PENDAHULUAN
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui mekanisme metode pembelajaran debat
2. Untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran debat dalam meningkatkan partisipasi
siswa
3. Mengetahui perbedaan debat dan diskusi
BAB II
PEMBAHASAN
Kesimpulan atau rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
Dengan adanya acuan teknis diatas, dapat dilihat bahwa model debat mengadopsi gabungan dari
beberapa metode pembelajaran seperti Diskusi, Ceramah, dan Pembelajaran Kooperatif.
D.PENGGUNAAN DEBAT
Dalam masyarakat demokratis, debat memegang peranan penting dalam:
Ø Perundang-undangan.
Amandemen-amandemen dapat diketengahkan dan debat perlu tidaknya mengenai amandemen-
amandemen akan mendahului tindakan yang akan diambil terhadapnya. Kalau dalam perdebatan
kedua belah pihak mengemukakan suatu analisis yang lengkap mengenai kegunaan dan
kelemahan rencana undang-undang itu, maka para pembuat undang-undang (legislator) haruslah
siap melaksanakan pemungutan suara (voting) terhadap masalah itu.
Ø Politik.
Selama kampanye-kampanye politik berlangsung, debat-debat bersama memudahkan para
pemilih atau pemberi suara mendengar para calon yang bertentangan saling mempertahankan
pendapat dan menyerang kelemahan lawan.
Ø Bisnis.
Dewan pimpinan dan komite-komite eksekutif dalam suatu perusahaan, disamping diskusi,
mempergunakan juga debat untuk memperoleh keputusan dalam berbagai kebijakan.
Ø Hukum.
Dalam kantor-kantor pengadilan, kehidupan seseorang sering kali tergantung pada debat yang
terjadi antara pihak penuntut dan pembela, dimuka dewan juri atau hakim, hak-hak milik, hak-
hak penduduk, tuntutan-tuntutan kerugian, dan banyak lagi masala h kewarganegaraan yang
membutuhkan keputusan hakim.
Ø Pendidikan.
Pada beberapa kampus perguruan tinggi di universitas, debat telah menjadi suatu sarana penting
untuk memperkenalkan komunitas atau masyarakat tersebut dengan masalah-masalah yang
hangat diperbincangkan dalamkehidupan sehari-hari. Debat yang demikian bermanfaat sekali
apabila dibarengi oleh komentor-komentor yang terperinci, analitis oleh suatu panel yang terdiri
dari tiga atau empat orang ahli dan dilanjutkan dengan forum tanya jawab. (Mulgrave, 1954 :64-
65)
E.JENIS-JENIS DEBAT
Berdasarkan bentuk maksud dan metodenya debat diklasifikasikan menjadi: (a). Debat
parlementer/majelis; (b). Debat pemeriksaan ulangan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan
terdahulu; dan (c). Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan.
Ketiga tipe ini dipergunakan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, namun debat parlementer
merupakan ciri-ciri badan legislatif. Debat pemeriksaan ulangan adalah suatu teknik yang
dikembangkan di kantor-kantor pengadilan dan debat formal berdasarkan pada konversi-konversi
debat bersama secarapolitis (Mulgrave, 1954 :650).
a. Debat Majelis atau Debat Parlementer.
Maksud dan tujuan debat majelis adalah untuk memberi dan menambah dukungan bagi undang-
undang tertentu dan semua anggota yang ingin menyatakan pandangan dan
pendapatnya, berbicara mendukung atau menentang usul tersebut setelah mendapat izin dari
majelis. Pembatasan-pembatasan waktu berdebat dapat diatur oleh tindakan parlementer majelis
itu.
Dalam hal ini mereka menghadapi kemungkian dan bukan kepastian mereka harus yakin bahwa
tidak mengemukakan sesuatu yang tidak ingin dan tidak dapat diterima oleh para pendengar.
Para anggota debat tidak mengizinkan diri mereka berbuat marah karena adanya sindiran tajam
ataupun tuduhan tidak langsung dari para lawan mereka. Sikap tenang dan santai serta sopan
santun terhadap para lawan dan para pendengar akan menimbulkan kesan yang paling baik.
Pada setiap peristiwa pembicara harus mengingat bahwa tujuan utamanya adalah komunikasi
langsung dan persuasif dengan para pendengarnya. Harus dijaga benar-benar agar tujuan utama
ini jangan tersingkir oleh hal-hal kecil yang tidak penting sama sekali.
A. KESIMPULAN
Metode pembelajaran debat termasuk metode pembelaran yang interaktif dan memaksa
siswanya untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Metode pembelajaran debat efektif
dalam meningkatkan partisipasi belajar siswa.
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara pihak yang berpandangan affirmatif
(mendukung topik) dan negatif (tidak mendukung topik), baik secara perorangan maupun
kelompok, terhadap permasalahan yang dibahas, sehingga salah satu pihak dapat memperoleh
kemenangan. Sementara diskusi adalah metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses
berpikir secara berkelompok atau bersama-sama sehingga menghasilkan penyelesaian atau
penjelasan secara mufakat.
B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis
mengharapkan agar pembaca bersedia memberikan kritik dan sarannya yang bisa menjadi acuan
atau pedoman untuk penulis agar lebih baik lagi dalam pembuatan makalah.