Anda di halaman 1dari 14

KARYA SASTRA ANGKATAN 45

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kesusteraan Indonesia

Oleh:

1. Lidia simamora (173306010029)


2. Jesika Anasthasia Siregar (173306010028)
3. Sry Putrika br Sebayang (173306010086)
4. Inka Indriani br Ginting (173306010084)

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Prima Indonesia

Medan

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah
tentang Karya Sastra Angkatan 45 ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Kami juga berterimakasih kepada
Ibu Dosen HIJRAH PURNAMA SARI ARIGA S.pd.M.si selaku dosen mata kuliah Sejarah
kesusteraan Indonesia.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kesusteraan
Indonesia. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Tim penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan yang kami miliki sebagai seorang mahasiswa. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang positif dan membangun dari semua pihak agar makalah
ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Besar harapan kami tim penulis, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kami pada
khususnya dan bagi masyarakat pembaca pada umumnya.

Medan, 26 Oktober 2017

Tim Penulis
DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHUALUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN........................................................................................................3

A. Sejarah Sastra Indonesia Angkatan 45...........................................................3


B. Pendapat Sastra Angkatan 45.........................................................................4
C. Karakteristik Karya Angkatan 45...................................................................5
D. Konsepsi Estetik Angkatan 45......................................................................5
E. Sastrawan Angkatan 45..................................................................................6
F. Fenomena Karya Angkatan 45.......................................................................9

BAB III

A.KESIMPULAN......................................................................................................10

B.SARAN..................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sejarah satra merupakan cabang ilmu satra yang
mempelajari pertumbuhan dan perkembangan sastra suatu bangsa. Misalnya,sejarah sastra
bahasa Indonesia, sejarah sastra jawa, dan sejarah sastra bahasa inggris. Dengan pengertian
dasar itu, tampak bahwa objek sejarah adalah segala peristiwa yang terjadi pada rentang masa
pertumbuhan dan perkembangan suatu bangsa. Telah disinggung bahwa sejarah sastra itu
biasanya menyangkut karya sastra, pengarang, penerbit, kritik, dan lain-lain.

Karya-karya angkatan 45 yang kami baca dan ketahui pada saat sekarang ini bukanlah ada
dengan sendirinya. Karya-karya tersebut merupakan hasil pemikiran dan imajinasi para
sastrawan yang terdesak oleh tantangan zaman pada masa itu .Yaitu, masa penduduk jepang
dan masa revolusi Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa jepang adalah bangsa terakhir menjajah sampai
akhirnya Indonesia meraih kemerdekaan. Para satrawan yang ada pada masa ini selain ikut
berjuang dengan fisik dalam perang kemerdekaan mereka juga menyibukan diri untuk
mencoba merumuskan dan mencari orientasi pada berbagai kemungkinan bangunan
kebudayaan bagi Indonesia kedepan.Setelah merdeka Indonesia memasuki erarevolusi yakni
masa pembaharuaan baik dari segi pemerintaan, social, budaya ,dan kenegaraan. Hal ini juga
memberi dampak pada sastrawan dan hasil karya sastra mereka pada saat itu. Sehingga
angkatan 45 memiliki konsepsi estetik tersendiri.

B.RUMUSAN MASALAH

1.Menjelaskan sejarah lahirnya angkatan 45

2.Menyebutkan beberapa pendapat dan karakteristik tentang sejarah 45


1

3.Menyebutkan para sastrawan angkatan 45 dan menunjukan hasil-hasil karya para sastrawan
di angkatan 45.

C.TUJUAN

1. Dapat memahami sejarah lahirnya sastra angkatan 45.


2. Dapat menjelaskan beberapa pendapat dan karakteristik serta estetika tentang sejarah
45.
3. Dapat mengetahui para sastrawan angkatan 45 dan menunjukan hasil-hasil karya para
sastrawan di angkatan 45.

2
BAB II

PEMBAHASAN

SEJARAH SASTRA INDONESIA ANGKATAN 45

A.Sejarah Lahirnya Angkatan 45

Angkatan 45 tidak dapat dilepaskan dari lingkungan kelahiranya, yakni masa penduduk
jepang dan masa revolusi Indonesia. Perjuangan bangsa mencapai titik puncak pada
Proklamasi 17 Agustus 1945 beserta gejolak politik yang mengawali maupun
mengikutinya,member pengaruh sangat besar pada corak sastra. Generasi yang aktif pada
masa revolusi 45 dipaksa oleh keadaan untuk merumuskan diri dan tampil menjawab
tantangan-tantangan zaman yang mereka hadapi. Selain ikut berjuang secara fisik dalam
perang kemerdekaan, mereka juga menyibukkan diri untuk merumuskan dan mencari
orientasi pada berbagai kemungkinan bangunan kebudayaan bagi Indonesia kedepan.

Latar bealakang perubahan politik yang sangat mendadak pada masa pendudukan jepang
(1942-1945) menjadi awal kelahiran karya sastra angkatan 45. Kehadiran angkatan 45 serta
karya sastra Angkatan 45 meletakan pondasi kokoh bagi sastra Indonesia, karena angkatan
sebelumnya dinilai tidak memiliki jati diri ke-indonesiaan.Jika Angkatan Balai Pustaka dinilai
tunduk pada”Volkslectuur”, lembaga kesustraan colonial Belanda, dan Angkatan Pujangga
Baru dinilai menghianati identitas bangsa karena terlalu berkiblat ke Barat,maka Angkatan 45
adalah reaksi penolakan terhadap angkatan-angkatan tersebut.

Sebagai salah satu hasil dari pergolokan,karya sastra Angkatan 45 menjadi sebuah karya
yang lahir dengan identitas baru yang penuh kontrovensia.Kehadiranya sebagai pendobrak
nilai-nilai serta aturan-aturan sastra terdahulu membuat karya sastra Angkatan 45 menjadi
pusat perhatiaan para sastrawan. Para satrawan penggerak karya sastra Angkatan 45 adalah
mereka yang menaruh perhatiaan besar pada karya sastra Indonesia.Mereka seolah ingin lepas
dari pengaruh asing yang saat itu masih kuat pengaruhnya terhadap karya sastra Indonesia.

3
Nama angkatan 45 sendiri dimunculkan oleh Rosihan Anwar pertama kali pada lembar
kebudayaan “Gelanggang”.Sejak itu,penamaan yang dibuat Rosihan Anwar diakui dan
disepakati banyak kalangan sebagai nama angkatan sastra periode 40 an.

Angakatan 1945 memperoleh saluran resmi melalui penerbitan majalah kebudayaan


Gema suasana,Januari 1948.Majalah ini diasuh oleh dewan redaksi yang terdiri dari Asrul
Sani, Chairil Anwar, Mochtar Apin, Riva’I Apin dan Baharudin. Majalah ini dicetak dan
diterbitkan oleh percetakan Belanda Opbouw (Pembangunan). Dalam konfrontasi dengan
Belanda,mereka kemudian pindah ke “Gelanggang”, sebuah suplemen kebudayaan dan jurnal
mingguan,siasat yang muncul pertama kali pada februari 1948 dengan redaktur Chairil Anwar
dan Ida Nasution.Disuplemen inilah mereka kemudian menerbitkan kredo Angkatan 45, yang
dikenal luas dengan nama “Surat Kepercayaan Gelanggang”.

B.Beberapa Pendapat Tentang Angkatan 45

1. Armijn pane:Pujangga Baru menentang adanya Angkatan 45 dan menganggap bahwa


tak ada yang disebut Angkatan 45
2. Sutan Takdir Alisyahbana:Angkatan 45 merupakan sambungan dari pujangga baru.
3. Teeuw:Memang berbeda Angkatan 45 dengan Angkatan Pujangga Baru,tetapi ada
garis penghubung,misalnya Aemijn Pane dengan Belenggu-nya. (puncak-puncak
kesusastraan Indonesia).
4. Sitor Situmorang:Pujangga Baru masih terikat oleh zamanya, yaitu zaman
penjajahan,sedangkan Angkatan 45 dalam soal kebudayaan tidak membedakan antara
Barat dan Timur, tetapi yang penting hakikat manusia.Perjuangan Pujangga Baru baru
mencapai kepastian dan ilmu pengetahuan.
5. Pramoedya Ananta Toer:Angkatan Pujangga Baru banyak ilmu pengetahuannya tetapi
tidak banyak mempunyai penghidupan(pengalaman). Angkatan 45 kurang dalam ilmu
pengetahuan(karena perang)tetapi sadar akan kehidupan.

4
C.Karakteristik Karya Angkatan 45

 Bercorak lebih realistic disbanding karya Angkatan Pujangga Baru yang romantik-
idealistik.
 Pengalaman hidup dan gejolak sosial-politik-budaya mewarnai karya sastrawan
Angkatan 45.
 Bahasa lugas,hidup dan berjiwa serta bernilai sastra.
 Sastrawannya lebih berjiwa patriotik.
 Bergaya ekspresi dan revolusioner(H.B.Yassin).
 Bertujuan universal nasionalis.
 Bersikap praktis.
 Sikap sastrawannya”tidak berteriak tetapi melaksanakan”.

D.Konsepsi Estetik Angkatan 45

Konsepsi estetik Angkatan 45 tergambar dalam “Surat Kepercayaan Gelanggang” inilah


para penyair Angkatan 45 mendefenisikan diri dan kosep estetik budayanya. Pendefenisian ini
dilakukan sastrawan Angkatan 45 lewat”pemisahan diri”dan kritik keras terhadap generasi
sastra sebelumnya, khususnya kritik dan pemisan diri dengan visi budaya yang ditegakan
Sutan Takdir Alisjahbana. Yang menjadi focus pemisahan diri disini adalah pada ideologi
yang digunakan serta orientasi budaya.

Pemisahan konsep sastra dan visi inilah yang kemudian dijadikan banyak pengamat sastra
sebagai cirri utama Angkatan 45 dibandingkan angkatan sebelumnya. H.B Jassin dalam
banyak tulisannya mengemukakan terhadap pemisahan yang tegas antara konsepsi sastrawan
Pujangga Baru dengan konsepsi sastrawan generasi 45. Andaian ini pulalah yang dianut dan
dipercayai banyak sastrawan angkatan 45.

Karya sastra Angkatan 45 memiliki kedekatan yang intim dengan realitas politik.Ini
sangat berbeda dengan karya sastra Angkatan Pujanggan Baru yang cenderung romantic-
idealistik. Karena lahir dalam lingkungan yang keras dan memprihatinkan karya sastra
Angkatan 45 lebih terbuka, pengaruh unsur sastra asing lebih luas dibandingkan angkatan
lebih luas dibandingkan angkatan sebelumnya, isinya bercorak realis dan naturalis,

5
meninggalkan corak romantic, sastrawan periode lebih individualism, dinamis dan
kritis,adanya penghematan kata dalam karya,l ebih ekspresif dan spontan, terlihat sunusme
dan sarkasme ,didominasi puisi dan prosa berkurang.

Pada periode Angakatan 45 berkembang jenis-jenis sastra puisi, cerita pendek, novel dan
drama. Keadaan perang pada saat itu mempengaruhi penciptaan sastra dalam permasalahan
dan gayanya. Ada beberapa ciri stuktur estetik Angakatan 45 baik pada karya sastra puisi
maupun prosa. Pada karya sastra puisi cirri stuktur estetiknya yaitu,pertama ,puisinya bebas ,
tidak terikat pada pembagian bait,jumlah barris dan persajakan. Kedua, gaya aliranya
ekspresionisme dan realism. Ketiga, pilihan kata(diksi untuk mencerminkan pengalaman batin
yang dalam dan untuk intensitas arti. Keempat, gaya sajaknya prismatic dengan kata-kata
ambigu dan simbolik, hubungan baris-baris dan kalimat-kalimat implicit. Kelima, gaya
peryataan pikiranya berkembang yang nantinya menjadi gaya sloganis. Keenam, gaya ironi
dan sinisme menonjol.

Pada karya sastra prosa,cirri struktuk estetiknya adalah banyak alur sorot balik, walaupun
ada juga alur luru, digresi dihindari sehingga alurnya padat, pada penokohan analisis fisik
tidak depentingkan, yang ditinjolkan analisis kejiwaan, tetapi tidak dengan analisis langsung
melalinkan dengan cara dramatik melalui arus kesadaran dan percakapan antara tokoh, banyak
menggunakan gaya ironi dan sinisme, gaya realisme dan naturalisme menggambarkan
kehidupan sewajarnya secara mimetik.

Inilah ciri struktur estetik dari karya sastra puisi dan prosa Angkatan 45, yang membuat
karya sastra Angkatan 45 menjadi karya sastra yang fenomenal dalam sejarah sastra
Indonesia.

E.Para Sastrawan Angkatan 45

Para sastrawan yang menjadi motor dan pelopor angkatan 45 adalah para pencipta karya
sastra Angkatan 45 yang begitu fenomenal di dunia sastra. Mereka adalah:

1. Chairil Anwar Chairil Anwar merupakan sastrawan terpenting Angkatan 45,sekaligus


sastrawan Indonesia yang paling dikenal luas oleh masyarakat.

6
Sastrawan kelahiran Medan,26 juli 1992 dan tutup usia di Jakarta.28 April 1949 ini tumbuh
menjadi legenda. Banyak kalangan yang menjadikan hari kematiaannya sebagai hari sastra
nasional.

Masa-masa kehadiran Chairil Anwar adalah masa-masa yang menarik untuk menciptakan
karya sastra. Karena pada masa itu,secara sosial merupakan masa revolusioner Indonesia dari
bangsa terjajah menujuh gairah kemerdekaan dari sebuah bangsa yang mudah. Selain itu
Chairil juga tumbuh dalam sebuah komunitas Alisyahbana muda yang membara, menolak
ketentraman lama. Di sana, tradisi silam ditolak tegas serta dianggap mandul dan
membekukan.

Sajak-sajak Chairil sendiri tidaklah banyak jumlahnya dan tidak semuanya berkualitas
namun cukup banyak sajak-sajak yang hingga kini menunjukan kualitas yang prima. Chairil
Anwar menjadi masyhur lewat sajak-sajak “Aku”,”Perjanjian dengan Bung
Karno”,Diponogoro”,”siap sedia”,dan”karawang bekasi”. Dikalangan kritikus, Chairis juga
dipuji berkat sajak-sajaknya yang indah seperti”Senja di Pelabuhan Kecil”,”Derai-derai
Cemara”,”kawanku dan aku”serta”Cinta Jauh di Pulau”.

Karya sastra Chairil Anwar di pengaruhi oleh sastrawan dunia seperti Rainer N.Rilke,
W.H Auden, Archibald Macleish, H.Marsman, J.Slawurhoff dan Edgar Duperron.H.J jassin
adalah orang yang ikut dalam mempopulerkan karya-karya Chairil Anwar. Faktor penting
yang menjadikan Chairi legenda adalah gaya hidupnya yang bohemian dan kenyataan bahwa
ia mati muda. Chairi bias dianggap sebagai sosok seniman optima performa dalam citra
romantik.

2.Idrus

Idrus dilahirkan pada 21 september 1921 di padang.Ia mengikuti pendidikan di


HIS,Mulo,AMS-SMT dan tamat pada 1943. Selesai sekolah, ia maenjadi readaktur Balai
Pustaka.Idrus juga menjadi kaepala bagian Pendidikan Garuda Indonesia Airways,sampai
oktober 1952.

Idrus mulai menulis berupa sketsa-sketsa, cerpen dan naskah sandiwara. Tulisan-
tulisannya hampir semuannya berupa laporan pandangan mata.

7
Namun, beberapa di diantaranya boleh dikatakan mencermikan perjalanan pandangan
mengenai hidup dan berbagai persoalan.

Idrus banyak dipengaruhi oleh pengarang-pengarang Rusia seperti IIya Ehrenburg dan
Vsevolod Ivanov. Karya-karya dari Idrus diantarnya,sketsa”Coret-coreet di Bawah Tanah”.
Sandiwara Ave Maria, Keluarga surono, Lukisan Pujanggga, Kejahatan Membalas Dendam,
Dr.Bhisma dan Jibaku Aceh.

3.Asrul Sani

Asrul Sani lahir di Rao,Sumatera Barat,10 Juni 1927. Menempuh pedidikan di HIS
Bukittinggi, KWS di Jakarta,Taman Dewasa, Perguruaan Taman Wisata Jakarta, Sekolah
Dokter Hewan Bogor, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia Bogor, Akademi
Seni Drama di Amsterdam, USC, Dapertemen of Cinema di Los Angeles.

Asrul sani menjelajahi berbagai bidang kesenian,mulai dari sastra hingga film, mulai dari
esai hingga sinetron. Gaya sajaknya dipelopori oleh Chiril Anwar. Karya Skenario Asrul Sani
diantaranya Burung Camar, pintu tertutup, Monserrat, dan Yerma. Naskah dramanya yang
telah terbit sebagai buku adalah Naga Bonar dan Mahkamah.

4.Sitor Situmorang

Sastrawan kelahiran Harian Boho,Samosir,2 Oktober 1923 ini memulai pendidikanya di


Mulo. Setelah lulus Mulo di Tarutung,ia melanjutkan study nya di AMS Jakarta, tetapi tidak
tamat. Pada awal masa revolusi ia bekerja sebagai wartawan di Medan. Pada tahun 1948 ia
berangkat ke Yokyakarta.Dalam puisi-puisi modernnya Sito Situmorang berbeda dengan
Chairil Anwar, Sitor Situmorang sering memanfaatkan Khasanah berpuisi lama. Karya-karya
Sitor Situmorang yang telah diterbitkan pada berbagai Koran dan majalah yaitu jalan Mutiara,
Surat Kertas Hijau, Dalam Sajak, Wajak Tak Bernama, Zaman Baru, Angin Daananu,
Dingding Waktu, Peta Perjalanan, dan sebuah cerpen yang berjudul Pertempuran dan Salju di
Paris.

8
5.Muhammad Ali

Pada 23 April 1927 Muhammad Ali lahir di Kampung Ketapang Kawasan


Ampel,Surabaya. Muhammad Ali bersekolah di GHAS, kemudian melanjutkan di MULO
namun tidak tamat. Pada masa pendudukan Jepang ia mengikuti khursus kebudayaan(keimin
sidhoso) dan setelah itu ia belajar secara otodidak dalam berbagai hal yang berkaitan dengan
dunia tulis-menulis.Walaupun otodidak Muhammmad Ali tidak merasa rendah diri, ia pun
seudah berkali-kali berceramah di lingkungan perguruaan tinggi.

Muhammad Ali mulai mengarang sejak tahun 1942.Sebagai pengarang ia pernah


mengasuh majalah Mimbar Pemuda, Mingguan Pahlawan, Cetusan, Bakat, dan majalah
Fithrah. Muhammad Ali dikenal sebagai sastrawan serba bias. Karena ia menulis cerpen,
novel, naskah drama dan puisi.

6.Toto Sudarto Bachtiar

Toto Sudarto Bachtiar dilahirkan 12 Oktober 1929 di Paliman,Cerebon.Mengenai


pendidikanya, Toto menamatkan ke MULO Bandung dan lulus tahun 1948. Toto Sudarto
Bachtiar memasuki dinas ketentraan,dimasa revolusi.

Dalam hal bersajak Toto Sudarto Bactiar secara struktur dan pengolahan bahanya tidak
jauh berbeda dengan Chairil Anwar. Perbedaan yang terlihat cukup jelas pada sikap dan cara
pandang mereka terhadap kehidupan.Sajak-sajak yang diciptakan Toto antara lain Gadis
Peminta-minta, ibu kota senja, malam laut, Tentang Kemerdekaan, dan Pahlawan Tak
Dikenal.

F.Fenomena Karya Angkatan 45

Dalam menuangkan karyanya, Chairil Anwar menggunakan bahasa Indonesia yang


terbebas dari pola bahasa melayu.Ia menciptakan bahasa yang lebih demokratis. Sebagai
contoh, ia tidak lagi menyatakan”beta”seperti dalam puisi salah satu penyair Pujangga Baru,
tetapi menyebut dirinya”aku”. Hal ini dapat kita lihat dalam sajak Aku yang benar-benar
bercorak baru. Meski puisinya banyak diilhamin puisi asing, namun puisi-puisinya memiliki
gaya khas yang hanya dimiliki oleh Chairil Anwar.

9
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Karya sastra Angkatan 45 lahir pada masa peralihan bangsa yaitu dari masa penjajahan
Jepang menuju kemerdekaan. Pada Angkatan 45 karya sastra didominasi oleh puisi, prosa
tampak berkurang.Konsepsi estetik Angkatan 45 tergambar dalam”Surat kepercayaan
Gelanggang”

Para penggerak Angkatan 45 yaitu para sastrawan yang ada pada masa itu seperti
Chairil Anwar, Idrus,Asrul Sani, Sitor Situmorang, Muhammad Ali, Toto Sudarto Bachtiar.
Para sastrawan Angkatan 45 ini memiliki cirri khas masing-masing.

B.Saran

Karya-karya sejarah sastra Indonesia agar senantiasa dilestarikan,dan akan terus


meningkatkan karya sastra yang lain di masa kini.

10
DAFTAR PUSTAKA

(Online)http://id.wikipedia.org/wiki/sastra_Indonesia,diakses pada tanggal 30 Oktober 2017

(Online)http://jafarudinbastra.blogspot.com/2012/06/sejarah-sastra-indonesia.html,diakses
pada tanggal 30 Oktober 2017

(Online)http://susdamitasyaridomo.blogspot.com/2012/10/makalah-kelahiran-dan-
konseptik.html,diakses pada tanggal 30 Oktober 2017

11

Anda mungkin juga menyukai