Anda di halaman 1dari 3

Pertanyaan

1. Secara sinkronis dari mana bisa diketahui bahwa suatu bunyi itu termasuk peristiwa
zeroisasi? Uraikan jawaban anda beserta contoh-contohnya.
2. Berikan komentar atas kasus-kasus berikut
a. Auto mobil disebut mobil
b. Bagai ini disebut begini
c. Al-salam menjadi as-salam
d. Mahardika menjadi merdeka
e. In-pot menjadi impor

Jawaban
1. Sebuah bunyi dikatakan peristiwa zeroisasi ketika bunyi tersebut mengalami
penghilangan bunyi fonemis. Penghilangan itu untuk upaya penghematan atau
ekonomisasi pengucapan. Peristiwa ini biasa terjadi pada penuturan bahasa-bahasa di
dunia, termasuk bahasa Indonesia, selama tidak mengganggu proses dan tujuan
komunikasi. Peristiwa ini terus berkembang karena secara diam-diam telah didukung
dan disepakati oleh komunitas penuturnya.
Dalam bahasa Indonesia sering dijumpai pemakaian kata tak atau ndak untuk tidak,
tiada untuk tidak ada, gimana untuk bagaimana, tapi untuk tetapi. Padahal,
penghilangan beberapa fonem tersebut dianggap tidak baku oleh tata bahasa baku
bahasa Indonesia. Tetapi, karena demi kemudahan dan penghematan pengucapan,
sehingga gejala itu terus berlangsung sampai sekarang.
Zeroisasi terdapat 3 jenis, yaitu:
a. Aferesis
Proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada awal kata.
Contoh: tetapi menjadi tapi
peperment menjadi permen
upawasa menjadi puasa
b. Apokop
Proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada akhir kata.
Contoh: president menjadi presiden
pelangit menjadi pelangi
mpulaut menjadi pulau
c. Sinkop
Proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih fonem pada tengah kata.
Contoh: baharu menjadi baru
dahulu menjadi dulu
utpatti menjadi upeti

2. Komentar untuk kasus-kasus tersebut di atas


a. Auto mobil disebut mobil
Pengucapan pada kata auto kemudian diucapkan menjadi oto merupakan proses
Monoftongisasi. Monoftongisasi adalah perubahan dua buah vokal atau gugus
vokal menjadi sebuah vokal. Dalam kata auto terdapat dua buah vokal yaitu bunyi
a dan u, yang kemudian menjadi satu vokal yaitu bunyi o.
Proses selanjutnya yaitu Zerosisasi. Zerosisasi adalah penghilangan bunyi fonemis
sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Proses ini
terjadi ketika kata oto menjadi hilang, sehingga pengucapan oto mobil menjadi
mobil. Dalam hal ini bisa dilihat penghilangan bunyi oto bertujuan agar saat
diucapkan lebih mudah, dan lebih hemat.
b. Bagai ini disebut begini
Pengucapan pada kata bagai yang saat diucapkan menjadi bage merupakan proses
metatesis, karena peristiwa metatesis adalah perubahan urutan bunyi fonemis pada
suatu kata. Dalam kata bagai terdapat perubahan urutan bunyi fonemis yaitu
menjadi bage.
Proses selanjutnya yaitu Zeroisasi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai
proses Zeroisasi, proses ini terjadi ketika bage ini menjadi begini, dalam kata
begini ada hilangnya bunyi e, sehingga saat pengucapan lebih hemat dan lebih
nyaman.
c. Al-salam menjadi as-salam
Pengucapan pada kata al-salam yang kemudian diucapkan menjadi as-salam
merupakan proses Asimilasi. Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi
yang tidak sama menjadi bunyi yang sama. Pada kata al-salam menjadi as-salam,
proses ini terjadi saat bunyi l yang berubah menjadi bunyi s, sehingga bunyi s
pada kata “al” masuk pada kata setelahnya yaitu “salam”. Peristiwa ini terjadi agar
pengucapan lebih mudah, dan lebih nyaman.
d. Mahardika menjadi merdeka
Pengucapan pada kata mahardika yang kemudian diucapkan menjadi merdeka
merupakan proses Zeroisasi. Proses ini terjadi pada kata mahardika menjadi
merdeka, karena bunyi h tidak dominan saat diucapkannya, sedangkan untuk
bunyi d lebih dominan saat diucapkan, dan lebih kuat saat diucapkan
dibandingkan bunyi h, sehingga bunyi h terkesan lemah. Untuk bunyi a menjadi
bunyi e karena bunyi e lebih mudah saat diucapkan, dan lebih nyaman dibanding
harus mengucapkan mardika.
e. In-port menjadi impor
Hal ini bermula dari proses Asimilasi. Proses ini terjadi pada kata in-port menjadi
import. Karena Asimilasi perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama
menjadi sama. Sehingga bunyi n menjadi hilang dan masuk pada bunyi m, yang
saat diucapkan lebih mudah.
Selanjutnya proses ini menjadi Zeroisasi. Proses ini terjadi pada kata import
menjadi impor, karena ada satu bunyi yang hilang. Hal tersebut bertujuan untuk
mempermudah tanpa ada pengucapan yang lebih kuat.

Anda mungkin juga menyukai