Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH DAN RUANG LINGKUP PRAGMATIK

(Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pragmatik)

Dosen Pengampu:

Dr. Arief Rijadi, M.Si., M.Pd

Disusun oleh:

Kelompok 1 / Kelas C

Hafidz Putra Aditama 200210402061

Nur Aisyah 200210402092

Firmanul Irsyad A.N.T. 200210402094

Wina Ainatuz Zakiyah 200210402111

Mohamad Sholihin 200210402118

Arif Wahyu Utomo 200210402125

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2022

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Sejarah dan Ruang Lingkup Pragmatik” ini dengan tepat waktu. Dan tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, teman-teman dan
semua pihak yang telah mendukung, membantu dan memberi pengarahan dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai bahan untuk


mengembangkan dan meningkatkan kemampuan belajar mahasiswa. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar bisa
menjadi bekal dalam pembuatan makalah kami di kemudian hari dengan lebih
baik lagi.

Dengan terselesaikannya makalah ini, kami berharap dapat memberi


manfaat dan memperluas wawasan kepada pembaca, khususnya mengenai
“Sejarah dan Ruang Lingkup Pragmatik”. Atas perhatian dan kerja sama teman-
teman beserta parapembimbing, kami ucapkan terima kasih

Jember, 12 September 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1

1.3 Tujuan.............................................................................................................1

1.4 Manfaat...........................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN.........................................................................................3

2.1 Sejarah Pragmatik...........................................................................................3

2.2 Pengertian Pragmatik.....................................................................................4

2.3 Ruang Lingkup Kajian Pragmatik..................................................................5

BAB 3. PENUTUP..................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8

3.2 Saran...............................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk sosial yang secara naluriah berinteraksi dan
bergaul dengan manusia lainnya dengan tujuan yang berbeda-beda. Manusia dapat
memenuhi semua kepentingannya melalu bahasa karena eksitensi bahasa hampir
mencaakup segala bidang kehidupan, segala sesuatu yang dialami, dipikirkan,
dihayati oleh manusia bisa dipahami oleh manusia yang lain jika disalurkan
melalui bahasa. Bahasa adalah sistem lambing bunyi yang digunakan oleh suatu
angota masyarakat untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasikan
diri. Tidak dapat dibayangkan jika manusia tidak mengenal Bahasa, karena
Bahasa sangat berpengeraruh dalam kehidupan sehari-hari.

Perlu disadari bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian


pesan yang berlangsung apabila antara penutur dan mitra tutur memiliki kesamaan
makna tentang pesan yang dikomunikasikan tersebut. kesamaan makna antara
penutur dan mitra tutur tersebut sangat bergantung pada konteks tuturannya.
Artinya, makna sebuah tuturan akan berbeda jika konteks tuturannya berbeda.
Oleh sebab itu, untuk mempelajari dan memahami makna bahasa (tuturan)
dibutuhkan disiplin ilmu yang mampu menjabarkan bentuk bahasa dengan
konteksnya, yaitu Pragmatik. Pragmatik telah dipopulerkan oleh seorang filsuf
yang bernama Charles Morris pada tahun 1938, yang mana istilah pragmatic ini
didasarkan pada gagasan filsuf-filsuf terdahulu, seperti Charles Sanders.
Pengertian dari pragmatik sendiri adalah ilmu bahasa yang mempelajari makna
berdasarkan situasi dan tempat tuturan dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sejarah perkembangan pragmatik?
2. Apa pengertian pragmatik?
3. Apa saja ruang lingkup kajian pragmatik?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah perkembangan pragmatik
2. Memahami apa itu pragmatik

1
3. Mengetahui ruang lingkup kajian pragmatik

1.4 Manfaat
Pada penulisan makalah ini, mempelajari Sejarah dan Ruang Linggkup
Pragmatik. Penjelasan apa saja yang dapat di jelaskan pembahasan tersebut serta
dalam penulisan makalah ini diharapkan bisa dijadikan sebagai alternatif lain yang
mungkin bisa dijadikan bahan pilihan pendekatan pembelajaran mata kuliah
Pragmatik. Mempelajari isi dalam pembahasan tersebut juga di harapkan
menambah wawasan bagi Mahasiswa, utamanya bagi Mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia dalam memahami makna Sejarah dan Ruang
Lingkup Pragmatik.

2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Pragmatik
Istilah pragmatik (pragmatics) dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama
Charles Morris (1938), yang mempunyai perhatian besar pada ilmu semiotik
(semiotics) atau pengetahuan tentang tanda-tanda. Dalam semiotik, Morris
membedakan tiga cabang yang berbeda dalam penyelidikan, yaitu: sintaktik
(syntactics) atau sintaksis (syntax) yaitu telaah tentang relasi formal dari tanda
yang satu dengan tanda yang lain, semantik (semantics) yaitu telaah tentang
hubungan tanda-tanda dengan objek di mana tanda-tanda itu diterapkan, dan
pragmatik yaitu telaah tentang hubungan tanda-tanda dengan penafsir
(interpreters). Ketiga cabang tersebut kemudian lebih dikenal dengan teori
trikotomi.

Dalam memunculkan istilah pragmatik, Morris mendasarkan


pemikirannya pada gagasan filsuf-filsuf pendahulunya, seperti Charles Sanders
Pierce dan John Locke yang banyak menggeluti ilmu lambang semasa hidupnya.
Pada mulanya pragmatik lebih banyak diperlakukan sebagai keranjang tempat
penyimpanan data yang tidak terjelaskan, yaitu data bahasa dalam komunikasi
yang berkaitan dengan makna. Hal ini karena generasi awal dunia linguistik
beranggapan bahwa makna terlalu abstrak untuk diteliti. Namun secara bertahap
telah timbul kesadaran tertentu di dunia linguistik yaitu bahwa makna dapat
diteliti dan dipahami.

Secara ringkas sejarah pragmatik adalah sebagai berikut:

1) Bagi generasi Bloomfield, linguistik berarti fonetik dan fonemik. Mereka


menganggap sintaksis terlalu abstrak untuk dapat diteliti dan dipahami.
2) Sikap dan pandangan generasi Bloomfield berubah pada akhir tahun 1950-
an, Chomsky menemukan titik pusat sintaksis (sintaksis mulai diteliti dan
dipahami). Akan tetapi dia masih menganggap “makna” terlalu rumit
untuk dipikirkan secara sungguh-sungguh.
3) Permulaan tahun 1960 (perkembangan linguistik meningkat) Katz dan
kawan-kawan menemukan cara memasukkan makna ke dalam teori

3
linguistik yang formal dan tak lama kemudian semangat California atau
Bust membuat pragmatik mulai tercakup.
4) Tahun 1971 Lakoff dan lain-lainnya berargumentasi bahwa sintaksis tidak
dapat dipisahkan dari studi penggunaan bahasa. Sejak saat itulah
pragmatik masuk ke dalam peta linguistik.

2.2 Pengertian Pragmatik


Pragmatik adalah sebuah ilmu yang mempelajari makna tuturan serta
hubungan antara struktur bahasa dan unsur-unsur diluar bahasa yang digunakan
oleh manusia untuk melakukan komunikasi. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa
yang mempelajari tentang struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimanakah
satuan bahasa itu digunakan didalam peristiwa komunikasi antara seorang penutur
dan mitra tuturnya (Wijana, 2017:1).

Pengertian pragmatik menurut pendapat Thamimi dan Wiranty (2019:157)


mengungkapkan bahwa Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat dengan
konteks. Konteks memiliki peranan kuat dalam menentukan maksud penutur
dalam berinteraksi dengan lawan tutur.

Munurut Darwis (2018:2) berpendapat bahwa Pragmatik adalah telaah


penggunaan bahasa nyata yang sesuai dengan konteks pemakaiannya, sedangkan
konteks yang dimaksud adalah segala latar belakang pengetahuan yang dimiliki
oleh penutur dan mitra tutur serta menyertai dan mewadahi sebuah tuturan.

Berdasarkan pendapat yang telah dipaparkan oleh para ahli mengenai


pragmatik maka dapat disimpulkan bahwa, pragmatik merupakan bagian dari ilmu
linguistik yang memfokuskan pembahasan mengenai struktur bahasa secara
eksternal. Pragmatik juga diartikan sebagai studi tentang bahasa dan pokok
pembahasannya adalah bunyi ujaran seorang penutur terhadap mitra tuturnya
dalam peristiwa komunikasi. Oleh sebab itu bahasa dan pragmatik merupakan
sebuah bagian yang tidak mungkin dipisahkan, karena bahasa merupakan bahan
dan pragmatik adalah alat yang memiliki peran untuk membentuk bahasa menjadi
suatu konteks.

4
2.3 Ruang Lingkup Kajian Pragmatik
Ruang lingkup adalah penjelasan tentang batasan sebuah subjek yang
terdapat di sebuah masalah. Bila diartikan secara luas ruang lingkup adalah
batasan. Pragmatik mempunyai ruang lingkup tersendiri yang menjadi bidang
kajiannya. Pragmatik mengkaji bidang-bidang seperti deiksis, praanggapan,
implikatur percakapan dan tindak tutur.

1. Deiksis
Yule (2014: 13) berpendapat bahwa deiksis merupakan istilah yang
berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Penunjukan”. Selaras dengan
Yule, Mulyati (2019: 76) menyatakan deiksis adalah bahasa yang memiliki
fungsi untuk menunjukkan suatu hal atau fungsi tertentu di luar bahasa.
Deiksis juga termasuk ke dalam salah satu ruang lingkup pragmatik.
Selain itu, deiksis dapat diartikan sebagai penunjukan. Penunjukan
dilakukan untuk mengidentifikasi manusia, benda, peristiwa, proses, serta
aktivitas dalam pembicaraan. Hal tersebut berkaitan dengan konteks
pembicaraan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa deiksis
adalah penunjukan. Penunjukan tersebut menjelaskan suatu hal di luar
bahasa. Dengan begitu, dapat menjelaskan yang dimaksud dengan tuturan
melalui penunjukan tersebut. Selain itu, dapat juga menunjuk kata yang
mengacu kepada individu, waktu, serta tempat terjadinya tuturan.
2. Praanggapan
Praanggapan berasal dari bahasa Inggris yaitu to pre-suppose yang
artinya “mengira sebelumnya”. Artinya penutur sudah memiliki dugaan
sebelum penutur tersebut menyampaikan hal tertentu. Praanggapan
muncul berdasarkan gejala yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, gejala tersebut sering kali tidak disadari oleh manusia (Baisu,
2015: 133). Selanjutnya Yule (2014: 43) mengatakan bahwa praanggapan
adalah anggapan dari penutur terhadap peristiwa yang belum terjadi dan
belum pasti kebenarannya. Praanggapan muncul dari penutur, bukan apa
yang diucapkan.

5
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
praanggapan adalah pendapat yang muncul sebelum tuturan. Artinya
praanggapan timbul dari penutur dan belum pasti kebenarannya. Hal itu
terjadi karena penutur sering menduga-duga berdasarkan keadaan yang
tidak disadari. Sehingga praanggapan ini akan sering muncul dalam
komunikasi di kehidupan sehari-hari.
3. Implikatur
Secara umum implikatur mempunyai arti makna yang tersembunyi
atau biasa disebut dengan makna tersirat. Makna tersebut muncul karena
adanya makna tersurat (Setyorini, 2017: 132). Hal tersebut diperjelas
Soeseno (dalam Yuniarti, 2014: 229) implikatur adalah sebuah perkataan
yang memiliki hal-hal yang tersembunyi atau berbeda dengan yang
diucapkan. Hal-hal tersebut yaitu maksud perkataan yang tidak
disampaikan secara terus terang. Dengan demikian, implikatur adalah
makna ungkapan yang implisit atau tersembunyi.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa implikatur adalah maksud yang ada pada ucapan penutur. Maksud
tersebut disampaikan tidak secara langsung, melainkan secara
tersembunyi. Dengan demikian, lawan tutur harus memahami apa yang
diucapkan dengan makna ucapan tersebut. Hal tersebut dikarenakan makna
dari tuturan tersebut berbeda dengan apa yang dituturkan.
4. Tindak tutur
Yule (2014: 82) berpendapat tindak tutur menjadi bagian dari
ruang lingkup pragmatik. Tindak tutur adalah perbuatan yang dilakukan
melalui tuturan. Selanjutnya Chaer dan Agustina (dalam Akbar, 2018: 29)
mengatakan bahwa tindak tutur adalah kemampuan orang dalam
menggunakan bahasa berdasarkan situasi tertentu. Tindak tutur ini
merupakan gejala individual yang muncul dari pihak penutur dan bersifat
psikologis. Tindak tutur meliputi tiga situasi tertentu. Situasi tersebut yaitu
situasi psikologis, situasi sosial, dan situasi perjanjian.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disintesiskan bahwa
tindak tutur merupakan komponen bahasa dan di luar bahasa yang

6
berkaitan dengan peserta percakapan. Tindak tutur termasuk ke dalam
peristiwa tutur dan peristiwa tutur bagian dari situasi tutur. Hal tersebut
karena dalam tindak tutur harus menyesuaikan dengan situasi atau konteks
tuturan. Selain itu, tindak tutur merupakan tuturan yang di dalam tuturan
tersebut terdapat suatu tindakan.

7
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
istilah pragmatic dipopulerkan oleh seorang filsuf bernama Charles Morris
pada tahun 1983, yang mana dalam memunculkan istilah pragmatic ini Morris
mendasarkan pemikirannya pada filsuf-filsuf terdaahulu. Secara ringkasnya
sejarah pragmatik dapat disimpulkan yaitu berawal dari pemikiran generasi
Bloomfield yang mana pemikiran itu akhirnya mengalami perkembangan pada
tahun 1950-an, lalu mengalami perubahan dan perkembangan lagi pada awal
tahun 1960, yang pada akhirnya tahun 1971 lakoff dan lainnya berargumentasi
bahwa sintaksis tidak dapat dipisahkan dari studi penggunaan Bahasa. Pragmatic
sendiri memiliki pengertian ilmu yang mempelajari makna tuturan serta hubungan
antara struktur Bahasa dan unusr-unsur diluar Bahasa yang digunakan oleh
manusia untuk melakukan komunikasi. Pragmatic memiliki ruang lingkup
tersendiri yang menjadi bidang kajiannya. Pragmatic mengkaji bidang-bidang
seperti deiksis, praanggapan, implikatur percakapan, dan tindak tutur.

3.2 Saran
Dari sini kita perlu tekankan bahwa kajian Pragmatik penting dan juga
sangat diperlukan dalam ilmu Bahasa terlebih untuk berkomunikasi.

8
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi, Kunjana. 2019. Pragmatik: Konteks Intralinguistik dan Konteks
Ekstralinguistik. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Amara
Books
Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Samuel. 2022. Analisis Tindak Tutur Imperatif Dalam Film Jembatan Pensil
Karya Hasto Broto (Kajian Pragmatik). Thesis. IKIP PGRI Pontianak

Anda mungkin juga menyukai