Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hakikat dan contoh deretan morfologik. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif adalah metode yang bertujuan untuk
menjelaskan suatu masalah dengan mendalam dan dilakukan dengan mengumpulkan data sedalam-
dalamnya. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data dari berbagai sumber untuk dianalisa sehingga
tercapai kesimpulan akhir. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dapat kesimpulan
bahwa hakikat deretan morfologik adalah suatu deretan kata atau suatu daftar yang memuat kata-kata yang
berhubungan baik dalam bentuk maupun dalam artinya (Ramlan, 1983: 28-29). Mempelajari deretan
morfologik berguna untuk mengetahui bahwa satuan itu terdiri dari satu morfem atau lebih dari satu
morfem (beberapa morfem).
Abstract
The purpose of this research is to know the nature and examples of morphological sequences. This
study used qualitative research methods. Qualitative method is a method that aims to explain a problem
in depth and is done by collecting data as deep as possible. In this case the researchers collects data
from various sources to be analyzed so that a final conclusion is reached. Based on the results of the
research that has been done, the researcher can conclude that the essence of a morphological sequence
is a series of words or a list containing words that are related both in form and in meaning (Ramlan,
1983: 28-29). Studying morphological sequences is useful to know that a unit consists of one morpheme
or more than one morpheme (several morphemes).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Penggunaan metode ini bertujuan untuk menjabarkan temuan data-data pada
deret morfologik di dalam kajian morfologi, menyajikannya apa adanya sesuai fakta
atau temuan yang didapatkan dari berbagai sumber yang jelas. Kemudian penulis
menggunakan beberapa tahap teknik penelitian, tahapannya yaitu, mendefinisikan
deret morfologik dan menganalisa hakikat serta contohnya, dan melengkapi temuan
tersebut dengan sebuah kajian ilmiah.
Teknik pemeriksaan keabsahan data penulis menggunakan teknik triangulasi.
Sugiyono (2015: 330) mengatakan bahwa triangulasi adalah suatu cara mengumpulkan
data dengan menggabungkan banyak teknik pengumpulan data yang sudah ada.
Triangulasi yaitu teknik untuk mencari validitas data dengan cara menghimpun dan
menelaah beberapa pendapat teori dari ahli yang berbeda-beda untuk menganalisis
permasalahan yang dikaji.
PEMBAHASAN
Hakikat Deretan Morfologik
Morfologi mengkaji tentang satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi,
dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Selain objek kajian, dalam morfologi juga
terdapat istilah deretan morfologik atau disebut juga paradigma.
(Tarigan, 1985 : 9) Deretan Morfologik adalah suatu daftar atau deretan yang
memuat atau berisi kata-kata yang berhubungan, baik dalam bentuk maupun
maknanya. Agar kita mengetahui suatu kata terdiri dari beberapa morfem, maka kita
harus membandingkan kata terebut dengan kata-kata lain dalam deretan morfologik.
Selain itu, menurut (Simpen, I.W. 2021 : 97) Deretan morfologik atau paradigma
adalah deretan dua kata atau lebih yang mempunyai hubungan lebih dalam hal bentuk
maupun dalam hal arti. Jadi dapat disimpulkan deretan morfologik ialah deretan yang
berisi kata-kata yang saling berhubungan dalam bentuk dan arti.
berumah /berumah/
serumah /serumah/
perumahan /perumahan/
_____________________
rumah {rumah}
Kata pendidik dan terdidik mempunyai hubungan dalam hal bentuk karena
sama-sama mengandung bentuk didik. Demikian pula dalam hal arti, kedua kata
tersebut mempunyai hubungan (lihat arti leksikalnya). Dengan demikian, kedua kata
tersebut dapat disusun menjadi satu deretan morfologik atau satu paradigma sebagai
berikut:
pendidik /pendidik/
terdidik /terdidik/
__________________
didik {didik}
minuman /minuman/
diminum /diminum/
peminum /peminum/
____________________
minum {minum}
Dari deretan morfologik ini diperoleh satu morfem, yaitu minum {minum}.
Kembali kita perhatikan kata minuman /minuman/. Oleh karena bentuk minum
/minum/ sudah dapat dipastikan sebagai morfem, maka jelas bahwa kata minuman
/minuman/ terdiri atas lebih dari satu morfem. Akan tetapi, kita belum dapat
memastikannya terdiri atas dua morfem sebelum kita menentukan bentuk -an yang ada
di dalamnya.
Untuk dapat mengetahui apakah bentuk -an tersebut satu morfem atau lebih,
maka digunakan pula deretan morfologik. Misalnya, ditemukan kata makanan
/makanan/ ‘sesuatu yang dimakan’ dan kiriman /kiriman/ ‘sesuatu yang dikirim’.
Kedua kata ini mempunyai hubungan dalam hal bentuk dan arti. Oleh karena itu,
keduanya dapat disusun menjadi satu deretan morfologik:
terlantar /terlantar/
menterlantarkan /menterlantarkan/
diterlantarkan /diterlantarkan/
keterlantaran /keterlantaran/
_____________________________
terlantar {terlantar}
Berdasarkan deretan morfologik di atas, kata terlantar hanya terdiri dari satu
morfem. Memang dalam peristiwa bahasa dijumpai kata lantaran, dan jika terlantar
dibandingkan dengan lantaran, niscaya dapat ditentukan adanya morfem lantar:
terlantar /terlantar/
lantaran /lantaran/
________________
lantar /lantar/
Tetapi secara deskriptif, kedua kata itu hanya memiliki pertalian bentuk, tidak
memiliki pertalian arti. Sesuai dengan yang dimaksud dengan deretan morfologik,
kedua kata itu tidak dapat diletakkan dalam satu deretan morfologik, dan berarti juga
tidak dapat diperbandingkan. Contoh lain, kata-kata yang kelihatannya terdiri dari dua
morfem atau lebih tetapi setelah diteliti benar-benar hanya terdiri satu morfem: segala,
terlentang, perangai, pengaruh, selamat, jawatan, pura-pura, seperti, kelola, dan
banyak lagi.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan deretan
morfologik kita dapat memastikan jumlah morfem suatu kata. Dari setiap deretan
morfologik diperoleh satu morfem.
SIMPULAN
Deretan Morfologik adalah daftar yang berisi kata-kata yang saling berhubungan
dalam bentuk dan arti. Dengan adanya hubungan ini kata-kata tersebut dibandingkan
dan diidentifikasi morfemnya sehingga ditemukan bentuk asal sekaligus jumlah
morfem yang membentuk dalam kata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rachman, B. “Tanpa Tahun Terbit”. BBM 5 Klasifikasi Morfem, Prinsip Pengenalan
Morfem, Serta Bentuk Asal, dan Bentuk Dasar. Diakses dari BBM 5
KEBAHASAAN (upi.edu)
Ramlan, M. (1983). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono.
Simpen, I.W. (2021). Morfologi : Kajian Proses Pembentukan Kata. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian. Bandung: Alfabeta. Asih, D.K.
Taqwim, M.A. dan Muhammad H. (2013). Deret Morfologik: Identifikasi Bentuk Asal
Dalam Morfologi Bahasa Indonesia. Surabaya: Universitas Airlangga. Diakses
dari https://www.academia.edu/17341671/DERET_MORFOLOGIK