Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH HAKIKAT PROSA FIKSI

MATA KULIAH PENGKAJIAN PROSA FIKSI

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Yang dibina oleh Ibu Dra. Siti Sumarsilah, M. Pd

OLEH:

IMAM MUSA ALFAROZI NPM (2191000310063)

IKIP BUDI UTOMO MALANG

Fakultas Pendidikan Ilmu Sosial dan Humaniora

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

September 2020
A. PENDAHULUAN

Pendekatan formal ialah suatu pendekatan bentuk. Dalam hal ini didalamnya terdapat bentuk karya
prosa fiksi yang berupa roman, novel, cerpen, novelet, dan sketsa sebaigai suatu bentuk karya prosa
fiksi. Pada dasarnya karya prosa fiksi dapat dibedakan bedakan bedasarkan karakteristiknya. Dalam
pengkajian karya prosa fiksi dapat dikembangkan melalui laju atau struktur sebuah karya prosa antara
lain :

1. Alur atau yang disebut jalan cerita yang disampaikan dari alur maju, mundur, flas back, dan
sebagainya.
2. Setting \ latar terdiri atas tempat, suasana, waktu, dan sebagainya.
3. Tokoh dan penokohan yaitu suatu karakter yang mengisi dalam sebuah karya prosa fiksi dan
memiliki watak.
4. Sudut pandang dalam menyampaikan cerita oleh penulis atau cara penyampaian cerita oleh
penulis
5. Tema merupakan unsur dasar pembahasan sebuah cerita atau yang disebut juga pondasi cerita
yang mendasari sebuah cerita misalnya seperti cerpen bertemakan perjuangan
6. Amanat sebuah pesan kesan yang disampaikan dalam cerita yang ditulis oleh penulis secara
tidak langsung terdapat dalam monolog, percakan, prilaku tokoh karakter yang terdapat dalan
sebuah cerita yang ditulis dan mudah di tujukan kepada pembaca.

Prosa fiksi merupakan karya seni terdapat pemikiran dan adanya goresan dari sang penulis. Prosa
fiksi dalam kedudukan seni terdapat pada karya seni rupa akan tetapi penyampaian yang dilakukan
melalui penulisan yang dihasilkan dari goresan tinta diatas kertas ataupun bisa dalam bentuk
elektronik. Prosa fiksi sendiri memiliki keindahan yang berfungsi sebagai keindahan yang memiliki
karakteristik tersendiri ( aesthetic continum) yang diungkapkan oleh penulis karya prosa fiksi tersebut
dengan cara mereka sendiri dan setiap penulis memiliki karakter yang berbeda dalam menyampaikan
karyanya, entah cara penulisan ataupun gaya bahasa yang digunakan oleh penulis yang bertujuan
untuk menyampaikan isi hati melalui karya tulis entah itu secara manual ataupun dengan bantuan
media lain seperti mesin keti, komputer dan lain sebagainya.

Setiap pengarang memiliki pengungkapan yang di sebut (meaning) atau pun bisa dikaitkan dengan
perasaan, pikiran, pengalaman, sikap, dan renungkan yang dialami oleh seorang penulis karya prosa
fiksi. Dalam karya prosa fiksi menyangkup imajinatif, kreatifitas, aktivitas dan sebagainya yang
dialami dalam pembuatan atau perancangan sebuah karya prosa fiksi. Selain itu pengembangan makna
prosa fiksi haruslah menelaah dari berbagai pandangan aspek diluar karya prosa fiksi seperti ilmu
filsafat, psikologi, agama, budaya, dan sebagainya.

Dalam penyampaian karya prosa fiksi terdapat beberapa unsur yang terkaut antara lain seperti gaya
bahasa yang digunakan oleh penulis misalnya, majas yang digunakan oleh penulis ke dalam sebuah
karya yang sedang di kerjakan. Majas sendiri berarti pengungkapan atau disebut juga gaya
pencitraaan lebih jelasnya gambaran atau perumpamaan dengan kata kata diluar nalar.

Dalam pendekatan karya prosa fiksi dapat dilakukan dengan cara semiotika, psikologis, sosiologis,
moral filosofi, fenomologi, dan hemeneutika. Sebelum menggunakan pendekatan tersebut dan unsur
unsur dalam karya prosa fiksi seseorang haruslah memahami bentuk bentuk karya prosa fiksi yang
merupakan penanda sebuah karya yang akan didalami dan dibahas lebih dalam.

B. PEMBAHASAN

1. HAKIKAT KARYA PROSA FIKSI

Karya sastra pada dasarnya dibagi menjadi tiga antara lain :

a. Puisi, puisi diambil dari bahasa yunani poesis yang berarti membangun, menciptakan,
membentuk, membuat. Dalam tradisi yunani kuno poet merupan orang yang memiliki
pengelihatan tajam dan suci yang dapat menciptakan lingkungan imajinasinya sendiri. Sementara
menurut samsudin puisi adalah penyampaian atau perekaman pengalaman hidup seseorang yang
secara langsung atauoun terbatas.
b. Prosa, diambil dari bahasa inggris prose pembahasan prosa sendiri lebih luas dari puisi
dikarenakan prosa merupakan karya sastra yang di memuat segala aspek sastra dilihat dari arti
kata prosa sendiri yang berarti lebih luas dan terus terang yang bertujuan untuk mendeskripsikan
sebuah gagasan ide ataupun fakta yang lampau ataupun terbarus. Bentuk karya prosa sendiri
sangat beragam dari esai, artikel, berita dan sebagainya yang berhubungan dengan suatu gagasan
ide dan fakta dalam bentuk karya tulis.
c. Drama merupakan penyampaian darisuatu cerita atau disebut reka ulang dari sebuah cerita yang
ditampilkan dan dinikmati secara visual, gerakan, lantunan, percakapan dan sebagainya, drama
sendiri merupakan ilustrasi dari sebuah cerita yang diperagakan oleh sekumpulan orang yang
memperagakan sebuah karya tulis kedalam seni pertunjukan drama di atas panggung, dan
biasanya disaksikan oleh banyak orang yang menikmati contoh cerita rama dan sinta yang dibuat
drama seolah olah cerita tersebut semakin hidup karena diperagakan langsung oleh sekumpulan
orang yang memerankan tokoh dalam cerita mengikuti alur cerita yang disampaikan secara
tulisan.

2. PERBEDAAN PROSA DAN PUISI

Puisi :

a. Dalam aktifitas jiwa terdapat kondensasi kesan yang didapatkan sesuai imajinasinya sendiri
atauoleh sorang penulisnya
b. Sifat kreatif mencangkup sebuah prosedur adanya bahan mentahan yang diolah dan
dikembangkan sendiri memulai dari nol sampai terbentuknya karya puisi.
c. Komunikatif adanya sugestif asosiatif adanya rasa pembangkitan perasaan dan menarik perhatian
terhadap pembaca.
d. Sebagai karya seni puisi sangatlah indah dalam penyampaian setiap kata, kalimat yang memiliki
makna yang sangat mendalam dan bisa disebut prosais

Prosa :

a. Aktivitas jiwa sesuatu ungkapan kesan yang disampaikan melaluisebuah gagasan atau pemikiran
sendiri.
b. Sifat kreatif mencangkup konsumeris perencanaan sudah di dirancang bahan pembuatan karya
sudah ada dan di kembangkan
c. Sifat komunikatif adanya epis dan naratif atau memberikan sebuah uraian dan informasi secara
aktuan dan berdasarkan fakta yang terjadi.
d. Sebagai karya seni memberikan informasi dan disebut juga sebagai puitis.

3. PANDANGAN PARA AHLI TERHADAP PROSA FIKSI

1. Menurut Plato

Sastra dan seni merupakan peniruan terhadapat sesuatu hal yang nyata seni itu sendiri bersifat negatif
dan berkesan bebas dalam menggunakan pemikiran dan imajinasi yang berlebihan yang memengaruhi
psikologis seseorang.

2. Menurut Aristoteles

Karya seni dihasilkan dari pemikiran dan imajinatif yang memicu adanya kreatifitas dalam diri
seseorang yang berada di atas sejarah dan penuh filosofi dilihat dari dasar pembuatan karya seni
berupa pemikiran, imajinatif, dan kreatifitas.

3. Menurut Abrams

Merupakan suatu karya naratif yang bertolak belakang dan bersifat non faktual atau hanyalah sebatas
hayalan

4. Menurut Altenbert dan Lewis

Merupakan karya naratif yang imajinatif bersifat masuk akal dan mengandung kebenaran yang
mendramatiskan bertujuan untuk menghibur secara subjektif.

5. Menurut Welek dan Warren


Sebuah karya yang bertujuan menghibur dan memiliki unsur nilai estetika atau keindahan bersifat
koheren atau berupa nyata disisi lain merupakan sebuah ilusi kehidupan yang berdasarkan fakta
disajikan dalam bentuk goresan.

6. Menurut Aminuddin

Prosa fiksi ialah kisahan atau ceritera yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan,
latar, serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya,
sehingga menjalin suatu ceritera.

7. Menurut M. Saleh Saad Dan Anton M. Muliono

Mengemukakan pengertian prosa fiksi “fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot atau ceritera rekaan
disingkat cerkan” ialah bentuk ceritera atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakukan,
peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.

8. Menurut Henry Guntur Taringan

Dengan demikian dapatlah dianalogikan bahwa kata benda fiksi dalam bahasa Indonesia secara
singkat “sesuatu yang dibentuk, sesuatu yang diciptakan sesuatu yang dibuat, sesuatu yang
diimajinasikan.

9. Menurut Teeuw

Menyatakan bahwa rekaan bukan lawan kenyataan, tapi membeberkan suatu kenyataan. Hubungan
antara kenyataan dan rekaan ialah hubungan dialetik atau bertetangga, mimies tidak mungkin tanpa
kreasi, tetapi kreasi tidak mungkin tanpa mimieis.

10. Menurut Henry Guntur Taringan

Dapat juga dikatakan bahwa fiksi bersifat relitas, sedangkan nonfiksi bersifat aktualitas.

11. Menurut Herman J. Waluyo

Karaya prosa fiksi menurutnya dibagi menjadi tiga yakni roman, novel dan cerita pendek “cerpen”.

12. Menurut Burhan Nurgiyantoro

Ketiga genre sastra tersebut sebenarnya tidak jauh berbeda ketiganya hanya terpaut pada perbedaan
panjang pendeknya cerita dan kedalam cerita. Namun ketiganya memiliki persamaan tentang unsur
pembangunnya. Novel dan cerita pendek “juga dengan roman” sering dicoba bedakan orang,
walaupun tentu saja hal itu bersifat teoritis.

C. PROSA FIKSI MENURUT STRUKTURALISME


Kehadiran strukturalisme dalam penelitian sastra pada mulanya hadir di Perancis, menurut Eagleton
dan tumbuh subur pada tahun 1960-an. Meskipun demikian, sesungguhnya strukturalisme telah ada
sejak zaman Yunani dimana Aritoteles telah mengenalkan strukturalisme dengan konsep Wholeness,
unity, complexity, dan coherence. Strukturalisme pada dasarnya merupakan paham filsafat dan cara
berfikir tentang dunia, terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur.
Memandang dunia sebagai realitas berstruktur sebagai suatu hal yang tertib dan sebuah relasi serta
keharusan. Dalam pandangan ini karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur
saling terkait satu sama lain.

Pertumbuhan strukturalisme diawali dengan hadirnya buku Course in General Linguistic di Perancis
1916 yang ditulis oleh Ferdinand de Saussure yang menyikapi bahasa sebagai suatu sistem tanda
yang dikaji secara sinkronik dan diakronik. Selain srtukturalisme Perancis, strukturalisme juga
muncul di Amerika Serikat setelah munculnya aliran New Criticism dan di Jenewa dengan nama
strukturalisme Praha. Strukturalisme Perancis atau biasa disebut dengan strukturalisme klasik berakar
pada kajian Linguistik Saussere yang lebih menekankan analisisnya pada bahasa, antropologi budaya
Levi Strauss dan dan formalisme; strukturalisme Amerika diwarnai oleh new criticism yang lebih
menekankan pada isi. Sementara strukturalisme Praha berakar pada fenomenologi, hermeneutika, dan
madzab sekolah Jenewa serta lebih menekankan pada aspek tanda atau sign .

Kehadiran strukturalisme telah mengalami evolusi yang panjang dan dinamis yang menghasilkan
banyak konsep serta istilah yang berbeda-beda. Sampai sekarang penelitian struktural masih banyak
digunakan di berbagai perguruan tinggi. Strukturalisme hadir sebagai upaya melengkapi penelitian
sastra yang ekspresivisme dan berbau historis. Para pemikir yang tergolong strukturalis diantaranya:
Robert Stanton, Rochmat Djoko Pradopo, Ferdinand de Saussure, Levi Strauss, Goldman, Propp,
Barthes dan lainya.

D. DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai