Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

APRESIASI SASTRA INDONESIA


Topik
“Puisi”

Dosen Pengampu :
Vini Wela Septiana, M. Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 4

Annisa Muslimah (21050021)


Annisa Tri Maharani (21050017)
Hastri Miyanda (21050012)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
2023 M/1444 H

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT atas terselesainya penulisan
makalah ini dengan judul “Puisi”. Penulisan ini dilakukan dalam rangka menambah
pengetahuan dan menyelesaikan tugas mata kuliah APRESIASI SASTRA INDONESIA.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah APRESIASI SASTRA INDONESIA, yaitu
Vini Wela Septiana, M. Pd. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih.
Segala upaya telah penulis lakukan untuk menyajikan makalah ini sebaik mungkin.
Namun masih terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya. Untuk itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat diperlukan. Dalam kesempatan ini
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis sendiri
khususnya.

Padang, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
A. Pengertian Puisi .............................................................................................................. 3
B. Unsur-Unsur Puisi ........................................................................................................... 4
C. Bedah Puisi...................................................................................................................... 5
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 13
B. Saran.............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apresiasi sastra dapat diartikan sebagai kegiatan mengakrabi karya sastra secara
sungguh sungguh sehingga terjadi proses pengenalan, pemahaman, penghayatan,
penikmatan, dan penerapan. Karya sastra merupakan karya imajinatif pengarang yang
menggambarkan kenyataan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk karya
sastra yaitu puisi, Puisi merupakan salah satu karya sastra berifat imajinatif. Puisi adalah
karya sastra yang bahasanya terikat oleh rima dan merupakan gagasan serta perasaan
seseorang mengenai suatu hal yang dituangkan kedalam kata-kata yang indah(Astuti &
Humaira, 2022).
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang paing tua. Sejak kelahiranya puisi
memang sudah menujukan ciri-ciri khas seperti yang kita kenal sekarang, meskipun puisi
telah mengalami perkembangan dan perubahan tahun demi tahun. Bentuk karya sastra puisi
memang dikonsep oleh penulis sebagai bentuk puisi yang kemudian dipuisikan. Sejak di
dalam konsepnya, seoarang penyair telah mengosentrasikan segala kekuatan bahasa dan
mengosentrasikan gagasanya untuk melahirkan puisi. Penyair bukan memulai karyanya
dengan konsep prosa. Perencanaan konsep dasar puisi telah direncanakan sejak dalam
pikiranya.
Setiap puisi pasti berhubungan dengan penyairnya karena puisi diciptakan dengan
mengungkapkan diri penyairnya itu sendiri. Berhubungan dengan puisi, kita tidak hanya
berhadapan dengan unsur kebahasaan yang meliputi serangkaian kata-kata indah, tetapi
merupakan kesatuan bentuk pemikiran atau struktur makna yang hendak diucapkan oleh
penyair. Pada pokonya puisi dibentuk oleh dua struktur yaitu struktur fisik dan struktur
batin. Kedua struktur itu merupakan kesatuan yang saling berkaitan secara
fungsional(Yelvita, 2022).

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan puisi?
2. Apa saja unsur-unsur puisi?
3. Apa saja ciri-ciri seni rupa abstrak?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui maksud dari puisi.
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur puisi.
3. Untuk mengetahui ciri-ciri seni rupa abstrak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Puisi
1. Pengertian
Secara etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poites, yang artinya
membangun, pembentuk, pembuat. Dalam bahasa latin dari kata poeta, yang artinya
membangun, menyebabkan, menimbulkan, dan menyair. Dalam perkembangan
selanjutnya, maka kata tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya
disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan kadang-kadang
kata kiasan(Susilowati & Qur’ani, 2021).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan ragam
sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait.
Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan
yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak
untuk dibaca(siti fatimah, 2023)
(Yelvita, 2022) Puisi adalah pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya
aspek-aspek bunyi didalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif,
emosional, dan intelektual penyair yang diperoleh dari kehidupan individu dan
sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik tertentu, sehingga puisi itu dapat
mebangkitkan pengalaman tertentu pula dalam diri pembaca atau pendengarnya.
Puisi adalah susunan kata-kata yang dipilih dan dirangkai untuk menimbulkan efek
dan daya sentuh, tentunya dengan maksud yang lebih luas. Kata-kata atau lebih luas lagi
bahasa, sesungguhnya memiliki kekuatan- kekuatan, daya pukau, dan daya sentuh yang
luar biasa. Kekuatan-kekuatan inilah yang dieksplorasi penyair untuk mengungkapkan
maksud dan gagasannya agar dapat menyentuh perasaan, imajinasi, dan pikiran
pembacanya. Dengan pemilihan kata-kata, dengan penggunaan majas, dengan
eksplorasi bunyi, dengan penggambaran - penggambaran yang seolah bisa diindera
pembaca, dengan susunan struktur dan kata-kata yang menimbulkan irama dan tempo
yang dikehendaki, dan dengan berbagai potensi-potensi atau kekuatan-kekuatan bahasa
lainnya. Puisi merupakan hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan.

3
4

Jadi dapat disimpulkan Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan
perasaan penyair dengan bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan
bait, serta penuh makna. Puisi mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara
imajinatif dan disusun dalam mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik
dan struktur batinnya. Puisi mengutamakan bunyi, bentuk dan juga makna yang
disampaikan yang mana makna sebagai bukti puisi baik jika terdapat makna yang
mendalam dengan memadatkan segala unsur bahasa.
2. Jenis-Jenis Puisi(Karya, n.d.)
a. Puisi Lama
Puisi lama sudah muncul sejak zaman dahulu dan sering digunakan dalam
upacara upacara adat. Puisi lama adalah puisi yang memiliki aturan aturan dan
mempunyai makna.
Aturan dalam puisi lama berkaitan dengan keterikatannya pada:
1) Jumlah kata dalam 1 baris
2) Jumlah baris dalam 1 bait, dapat 2, 4, ataupun lebih
3) Banyaknya suku kata
4) Rima dan irama
Ciri-Ciri Puisi Lama :
1) Terlihat kaku, karena puisi lama sangat terikat dengan aturan di dalamnya.
2) Merupakan karya turun temurun dan tidak diketahui siapa pengarangnya.
3) Merupakan sastra lisan karena disampaikan dari mulut ke mulut
Puisi lama ada beberapa jenis, yaitu:
a) Syair
Syair berasal dari Arab. Ciri khas dari syair adalah terdiri atas empat baris
dalam satu bait dengan sajak a-a-a-a. Syair biasanya berisi tentang suatu
cerita dengan nasihat di dalamnya.
b) Pantun
Pantun dikenal luas oleh masyarakat. Sampai sekarang pun pantun masih
sering digunakan, baik dalam upacara adat atau untuk komunikasi. Acara
pernikahan dalam adat Betawi masih melestarikan budaya berpantun di
dalamnya. Ciri khas dari pantun adalah: bersajak a-b-a-b, I bait terdiri dari 4
5

baris. setiap 1 baris dapat terdiri dari 8-12 suku kata. 2 baris awal
merupakan sampiran dan 2 baris berikutnya adalah isi. Berdasarkan isinya,
pantun terdiri atas pantun anak. pantun muda/i, pantun nasehat, pantun teka-
teki, dan pantun jenaka.
c) Seloka
Seloka berisi tentang sindiran, ejekan, atau senda gurau yang dinyatakan
dalam suatu perumpamaan. Ciri pada seloka adalah bait kedua dan keempat
pada bait pertama dipakai pada baris pertama dan ketiga pada bait
selanjutnya.
d) Gurindam
Puisi lama jenis gurindam berisi tentang suatu nasihat, dengan aturan setiap
bait terdiri dari 2 baris dan bersajak a-a. Puisi ini berasal dari Tamil (India).
e) Karmina
Karmina memiliki nama lain pantun kilat karena mirip dengan pantun tetapi
pendek isinya. Jenis puisi ini identik dengan pola sajak lurus (a-a), Pantun
kilat ini biasanya digunakan untuk menyindir seseorang.
f) Mantra
Jenis jenis puisi lama yang menarik yaitu mantra, karena mantra sering
dikaitkan dengan hal-hal yang mengandung kekuatan ghaib. Mantra
mempunyai rima dan irama dan terkenal dengan sifatnya yang misterius.
Bahasa yang digunakan dalam mantra biasanya menggunakan majas
metafora dan bersifat esoferik. Esoferik merupakan bahasa khusus yang
dipakai antara pembicara dan lawan bicara.
g) Talibun
Hampir mirip dengan pantun, talibun merupakan jenis jenis puisi lama yang
juga mempunyai sampiran dan isi. Hal yang membedakan dengan pantun
adalah talibun memuat lebih banyak baris. yaitu sekitar 6 sampai 20 baris.
Jumlah baris pada talibun harus berjumlah genap. Dalam talibun, setengah
isinya merupakan sampiran dan setengahnya lagi merupakan isi. Misalnya,
jika talibun berisi 6 baris maka 3 baris pertama adalah sampiran dan 3 baris
selanjutnya adalah isi, dengan sajak a-b-c-a- b-c.
6

b. Puisi Baru
Puisi baru merupakan salah satu jenis puisi yang mempunyai bentuk yang lebih
bebas dalam hal aturan. Baik itu aturan mengenai jumlah baris, suku kata, ataupun
rima dan irama. Puisi baru tidak kaku seperti halnya puisi lama.
Ciri-ciri yang bisa digunakan untuk mengenali puisi baru antara lain:
1) Berbentuk simetris dan rapi
2) Persajakan akhirnya teratur
3) Pola yang dominan adalah pola sajak pantun dan syair
4) Hampir semua merupakan puisi empat seuntai
5) Setiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis)
6) Setiap gatra terdiri atas 2 kata, atau 4-5 suku kata.
Pembagian puisi baru didasarkan pada dua hal, yaitu berdasarkan isi dan
bentuknya. Berikut diuraikan setiap jenis dari puisi baru
1) Puisi Baru Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isi atau bahasan dalam puisi, puisi baru dibedakan menjadi 7
jenis yaitu balada, himne. ode, epigram, romansa, elegi, dan satire
a) Balada
Balada merupakan sebuah puisi yang berisi kisah atau cerita tertentu.
Jenis puisi baru ini terdiri dari 3 bait, dengan masing-masing bait
terdiri atas 8 baris. Skema rima yang digunakan dalam balada adalah
a-b-a-b-b-c-c-b kemudian beralih dengan skema rima a-b-a-b-b-c-b-c.
b) Hymne
Hymne merupakan sebuah puisi yang berisi pujian untuk Tuhan,
dewa, pahlawan, tanah air, atau almamater (dalam dunia sastra).
Dewasa ini, hymne menjadi sebuah puisi yang dinyanyikan.
c) Ode
Ode merupakan puisi yang berisi sanjungan atau pujian. Kata-kata
yang digunakan bernada anggun tapi resmi.
d) Epigram
Epigram adalah puisi yang memuat tuntunan dalam hidup.
e) Romansa
7

Kata romansa berasal dari bahasa Perancis yaitu "romantique" yang


berarti keindahan perasaan. Romansa adalah puisi baru yang
merupakan luapan perasaan cinta kasih.
f) Elegi
Berkebalikan dengan romansa, elegi merupakan puisi yang berisi
tentang kesedihan. Puisi ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa
duka, sedih, rindu, terutama karena kepergian seseorangatau
penyesalan di masa lalu.
2) Puisi Baru Berdasarkan Bentuknya Berdasarkan bentuknya, puisi baru
dibedakan menjadi 8 jenis yaitu distikon, terzina, quatrain, kuint, sektet,
septime, oktaf, dan soneta.
a) Distikon, adalah puisi yang terdiri atas dua baris dalam tiap baitnya.
b) Terzina, adalah puisi yang terdiri atas tiga baris dalam tiap baitnya.
c) Quatrain, adalah puisi yang terdiri atas empat baris dalam tiap baitnya.
d) Kuint, adalah puisi yang terdiri atas lima baris dalam tiap baitnya.
e) Sektet, adalah puisi yang terdiri atas enam baris dalam tiap baitnya.
f) Septime, adalah puisi yang terdiri atas tujuh baris dalam tiap baitnya.
g) Oktaf/stanza, adalah puisi yang terdiri atas delapan baris dalam tiap
baitnya.
h) Soneta
Soneta adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris dan terbagi
menjadi dua. Dua bait pertama berisi masing-masing empat baris, dan
dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berbeda dengan puisi
baru lainnya. Perbedaan ini terletak pada ketidakbebasannya dalam hal
rima. Rima pada bait pertama sama dengan rima pada bait kedua.
Sedangkan pola rima pada bait ketiga sama dengan rima pada bait
keempat.
8

B. Unsur-Unsur Puisi
1. Unsur Dalam Puisi
a. Unsur intrinsik
Puisi merupakan unsur-unsur yang terkandung dalam puisi dan mempengaruhi
puisi sebagai karya sastra. Yang termasuk unsur intrinsik puisi ialah diksi, imaji,
majas, bunyi, rima, ritme, dan tema(Karya, n.d.).
1) Diksi atau pilihan kata : Dalam membangun puisi, penyair hendaknya memilih
kata dengan cermat dengan cara mempertimbangkan makna, komposisi bunyi
dalam rima dan irama, kedudukan kata di tengah konteks kata lainnya, dan
kedudukan kata dalam suatu puisi keseluruhan.
2) Daya bayang atau imaji : Yang dimaksud dengan daya bayang atau imaji ketika
membangun puisi ialah penggunaan kata-kata yang konkret dan khas yang
dapat menimbulkan imaji visual, auditif, ataupun taktil.
3) Gaya bahasa atau majas : Gaya bahasa atau majas atau bahasa figuratif dalam
puisi ialah bahasa yang dipakai penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara
yang tidak biasa atau memakai kata-kata yang bermakna kiasan atau lambing.
4) Bunyi : Bunyi dalam puisi mengacu pada dipakainya kata-kata tertentu
sehingga menimbulkan efek nuansa tertentu.
5) Rima : Rima ialah persamaan bunyi atau perulangan bunyi dalam puisi yang
bertujuan untuk menimbulkan efek keindahan.
6) Ritme : Ritme dalam puisi adalah dinamika suara dalam puisi agar tidak dirasa
monoton bagi penikmat puisi
7) Tema : Tema dalam puisi ialah ide atau gagasan pokok yang ingin disampaikan
oleh pengarang melalui puisinya.
b. Unsur ekstrinsik
Unsur ekstrinsik puisi merupakan unsur-unsur yang berada di luar puisi dan
mempengaruhi kehadiran puisi sebagai karya seni. Adapun yang termasuk dalam
unsur ekstrinsik puisi ialah aspek historis, psikologis, filsafat, dan religious.
1) Aspek historis merupakan unsur-unsur kesejarahan atau gagasan yang
terkandung dalam puisi.
9

2) Aspek psikologis merupakan aspek kejiwaan pengarang yang termuat dalam


puisi.
3) Aspek filsafat Beberapa ahli menyatakan bahwa suatu filsafat berkaitan erat
dengan puisi atau karya sastra keseluruhan dan beberapa ahli lainnya
menyatakan bahwa filsafat dan karya sastra dalam hal ini puisi tidak saling
terkait satu sama lain.
4) Aspek religius dalam puisi mengacu pada tema yang umum diangkat dalam
puisi oleh pengarang
2. Struktur Dalam Puisi
a. Struktur Lahir Puisi
1) Tipografi
Tipografi adalah pembeda yang sangat penting antara puisi dengan prosa
dan drama. Larik-larik puisi tidak membangun periodistet yang disebut
paragraf, namun membentuk bait. Baris puisi tidak bermula dari tepi kiri dan
berakhir ketepi kanan baris. Tepi kiri atau tepi kanan dari halaman yang
memuat puisi belum tentu terpenuhi tulisan, hal mana tidak belaku bagi tulisan
yang berbentuk prosa. Ciri yang demikian menunjukan eksistensi sebuah puisi
2) Diksi
Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam
mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang
diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang
ingin disampaikan oleh sipenyair.
3) Imaji
Pengimajinasian adalah kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan
khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah
merasa, mendengar, atau melihat sesuatu yang diungkapkan penyair
4) Kata Konkret
Kata konkret merupakan bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera
manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang dipakai umumnya
berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk
menjelaskan kebekuan jiwa.
10

5) Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek
dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak
makna. Gaya bahasa ini bisa disebut juga dengan majas (metafora, ironi,
repetisi, pleonasme, dan lain-lain).
6) Rima atau Irama
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Digunakan kata rima untuk
mengganti istilah persajakan pada sistem lama karena diharapkan penempatan
bunyi dan pengulangannya tidak hanya pada akhir setiap baris, namun juga
untuk keseluruhan baris dan bait.
7) Majas
Majas (figurative language) ialah bahasa yang digunakan penyair untuk
mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain.
Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan hal yang lain.
Maksudnya, agar gambaran benda yang dibandingkan itu lebih jelas.
b. Struktur Batin Puisi
Ada empat unsur batin puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair (feeling),
nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).
1) Tema
Ini ialah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang
ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
2) Perasaan Penyair
Ini ialah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan
dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini berkaitan dengan latar
belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis
kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.
3) Sikap Penyair
Nada adalah sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat
berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat
menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang
rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
11

4) Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar
berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan
amanat yang diberikan mereka yang berada dalam situasi demikian biasanya
merasa bahwa menulis puisi merupakan kebutuhan untuk berekspresi atau
kebutuhan untuk berkomunikasi dan disetiap karyanya pasti mengandung
amanat yang berguna bagi pembaca.

C. Bedah Puisi
PUISI UNTUK IBU
Karya H. Muhammad Ichsan
Lelahnya tak terhitung
Oleh waktu dan kehidupan
Kasihnya sepanjang masa
Tak tersekat waktu

Perhatiannya pada keluarga


Energi yang tak redup

Elegi ibu dalam nada pilu


Hanya sehelai kisah
Dari sejuta epos kehebatannya

Ibu adalah rumah,


Tempat kembali
Secarik narasi cinta
Dari jiwa-jiwa yang merindu

Seperti burung
Yang pulang ke sarang
Membawa harap,
12

Membagi cerita cinta

Ibu,
Kau wanita terbaik
Kutuliskan puisi untukmu
Wanita hebat dan mulia
Di bawah telapak kakimu
Surga

1. Struktur fisik puisi Puisi Untuk Ibu Karya Muhammad Ichsan sebagai berikut:
1. Diksi
Pada puisi yang berjudul puisi untuk ibu karya Muhammad Ichsan memiliki diksi
denotatif dan konotatif sebagai berikut:
Ibu, Kau wanita terbaik
Wanita hebat dan mulia
Kata “ wanita terbaik” dalam kalimat ini memiliki makna sebenarnya ( denotatif).
Karna dalam kalimat ini menunjukkan bahwa ibu adalah wanita terbaik sepanjang
masa. kata “Wanita hebat dan mulia” juga memiliki makna sebenarnya (denotatif).
Dari sejuta epos kehebatannya
Secarik narasi cinta
Kata “ sejuta epos” dalam kalimat ini memiliki diksi konotatif. Karna epos
memiliki arti syair panjang yang menceritakan riwayat perjuangan. Tentu kata ini
memiliki makna yang sangat luasKata “Secarik narasi” dalam kalimat ini bukan
berarti sedang bernarasi, tetapi memiliki makna sedikit kisah atau pengisahan tentang
ibu. Tentu ini termasuk kedalam makna bukan sebenarnya (Konotatif).
2. Pengimajinasian
a. Imaji perasaan
Dari jiwa-jiwa yang merindu
Pada kalimat ini penyair mengajak kepada pembaca untuk merasakan apa yang
dirasakannya yaitu tentang kerinduan anak-anaknya terhadap ibu tercinta
b. Imaji penglihatan
13

Seperti burung
Yang pulang ke sarang
Pada kalimat ini penyair dapat mengajak kepada pembaca untuk berimajinasi
seolaholah tentang burung yang sedang terbang dan akan pulang ke sarangnya.
Di bawah telapak kakimu
Surga
Pada kalimat ini juga penyair dapat mengajak kepada pembaca tentang imaji
penglihatan sehingga pembaca dapat berimajinasi bahwa di telapak kaki ibu ada
surga.
c. Imaji pendengaran
Membagi cerita cinta
Pada kalimat ini penyair dapat mengajak kepada pembaca seolah olah pembaca
sedang mendengarkan cerita cinta yang di sampaikan oleh ibunya.
3. Kata konkret
Analisis kata konkret puisi “Puisi Untuk Ibu” sebagai berikut:
Ibu,
Kau wanita terbaik
Wanita hebat dan mulia
Dari kutipan bait diatas terdapat kata konkret seperti ibu, kau wanita terbaik
mempunyai makna yang sangat konkret setiap katanya. Walau kata tersebut sudah
disebutkan dalam diksi, namun kata tersebut memiliki makna yang sangat
menyeluruh untuk setiap bait puisi.
4. Gaya bahasa atau majas
a. Majas hiperbola
Dari sejuta epos kehebatannya
Majas hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya
dimaksudkan
b. Majas metafora
Oleh waktu dan kehidupan
Majas metafora adalah majas yang digunakan untuk perbandingan atau
membandingbandingkan sesuatu baik secara fisik,sifat, benda maupun ide
14

c. Majas litotes
Hanya sehelai kisah
Secarik narasi cinta
Majas litotes adalah majas yang menggunakan ungkapan untuk merendahkan
diri
d. Majas repitisi
Kau wanita terbaik
Kutuliskan puisi untukmu
Wanita hebat dan mulia
Majas ini merupakan majas pengulangan kata,frasa,atau klausa untuk
mempertegas maksudnya.
5. Tipografi
Tipografi merupakan aspek visual puisi dengan mengetahui tata hubungan dan
tata baris dalam sebuah puisi. Analisis tipografi puisi yang berjudul “ Puisi Untuk
Ibu” ini sebagai berikut:
a. Menggunakan huruf kapital pada setiap awal larik
Dalam puisi yang berjudul “Puisi Untuk Ibu” penyair menggunakan
huruf kapital pada awal larik.
b. Menggunakan tanda baca
Dalam puisi yang berjudul “Puisi Untuk Ibu” menjelaskan ada beberapa
larik yang menggunakan tanda baca seperti koma untuk menjeda, tetapi ada
pula yang tidak menggunakan tanda baca.
2. Struktur Batin Puisi
Struktur batin puisi yang berjudul “ Puisi Untuk Ibu” karya Muhammad Ichsan
adalah sebagai berikut:
1. Tema
Dari puisi yang berjudul “Puisi Untuk Ibu” penyair mengangkat tema tentang
seorang ibu. penyair menceritakan tentang kehebatan yang terdapat dalam sosok ibu
dan dari puisi ini penyair juga menceritakan tentang kemuliaan ibu.
2. Rasa
15

Analisis rasa dalam puisi yang berjudul “Puisi Untuk Ibu” penyair menuangkan
rasa kagum, bangga terhadap ibu, karena dalam puisi ini menerangkan tentang
kehebatan ibu, kemuliaan dan juga cinta yang ada dalam sosok ibu.
3. Nada
Analaisis nada puisi “Puisi Untuk Ibu” dalam bait-bait puisi ini menjelaskan
bahwa nada yang digunakan penyair ketika membuat puisi ini menggunakan nada
lembut tetapi pebuh dengan penegasan dan juga penghayatan.
4. Amanat
Amanat yang disampaikan dalam puisi “Puisi Untuk Ibu” karya Muhammad
Ichsan adalah kita harus menyayangi dan menghormati sosok seorang ibu. Karna ibu
adalah sosok yang mulia dan juga hebat, sosok ibu juga sosok yang akan selalu
membagi cinta kepada anak-anaknya. Apapun yang terjadi sosok ibu adalah sosok
yang akan selalu dirindukan oleh anak-anaknya, karena ibu bagaikan rumah tempat
untuk berpulang paling nyaman.
16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Puisi adalah bentuk karya sastra dari hasil ungkapan dan perasaan penyair dengan
bahasa yang terikat irama, matra, rima, penyusunan lirik dan bait, serta penuh makna. Puisi
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dalam
mengonsentrasikan kekuatan bahasa dengan struktur fisik dan struktur batinnya.
Struktur Dalam Puisi
1) Tipografi
2) Diksi
3) Imaji
4) Kata Konkret
5) Gaya Bahasa
6) Rima atau Irama
7) Majas
Ada empat unsur batin puisi, yakni: tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau
sikap penyair terhadap pembaca (tone), dan amanat (intention).
1) Tema
2) Perasaan Penyair
3) Sikap Penyair
4) Amanat

B. Saran
Dengan mempelajari puisi, kita sebagai calon guru masa depan diharapkan mampu
untuk menjelaskan materi mengenai puisi kepada peserta didik. Selain itu guru juga
diharapkan mampu mengajarkan dan membimbing peserta didik dalam puisi dalam
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L. F., & Humaira, M. A. (2022). Analisis Puisi “ Puisi Untuk Ibu ” Karya Muhammad
Ichsan dengan Pendekatan Struktural. Karimah Tauhid, 1(1), 48–57.

Karya, A. (n.d.). ( PUISI , PROSA , DRAMA ) Felta Lafamane memadatkan segala unsur bahasa
. 1 . Herman Waluyo : Pengertian puisi menurut herman waluyo ialah karya sastra tertulis
yang 1 ) Puisi Lama.

Siti Fatimah Azzahra. Nurhayati. (2023). MODELING THE WAY DALAM PUISI. tahta media
group.

Susilowati, D., & Qur’ani, H. B. (2021). Analisis Puisi “Tanah Air” Karya Muhammad Yamin
Dengan Pendekatan Struktural. Literasi : Jurnal Bahasa Dan Sastra Indonesia Serta
Pembelajarannya, 5(1), 38. https://doi.org/10.25157/literasi.v5i1.4894

Yelvita, F. S. (2022). analisi struktur puisi dalam kumpulan puisi, 8721(8.5.2017), 2003–2005.

17

Anda mungkin juga menyukai