Disusun Oleh :
Kelompok 6-AKSYAC1
A. Latar Belakang
Peran bahasa bagi kehidupan manusia sangat vital. Bahasa
dianggap sebagai salah satu kekayaan bangsa yang nilainya tidak
tertandingi oleh apa pun. Lewat bahasa, manusia mengungkapkan gagasan,
ide serta perasaannya. Bahasa juga menjadi sarana dan alat komunikasi
serta jendela bagi seseorang untuk melihat dan mengenal dunia luar.
Kegiatan menuangkan isi pikiran akan berhasil jika disampaikan
dengan cara yang tepat, yaitu dengan memperhatikan unsur ketatabahasaan
yang terstruktur dan baku, sehingga didapat sebuah informasi yang
terstruktur dan sistematis.
Kegiatan menyampaikan isi pikiran ini dapat dilakukan secara lisan
maupun tulisan. Menyampaikan isi pikiran lewat jalur lisan misalnya
pidato, ceramah dan seminar. Sedangkan menyampaikan isi pikiran lewat
tulisan bisa dalam bentuk karangan yang memilki banyak jenis.
Dalam makalah ini, penulis akan lebih menitikberatkan
pembahasan tentang bagaimana proses menyampaikan isi pikiran lewat
medium karangan, serta jenis dan kerangka dari karangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian unsur karangan?
2. Bagaimana ciri-ciri sebuah karangan?
3. Apa saja jenis-jenis karangan?
4. Bagaimana struktur dan kerangka masing-masing jenis karangan?
2
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu karangan, apa saja unsur-unsur yang
membangunnya, dan bagaimana ciri-cirinya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis karangan dan bagaimana kerangka tiap
jenis karangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun karangan yang baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karangan
Karangan adalah salah satu bentuk tulisan yang berisi ide, gagasan,
pemikiran atau perasaan penulis yang disusun dengan satu tema pokok
dengan tujuan tertentu. Karangan tersusun atas beberapa paragraf yang
berisikan kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Akan tetapi, ada
juga karangan yang hanya terdiri dari satu paragraf saja, sehingga tema
pokok dalam karangan tersebut bersifat tunggal.
Beberapa ahli bahasa mendeskripsikan pengertian karangan dengan
definisi berbeda-beda. Menurut Finoza (2004) karangan adalah hasil akhir
akhir dari aktivitas menyusun kata, kalimat, serta alinea guna memaparkan
atau membahas topic dan tema tertentu. Tarigan (1986) mendefinisikan
aktivitas mengarang sebagai proses memaparkan suatu bahasa sehingga
pesan yang diutarakan oleh penulis dapat dimengerti pembaca. Sedangkan
bedasarkan pendapat Syafie’ei (1988) karangan adalah menulis atau
mengarang yang pada dasarnya adalah mewujudkan gagasan, maksud
gagasan, perasaan, harapan, kehendak, serta informasi ke dalam tulisan
yang kemudian dikirim kepada orang lain.
Dari beberapa definisi para ahli bahasa tentang karangan di atas,
dapat disimpulkan bahwa karangan adalah proses menyampaikan ide,
gagasan, perasaan dan harapan penulis lewat simbol-simbol bahasa
tertentu.
4
B. Ciri-ciri dan Unsur Pembentuk Karangan
5
c. Tatanan. Tatanan yaitu metode atau cara bagaimana penulis
menyajikan dan menyusun gagasan atau ide, dengan
mengindahkan asas, aturan dan teknik penulisannya.
d. Wahana. Wahana adalah hal-hal yang melengkapi gagasan pokok
sebuah karangan, sehingga bisa lebih dinikmati dan estetis secara
kebahasaan. Wahana ini bisa berupa bahasa tulis yang
berhubungan dengan kosa kata, gramatika da retorika.
a. Karangan fiksi
Karangan fiksi adalah karangan yang ditulis berdasarkan sisi
imajinatif pengarang. Hal-hal yang dituliskan di dalamnya tidak semua
berupa fakta, bahasanya fleksibel dan luwes serta temanya beragam dan
bervariasi.
Karangan fiksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu fiksi lama dan
fiksi baru.
Fiksi lama, yaitu karangan fiktif yang berasal dari masa lampau
yang dituturkan secara lisan oleh masyarakat. Jenis fiksi ini biasanya
diturunkan dari satu generasi ke generasi sesudahnya. Ceritanya berisikan
petuah-petuah bijak berupa kebaikan yang akan selalu mengalahkan
kejahatan, pentingnya adat dan kesopanan dan juga nilai-nilai agama.
6
Contoh fiksi lama antara lain:
Cerita jenaka, yaitu cerita pendek yang berisikan kebodohan atau
kecerdikan seseorag yang dapat menimbulkan senyum atau tawa bagi
pembacanya. Contoh cerita Pak Pandir, Pak Belalang, Si Kebayan
dan Abu Nawas.
Mite, yaitu cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
setempat. Contoh cerita mite misalnya Putri Tanjung Buih, Putri Dari
Bambu, dan Putri Bunga Karang.
Fabel, yaitu cerita yang tokohnya adalah binatang. Dalam cerita fabel,
binatang-binatang ini digambarkan seperti manusia yang bisa
berbicara dan bermasyarakat. Contoh cerita fable adalah Si Kancil.
Legenda, yaitu cerita yang berhubungan dengan kisah terbentuknya
suatu tempat. Contoh legenda adalah kisah Sangkuriang, Danau Toba,
dan Malin Kundang.
Fiksi Baru yaitu karangan fiksi yang lahir setelah terjadinya
persentuhan dengan kesusasteraan dari barat. Tema yang diusung
cenderung lebih beragam dan penggunaan bahasnya lebih luwes dan
bervariasi. Tidak semua karangan fiksi baru mengusung satu amanat
tertentu, ada jenis karangan yang hanya bertujuan untuk hiburan semata.
Contoh karangan fiksi baru adalah cerpen, cerbung, novel, atau roman.
b. Karangan nonfiksi
Karangan nonfiksi adalah karangan yang ditulis berdasakan fakta
atau kejadian yang benar-benar terjadi. Jenis-jenis karangan non fiksi
diantaranya adalah :
Karangan ilmiah
Karangan ilmiah yaitu karangan yang ditulis berdasarkan sudut
pandang keilmuan. Karangan ilmiah sering diperkuat dengan data dan
grafik untuk memperjelas atau memperkuat tulisan. Contohnya : skripsi,
makalah dan kolom artikel.
7
Karangan pengalaman pribadi
Karangan pengalaman pribadi yaitu karangan yang sumber idenya
berdasarkan pengalaman pribadi penulis atau orang lain. Contohnya: buku
harian, biografi, autobiografi, catatan perjalanan, kisah nyata.
a. Karangan Narasi
1
Melita Andiyani, Bahasa Indonesia VIIA, CV AVIVA, Klaten, 2016, hal.20.
8
Secara garis besar karangan narasi dibagi menjadi dua yaitu:
Disuatu sore, Toni hendak mencari kayu bakar kehutan yang letaknya
dibelakang rumah. Toni pergi kehutan sendirian tanpa ditemani oleh
kakeknya karena ia tidak ingin merepotkan sang kakek. Tanpa ia sadari,
ternyata ia terlalu jauh menuju kedalam hutan. Malampun datang dan suara
suara anehpun terdengar. Tonipun merasa gelisah dan takut karena ini
merupakan pengalaman pertamanya menuju hutan sendirian.
2
Melita Andiyani, Bahasa Indonesia VIIA, CV AVIVA, Klaten, 2016, hal.21.
9
memperluas wawasan dan pengetahuan. Teks narasi informatif
meliputi biografi dan kisah perjalanan.
Struktur teks narasi informatif :
1) Orientasi, berisi pengenalan atau gambaran awal tokoh yang
diceritakan.
2) Peristiwa dan masalah, berisi kejadian-kejadian yang dialami
tokoh sehingga diteladani pembaca atau pendengar.
3) Reorientasi, reorientasi pandangan penulis terhadap tokoh yang
diceritakan. Biasanya penulis memaparkan kesan terhadap
perjalanan hiduptokoh sehingga pembaca dapat
mempertimbangkan hal-hal baik mana saja dari tokoh yang
dapat diteladani.3
Berikut adalah contoh teks narasi informatif atau ekspostoris :
3
Melita Andiyani, Bahasa Indonesia VIIA, CV AVIVA, Klaten, 2016, hal.22.
10
b. Karangan Deskripsi
Menurut Gorys Keraf, Karangan Deskripsi merupakan usaha
penulis memindahkan kesan, hasil pengamatan, dan perasaan kepada
pembaca. Sasaran yang ingin dicapai penulis adalah menciptakan daya
khayal atau imajinasi pembaca.
Sedangkan menurut Lamuddin Finoza, dijelaskan bahwa deskripsi
berasal dari Bahasa Inggris description yang berhubungan dengan kata to
describe yang berarti melukiskan peristiwa atau objek dengan bahasa.
Karangan ini berisi gambaran mengenai sesuatu keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan keadaaan tersebut.
Sementara itu menurut Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan
deskripsi sebagai pemaparan atau penggambaran kata-kata secara jelas dan
terperinci.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan suatu peristiwa atau objek
tentang pengalaman, pengkihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.
Dengan pengalaman indranya tersebut, seorang penulis akan menuangkan
objek yang dilihat, didengar, dicium, dan dirasanya kedalam kalimat demi
kalimat.
Ciri-ciri karangan deskripsi adalah :
Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
Melibatkan kesan indra sehingga gambaran objek menjadi jelas
Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau
mengalami sendiri objek yang diamati penulis
Menjelaskan ciri-ciri objek secara terperinci seperti warna,
ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek.4
4
Ika Setyaningsih dan Meita, Bahasa Indonesia, Intan Pariwara, Yogyakarta, 2018, hal.3.
11
Berdasarkan cara mendiskripsikan objek, teks deskripsi dibagi dua
yaitu:
Teks deskripsi eksplanatori, yaitu ditulis berdasarkan fakta yang
dilihat langsung oleh penulis. Deskripsi eksplanatori menghindari
segala sesuatu yang bersifat subjektif atau imajinatif.5
Contoh:
5
Ika Setyaningsih dan Meita, Bahasa Indonesia, Intan Pariwara, Yogyakarta, 2018, hal.4.
12
Berdasarkan objeknya, teks deskripsi dibagi menjadi empat yaitu:
Teks deskripsi tempat (spasial), yaitu teks yang melukiskan ruang
atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus
dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan
jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Awalnya kondisi kamar mandi di SMP Nusantara itu
memprihatinkan. Selain kotor, di sekitar kamar mandi banyak
sampah dan bau. Setelah direnovasi oleh pihak sekolah, kini kamar
mandi tersebut menjadi bersi dan rapi.
13
Teks deskripsi orang, pendiskripsian orang akan menceritakan
orang tersebut secara terperinci. Mendiskripsikan orang dapat
dilakukan melalui berbagai cara yaitu dengan memilih aspek
yang akan dideskripsikan seperti berikut.6
Contoh :
c. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang mengupas suatu masalah
dengan disertai sejumlah argumentasi dan fakta-fakta. Sebuah teks
eksposisi di dalamnya terkandung sejumlah tanggapan ataupun penilaian,
bahkan ada saran, sugesti, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada
khalayak. Bentuk teks eksposisi, terutama didalam media massa, dapat
berupa esai, tajuk rencana (editorial), ataupun debat.
Bagian-bagian teks eksposisi
Tesis, yakni berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan
penulis secara umumtentang topik yang akan dibahasnya.
Rangkaian argumen penulis berkaitan dengan tesis. Pada bagian ini
dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen
ataupun penilaian penulis.
Penegasan ulang atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, dapat berupa
saran-saran. Bagian ini lebih tepat disebut dengan kesimpulan dan
saran karena pernyataan-pernyataan seperti itulah yang mengisi bagian
akhir dari teks eksposisi.7
6
Ika Setyaningsih dan Meita, Bahasa Indonesia, Intan Pariwara, Yogyakarta, 2018, hal. 4-5.
7
Engkos kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2019, hal.76.
14
d. Karangan argumentasi
Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat
membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat atau argumen si
penulisnya. Oleh karena itu karangan ini besifat menyakinkan si pembaca
agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk memengaruhi si
pembaca.
Menurut Keraf, dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif
adalah berfikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dari fakta dan
data yang ada. Dalam argumentasi terdapat motivasi yang lebih kuat,
disamping memerlukan kejelasan, argumentasi juga memerlukan
keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta. Dengan fakta yang benar, ia
dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu
kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan
alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan. Jenis karangan ini termasuk karangan yang paling sulit bila
dibandingkan dengan jenis karangan yang lain. Dalam hal ini tidak berarti
bahwa karangan argumentasi lebih penting dari jenis karangan-karangan
yang lainya, tetapi kesulitan tersebut muncul karena perlu adanya alasan
atau bukti yang dapat menyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan
membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinan kita. Jadi, pada
setiap karangan argumentasi selalu kita dapati alasan ataupun bantahan
yang memperkuat ataupun menolak sesuatu secara sedemikian rupa guna
mempengaruhi keyakinan pembaca sehingga berpihak atau sependapat
dengan penulis.
Karangan agumentasi sering dikembangakan dari pemaparan hal-
hal yang khusus untuk mencapai suatu generalisasi (umum), dan kadang-
kadang juga dibangun mulai dari pemaparan yang general (umum) ke
pemaparan hal-hal yang khusus.
15
Oleh karna itu kita mengenal dua teknik pengembangan
argumentasi yang dapat dipilih, yaitu :
Teknik deduktif adalah teknik menuliskan karangan argumentasi
dengan cara menyajikan sesuatu yang bersifat umum, diikuti oleh hal-
hal yang bersifat khusus.
Teknik induktif adalah teknik menuliskan karangan argumentasi
dengan cara mengemukakan bukti-bukti yang berkaitan erat dengan
topik. Bedasarkan bukti-bukti itu kemudian diambil sebuah
kesimpulan yang bersifat umum.
Teknik induksi ada 3 macam yaitu :
a) Induksi generalisasi adalah metode induksi yang menghasilkan
satu kesimpulan umum berdasarkan data yang ada.
b) Induksi analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan
dua hal yang banyak mengandung persamaan.
c) Induksi sebab-akibat adalah pengembangan dengan cara
berpikir kausalitas.
e. Karangan persuasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persuasi diartikan sebagai
suatu ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan yang
menyakinkan. Sehingga karangan pesuasi dapat diartikan sebagai suatu
16
karangan yang mengandung alasan-alasan, bukti atau fakta yang
mengandung unsur ajakan atau himbauan agar pembaca melakukan
sesuatu yang dinyatakan oleh penulis. Karnea sifatnya yang mengajak,
maka didalam karangan persuasi sering ditemukan kata yang bersifat
mengajak sepeti “ayo”, “mari”, atau “lakukanlah”.
Ciri-ciri karangan persuasi sebagai berikut :
Berisi alasan-alasan kuat yang disertai dengan bukti dan fakta.
Memuat kalimat yang menyakinkan pembaca untuk melakukan apa
yang disampaikan oleh penulis.
Mengandung kata “ayo”, “mari” dan “lakukanlah”, dan kata lain yang
bersifat mengajak.
Karangan persuasi sebisa mungkin menghindari konflik atau
pertentangan untuk menyakinkan pembaca.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karangan adalah sebuah tulisan yang berisi ide, gagasan serta
perasaan seorang penulis yang dituliskan dalam beberapa paragraf dan
memiliki tujuan tertentu.
Karangan yang ideal adalah karangan yang memiliki satu tujuan
pokok, disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang dapat
dipahami penulis.
Karangan tertdiri dari beberapa unsur penyusun : gagasan, tuturan,
tatanan dan wahana.
Bedasarkan sifatnya karangan dibagi menjadi dua jenis yaitu
karangan fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi adalah karangan yang ditulis
bedasarkan daya imajinasi penulisnya, terkadang tidak semua hal yang ada
di dalamnya berupa fakta. Karangan nonfiksi adalah karangan yang
penyusunannya memperhatikan data dan fakta yang akurat.
Sedangkan bedasarkan tujuan dan bentuknya, karangan dibagi
menjadi : narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi. Karangan
narasi adalah karangan yang bertujuan untuk menggambarkan satu
peristiwa tertentu kepada pembaca. Karangan deskripsi adalah karangan
bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca akan suatu
tempat, benda atau seseorang. Karangan eksposisi adalah karangan yang
menjabarkan secara mendalam suatu isu atau topik penting kepada
pembaca. Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan
menyajikan pendapat akan suatu permasalahan dari berbagai sudut
pandang. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan mengajak
pembaca untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
18
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang merupakan insan pendidikan tertinggi,
menulis berbagai macam karangan adalah sebuah keahlian yang harus
dikuasai dengan baik. Karenadari karangan itulah mahasiswa akan
mendapat dan membagikan berbagai informasi penting.
Oleh karena itu, kehadiran makalah ini akan sangat membantu
mahasiswa dalam memahami apa saja jenis-jenis karangan dan bagaimana
kerangka tiap jenis karangan itu.
Tentu saja masih banyak terdapat kesalahan dan
kekuranglengkapan data dan informasi dalam makalah ini, sehingga kami
akan sangat senag bila pembaca mau memberikan saran dan masukannya.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
21
Karangan narasi. Tidak berhasil menggambarkan suasana dan emosi
penulis karena pemilihan diksi yang kurang kaya.
22
Contoh Narasi
yang benar
Contoh deskripsi
yang baik
Contoh eksposisi
yang baik
23