Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“GENRE SASTRA”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Sastra Anak

Dosen Pembimbing
Elvina, M.Pd

Disusun Oleh:
Anke Murez (1901061)
Ayu Rahma (1901023)
Rio Julyanto (1901031)
Sulis Setyowati (1901047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


STKIP ROKANIA
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kita ucapkan atas kehadiran Allah, yang selalu mencurahkan
rahmat dan karunia Nya kepada kita dan terutama kepada penulis makalah ini, karena berkat
rahmat dan karuniaNyalah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Genre Sastra”
dalam mata kuliah ”Sastr Anak”.

Selanjutnya shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW,
karena berkat beliau-lah kita dapat mengecap manisnya ilmu pengetahuan seperti yang kita
rasakan pada saat sekarang ini. Seterusnya ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada dosen
pembimbing kita yang telah mempercayai kami untuk menyelesaikan makalah ini, dan kepada
kawan-kawan yang telah ikut berpartisipasi dengan kami secara baik dan efektif..

Penulis menyadari bahwa setiap karya dan usaha yang telah dilakukan terhadap mata
kuliah ini tentu masih banyak mengandung kekurangan dan kedangkalan, oleh karena itu, saran,
kritik, komentar, dan tegur sapa yang membangun senantiasa diharapkan sebagai umpan balik
yang positif demi kebaikan dimasa mendatang.

Riau, 02 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3. Tujuan...............................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

2.1 Pengertian Genre Sastra...................................................................................................3

2.2 Macam-Macam Genre Sastra............................................................................................3

2.2.1 Sastra Imajinatif.........................................................................................................3

2.2.2 Sastra Non-imajinatif.................................................................................................6

2.3 Pengklasifikasian Sastra Berdasarkan Media Perwujudannya..........................................7

2.3.1 Sastra Tulisan.............................................................................................................7

2.3.2 Sastra Lisan................................................................................................................8

BAB III............................................................................................................................................9

PENUTUP.......................................................................................................................................9

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................................9

3.2. Saran..................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui
ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu sastra
juga merupakan hasil karya seseorang yang diekspresikan melalui tulisan yang indah,
sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai estetis dan dapat menarik para pembaca
untuk menikmatinya.

Karya sastra menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam interaksinya


dengan diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan juga Tuhan. Karya sastra bukan hasil
kerja lamunan belaka, melainkan juga penghayatan sastrwan dengan kehidupan yang
dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab sebagai sebuah karya seni
(Nurgiantara, 1998:3) karya sastra memiliki cara yang khas yaitu tidak dijumpai pada karya
manusia yang lain. Pengarang menyimpan titipan pesan yang disisipkan diantara untaian
kata-kata yang indah. Pesan itu bisa jelas tersurat , sangat sederhana, atau terlalu filosofis
sehingga susah untuk ditangkap tanpa melalui pemahaman, penghayatan dan apresiasi secara
kritis.

Dalam sastra terdapat genre sastra, antara lain seperti puisi, drama, roman,prosa dan
lain-lain. Prosa ada beberapa jenis salah satunya novel. Novel adalah suatucerita prosa fiktif
panjang yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupannyata yang representatif
dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau ataukusut. Karya novel biasanya
mengangkat berbagai fenomena yang terjadidimasyarakat. Karya-karya yang menarik itu
dapat mempengaruhi jiwa para pembacasehingga dapat menyelami dan seolah-olah hadir
dalam cerita tersebut. .

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian Genre Sastra
2. Macam-Macam Genre Sastra
3. Pengklasifikasian Sastra Berdasarkan Media Perwujudannya

1
1.3. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Genre Sastra
2. Mengetahui Macam-Macam Genre Sastra
3. Mengetahui Pengklasifikasian Sastra Berdasarkan Media Perwujudannya

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Genre Sastra


Istilah genre berasal dari bahasa bahasa Prancis yang berati ‘jenis’. Jadi, genre
sastra berarti jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre
adalah Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori Aristoteles tentang
jenis karya sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik., tetapi yang menarik dari
teori tersebut adalah teori tersebut dapat diterapkan pada karya sastra lain di seluruh dunia.

Menurut Aristoteles, karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya terdiri atas 3


macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teuw,1984: 109). Epik adalah teks yang sebagian
berisi deskripsi (paparan kisah), dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh (cakapan). Epik
ini biasa disebut prosa. Lirik adalah ungkapan ide atau perasaan pengarang. Dalam hal ini
yang berbicara adalah ‘aku’ lirik, yang biasa disebut penyair. Lirik inilah yang sekarang
dikenal sebagai puisi atau sajak, yakni karya sastra yang berisi ekspresi (curahan) perasaan
pribadi yang lebih mengutamakan cara mengekpresikannya. Drama adalah karya sastra
yang didominasi oleh cakapan para tokoh. Kriteria drama yang membedakan dengan 2
jenis karya sastra lainnya adalah hubungan manusia dengan dunia ruang dan waktu.

Penelitian tentang genre sastra terus berkembang dari waktu ke waktu,


dan seringkali tidak memuaskan karena pengertian-pengertian yang dirumuskan selalu saja
bergeser dan mengalami perubahan. Hal itu disebabkan oleh selalu adanya perubahan-
perubahan konsep tentang karya sastra. Namun demikian, meskipun konsep-konsep
tentang karya sastra selalu berubah, tetapi objek studi sastra dapat dikatakan tetap sama,
yaitu prosa, drama, dan puisi.

2.2 Macam-Macam Genre Sastra

2.2.1 Sastra Imajinatif


a) Puisi

3
Puisi diartikan sebagai pembangunan, pembentuk atau pembuat karena memang
pada dasarnya dengan mencipta sebuah puisi maka seorang penyair telah
membangun, membuat, atau membentuk sebuah dunia baru, secara lahir ataupun
batin (Tjahjono, 1988:50).Jassin (1991:40) mengatakan puisi adalah pengucapan
dengan perasaan. Seperti diketahui selain penekanan unsur perasaan, puisi juga
merupakan penghayatan kehidupan manusiadan lingkungan sekitarnya dimana puisi
itu diciptakan tidak terlepas dari proses berfikir penyair. Sebuah puisi adalah sebuah
struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun.Unsur-unsur pembangun tersebut
dinyatakan bersufat padu karena tidak dapat berdiri sendiri tanpa mengaitkan unsur
yang satu dengan unsur yang lainnya. Unsur – unsur dalam sebuah puisi bersifat
fungsional dalam kesatuannya dan juga bersifat fungsional terhadap unsur lainnya
(Waluyo, 1995:25) Puisi terdiri atas dua unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur
fisik dan struktur batin (waluyo, 1995:28-29). Kedua bagian itu terdiri atas unsur-
unsuryang saling mengikat keterjalinan dan unsur itu membentuk totalitas makna
yang utuh. Struktur batin puisi terdiri atas tema, nada, perasaan, dan amanat.
Sedangkan struktur fisik puisi terdiri aras diksi, pengimajinasi, kata kongkrit, majas,
verifikasi dan tipografi puisi. Majas terdiri atas lambang dan kiasan,sedangkan
verifikasi terdiri dari rima, ritma dan metrum.
b) Prosa
Prosa sebagai cerita rekaan buakn berati prosa adalah lamunan kosong seorang
pengarang. Prosa adalah perpaduan atau kerja sama antara pikiran dan perasaan.
Prosa dalam pengertian kesastraan juaga disebut fiski (fiction). Istilah fiksi dalam
pengertian ini berarti cerita rekaan (cerkaan) arau cerita hayalan
(Nurgiyantoro,2007:2). Abrams (melalui Nurgiyantoro,2007:2) menyebutkan bahwa
fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran.
Fiksi dapat dibedakan atas fiksi yang realitas dan fiksi yang aktualitas.Fiksi
realitas mengatakan:’’seandainya semua fakta, maka beginilah yang akan
terjadi’’.Jadi, fiksi realitas adalah hal yang dapat terjadi, tetapi belum tentu
terjadi.Penulisan fiksi membuat para tokoh imaginative dalam karyanya itu menjadi
hidup.fiksi aktualitas mengatakan’’ karena semua fakta maka beginilah yang akan
terjadi’’.jadi, aktualitas artinya hal-hal yang benar-benar terjadi.

4
Prosa selalu bersumber dari lingkungan hidup yang dialami, disaksikan, didengar,
dan dibaca oleh pengarang.Adapun ciri-ciri prosa adalah bahasanyaterurai, dapat
memperluas pengetahuan dan menambah pengetahuan, teruntama pengalaman
imajinatif. Prosa dapat menyampaikan informasi mengenai suatu kejadian dalam
kehidupan. Maknanya dapat berarti ambigu. Prosa melukiskan realita imajinatif
karena imajinatif selalu terikat pada realitas, sedangakan realitas tak mungkin lepas
dari imajinasi. Bahasanya lebih condong ke bahasa figurative dengan menitikberatkan
pada penggunaan kata-kata konotatif.Selanjutnya prosa mengajak kita untuk
berkontemplasi karena sastra menyondorkan interpretasi pribadi yang berhubungan
dengan imajinasi.
c) Drama
Konsep drama mengacu kepada dua pengertian, yaitu drama sebagai naskah dan
drama sebagai pentas. Pembicara drama tentang naskah akan lebih mengarah kepada
dasar dari telaah drama. Naskah drama dapat dijadikan sebagai bahan studi sastra,
dapat dipentaskan, dan dapat dipegelarkan dalam media audio, berupa sandiwara
radio atau kaset. Pegelaran pentas dapat didepan public langsung maupun didalam
televise. Untuk pegelaran drama di televise, penulisan naskah drama sudah lebih
canggih, mirip dengan scenario film.
Drama berarti perbuatan, tindakan atau beraksi.Drama berarti tindakan, atau
action.Dalam kehidupan sekarang, drama mengandung arti yang lebih luas ditinjau
apakah drama sebagai salah satu genre sastra ataukah drama itu sebagai cabang
kesenian yang mandiri.Drama naskah merupakan salah satu genre sastra yang
disejajarkan dengan puisi dan prosa. Drama pentas adalah jenis kesenian mandiri,
yang merupakan intergrasi antara berbagai jenis kesenian seperti music, tata lampu,
seni lukis (dekor,panggung), seni kostum, seni rias, dan sebagainya. Jika kita
membicarakan drama pentas sebagai kesenian mandiri, maka terbayang dalam
ingatan kita pada wayang, ketropak, ludruk, lenong, dan film. Dlam kesenian
tersebut, naskah drama diramu dengan berbagai unsur untuk membentuk kelengkapan
(Waluya,2003:2).

5
2.2.2 Sastra Non-imajinatif
a) Esai
Sebuah esai tidak harus melulu membahas tentang sastra, melainkan apa saja yang
menyangkut kehidupan keluarga, hubungan antar manusia, maupun lingustik. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2001:238) dijelaskan bahwa esai adalah
karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut
pandang penulisnya. Membaca esai adalah seperti mendengarkan penulisnya
berbicara secara akrab kepada pembacanya. Esai dapat digolongkan menjadi dua,
yakni esai formal dan esai nin formal.
b) Kritik
Menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M (1991:21), yang dimaksud kritik adalah
analisis untuk menilai karya seni, dalam hal karya sastra. Jika pengertian tersebut
merajuk pada KBBI (2001:466), kritik didefinisikan sebagai kecaman atau tanggapan,
kadang-kadang disertai uraian atau pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil
karya atau pendapat. Dua definisi secara langsung mengakomodasikan sebuah
pengertian bahwa kritik adalah analisis untuk menilai suatu hasil karya dan tujuan
kritik sastra tidak sekedar bermuars pada munculnya keunggulan, kelemahan, benar
salhnya karya sastra dipandang dari dasar pemikiran tertentu, melainkan pada
diperolehnya prestasi penciptaan karya sastra sastrawan yang lebih baik lagi.
c) Biografi
Biografi adalah cerita tentang kehidupan seseorang yang ditulis oleh orang lain
(sastrawan). Tugas penulis biografi adalah menghadirkan kembali jalan hidup
seseorang berdasarkan sumber-sumber atau fakta-fakta yang dapat dikumpulkannya.
d) Autobiografi
Autobiografi adalah kebalikan dari biografi logika biografi merupakan riwayat
hidup seseorang yang di tulis orang lain, autobiografi riwayat hidup seseorang yang
di paparkan oleh orang itu sendiri. Kelebihan autobiografi adalah peristiwa-peristiwa
kecil yang tidak di ketahui orang lain karena tidak ada buktinya dapat di ungkapkan.
Begitupun sikap, pendapat, perasaan, dan pandangan yang tidak pernah di ketahui
orang lain dapat di ungkapkan secara detail. Kelemahannya, tokoh sering
menyembunyikan hal-hal yang dapat memberikan mitra buruk terhadap dirinya.

6
e) Sejarah
Sejarah sebagai bagian dari jenis sastra non-imajinatif di dvinisikan sebagai cerita
tentang masa lampau suatu masyarakat, baik berdasarkan sumber yang tertulis
maupun tidak tertulis, dengan tekhnik penyajian yang di bumbui dengan imajinasi
daya khayal pengarangnya. Imajinasi dan daya khayal ini penting mengingat fakta
tentang sejarah biasanya cenderung “kering”, terbatas, dan dtidak lengkap sehingga
tidak di tuangkan karya sejarah yang di hasilkan akan terkumkum dalam fakta dan
data yang menonton. Karya sejarah yang bernilai sastra biasanya terdapat banyak
karya klasik Indonesia, misalnya babad tanah jawa atau serat centhini.
f) Memoar, catatan harian, dan surat-surat
Ketiga jenis sastra non imajinatif yang berupa memoar, catatan harian, dan surat-
surat ini sengaja di bahas dalam satu subbab karena ketiganya kadang termasuk non-
imajinatif, tetapi tidak sedikit pula yang memasukkannya sebagai sastra imajinatif.
Memoar itu sendiri pada hakikatnya adalah autobiografi, tetapi dalam memoar ini
cerita hanya dibatasi pada pengalaman tokohnya pada suatu masa tertentu, misalnya
saat kerusuhan 12 Mei 1998. Faktor pada sebuah memoar adalah adalah memoar itu
sendiri, meskipun imajinasi penulis tetap ikut berperan di dalamnya. Catatan harian
jiga sebenarnya merupakan bagian autobiografi bagian dari yakni catatan seseorang
tentang dirinya atau lingkungan hidupnya yang di tulis secara teratur. Sementara itu,
surat-surat merupakan bagian dari biografi dan autobiografi.

2.3 Pengklasifikasian Sastra Berdasarkan Media Perwujudannya

2.3.1 Sastra Tulisan


Sastra yang menggunakan media tulisan atau literal. Menurut Sulastin Sutrisno
(1985) awal sejarah sastra tulis melayu bisa dirunut sejak abad ke-7 M. Berdasarkan
penemuan prasasti bertuliskan huruf Pallawa peninggalan kerajaan Sriwijawa di Kedukan
Bukit (683) Talang Tuo (684) Kota Kapur (686) dan Karang Berahi (686). Walaupun
tulisan pada prasasti-prasasti tersebut masih pendek- pendek, tetapi prasasti-prasasti yang
merupakan benda peninggalan sejarah itu dapat disebut sebagai cikal bakal lahirnya
tradisi menulis atau sebuah bahasa yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

7
Sastra tulis dianggap sebagai ciri sastra modern karena bahasa tulisan dianggap
sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih maju. Menurut Ayu Sutarto (2004) dan
Daniel Dakhidae (1996) tradisi sastra lisan menjadi penghambat bagi kemajuan bangsa.
Maka, tradisi lisan harus diubah menjadi tradisi menulis. Karena budaya tulis- menulis
selalu identik dengan kemajuan peradaban keilmuan. Pendapat ini mungkin tidak keliru.
Namun, bukan berarti kita dengan begitu saja mengabaikan atau bahkan meninggalkan
tradisi sastra lisan yang sudah mengakar dan menjadi identitas kultural masing-masing
suku dan daerah di seluruh kepulauan Indonesia.

2.3.2 Sastra Lisan


Menurut Hutomo dalam ‘Mutiara Yang Terlupakan: Pengantar Studi Lisan’,
Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga dan
kebudayaan yang disebarkan dari dan diturun-temurunkan secara lisan atau dari mulut ke
mulut. Sastra lisan mempunyai nilai yang lebih luhur kedudukannya di masyarakat
terutama pada kebudayaan yang berlaku. Ciri-ciri Sastra Lisan:

a. Penyebarannya lewat lisan(mulut)


b. Lahir di lingkungan masyarakat berbudaya desa dan kebanyakan belum mengenal
huruf (tulisan)
c. Menggambarkan ciri-ciri budaya satu masyarakat. Sebab sastra lisan adalah warisan
budaya yang menggambarkan masa lampau, tetapi menyebut pula hal-hal baru sesuai
dengan persoalan sosial(fosil hidup)
d. Memiliki corak puitis
e. Terdiri berbagai versi
f. Kurang mengutamakan kebenaran namun lebih menekankan pada aspek khayalan,
fantasi yang tidak diterima oleh masyarakat modern, tetapi memiliki fungsi di
masyarakat
g. Memakai bahasa seahri-hari

Sastra lisan lebih dulu ada daripada sastra tulis, berdasarkan bentuknya, di
Indonesia sastra lisan kebanyakan berbentuk prosa, seperti dongeng, cerita rakyat, namun
ada pula yang berbentuk prosa liris seperti sastra kaba (Minangkabau), sastra pantun
(Sunda), sastra kentrung dan jemblung (Jawa) dan lain-lain.

8
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam sastra terdapat genre sastra, antara lain seperti puisi, drama, roman,prosa dan
lain-lain. Prosa ada beberapa jenis salah satunya novel. Novel adalah suatucerita prosa fiktif
panjang yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupannyata yang representatif
dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau ataukusut. Karya novel biasanya
mengangkat berbagai fenomena yang terjadidimasyarakat. Karya-karya yang menarik itu
dapat mempengaruhi jiwa para pembacasehingga dapat menyelami dan seolah-olah hadir
dalam cerita tersebut. (Tarigan,1984:164).
Pembelajaran sastra sangatlah penting, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut
terdapat beberapa aspek humaniora yang dapat mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak,
serta dengan mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana caranya mengharagai
karya-karya orang lain, karena pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih
memahami kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

3.2. Saran
Pembelajaran sastra dianggap tidaklah penting, karena pada jenjang pendidikan
umumnya lebih mengedepankan serta mementingkan pembelajaran yang ilmiah dan
bertehnologi. Padahal dengan adanya pembelajaran sastra dapat turut berperan dalam
pembentukan kepribadian, watak, dan sikap yang tentunya akan lebih baik jika diterapkan
sejak dini dalam tahapan jenjang Pendidikan pada umumnya. Seharusnya Sastra dapat
dioptimalkan pembelajarannya sehingga dapat diapresiasikan dengan baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rokhmansyah, Alfian. 2014. Studi Pengkajian Sastra Perkenalan Awal terhadap Ilmu Sastra.
Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sihabudin, dkk. 2009. Modul Bahasa Indonesia 2.Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Dekmiemind.blogspot.co.id/2014/11/prosa-sebagai-genre-sastra.html

https://id.wikipedia.org/wiki/memoarsejarah10-jt.blogspot.co.id/2012/09/pengertian-sejarah.html

https://perpustakaanvikko.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-autobiografi-dan-contoh.html

10
11
1

Anda mungkin juga menyukai