Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK VIII

(HAKIKAT METAFORA)

Program Studi :Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Dosen : Saptiana Sulastri, M.Pd
Mata Kuliah : Semantik

Anggota Kelompok :
Ester (311710040)
Evi (311710122)
Rizky Nopbrian (311710063)

FAKULTAS BAHASA DAN SENI


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2019
Kata Pengantar

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang hakikat
metafora.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
menyelenggarakan program pembelajaran ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Pontianak, 8 Oktober 2019

Penulis
Daftar Isi

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Metafora
B. Jenis-Jenis Metafora
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metafora adalah penggunaan bahasa atau pun kata-kata frase maupun
kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan kepada personal ataupun
kelompok secara langsung dan bukan dengan arti yang sebenarnya. Menurut
Keraf (1984:139), metafora adalah semacam analogi yang membandingkan
dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat, seperti bunga
bangsa, buaya darat, buah hati, dan cindera mata. Makna dalam hal ini biasa
dijelaskan untuk mengungkapkan sebuah makna yang berlebih-lebihan,
namun makna kiasan tersebut sungguh tidak telalu sulit untuk menjelaskan
dan mengartikan apa arti dari kata-kata yang dimaksudkan.
Metafora dapat digunakan atau difungsikan dalam arti yang luas.
Metafora sebagai perbandingan langsung tidak menggunakan kata seperti,
bagaikan, bak, dan bagai. Dengan kata lain metafora dapat berdiri sendiri
sebagai kata tunggal, akan tetapi metafora dapat dibatasi oleh sebuah konteks.
Metafora juga menjadi bagian yang sangat penting dalam wawasan
berbahasa. Hampir semua kata bisa dipakai secara luas, makna kata yang
sesuai metafora adalah sebagai kata yang bernilai. Hampir semua kata yang
memiliki makna bernilai, dan makna tersebut bisa dipakai sesuai dengan
metaforis (fungsinya). Bahkan dalam perkembangan waktu, metaforis mampu
mengambil alih makna sebenarnya sehingga ia lebih dikenal dengan makna
metaforisnya ketimbang makna sebenarnya, sehingga makna yang mulanya
metaforis menjadi makna yang bernilai baru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditemukan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat metafora?
2. Apa saja jenis-jenis metafora?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka tujuan dari makalah
ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hakikat metafora.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis metafora.
D. Manfaat
Hasil dari karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan manfaat,
baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang diharapkan
dari hasil makalah ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari makalah ini yaitu diharapkan dapat
memberikan sumbangan pikiran dalam bidang ilmu kebahasaan
khususnya metafora.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan penjelasan
kepada masyarakat, khususnya di lingkungan IKIP PGRI Pontianak
mengenai metafora.
b. Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
penulis yaitu sebagai sarana pengembangan diri sehingga penulis
dapat menemukan hal-hal baru dalam kajian bidang ilmu kebahasaan .
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Metafora
Secara etimologis metafora berasal dari bahasa yunani yang merupakan
gabungan dari dua kata yaitu meta artinya pindahan dan Pherein yang artinya
membawa. Jadi, metafora berarti pengalihan di luar, di samping atau di
atasnya suatu kelompok kata sehingga memiliki makna yang berbeda (Ratna,
2009:187).
Metafora merupakan salah satu gaya bahasa perbandingan yang
biasanya ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam Kamus Linguistik, metafora didefinisikan sebagai pemakaian
kata atau kelompok kata bukan dengan arti sebenarnya, melainkan sebagai
lukisan berdasarkan persamaan atau perbandingan (Kridalaksana, 1993). Pada
dasarnya, metafora adalah sebuah kata atau ungkapan yang maknanya bersifat
kiasan dan bukan harfiah karena metafora berfungsi untuk menjelaskan sebuah
konsep. Dengan demikian, konsep tersebut menjadi lebih mudah dimengerti
dan efeknya pun menjadi lebih kuat (Budianta, dkk., 2003: 40).
Keraf (1996:139) mengemukakan bahwa metafora adalah semacam
analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk
yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati, cindera mata, dan
sebagainya. Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan
kata : seperti, bak, bagai, bagaikan, dan sebagainya, sehingga pokok pertama
langsung dihubungkan dengan pokok kedua.
Parera (2004:130) berpendapat bahwa metafora adalah salah satu jalan
pintas dalam penamaan. Penamaan digunakan sebagai lambang untuk sebuah
pengalaman lain yang berbeda dengan pengalaman dasar yang pertama atau
disebut kosakata dasar. Setiap pengalaman tidak dapat dinamai satu persatu
maka metafora menjadi jalan pintasnya.
B. Jenis-Jenis Metafora
Pateda (1985:114) memperinci metafora menjadi tiga golongan, yakni
metafora antropomorfis, metafora binatang, dan metafora sinestik.
1. Metafora antropomorfis merupakan metafora yang berhubungan dengan
diri manusia. Manusia membandingkan dan menegosiasikan unsur-unsur
tubuhnya dengan alam sekitar. Misalnya mulut sungai, mata pencaharian,
mata pisau, tangan kursi, dan sebagainya.
2. Metafora binatang, yakni terdapat asosiasi yang membandingkan sifat-sifat
binatang dan sifat atau bagian tubuh manusia yang tampak. Pada metafora
ini, hal yang diperbandingkan sebenarnya bukan saja sifat, tetapi juga
unsur-unsur tubuh hewan. Misalnya kumis kucing, kuping gajah, rambut
ekor kuda, telur mata sapi, tulisan cakar ayam dan sebagainya.
3. Metafora sinestik, merupakan metafora yang didasarkan pada perubahan
kegiatan dari indra ke satu indra yang lain. Misalnya dari indra
pendengaran ke indra perasa, yang menghasilkan metafora suara keras,
suara halus dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Metafora adalah penggunaan bahasa atau pun kata-kata frase maupun
kalimat yang digunakan untuk mengungkapkan kepada personal ataupun
kelompok secara langsung dan bukan dengan arti yang sebenarnya. Metafora
dapat digunakan atau difungsikan dalam arti yang luas.
Metafora merupakan salah satu gaya bahasa perbandingan yang
biasanya ditemui dalam kehidupan sehari-hari, baik secara lisan maupun
tulisan.
Metafora digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Metafora antropomorfis merupakan metafora yang berhubungan
dengan diri manusia.
2. Metafora binatang, yakni terdapat asosiasi yang membandingkan
sifat-sifat binatang dan sifat atau bagian tubuh manusia yang
tampak.
3. Metafora sinestik, merupakan metafora yang didasarkan pada
perubahan kegiatan dari indra ke satu indra yang lain.

B. Saran
Kami sadar makalah ini masih banyak kekurangan baik dari susunan
maupun bahasanya, maka dari itu kami meminta kritik dan saran yang
membangun dari dosen yang mengampu, agar makalah ini lebih baik untuk
kedepannya.
Daftar Pustaka

Dewi Lestari. 2014. Pemanfaatan Diksi Dalam Daya Bahasa Pada Novel Perahu
Kertas [skripsi]. Yogjakarta (ID). Universitas Sanata Dharma.
Iga Bellina. 2018. Metafora Makna Kata Kalah Dan Menang Dalam Berita
Olahraga Di Surat Kabar Online Berbahasa Prancis Pada Situs
Www.Sport.Fr [skripsi]. Yogyakarta (ID). Universitas Negeri Yogyakarta.
Gunawan Wiradharma dan Afdol Tharik WS. 2016. Metafora Dalam Lirik Lagu
Dangdut: Kajian Semantik Kognitif. 07(1): 6.

Anda mungkin juga menyukai