Anda di halaman 1dari 11

No Judul Nama Peneliti Data sub fokus 1 Data sub fokus 2 Data sub fokus 3

1 Analisis novel Rizky Ega Widiyanti Bagaimana ikon dalam Bagaimana indeks dalam Bagaimana simbol
Merry Riana Nopbrian novel Merry Riana novel Merry Riana dalam novel Merry
Mimpi Sejuta Mimpi Sejuta Dolar Mimpi Sejuta Dolar Riana Mimpi Sejuta
Dolar Karya Karya Albhertiene Karya Albhertiene Endah Dolar Karya
Albhertiene Endah Albhertiene Endah
Endah
Menggunakan
Pendekatan
Semiotik

B. Deskripsi Data

a. Data sub fokus 1

1. Analisis ikon topologis dalam novel Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar Karya Albhertiene Endah
Data 1

“Ayahku, yang kupanggil papa, mengatakan kabar itu dengan tenang walau sorot wajahnya jelas bukan seperti seseorang yang sedang
menyampaikan saran dengan ringan”. (MSD, 2011:17)

Kutipan tersebut menandakan ikon topologis karena kutipan tersebut menyangkut makna dari posisi dalam wacana (Van Zoest dalam
Rusmana, 2014:44) yaitu kata ayahku yang berarti sosok orang tua merry. Sosok ayah tersebut menggambarkan orang tua yang tegas dan sangat
menyayangi anaknya, sosok pria yang tidak banyak bicara.

Data 2

“Aku bukan perempuan penakut. Aku tidak suka membayangkan hal-hal yang buruk dan mentalku tak mudah terpengaruh oleh tayangan
pemberitaan mengenai kekerasan di televisi. (MDS 2011:20)

Ikon topologis pada data dua adalah aku bukan perempuan penakut “Aku” di sini menggambarkan tokoh merry riana sosok perempuan
yang riang gembira dan menyukai tantangan. Kata “Aku bukan perempuan penakut” adalah hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan
petanda yang ada dalam sosok perempuan seperti merry.

Data 3

“Kumatikan televisi dan kuhabiskan waktu untuk berkumpul dengan orang tua dan dua adik laki-lakiku, aris dan erick”. (MSD, 2011:20)

Ikon topologis pada kutipan data tiga adalah “Aris dan Erick”. Kutipan ini dikatakan ikon topologis karena adanya hubungan alamiah
antara petanda dan penanda Dahana (Sobur, 2003:158).
Data 4

“Temanku yang tinggal di kelapa gading menyebutkan bahwa komplek rumahnya telah dijaga anggota kopassus”. (MSD, 2011:24)

Ikon topologis pada kutipan data empat adalah “Anggota Kopassus” ini merupakan ikon anggota keamanan atau komando pasukan khusus
seperti aparat yang pada saat itu berjaga di komplek teman Merry.

Data 5

“Di sana tinggal kakekku dari pihak mama. Aku memanggilnya Engkong”. (MSD, 2011:32)

Ikon topologis pada data lima adalah “Engkong” ini merupakan ikon tokoh seorang kakek Merry. Engkong adalah sosok kakek yang selalu
menyenangkan hatinya, Engkong memiliki kebiasaan khusus dengan Merry tiap kali mereka berdua Engkong selalu bermain biola dan Merry
bermain piano, tambah lagi Engkong yang selau berbicara menggunakan bahasa Inggris kepada mereka.

2. Analisis ikon diagramatik dalam novel Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar Karya Albhertiene Endah

Data 1

“Maka ketika papa dan mama kemudian melakukan pembicaraan serius denganku untuk mendiskusikan masalah kuliahku di luar negri, aku
terkejut”. (MSD, 2011:34)

Kutipan tersebut dinyatakan sebagai ikon diagramatik karena kutipan tersebut menggambarkan kejadian tahapan yang dilakukan oleh
seseorang sesuai dengan pendapat Dahana (Sobur, 2003:158) ikon relasional atau diagramatik di mana terjadi kemiripan antara hubungan dua
unsur tekstual dengan hubungan dua unsur acuan, yaitu mama dan papa.
Data 2

“Sejumlah mahasiswa duduk menyebar, menekuni laptop atau buku mereka”. (MSD, 2011:58)

Kutipan di atas dinyatakan sebagai ikon diagramatik berkolokasi gradation ascendante (gradiasi meningkat) karena kutipan tersebut
menunjukkan kejadian tahapan ( Van Zoest, dalam Rusmana, 2014:45), kejadian pertama keluar dari ruang pengurusan kuliah, kejadian kedua
aku duduk tercenung, kejadian ketiga di dekat kantin.

Data 3

“Aku tak perlu meratap, meraung, dan lari dari kenyataan. Berpura-pura bahwa aku berkecukupan”, (MSD, 2016:61)

Kutipan di atas dinyatakan sebagai ikon diagramatik berkolokasi gradation ascendante (gradiasi meningkat) karena kutipan tersebut
menunjukkan kejadian tahapan (Van Zoest, dalam Rusmana, 2014:45), keadian pertama aku tak perlu meratap, kejadian kedua meraung,
kejadian ketiga lari dari kenyataan.

Data 4

“Jam kuliah berlangsung dari pagi hingga sore. Ada hari dimana siang hari kami sudah selesai kuliah, tapi kebanyakan mahasiswa akan memilih
terus berada di kampus untuk mengerjakan tugas-tugas pekerjaan rumah yang cukup sulit dan harus didiskusikan”.(MSD, 2011:64)

Kutipan di atas dinyatakan sebagai ikon diagramatik karena kutipan tersebut menggambarkan kejadian tahapan perpindahan waktu (Van
Zoest, dalam Rusmana, 2014:45) yaitu dari pagi hari ditandai dengan kalimat “Jam kuliah berlangsung pagi hari”, kemudian berpindah kewaktu
sore hari yang ditandai kalimat “Hingga sore hari”
Data 5

“Pada akhir pekan aku ke ATM, mengambil sepuluh dolar. Kemudian kubeli roti tawar besar yang akan menjadi bekalku ke kampus setiap
siang”. (MSD, 2011:67)

Kutipan di atas dinyatakan sebagai ikon diagramatik karena kutipan tersebut menggambarkan kejadian tahapan perpindahan waktu dan
tindakan (Van Zoest, dalam Rusmana 2014:45) yang dilakukan oleh seseorang yaitu Merry selalu melatih dirinya untuk bertambah kuat dari hari
ke hari.

3. Analisis ikon metaforis dalam novel Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar Karya Albhertiene Endah

Data 1

“Dengan mata berkaca-kaca, kupeluk kedua orang tuaku dan kedua adikku”. (MSD, 2011:41)

Kutipan di atas dinyatakan ikon metaforis karena kata berkaca-kaca disamakan dengan mata yang sedikit akan mengeluarkan air mata.
Antara dua acuan, keduanya diacu dengan tanda yang sama (seperti halnya metafora yang sebenarnya) (Van Zoest, dalam Rusmana 2014:45).

Data 2

“Kalimat-kalimatnya seperti sekawanan lonceng yang berdentang-dentang dipikiranku, dengan suara yang semakin kuat, dan terus semakin
kuat”. (MSD, 2011:168)

Ikon metafora pada kutipan tersebut adalah “seperti sekawanan lonceng yang berdentang-dentang dipikiranku” yang mengibaratkan
sekawanan lonceng itu seperti setiap kalimat yang keluar dari mulut Anthony Robins idolanya itu yang mulai mempengaruhi jalan pikirannya
antara dua acuan, keduanya diacu dengan tanda yang sama (seperti halnya metafora yang sebenarnya) (Van Zoest, dalam Rusmana 2014:45),
yang semakin memotivasi dan ingin sekali Merry membuktikan kalimat-kalimat itu dalam hidupnya.

Data 3

“Dia seperti seorang pelatih yang berteriak-teriak di pinggir lapangan dan memberikan petunjut dengan jernih, sementara aku adalah pemain
sepak bola yang sibuk berlari kesana kemari”. (MSD, 2011:250)

Ikon metafora pada kutipan tersebut mengibaratkan Alva sebagai seorang pelatih yang berada di luar lapangan yang selalu memberi ia
semangat serta yang sangat peduli dan mengerti bagaimana perjuangannya kedudukannya diacu dengan tanda yang sama (seperti halnya
metafora yang sebenarnya) (Van Zoest, dalam Rusmana 2014:45) sedangkan dirinya sendiri adalah seorang pemain sepak bola yang siap
memenangkan permainan itu.

Data 4

“Setidaknya aku tidak benar-benar mengandalkan sepuluh dolar seminggu sebagai bahan bakar hidup”. (MSD, 2011:99)

Kutipan di atas diibaratkan uang sepuluh dolar itu sebagai bahan bakar yang biasa digunakan dalam sebuah mesin, dengan kata lain kata
bahan bakar diibaratkan atau disamakan dengan uang adanya kemiripan antara keduanya karena menurut Merry tanpa uang kita tidak bisa
apa-apa begitu juga mesin jika tanpa bahan bakar juga tidak bisa berfungsi.

Data 5

“Alva seperti kipas bagi bara yang memang telah memanas seperti diriku”. (MSD, 2011:85)
Kutipan di atas mengibaratkan Alva sebagai kipas dan dirinya bara yang telah memanas jadi dengan kata lain kemiripan hal yang
dilakukan Alva sama dengan kipas yang membuat suasana yang dirasakan Merry menjadi sejuk kembali. Antara dua acuan, keduanya diacu
dengan tanda yang sama (seperti halnya metafora yang sebenarnya) (Van Zoest, dalam Rusmana 2014:45). Waktu itu Merry yang baru
berkenalan dengan Alva mahasiswa yang sama-sama dari Indonesia dan memiliki keterbatasan biaya seperti dirinya. Dan Merry merasa Alva
adalah orang sangat cocok berteman dengannya dimana Alva yang bersedia mendengarkan curhatan Merry dan alva juga menyukai tokoh
motivator sama sepertinya.

b. Data sub fokus 2


1. Analisis indeks dalam novel Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar Karya Alberthiene Endah

Data 1

“Anggukan kepalaku adalah gerakan kepala sangat bersejarah dalam hidupku. Seperti yang telah kuungkapkan di atas, aku adalah perempuan
yang tidak pernah berpikir bahwa akan ada satu masa di tengah masa mudaku, aku akan pergi meninggalkan keluarga atas alasan yang tidak
cukup enak. Kerusuhan”. (MSD, 2011:34)

Kutipan di atas menjelaskan bahwa pada waktu itu keluarga Merry telah membuat keputusan untuk mengirim ia ke Singapura agar dapat
melanjutkan pendidiknnya. Saat itu papa dan mama Merry melakukan pembicaraan serius dengan Merry mengenai pendidikannya di sana.
Merry pun terkejut walaupun akhirnya ia bisa mengerti.

Data 2

“Tiba-tiba aku merasa aman dengan kalimat yang menentramkan itu”. (MSD, 2011:37)
Kutipan itu menandakan indeks karena adanya hubungan sebab akibat dari kutipan di atas yaitu aku merasa aman dengan kalimat yang
menentramkan itu sejalan dengan pendapat (Sobur, 2003:159) indeks dimaknai dengan hubungan antara tanda dengan acuan yang timbul karena
adanya kedekatan eksistensi.

Data 3

“Sejujurnya aku agak heran dengan gerak-geriknya. Bagaimana dia bisa sangat tekut mencatat kalimat-kalimat yang dikatakan si pengajar,
buatku itu luar biasa”. (MSD, 2011:81)

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa pada saat Merry pertama kali mengenal Alva di sebuah tempat pendalaman agama khatolik, Merry
agak bingung dengan gerak-gerik Alva, kutipan inilah yang menjelaskan adanya sebab akibat yang terjadi sesuai dengan pendapat (Pierce dalam
Sobur, 2003:34) indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausal (sebab-akibat) antara penanda dan petandanya.

Data 4

“Aku tidak membeli buku, jawab Alva kalem. Aku kaget. Kuliah di NTU tanpa membeli buku adalah keajaiban”. (MSD 2011:81)

Kutipan itu menjelaskan bahwa Merry kaget kuliah di NTU tanpa membeli buku, kutipan inilah yang menjelaskan adanya sebab akibat hal
tersebut terjadi sesuai dengan pendapat (Pierce dalam sobur, 2003:34) Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausal (sebab-akibat)
antara penanda dan petandanya. Karena melihat Alva yang begitu terbuka saat ceria, Merry mulai menanyakan bagaimana caranya berhemat.
Dan akhirnya Alva menjawab dengan cara tidak membeli buku. Itulah yang menyebabkan Merry kaget karena kuliah di NTU tanpa membeli
buku adalah suatu keajaiban menurutnya.
Data 5

“Itu adalah perkenalan yang sangat penting dan mengesankan. Aku tak bisa melupakan Alva setelah perkenalan yang sangat singkat dan
sederhana itu. Seperti ada magnet yang menarik diriku untuk mencarinya dan berdiskusi”. (MSD 2011:83)

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa Alva yang begitu terbuka dan Merry merasa Alva adalah seseorang yang sangat cocok untuk curhat
karena ada kesamaan dari mereka tentang bagaimana mereka bisa sampai kuliah di Singapura. Oleh sebab itu Merry merasakan perkenalan itu
yang sangat penting dan mengesankan sehingga ia tidak bisa melupakan Alva setelah perkenalan yang sangat singkat dan sederhana itu sesuai
dengan pendapat (Pierce dalam Sobur, 2003:34)

c. Data sub fokus 3


1. Analisis simbol dalam novel Merry Riana Mimpi Sejuta Dolar Karya Alberthiene Endah

Data 1

“Namun kondisi kampus dan asrama yang luar biasa nyaman itu merupakan pembungkus bagi aktifitas kuliah yang juga cukup keras”. (MDS,
2011:64)

Simbol yang digunakan adalah “Pembungkus”. Simbol ini menjelaskan bahwa kondisi kampus yang diatur sedemikian kondusif dan
banyak area yang dapat untuk menghibur serta menenangkan diri itu merupakan hal agar mahasiswa tidak terlalu terbawa oleh suasana kuliah
yang begitu sulit. Kutipan tersebut menunjukkan hubungan antara simbol sebagai penanda dengan sesuatu yang di tandakan (pertanda) sifatnya
konfensional. Berdasarkan konvensi itu pula masyarakat pemakainya menafsirkan ciri hubungan antara simbol dengan objek yang diacu dan
menafsirkan maknanya (Sobur 2003:156).
Data 2

“Barulah aku mengerti, kenapa banyak mahasiswa menekuni laptop di luar jam kuliah dengan wajah ruet”. (MSD, 2016:65)

Simbol yang terdapat pada kutipan tersebut yaitu “Wajah ruet”, kutipan ini merupakan simbol yang menandakan bahwa sesorang sedang
merasakan hal yang rumit. Simbol pada kutipan di atas menjelaskan standar pengajaran yang tinggi kampus itu hampir setiap hari memberikan
tugas kuliah dan ujian dan jadwal kuliah dari pagi sampai sore hari. Namun terkadang ada jam kosong dan siangnya sudah selesai namun banyak
mahasiswa memilih untuk tetap berada di area kampus sambil megerjakan tugas.

Data 3

“Sehebat-hebatnya fasilitas kampus dan geliat kehidupan yang bergerak di dalamnya. Tentu akan berbeda perasaan mahasiswa dengan
persediaan finansial yang cukup dan mahasiswa bokek seperti aku”. (MSD 2011:67)

Simbol yang terdapat pada kutipan di atas yaitu “Bokek”, kutipan ini merupakan simbol yang menandakan tidak memiliki uang lagi.
Simbol pada kutipan di atas menjelaskan bahwa pada waktu Merry memutuskan untuk lebih menghemat dan mencoba menggunakan fasilitas
kampus namun sehebat-hebatnya ia menghadapi itu tentu ia akan merasakan hal yang berbeda dengan mahasiswa yang memiliki banyak uang.

Data 4

“Berhari-hari aku menjalankan ritual penghematan dengan pola seperti itu aku sempat syok”. (MSD 2011:68)

Simbol yang terdapat pada kutipan di atas yaitu “Syok”, kutipan ini merupakan simbol perasaan terkejut yang dirasakan oleh seseorang.
Kutipan di atas merupakan simbol yang menjelaskan bahwa di kampus teman-teman sering lebih memilih mendiskusikan masalah kuliah di
kedai atau kantin kampus. Merry pada waktu itu yang memiliki masalah keuangan kadang memilih untuk tidak ikut, namun sesekali ia memiliki
cara untuk beberapa kali mengikuti diskusi itu dengan memilih kedai yang agak murah dengan cara itulah Merry daoat mengikuti jalannya
diskusi yang dilakukan teman seperjuangannya. Berhari-hari ia menjalankan ritual penghematan dengan pola seperti itu dan sempat membuat ia
syok. Hampir setiap malam ia duduk di depan jendela sambil menahan tangis dan sambil mengusahakan mengerjakan tugas kuliah sambil
menahan perut yang kurang kenyang dan perasaan sedih yang dalam.

Data 5

“Jika aku bisa melewatkan hari-hari yang sulit dengan penghematan yang nyaris tak masuk akal, aku seharusnya bisa naik kelas”. (MSD,
2011:86)

Simbol yang terdapat pada kutipan di atas yaitu “Naik kelas”, kutipan ini biasanya digunakan sebagai kata-kata untuk anak-anak yang
sekolah karena telah berhasil mencapai ujian, namun kutipan di atas merupakan simbol bahwa harus lebih baik atau lebih meningkat lagi dari
sebelumnya. Kutipan di atas merupakan simbol yang menjelaskan sudah melewati selama satu tahun kuliah di sana harus meningkat lebih sedikit
dari tahun sebelumnya atau dari pertama ia datang di Singapura.

Anda mungkin juga menyukai