tiba. Para serangga dan hewan-hewan lain tengah berhenti dari pekerjaanya
dan tinggal di rumah mereka dengan nyaman. Dengan perbekalan yang cukup, mereka tak hawatir lagi
dalam melalui musim dingin yang cukup panjang. Tapi nasib sebaliknya di alami oleh si belalang. Dia
kelaparan dan mengemis makanan dari satu tempat ke tempat lain untuk bertahan hidup. Dia juga tak
memiliki tempat tinggal sehingga dia harus tidur di sembarang tempat dan melawan hawa dingin yang
menusuk tulang.
Hingga pada suatu hari, sampailah dia di rumah si semut yang dulu dia hina dan dia ejek.
“Hai semut sahabat ku, aku kelaparan. Maukah kau berbagi sedikit makanan untuk ku?”. Kata si belalang
memelas.
“Ma’af, aku tak punya sahabat seorang pengemis seperti mu. Makanan ku hanya cukup untuk keluarga ku
sendiri. Memang makanan mu di mana kok sampai kau mengemis?”. Tanya si semut. Sebenarnya dia
mengenali belalang itu. Tapin karena rasa sakit hatinya, dia acuh dan pura-pura tak mengenalnya.
“Ma’af sahabat ku.. selama musim dingin dan musim gugur, aku sibuk menulis lagu. Sehingga aku tak
sempat mencari bekal makanan”. Jawab si Kiko belalang.
“Apa kau sudah bias menulis lagu mu?”. Tanya si semut lagi.
“Aku sudah menghasilkan sebuah lagu..”. jawab si belalang dengan tersenyum dan sedikit bangga.
“Nah, kalau begitu.. waktunya sekarang kamu memainkan lagu ciptaan mu dan menari-nari dengan riang.
Semoga saja lagu itu bisa membuat mu kenyang”. Kata si semut sambil menutup pintu rumahnya.
Si Kiko belalang hanya dapat berdiri tertegun di depan pintu. Dia menyesal dengan segala perbuatan
dan sifat buruknya di masa lalu. Dia sangat menyesal dulu dia sangat angkuh, sombong, dan suka
merendahkan orang lain. Kini giliran baginya untuk di rendahkan oleh orang yang dulu pernah dia hina.
Tapi dia sadar, penyesalan kemudian tiada berguna. Dan mulai saat itu, si Kiko belalang belajar banyak
hal. Dan dia berjanji akan berusaha menjadi lebih baik dan memperbaiki sifat-sifat buruknya.
TAMAT
Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan.Rumah itu milik keluarga Siput. Ada Popo,
Mami,Flo,dan Dyo. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo, dan Dyo.Rumah kecil ini terletak di hutan.
Bergabung dengan rumah-rumah hewan lain. Tentang wilayah, jelas wilayah dibedakan karena mengingat
112
jenis hewan itu bervariasi. Wilayah untuk hewan buas dipisahkan dan dibatasi sangat jauh dari hewan-
hewan lunak yang mungkin akan menjadi buruannya. Sedangkan hewan herbivora, berdekatan dengan
wilayah hewan lunak. Hewan lunak seperti siput,semut,keong,kura-kura dll.
Flo adalah anak sulung.Maka Flo lah yang harus sering mengalah. Sedangkan Dyo, dia adalah
siput bungsu. Sifatnya masih kekanakan dan sering tak mau mengalah, dan pastinya Dyo selalu dipercaya
dan dibela oleh siput Popo dan Mami.
Disuatu pagi yang cerah.Terlihat Siput Flo sedang membantu ibunya Mami.Membantu untuk
menyusun makanan hasil mencari nya pada saat waktu subuh tadi.
“Flo. Bangunkan Dyo. Suruh dia ikut membantu mencari makanan untuk nanti siang.”perintah Mami pada
Flo. Flo tak berkata apa-apa dia langsung saja menghampiri Dyo.
“Dyo. Bangun! Ibu menyuruhmu! Ayo!”ucap Flomembangunkan Dyo. Tapi Dyo tetap pura-pura tak
mendengar.Karena sebenarnya Flo tau bahwa Dyo sudah terbangung.Makanya Flo terus mendesak.
“Dyo!Cepat!”
“Apa kau tak mau sarapan pagi?”
“Siput Ibu Mami dan Aku tadi sudah mencari makanan untuk kita semua...”
“Ayo Dyo bangun!Aku tau kau sudah bangun!”
“Ibu dan Ayah Popo sudah menunggu! Cepatlah!...”
Flo terus mengoceh agar Dyo mau menuruti perintah ibunya yang tadi diamanatkan padanya.Flo tak
menyerah begitu saja apabila hanya diabaikan.
“Sudahlah!Siapa kau mengaturku!”bentak Dyo. Memang Flo dan Dyo tak pernah akur dan rukun.Dyo
merasa dirinya tersaingi oleh Flo.
“Aku hanya menyampaikan amanat Ibu Mami Dyoo.... ayolah bangun pemalas sekali”cibir Flo.Cibiran itu
hanya bercanda, tapi sepertinya Dyo menganggap serius.Ia pergi meninggalkan Flo dengan mencoba
sekuat tenaga agar ia bisa berjalan secara cepat. Seharusnya Dyo menyadari.Dia adalah seekor
siput.Seekor siput memang sudah ditakdirkan dan memang sudah kodratnya dia itu lambat. Flo hanya
diam, dan tak lama kemudian ia menyusul Dyo dengan berjalan tenang. Flo mengerti dan sudah sangat
paham akan sifat Dyo yang memang menyebalkan dan terkadang memancing emosi.
Siput Popo,Mami,Dyo dan Flo sudah berkumpul. Mereka sudah berunding dan sepakat untuk
mencari makanan masing-masing baru nanti dikumpulkan dan dimakan bersama.Mereka mulai mencari
makanan nanti pada saat hari mulai cerah, sekitar pukul 9 pagi.
Siput Popo dan Mami sudah mempersiapkan peralatan untuk mencari makanan. Flo sedang
menyiapkan beberapa kantung untuk mewadahi makanan yang ia dapat nanti. Sedangkan, Dyo dia hanya
diam bermalas-malasan di luar jauh dari rumah. Yang lain sedang sibuk bersiap karena hari telah mulai
menjelang pukul 9, tapi Dyo belum kembali ke rumah. Padahal Dyo ditugaskan mencari makanan
bersama Flo.Sedari tadi Flo menunggu Dyo.
“Kemana Dyo? Apa dia belum kembali Flo?”tanya siput Mami pada Flo yang sedari tadi sibuk melihat
lihat sekitar seperti mencari sesuatu. Ya memang Flo sedang mencari Dyo.
“Belum siput Mami.”jawab Flo.
“Ya sudah, siput Popo dan Mami pergi terlebih dahulu?Tak apa?”tanya siput Popo. Popo lalu melirik
Mami dan Flo bergantian.
“Ya. Tak apa. Aku akan menunggu Dyo,kasihan dia nanti mencari-cari. Sebaiknya, ibu siput Mami dan
ayah siput Popo terlebih dahulu pergi mencari makanan, nanti hari terlanjur siang. Aku tak apa”jawab Flo
seadanya. Ya memang, Flo dewasa dan bijak. Flo memikirkan dan mementingkan orang lain yang belum
tentu orang itu mementingkan dirinya juga.
“Ya sudah.Hati-hati disini, “ucap siput Mami.Lalu siput Mami dan siput Popo segera berangkat membawa
peralatan dan perlengkapan yang sudah disiapkan.Flo hanya membalas dengan senyuman.Flo tetap diam
menunggu. Kemana Dyo? Itu yang Flo pikirkan sedari tadi.
Setelah lama Flo menunggu akhirnya Dyo datang.Sekarang sudah pukul 9 pagi lebih 15 menit.Itu
tandanya Flo dan Dyo sudah tidak displin dalam melaksanakan tugas yang mereka dapat.Pastinya Ibu
siput Mami dan Ayah siput Popo sudah banyak mendapat makanan. Sedangkan Flo dan Dyo belum satu
pun. Flo segera mendekati Dyo dan bertanya.
“Kau dari mana Dyo? Aku sedari tadi menunggu”tanya Flo dengan raut wajah kesal.
“Aku?Aku bermain dengan para monyet dan kura-kura”jawab Dyo santai tanpa memerdulikan raut wajah
kakaknya kesal.
“Ayolah!Kita bergegas mencari makanan.Kau tak mau kelaparan bukan saat siang nanti?”tanya sekaligus
ajak Flo. Dyo mendengus kesal
“Kau saja!Aku tak mau!”tolak Dyo sambil akan melangkah pergi lagi.
“Jangan menghindar dari tugas Dyo!Apa kau mau Ibu Mami menghukum mu agar kau mencari makan
tengah malam di hutan ini sendiri? Hiduplah dengan displin Dyo! Ayo ikut kakak!”Flo terus
memaksa.Bagaimana pun tugas tetaplah tugas. Bukannya apabila tak mengerjakan tugas akan ada sanksi?
113
Flo menganggap bahwa tugas adalah suatu tanggung jawab juga.Oleh karena itu tugas itu harus
dikerjakan.
“Iya. Aku ikut! Kau menyebalkan”ucap Dyo pasrah.Bagaimana pun ucapan kakak nya –Flo- ada benarnya
juga.
Akhirnya setelah perdebatan kecil tadi, Flo dan Dyo segera pergi mencari makanan.Berkeliling
hutan.Flo masih terus semangat mencari makanan sebanyak mungkin agar ada persediaan untuk makan
malam nanti. Tapi Dyo hanya berjalan saja mengikuti .sudah 2 jam mereka mencari makanan saat nya
mereka pulang, namun...
“Kau duluan saja kak!Aku ingin mencoba ke wilayah hutan buas.”ucap Dyo sok jagoan.
“Untuk apa kau pergi kesana?”tanya Flo. Flo sangat heran dengan kelakuan adiknya itu.
“Aku ingin menantang mereka.Kenapa mereka sangat ditakuti? Hanya hewan biasa seperti kita saja”jawab
Dyo
“Kau tak boleh menyepelekan hewan lain seperti itu Dyo. Mereka sangat buas, mereka bisa saja
memakanmu hidup hidup.Kau mau mati di tangan mereka?Kau tak kasihan pada ibu Mami?Kau tak
perduli dengan ayah Popo?Kau tak kasihan padaku Dyo? Kalau kau mati di tangan mereka pasti aku
sangat kehilangan mu begitu juga para keluarga siput lain. “ jelas Flo. Flo tak akan membiarkan Dyo
menuruti egonya. Ego negatif nya, yang membuat ia merasa paling paling hebat dibanding para hewan
buas/
“Kau tak usah banyak bicara kak! Tong kosong nyaring bunyinya. Banyak bicara tapi tak ada hasilnya!
Percuma kakak menjelaskan dan menasihati ku.Aku yakin mereka tidak akan memakanku.”ucap Dyo si
siput langsung pergi berbelok ke arah wilayah hewan-hewan buas dan berbisa. Flo bingung, bagaimana
dengan nasib Dyo nanti, tapi..apabila Flo mengikuti Dyo, bagaimana dengan makanan yang sudah
dikumpulkan.
“Duh... bagaimana ini?”ucap Flo berbicara pada dirinya sendiri.
“Ah iya!Rumah monyet dekat sini bagaimana kalau aku titipkan saja makanan ini pada monyet” ucap Flo.
Lalu, Flo berjalan sedikit menuju rumah monyet dan ia berkata titip makanannya sebentar, kalau bisa
tolong antarkan pada rumah siput.
“baiklah siput. Aku antarkan saja ke rumah mu.Hati-hati menyusul adikmu.”Ucap monyet.Siput
mengangguk.Siput Flo berjalan dengan tergesa-gesa dengan berusaha sekuat tenaga untuk berjalan bahkan
berlalri secara cepat.Demi adiknya si siput Dyo.
Siput Flo telah sampai di perbatasan wilayah hewan buas.Flo melihat kanan kiri mencari Dyo.
“Ya ampun Dyo!Nekad sekali dia!”ucap si siput Flo kaget. Ia melihat siput Dyo sedang mengganggu
salah satu singa disana.
“Hey! Kau singa! Jangan ganggu adikku!” ucap siput Flo lantang.Sontak singa menoleh pada Flo.Menatap
kilat tajam.Tapi nyali Flo tidak menjadi ciut.Singa masih diam di tempat.Tapi, siput Dyo malah
menghampiri Flo.
“Apa apaan kau ini? Datang datang mericuhkan saja!” bentak siput Dyo
“ Aku? Hanya ingin menyelamatkanmu. Aku bertanggung jawab atas mu! Aku harus melindungi mu!
Sadarlah Dyo Siput”ucap Flo siput tegas. Bagaimana pun Dyo Siput tetaplah tanggung jawabnya. Apalagi
saat ini Dyo sedang bersamanya.
“alah! Kau hanya alas—“ ucapan Dyo Siput terpotong karena tiba-tiba Flo Siput menubruknya hingga
terpental jauh. Daann..
‘KHAAM’
Singa melahap Flo siput.Dyo siput yang melihatnya sangat terkejut dan tidak menyangka.Dyo siput segera
pergi dari kawasan itu dan pulang ke rumahnya.Segera memberi tahu orangtua dan keluarga siput lainnya.
Kakaknya. Flo Siput. Kini ia telah tiada. Ini semua salah Dyo yang tak mau menurut dan lengah. Ini
salahku ini salahku!. Dyo siput terus mengulang-ulang kata itu ia sungguh merasa bersalah atas kelakuan
dirinya sendiri.
Saat Dyo siput sampai di rumahnya.Ia segera bercerita tentang itu semua. Keluarga nya sangat
kaget bahkan banyak yang terisak.Dyo siput hanya bisa diam merenung.
“Ini semua salahku maafkan aku.Aku menyesal. Aku berjanji akan menurut, disiplin dan tak akan
menyepelakan dan merendahkan hewan lain yang jelas lebih baik dan kuat dari keluarga siput ku aku
menyesal. Sungguh aku sangat menyesal.”Batin Dyo siput.Kini tak ada lagi kakak yang cerewet
menasihatiinya.Tak ada lagi yang mengatur ngrtur segala kegiatannya selan ibunya, tak ada lagi yang
megingatkan tentang kedisiplinan.Tak ada kakak nya telah pergi.Sungguh mengenaskan.Pengorbanan
seorang keluarga kakak siput. Untuk sang adik, demi adiknya selamat ia rela berkorban. Bahkan
nyawanya sendiri.Sungguh Flo siput sangat baik hati, dan Dyo siput sangat beruntung mempunyai kakak
seperti Flo siput.
114
No. Struktur Identifikasi
1. Orientasi Terdapat sebuah rumah kecil dari pepohonan. Rumah itu milik keluarga Siput.
Ada Popo, Mami,Flo,dan Dyo. Popo dan Mami adalah orang tua dari Flo, dan
Dyo. Rumah kecil ini terletak di hutan.
Flo adalah anak sulung. Maka Flo lah yang harus sering mengalah. Sedangkan
Dyo, dia adalah siput bungsu. Sifatnya masih kekanakan dan sering tak mau
mengalah, dan pastinya Dyo selalu dipercaya dan dibela oleh siput Popo dan
Mami
2. Komplikasi
3. Resolusi
4. Koda
115
Kerjakanlah bersama kelompokmu
1. Amati gambar-gambar di bawah ini!
Latar tempat
Latar waktu
Latar suasana
116
3. Buatlah kalimat narasi dan dialog tokoh
Tugas
1. Perankan cerita di atas secara berkelompok!
2. Tentukan siapa yang menjadi tokoh cerita!
3. Rancang siapa menjadi narator cerita!
4. Tentukan urutan peristiwa yang utuh sesuai dengan strukturnya (orientasi, komplikasi, resolusi,
koda)!
5. Diskusikan cara memerankan fabel dengan baik!
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi ciri surat pribadi dan surat dinas dengan tepat
2. Menyimpulkan ciri umum surat pribadi dan surat dinas pada teks yang dibaca atau didengar
dengan tepat
3. Mendaftar kata/kalimat sebagai ciri surat pribadi dan surat dinas dengan tepat
4. Memetakan isi surat pribadi dan surat dinas dengan tepat
5. Menjawab pertanyaan isi surat pribadi dan surat dinas dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi informasi surat pribadi dan surat dinas meliputi:
1. Pengertian surat pribadi dan surat dinas
2. Ciri surat pribadi dan surat dinas
3. Tujuan komunikasi surat pribadi dan surat dinas
Menyimpulkan isi surat pribadi and surat dinas, meliputi:
1. Memetakan pengembangan isi
2. Memahami isi surat pribadi dan surat dinas (menjawab pertanyaan isi surat pribadi dan surat
dinas)
E. Metode Pembelajaran
discovery learning
saintific learning
118
F. Media, Alat
3. Media
a. Teks surat pribadi
b. Teks surat dinas
G. Sumber Belajar
a. Kemendikbud. 2016. Bahasa Indonesia SMP/ Mts kelas VII. Jakarta :Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Buku Guru Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII.
Edisi Revisi 2016. Halaman 117 s.d 124.
c. Kecilnyaaku. https://kecilnyaaku.com. Mengenal dan Memahami Ciri Surat Pribadi. (diakses
pada 24 Februari 2017)
H. Kegiatan Pembelajaran
1. PERTEMUAN 1
Alokasi
Kegiatan Deskripsi kegiatan
Waktu
Pendahuluan 10 menit
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum memulai pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru menyampaikan tentang kemampuan menulis dan membaca surat
4. Guru menyampaikan materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan
Problem Statement Peserta didik membaca surat pribadi dan surat dinas
(mengidentifikasi yang disediakan oleh guru
masalah) Peserta mencari informasi berkaitan pemahaman
tentang ciri surat pribadi dan surat dinas
Peserta mencari informasi berkaitan pemahaman
tentang ciri umum surat pribadi dan surat dinas
Peserta mencari informasi berkaitan pemahaman
tentang kata/kalimat sebagai ciri surat pribadi dan
surat dinas
mengumpulkan Peserta didik mengidentifikasi ciri surat pribadi dan
data surat dinas secara berkelompok
119
Peserta didik menganalisis ciri umum surat pribadi
dan surat dinas secara berkelompok
Peserta didik mengidentifikasi kata/kalimat sebagai
ciri surat pribadi dan surat dinas secara berkelompok
Data Processing Peserta didik mendiskusikan ciri surat pribadi dan
(mengolah data) surat dinas secara berkelompok
Peserta didik mendiskusikan ciri umum surat pribadi
dan surat dinas secara berkelompok
Peserta didik menuliskan kata/ kalimat penanda ciri
surat pribadi dan surat dinas secara berkelompok
2. PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan 10 menit
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum memulai
pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru memberikan apersepsi mengenai pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya
4. Guru menyampaikan materi, tujuan, manfaat,dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan
Kegiatan Inti 100 menit
Mengamati Guru memberikan contoh surat pribadi
dan surat dinas
Peserta didik membaca contoh surat
pribadi dan surat dinas yang disajikan guru
120
Peserta didik mendaftar pertanyaan-
pertanyaan yang muncul berkaitan isi surat
pribadi atau surat dinas
mengeksplorasi Secara berkelompok :
Peserta didik mengidentifikasi isi surat
pribadi dan surat dinas dengan memetakan
isi surat
Peserta didik mennganalisis dan
menjawab pertanyaan isi surat pribadi atau
surat dinas
mengasosiasi Secara berkelompok :
Peserta didik menuliskan isi surat pribadi
dan surat dinas
Peserta didik membuat pemetaan isi surat
pribadi dan surat dinas yang sudah
ditemukan
Peserta menuliskan jawaban berdasarkan
pertanyaan isi surat pribadi atau surat
dinas
I. Penilaian Pembelajaran
Tabel 1. Kisi-Kisi Soal Pengetahuan
Teknik Bentuk
IPK Indikator Soal Nomor Soal
Penilaian Instrumen
3.13.1. Mengidentifikasi 1. Peserta didik Tes tertulis Uraian 1
ciri surat pribadi mampu
dan surat dinas Mengidentifikasi
pada teks yang ciri surat pribadi
dibaca atau dan surat dinas
didengar
3.13.2. Menyimpulkan 2. Peserta didik Tes tertulis Uraian 2
ciri umum surat mampu
pribadi dan surat menyimpulkan ciri
dinas pada teks umum surat pribadi
yang dibaca atau dan surat dinas
didengar
3.13.3. Mendaftar 4. Peserta didik mampu Tes tertulis Uraian 3
kata/kalimat mendaftar kata/
penanda sebagai kalimat penanda
ciri surat pribadi sebagai ciri surat
dan surat dinas
121
pribadi dan surat
dinas
3 Disajikan surat pribadi dan peserta didik mampu Berdasarkan surat pribadi dan
mendaftar kata/kalimat penanda sebagai ciri surat surat dinas yang disajikan,
pribadi dan surat dinas Daftarlah kata/kalimat penanda
sebagai ciri surat pribadi dan
surat dinas!
122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Kompetensi Inti :
1. Menghayati ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur surat pribadi dan surat dinas dengan benar
2. Menyimpulkan ciri penggunaan bahasa pada surat pribadi dan surat surat dinas dengan benar
3. Menentukan dan memperbaiki kesalahan penggunaan kata, kalimat, ejaan, dan tanda baca
dengan benar
Pertemuan 2
Setelah melaksanakan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu:
1. Menulis surat pribadi sesuai tujuan penulis dengan tepat
2. Menulis surat dinas sesuai dengan sistematika dan bahasa surat dinas dengan benar
D. Materi Pembelajaran
Materi menelaah unsur-unsur dan sistematika surat pribadi dan surat dinas:
Unsur-unsur surat pribadi dan surat dinas
Karakteristik tiap bagian surat pribadi dan surat dinas
Ciri penggunaan bahasa pada surat pribadi dan surat dinas
Contoh penggunaan tanda baca dan ejaan baik yang salah maupun yang benar
Materi menulis surat pribadi dan surat dinas
Praktik menulis surat pribadi dan surat dinas dari objek sekitar yang diamati
Praktik menyunting dan memperbaiki teks yang dibuat
123
E. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran Scientific Learning
Meode pembelajaran Discovery Based Learning
G. Sumber Belajar
a. Kemendikbud. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTS kelas VII. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan.
b. Internet
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan
Apersepsi 10 menit
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
mengikuti pembelajaran
4. Guru dan peserta didik melakukan penguatan
kembali tentang materi yang berhubungan dengan
surat pribadi dan surat dinas yang telah dipelajari
sebelumnya
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang
menelaah dan menulis surat pribadi dan surat dinas
Kegiatan Inti 100 menit
Mengamati Peserta didik mengamati surat pribadi dan surat
dinas
124
Mengomunikasikan Peserta didik mengomunikasikan hasil kerja
kelompoknya
Peserta didik memajang hasil kerjanya di papan
karya
Guru dan peserta didik bersama-sama
menyimpulkan hasil siswa mengenai unsur-unsur
dan penggunaan bahasa surat pribadi dan surat
dinas yang baik.
Penutup 10 menit
Guru memberikan penghargaan bagi kelompok
yang aktif
Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan
pembelajaran
Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya.
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Pendahuluan Waktu
Apersepsi
1. Peserta didik memberi salam dan berdoa sebelum
memulai pembelajaran
2. Guru mengecek kehadiran peserta didik
3. Guru mengkondisikan peserta didik agar siap
mengikuti pembelajaran
10 menit
4. Guru dan peserta didik melakukan penguatan
kembali tentang materi yang berhubungan dengan
surat pribadi dan surat dinas yang telah dipelajari
sebelumnya
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang
menulis surat pribadi dan surat dinas
Kegiatan Inti
Stimulasi/ pemberian Peserta didik membaca contoh surat pribadi dan
rangsangan surat dinas yang disajikan oleh guru
Guru memberikan stimulasi yang berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu peserta didik
dalam mengeksplorasi bahan.
Identifikasi Masalah Guru bersama peserta didik mengidentifikasi
sumber belajar yang berhubungan dengan menulis
surat pribadi dan surat dinas dari segi isi, struktur,
dan bahasa
125
Peserta didik dan guru memberikan penghargaan
bagi kelompok yang aktif
Peserta didik bersama guru merefleksi kegiatan 10
pembelajaran menit
Peserta didik dan guru merumuskan rencana
pembelajaran pada tahap berikutnya.
I. Penilaian Pembelajaran
4. Penilaian Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Uraian
c. Instrumen :
Perolehan Skor
Nilai = --------------------------- X 100 = NA
Skor Makasimal
5. Penilaian Keterampilan
4.14.2 Menulis surat dinas Tertulis Uraian Buatlah surat dinas sesuai
sesuai dengan dengan sistematika dan
sistematika dan bahasa bahasa surat dinas!
surat dinas
126
Rubrik Penilaian
Tabel 1. Keterampilan Menulis Surat Pribadi dan Surat Dinas
No. Aspek Rentang Skor Bobot Skor Maksimal
1 2 3 4 5
1 Struktur surat 4 20
2 Bahasa surat/ diksi 4 20
3 Kesesuaian isi surat 4 20
dengan topik
4 Ejaan dengan tanda baca 4 20
5 kerapian surat 4 20
Jumlah 20 100
127
diksi antara 15-20
3 Kesesuaian isi surat 5 Isi surat sesuai Sangat baik
dengan topik dengan topik dan
menarik
4 Isi surat sesuai Baik
dengan topik
3 Isi surat sesuai Cukup
dengan topik tetapi
kurang komunikatif
2 Isi surat tidak sesuai Kurang
dengan topik
1 Isi surat tidak sesuai Sangat kurang
dengan topik dan
tidak menarik
4 Ejaan dan tanda baca 5 Ejaan dan tanda baca Sangat baik
sempurna
4 Jumlah kesalahan
antara 1 sampai 3 Baik
128
LAMPIRAN
Materi
Jenis-jenis surat pribadi: (1) daftar riwayat hidup; (2) surat undangan (3) surat izin; (4) surat perkenalan; (5)
surat berita keluarga; (6) surat ucapan terimakasih; (7) surat meminta penjelasan; (8) surat-surat remaja; (9)
dan sebagainya, sesuai kebutuhan sehari-hari yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.
129
Memasangkan unsur surat dinas dengan alasan
Unsur Surat Dinas Alasan (Urutan Penulis
Mengungkapkan Maksud
dalam Surat)
Suntinglah surat pribadi dan surat dinas berikut dan tuliskan balasan surat pribadi!
jakarta, 13 01 ‘17
Sahabatku, selviana
Jalan T. Siswa No.9
Cakung, jakarta timur
Assalamualaikum Wr.Wb.
halo, apa kabar sel? Baik-baik aja kan? Aku dan keluargaku di jakarta dalam keadaan sehat walafiat.
Mudah-mudahan kabar kamu juga baek-baek di sana. Ngomong-ngomong udah satu tahun kita tidak
bertemu sejak kamu ikut dengan orangtua kamu ke Jakarta. Tapi aku harap persahabatan kita tetap langgeng
walaupun kita jauh.
Selvi kamu masih ingat tidak dengan temanmu ini? kemarin malam aku memimpikan kamu lho!
Mungkin karena aku sudah rindu banget dengan kamu, apakah dengan mimpiku yang semalam itu berarti
kamu juga merindukan aku? Nilai rapor kamu semester ini gimana? Aku Cuma dapat juara dua, bagaimana
dengan kamu Sel? Kamu sekarang pasti sudah banyak teman di Jakarta tapi jangan pernah lupa kepadaku
ya Sel. Aku selalu berharap kamu baik-baik di sana. Oh iya, sepasang kura-kura kecil kenang-kenangan dan
tanda persahabatan kita dulu sekarang sudah besar. Aquariumnya aja sudah sempit ditempati dua kura-kura
itu. Saat kamu pulang nanti kamu bisa lihat kura-kura itu semakin lucu. Semoga saat kamu kembali nanti
kita bisa tetap bersahabat baik ya Sel.
Sekian dulu surat dari aku ya. Kapan-kapan kita sambung lagi. Kutunggu balasan surat dari kamu.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Sahabatmu
Yunan
130
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH (OSIS)
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 MALANG
Jalan Cik Di Tiro Nomor 29 Telepon (0276) 560232-552741 Malang
Salam Sejahtera.
Berdasarkan agenda kegiatan kepengurusan OSIS SMP Negeri 1 Malang tahun 2017 dan telah
berakhirnya masa 6 bulan pertama kepengurusan OSIS SMP Negeri 1 Malang periode 2017/2018, maka
bersama dengan surat ini Kami selaku pengurus OSIS bermaksud mengundang Saudara/i pengurus OSIS
SMP Negeri 1 Malang untuk dapat menghadiri rapat pertengahan tahun pertama kepengurusan, yang akan
dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Rabu, 30 Januari 2017
Waktu : 13.00 – selesai
Tempat : Ruang OSIS SMP Negeri 1 Malang
Untuk itu mengingat pentingnya kegiatan tersebut, kami mohon kepada seluruh pengurus OSIS SMP
Negeri 1 Malang agar dapat menghadiri kegiatan tersebut dengan datang tepat waktu.
Demikian surat ini kami buat dan sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya dari Saudara/i Kami
ucapkan terima kasih.
dst.
131