Anda di halaman 1dari 23

JENIS DAN KERANGKA KARANGAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Muhammad Khodrotun Naja, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 6-AKSYAC1

1. Dita Noviyanti (1950510083)


2. Avida Aulia Zulfa (1950510099)
3. Abdullah Syukrun Ni’am (1950510114)
4. Evi Widiani (1950510115)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peran bahasa bagi kehidupan manusia sangat vital. Bahasa
dianggap sebagai salah satu kekayaan bangsa yang nilainya tidak
tertandingi oleh apa pun. Lewat bahasa, manusia mengungkapkan gagasan,
ide serta perasaannya. Bahasa juga menjadi sarana dan alat komunikasi
serta jendela bagi seseorang untuk melihat dan mengenal dunia luar.
Kegiatan menuangkan isi pikiran akan berhasil jika disampaikan
dengan cara yang tepat, yaitu dengan memperhatikan unsur ketatabahasaan
yang terstruktur dan baku, sehingga didapat sebuah informasi yang
terstruktur dan sistematis.
Kegiatan menyampaikan isi pikiran ini dapat dilakukan secara lisan
maupun tulisan. Menyampaikan isi pikiran lewat jalur lisan misalnya
pidato, ceramah dan seminar. Sedangkan menyampaikan isi pikiran lewat
tulisan bisa dalam bentuk karangan yang memilki banyak jenis.
Dalam makalah ini, penulis akan lebih menitikberatkan
pembahasan tentang bagaimana proses menyampaikan isi pikiran lewat
medium karangan, serta jenis dan kerangka dari karangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian unsur karangan?
2. Bagaimana ciri-ciri sebuah karangan?
3. Apa saja jenis-jenis karangan?
4. Bagaimana struktur dan kerangka masing-masing jenis karangan?

2
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu karangan, apa saja unsur-unsur yang
membangunnya, dan bagaimana ciri-cirinya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis karangan dan bagaimana kerangka tiap
jenis karangan.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun karangan yang baik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangan
Karangan adalah salah satu bentuk tulisan yang berisi ide, gagasan,
pemikiran atau perasaan penulis yang disusun dengan satu tema pokok
dengan tujuan tertentu. Karangan tersusun atas beberapa paragraf yang
berisikan kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Akan tetapi, ada
juga karangan yang hanya terdiri dari satu paragraf saja, sehingga tema
pokok dalam karangan tersebut bersifat tunggal.
Beberapa ahli bahasa mendeskripsikan pengertian karangan dengan
definisi berbeda-beda. Menurut Finoza (2004) karangan adalah hasil akhir
akhir dari aktivitas menyusun kata, kalimat, serta alinea guna memaparkan
atau membahas topic dan tema tertentu. Tarigan (1986) mendefinisikan
aktivitas mengarang sebagai proses memaparkan suatu bahasa sehingga
pesan yang diutarakan oleh penulis dapat dimengerti pembaca. Sedangkan
bedasarkan pendapat Syafie’ei (1988) karangan adalah menulis atau
mengarang yang pada dasarnya adalah mewujudkan gagasan, maksud
gagasan, perasaan, harapan, kehendak, serta informasi ke dalam tulisan
yang kemudian dikirim kepada orang lain.
Dari beberapa definisi para ahli bahasa tentang karangan di atas,
dapat disimpulkan bahwa karangan adalah proses menyampaikan ide,
gagasan, perasaan dan harapan penulis lewat simbol-simbol bahasa
tertentu.

4
B. Ciri-ciri dan Unsur Pembentuk Karangan

1. Ciri-ciri karangan ideal


Sebuah karangan dapat berhasil menyampaikan tujuannya yaitu
memberikan informasi kepada pembaca, hanya jika disusun dengan
memperhatikan struktur kebahasaan yang padu. Berikut adalah ciri-ciri
dari sebuah karangan yang ideal :
a. Tersusun dari satu ide pokok dan didukung oleh beberapa kalimat
penjelas.
b. Memiliki kesatuan yang baik, artinya setiap kalimat penjelasnya
logis dan juga mendukung ide utama paragraf.
c. Efisien atau ekonomis, tidak mengulang-ulang informasi yang
sudah dituliskan sebelumnya. Keefisienan ini dibutuhkan pembaca
agar lebih mudah menangkap isi dalam karangan.
d. Menggunakan bahasa yang mudah diterima dan dipahami
pembaca, akan tetapi tidak melupakan unsur estetikanya.
2. Unsur-unsur penyusun karangan
Karangan yang ideal setidaknya disusun oleh empat unsur utama.
Karangan akan tersusun padu jika empat unsur tersebut berhasil dipenuhi.
Empat unsur utama karangan yaitu :
a. Gagasan/ide pokok. Gagasan atau ide seorang penulis bisa berasal
dari berbagai macam hal, misalkan dari kegelisahan akan sesuatu,
persaaan kagum pada satu hal, atau ketertarikan pada hal baru.
Permasalahan yang menjadi latar belakang penulis itulah yang
nantinya akan dituangkan dalam bentuk tulisan.
b. Tuturan/gaya bercerita. Tuturan adalah metode atau cara
pengungkapan gagasan yang dipakai oleh seorang penulis,
sehingga si pembaca dapat mengerti dan memahami maksud dan
tujuan karangan tersebut. Biasnya, setiap penulis memiliki gaya
bertutur yang berbeda-beda dan menjadi ciri khasnya.

5
c. Tatanan. Tatanan yaitu metode atau cara bagaimana penulis
menyajikan dan menyusun gagasan atau ide, dengan
mengindahkan asas, aturan dan teknik penulisannya.
d. Wahana. Wahana adalah hal-hal yang melengkapi gagasan pokok
sebuah karangan, sehingga bisa lebih dinikmati dan estetis secara
kebahasaan. Wahana ini bisa berupa bahasa tulis yang
berhubungan dengan kosa kata, gramatika da retorika.

C. Jenis dan Kerangka Karangan


Karangan memilki banyak jenis. Tiap jenis karangan memilki ciri
khas yang membedakan dengan jenis karangan lain. Pengelompokan
karangan dibedakan bedasarkan sifat, tujuan dan bentuknya. Karangan
bedasarkan sifanya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu karangan fiksi dan
nonfiksi. Sedangkan karangan bedasarkan tujuan dan bentuknya dibagi
menjadi karangan narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi.

1. Karangan bedasarkan sifatnya

a. Karangan fiksi
Karangan fiksi adalah karangan yang ditulis berdasarkan sisi
imajinatif pengarang. Hal-hal yang dituliskan di dalamnya tidak semua
berupa fakta, bahasanya fleksibel dan luwes serta temanya beragam dan
bervariasi.
Karangan fiksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu fiksi lama dan
fiksi baru.
Fiksi lama, yaitu karangan fiktif yang berasal dari masa lampau
yang dituturkan secara lisan oleh masyarakat. Jenis fiksi ini biasanya
diturunkan dari satu generasi ke generasi sesudahnya. Ceritanya berisikan
petuah-petuah bijak berupa kebaikan yang akan selalu mengalahkan
kejahatan, pentingnya adat dan kesopanan dan juga nilai-nilai agama.

6
Contoh fiksi lama antara lain:
 Cerita jenaka, yaitu cerita pendek yang berisikan kebodohan atau
kecerdikan seseorag yang dapat menimbulkan senyum atau tawa bagi
pembacanya. Contoh cerita Pak Pandir, Pak Belalang, Si Kebayan
dan Abu Nawas.
 Mite, yaitu cerita yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat
setempat. Contoh cerita mite misalnya Putri Tanjung Buih, Putri Dari
Bambu, dan Putri Bunga Karang.
 Fabel, yaitu cerita yang tokohnya adalah binatang. Dalam cerita fabel,
binatang-binatang ini digambarkan seperti manusia yang bisa
berbicara dan bermasyarakat. Contoh cerita fable adalah Si Kancil.
 Legenda, yaitu cerita yang berhubungan dengan kisah terbentuknya
suatu tempat. Contoh legenda adalah kisah Sangkuriang, Danau Toba,
dan Malin Kundang.
Fiksi Baru yaitu karangan fiksi yang lahir setelah terjadinya
persentuhan dengan kesusasteraan dari barat. Tema yang diusung
cenderung lebih beragam dan penggunaan bahasnya lebih luwes dan
bervariasi. Tidak semua karangan fiksi baru mengusung satu amanat
tertentu, ada jenis karangan yang hanya bertujuan untuk hiburan semata.
Contoh karangan fiksi baru adalah cerpen, cerbung, novel, atau roman.

b. Karangan nonfiksi
Karangan nonfiksi adalah karangan yang ditulis berdasakan fakta
atau kejadian yang benar-benar terjadi. Jenis-jenis karangan non fiksi
diantaranya adalah :
 Karangan ilmiah
Karangan ilmiah yaitu karangan yang ditulis berdasarkan sudut
pandang keilmuan. Karangan ilmiah sering diperkuat dengan data dan
grafik untuk memperjelas atau memperkuat tulisan. Contohnya : skripsi,
makalah dan kolom artikel.

7
 Karangan pengalaman pribadi
Karangan pengalaman pribadi yaitu karangan yang sumber idenya
berdasarkan pengalaman pribadi penulis atau orang lain. Contohnya: buku
harian, biografi, autobiografi, catatan perjalanan, kisah nyata.

2. Karangan bedasarkan bentuk dan tujuannya

a. Karangan Narasi

Karangan narasi adalah karangan yang berisi sebuah cerita, baik


secara verbal (terucap) maupun secara tertulis, yang didalamnya memuat
rangkaian peristiwa mengenai suatu hal. Karangan narasi betujuan untuk
menceritakan suatu peristiwa sehingga pembaca seolah-olah mengalami
sendiri peristiwa yang diceritakan tersebut.
Dengan kata lain, karangan narasi adalah karangan yang berusaha
menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai suatu
peristiwa dalam urutan dan kurun waktu tertentu. Ciri-Ciri karangan narasi
sebagai berikut :

 Berisi cerita, kisah, dan kejadian


 Bersifat fiksi dan non fiksi.
 Mempunyai 3 unsur pokok yaitu tokoh, waktu, dan peristiwa.
 Melukiskan perbuatan dan tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian
waktu.
 Bertujuan untuk memberikan informasi atau menciptakan pengalaman
yang berkesan kepada pembaca atau pendengar.1

1
Melita Andiyani, Bahasa Indonesia VIIA, CV AVIVA, Klaten, 2016, hal.20.

8
Secara garis besar karangan narasi dibagi menjadi dua yaitu:

 Karangan narasi artistik adalah karangan yang berupaya memberikan


suatu maksud tertentu atau menyampaikan sebuah pesan atau amanat
terselubung kepada para pembacanya atau para pendengarnya,
sehingga tampak seolah-olah pembaca dan pendengar dapat melihat
dan mengetahui maksudnya. Karangan narasi artistik meliputi cerpen,
dongeng, dan novel.
Struktur teks narasi artistik :
1) Orientasi, biasanya berisi pengenalan tokoh, latar, tempat, atau
waktu yang merupakan sebuah awalan masuk cerita.
2) Komplikasi, memuat permasalahan yang dihadapi tokoh utama.
Bagian ini merupakan inti teks narasi. Dengan demikian, apabila
didalamnya tidak ada masalah, harus diupayakan masalah itu hadir
dalam teks tersebut.
3) Resolusi, merupakan pemecahan masalah yang dialami tokoh.
Masalah harus dipecahkan secara kreatif.
4) Koda, merupakan perubahan tokoh dan hikmah yang bisa diambil
dalam teks narasi.2
Dibawah ini adalah contoh dari karangan narasi artistik :

Disuatu sore, Toni hendak mencari kayu bakar kehutan yang letaknya
dibelakang rumah. Toni pergi kehutan sendirian tanpa ditemani oleh
kakeknya karena ia tidak ingin merepotkan sang kakek. Tanpa ia sadari,
ternyata ia terlalu jauh menuju kedalam hutan. Malampun datang dan suara
suara anehpun terdengar. Tonipun merasa gelisah dan takut karena ini
merupakan pengalaman pertamanya menuju hutan sendirian.

 Karangan narasi informatif atau ekspostoris, adalah paragraf narasi


yang mempunyai sasaran untuk memberian informasi secara tepat
mengenai suatu kejadian atau peristiwa dengan tujuan untuk

2
Melita Andiyani, Bahasa Indonesia VIIA, CV AVIVA, Klaten, 2016, hal.21.

9
memperluas wawasan dan pengetahuan. Teks narasi informatif
meliputi biografi dan kisah perjalanan.
Struktur teks narasi informatif :
1) Orientasi, berisi pengenalan atau gambaran awal tokoh yang
diceritakan.
2) Peristiwa dan masalah, berisi kejadian-kejadian yang dialami
tokoh sehingga diteladani pembaca atau pendengar.
3) Reorientasi, reorientasi pandangan penulis terhadap tokoh yang
diceritakan. Biasanya penulis memaparkan kesan terhadap
perjalanan hiduptokoh sehingga pembaca dapat
mempertimbangkan hal-hal baik mana saja dari tokoh yang
dapat diteladani.3
Berikut adalah contoh teks narasi informatif atau ekspostoris :

Cut Nyak Dhien merupakan pahlawan wanita yang berasal dari


kepulauan Aceh. Pada 1880 Cut Nyak Dien bersama suaminya melakukan
perlawanan terhadap Belanda. Namun pada tanggal 30 September 1893
tepatnya di kota Kutaraja rombongan Cut Nyak Dien menyerahkan diri
kepada Belanda. Teuku Umar atau atau suami Cut Nyak Dien secara diam-
diam membuat rencana untuk menghancurkan pasukan pertahanan Belanda.
Akhirnya rencana tersebut berhasil melumpuhkan pihak Belanda. Pada
tanggal 11 Februari 1899 Teuku Umar tewas dalam peperangan dan Cut
Nyak Dien ditunjuk menjadi pemimpin pembela Indonesia dalam melawan
Belanda. Cut Nyak Dien kemudian ditangkap dan dirawat di rumah sakit
Belanda pada masa kemunduran Aceh. Pada akhirnya beliau meninggal pada
tanggal 6 November 1908.

3
Melita Andiyani, Bahasa Indonesia VIIA, CV AVIVA, Klaten, 2016, hal.22.

10
b. Karangan Deskripsi
Menurut Gorys Keraf, Karangan Deskripsi merupakan usaha
penulis memindahkan kesan, hasil pengamatan, dan perasaan kepada
pembaca. Sasaran yang ingin dicapai penulis adalah menciptakan daya
khayal atau imajinasi pembaca.
Sedangkan menurut Lamuddin Finoza, dijelaskan bahwa deskripsi
berasal dari Bahasa Inggris description yang berhubungan dengan kata to
describe yang berarti melukiskan peristiwa atau objek dengan bahasa.
Karangan ini berisi gambaran mengenai sesuatu keadaan sehingga pembaca
seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan keadaaan tersebut.
Sementara itu menurut Kamus besar bahasa Indonesia mengartikan
deskripsi sebagai pemaparan atau penggambaran kata-kata secara jelas dan
terperinci.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan suatu peristiwa atau objek
tentang pengalaman, pengkihatan, pendengaran, penciuman, dan perasaan.
Dengan pengalaman indranya tersebut, seorang penulis akan menuangkan
objek yang dilihat, didengar, dicium, dan dirasanya kedalam kalimat demi
kalimat.
Ciri-ciri karangan deskripsi adalah :
 Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
 Melibatkan kesan indra sehingga gambaran objek menjadi jelas
 Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau
mengalami sendiri objek yang diamati penulis
 Menjelaskan ciri-ciri objek secara terperinci seperti warna,
ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek.4

4
Ika Setyaningsih dan Meita, Bahasa Indonesia, Intan Pariwara, Yogyakarta, 2018, hal.3.

11
Berdasarkan cara mendiskripsikan objek, teks deskripsi dibagi dua
yaitu:
 Teks deskripsi eksplanatori, yaitu ditulis berdasarkan fakta yang
dilihat langsung oleh penulis. Deskripsi eksplanatori menghindari
segala sesuatu yang bersifat subjektif atau imajinatif.5
Contoh:

Ruang Kelas VII A


Ruangan kelas VII A terletak di lantai satu. Ruang kelasku itu
bersebelahan dengan laboratorium. Ketika masuk ruang kita akan
melihat kursi-kursi dan meja-meja yang berjajar rapi.
Kelas yang berisi tiga puluh siswa itu cukup terang. Ada
beberapa lampunneon di langit-langit ruang kelas. Ada pula jendela-
jendela kecil diletakkan di samping kanan dan kiri ruangan yang juga
membuat ruangan itu terlihat cukup penerangannya.

 Teks deskripsi sugesti, yaitu ditulis berdasarkan kesan yang


muncul. Contoh kesan yang muncul terlihat dari ekspresi wajah,
gerak-gerik, dan gaya bicara. Deskripsi sugesti bersifat imajinatif,
muncul dari penafsiran penulisannya.
Contoh:

Guru yang Disiplin


Pak hamdan guru yang tegas dan disiplin di SMP Tunas Harapan.
Pak Hamdan adalah guru yang ditakuti siswa-siswanya. Beliau mengajari
siswa-siswanya untuk disiplin dalam belajar.
Pak Hamdan memiliki postur tubuh yang kecil, beliau sangat
berwibawa. Ketika marah, Beliau akan membuat seolah-olah orang yang
di sekelilingnya menjadi lebih kecil dibandingkan dirinya.

5
Ika Setyaningsih dan Meita, Bahasa Indonesia, Intan Pariwara, Yogyakarta, 2018, hal.4.

12
Berdasarkan objeknya, teks deskripsi dibagi menjadi empat yaitu:
 Teks deskripsi tempat (spasial), yaitu teks yang melukiskan ruang
atau tempat berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus
dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut tergambar dengan
jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Awalnya kondisi kamar mandi di SMP Nusantara itu
memprihatinkan. Selain kotor, di sekitar kamar mandi banyak
sampah dan bau. Setelah direnovasi oleh pihak sekolah, kini kamar
mandi tersebut menjadi bersi dan rapi.

 Teks deskripsi benda, yaitu teks yang melukiskan benda yang


dilihat oleh penulis. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi
agar benda tersebut tergambar dengan jelas dalam pikiran dan
perasaan pembaca.
Contoh :

Tas sekolahku berbentuk ransel. Tas ranselku berwarna hitam.


Tas ranselku memiliki dua tali yang memanjang vertikal melewati
bahu. Tas itu biasa aku pakai di punggung. Panjang tali tas dapat aku
sesuaikan dengan seleraku. Aku menggunakan tas itu untuk membawa
buku dan peralatan sekolahku.

 Teks deskripsi waktu, yaitu menggambarkan urutan waktu.


Berdasarkan gambaran tersebut, pembaca akan tahu urutan
kejadian yang berhubungan dengan urutan waktu.
Contoh :

Saat itu jam tanganku menunjukkan pukul 17.20 WIB.


Matahari semakin menjauhi diriku yang saat itu berada di halaman
sekolah. Setiap menit matahari semakin menjauh dari pelupuk mataku.
Tanpa sinar jingga cerah bersinar membuat langit berwarna merah
jingga.

13
 Teks deskripsi orang, pendiskripsian orang akan menceritakan
orang tersebut secara terperinci. Mendiskripsikan orang dapat
dilakukan melalui berbagai cara yaitu dengan memilih aspek
yang akan dideskripsikan seperti berikut.6
Contoh :

Pemeran Dewi Sinta dalam pertunjukan sendratari


Ramayana itu memiliki paras ayu. Ia memiliki postur tubuh tinggi
semampai. Ia sangat luwes saat memerankan Dewi Sinta itu. Para
penonton terpukau oleh pemeran Dewi Sinta.

c. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang mengupas suatu masalah
dengan disertai sejumlah argumentasi dan fakta-fakta. Sebuah teks
eksposisi di dalamnya terkandung sejumlah tanggapan ataupun penilaian,
bahkan ada saran, sugesti, dorongan, atau ajakan-ajakan tertentu kepada
khalayak. Bentuk teks eksposisi, terutama didalam media massa, dapat
berupa esai, tajuk rencana (editorial), ataupun debat.
Bagian-bagian teks eksposisi
 Tesis, yakni berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan
penulis secara umumtentang topik yang akan dibahasnya.
 Rangkaian argumen penulis berkaitan dengan tesis. Pada bagian ini
dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen
ataupun penilaian penulis.
 Penegasan ulang atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, dapat berupa
saran-saran. Bagian ini lebih tepat disebut dengan kesimpulan dan
saran karena pernyataan-pernyataan seperti itulah yang mengisi bagian
akhir dari teks eksposisi.7

6
Ika Setyaningsih dan Meita, Bahasa Indonesia, Intan Pariwara, Yogyakarta, 2018, hal. 4-5.
7
Engkos kosasih, Cerdas Berbahasa Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2019, hal.76.

14
d. Karangan argumentasi
Karangan argumentasi merupakan jenis karangan yang dapat
membuat si pembacanya merasa percaya dengan pendapat atau argumen si
penulisnya. Oleh karena itu karangan ini besifat menyakinkan si pembaca
agar apa yang ditulis itu benar adanya, tetapi tidak untuk memengaruhi si
pembaca.
Menurut Keraf, dasar sebuah tulisan yang bersifat argumentatif
adalah berfikir kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertolak dari fakta dan
data yang ada. Dalam argumentasi terdapat motivasi yang lebih kuat,
disamping memerlukan kejelasan, argumentasi juga memerlukan
keyakinan dengan perantaraan fakta-fakta. Dengan fakta yang benar, ia
dapat merangkaikan suatu penuturan yang logis menuju kepada suatu
kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan
alasan, untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau
gagasan. Jenis karangan ini termasuk karangan yang paling sulit bila
dibandingkan dengan jenis karangan yang lain. Dalam hal ini tidak berarti
bahwa karangan argumentasi lebih penting dari jenis karangan-karangan
yang lainya, tetapi kesulitan tersebut muncul karena perlu adanya alasan
atau bukti yang dapat menyakinkan, sehingga pembaca terpengaruh dan
membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinan kita. Jadi, pada
setiap karangan argumentasi selalu kita dapati alasan ataupun bantahan
yang memperkuat ataupun menolak sesuatu secara sedemikian rupa guna
mempengaruhi keyakinan pembaca sehingga berpihak atau sependapat
dengan penulis.
Karangan agumentasi sering dikembangakan dari pemaparan hal-
hal yang khusus untuk mencapai suatu generalisasi (umum), dan kadang-
kadang juga dibangun mulai dari pemaparan yang general (umum) ke
pemaparan hal-hal yang khusus.

15
Oleh karna itu kita mengenal dua teknik pengembangan
argumentasi yang dapat dipilih, yaitu :
 Teknik deduktif adalah teknik menuliskan karangan argumentasi
dengan cara menyajikan sesuatu yang bersifat umum, diikuti oleh hal-
hal yang bersifat khusus.
 Teknik induktif adalah teknik menuliskan karangan argumentasi
dengan cara mengemukakan bukti-bukti yang berkaitan erat dengan
topik. Bedasarkan bukti-bukti itu kemudian diambil sebuah
kesimpulan yang bersifat umum.
Teknik induksi ada 3 macam yaitu :
a) Induksi generalisasi adalah metode induksi yang menghasilkan
satu kesimpulan umum berdasarkan data yang ada.
b) Induksi analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan
dua hal yang banyak mengandung persamaan.
c) Induksi sebab-akibat adalah pengembangan dengan cara
berpikir kausalitas.

Contoh : Telepon genggam sudah banyak dimiliki


masyarakat bahkan dalam sebuah keluarga, hampir semua anggota
keluaga memilikinya. Disamping memang sudah merupakan alat
komunikasi yang mudah dibawa-bawa, pengoprasian telepon pun
tidak sulit dan harga tejangkau pula. Ada kemungkinan perkembangan
alat ini pesat sekali karna hal-hal tersebut, ditambah pula karena
muncul variasi bentuk, merk, dan model baru. Oleh sebab itu,
sekarang barang-barang tersebut sudah dianggap bukan barang mewah
lagi.

e. Karangan persuasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persuasi diartikan sebagai
suatu ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan alasan yang
menyakinkan. Sehingga karangan pesuasi dapat diartikan sebagai suatu

16
karangan yang mengandung alasan-alasan, bukti atau fakta yang
mengandung unsur ajakan atau himbauan agar pembaca melakukan
sesuatu yang dinyatakan oleh penulis. Karnea sifatnya yang mengajak,
maka didalam karangan persuasi sering ditemukan kata yang bersifat
mengajak sepeti “ayo”, “mari”, atau “lakukanlah”.
Ciri-ciri karangan persuasi sebagai berikut :
 Berisi alasan-alasan kuat yang disertai dengan bukti dan fakta.
 Memuat kalimat yang menyakinkan pembaca untuk melakukan apa
yang disampaikan oleh penulis.
 Mengandung kata “ayo”, “mari” dan “lakukanlah”, dan kata lain yang
bersifat mengajak.
 Karangan persuasi sebisa mungkin menghindari konflik atau
pertentangan untuk menyakinkan pembaca.

Jenis-jenis karangan persuasi ada empat yaitu :

 Karangan persuasi politik, berisi tentang ajakan atau himbauan yang


berhubungan dengan dunia politik. Jenis karangan ini sering
digunakan oleh orang-oang politik untuk menyampaikan dan
mempengaruhi pembaca tentang gagasanya yang berhubungan dengan
politik.
 Karangan persuasi pendidikan, umumnya digunakan oleh lembaga
atau mereka yang menjadi pemerhati dalam bidang pendidikan. Jenis
karangan ini berupa himbauan, panduan, atau motivasi untuk pembaca
agar lebih memperhatiakan pendidikan
 Karangan pesuasi advetensi, karangan jenis ini digunakan untuk
tujuan komersial atau iklan. Biasanya digunakan untuk mengenalkan
suatu jenis barang atau jasa kepada konsumen
 Karangan persuasi propaganda merupakan penerangan suatu paham
atau pendapat dengan tujuan meyakinkan seseorang. Karangan ini
digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca. Jenis
karangan ini sering ditemukan di media-media cetak.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karangan adalah sebuah tulisan yang berisi ide, gagasan serta
perasaan seorang penulis yang dituliskan dalam beberapa paragraf dan
memiliki tujuan tertentu.
Karangan yang ideal adalah karangan yang memiliki satu tujuan
pokok, disusun secara sistematis dan menggunakan bahasa yang dapat
dipahami penulis.
Karangan tertdiri dari beberapa unsur penyusun : gagasan, tuturan,
tatanan dan wahana.
Bedasarkan sifatnya karangan dibagi menjadi dua jenis yaitu
karangan fiksi dan nonfiksi. Karangan fiksi adalah karangan yang ditulis
bedasarkan daya imajinasi penulisnya, terkadang tidak semua hal yang ada
di dalamnya berupa fakta. Karangan nonfiksi adalah karangan yang
penyusunannya memperhatikan data dan fakta yang akurat.
Sedangkan bedasarkan tujuan dan bentuknya, karangan dibagi
menjadi : narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan persuasi. Karangan
narasi adalah karangan yang bertujuan untuk menggambarkan satu
peristiwa tertentu kepada pembaca. Karangan deskripsi adalah karangan
bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pembaca akan suatu
tempat, benda atau seseorang. Karangan eksposisi adalah karangan yang
menjabarkan secara mendalam suatu isu atau topik penting kepada
pembaca. Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan
menyajikan pendapat akan suatu permasalahan dari berbagai sudut
pandang. Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan mengajak
pembaca untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

18
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang merupakan insan pendidikan tertinggi,
menulis berbagai macam karangan adalah sebuah keahlian yang harus
dikuasai dengan baik. Karenadari karangan itulah mahasiswa akan
mendapat dan membagikan berbagai informasi penting.
Oleh karena itu, kehadiran makalah ini akan sangat membantu
mahasiswa dalam memahami apa saja jenis-jenis karangan dan bagaimana
kerangka tiap jenis karangan itu.
Tentu saja masih banyak terdapat kesalahan dan
kekuranglengkapan data dan informasi dalam makalah ini, sehingga kami
akan sangat senag bila pembaca mau memberikan saran dan masukannya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andiyani, Melita. Bahasa Indonesia VIIA. Klaten : CV Aviva.


2016.
Kosasih, Engkos. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
2019.
Mulyono. Cerdas Berbahasa Indonesia Bekal Menulis Karya
Ilmiah. Pati : Semar Publisher. 2011.
Setyaningsih, Ika dan Meita. Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Intan
Pariwara. 2018.
https://dosenbahasa.com.karanganpersuasi (diakses pada tanggal
24 Oktober 2019).
https://devaarayy.wordpress.com (diakses pada tanggal 24 Oktober
2019).
https://nurfadhilahcch.wordpress.com (diakses pada tanggal 24
Oktober 2019).
https://yosisusantismkn7.wordpress.com (diakses pada tanggal 24
Oktober 2019).
https://materibelajar.co.id/pengertian-karangan/ (diakses pada
tanggal 25 Oktober 2019).
https://branly.co.id/tugas/22425542 (diakses pada tanggal 25
Oktober 2019).
https://lintaspenaku.blogspot.com/2018/12/larangan-fiksi-dan-non-
fiksi.html?m=0 (diakses pada tanggal 25 Oktober 2019).

20
LAMPIRAN

 Karangan eksposisi. Seharusnya, mulai dari kata “Pada hakikatnya…”


dibuat paragraf baru, karena sudah memiliki ide pokok sendiri.

 Sebagai teks deskripsi, karangan di atas tidak berhasil menggambarkan


objek tulisan. Ini dikarenakan tidak tepatnya penggunaan tanda baca.

 Sebagai teks persuasi, karangan di atas gagal membujuk pembaca


karena pemilihan katanya yang kurang tepat dan berputar-putar.

21
 Karangan narasi. Tidak berhasil menggambarkan suasana dan emosi
penulis karena pemilihan diksi yang kurang kaya.

 Karangan eksposisi. Tidak konsisten menggunakan sudut


pandang penulis.

 Karangan eksposisi. Kurangnya fakta dan data dalam karangan


eksposisi akan mengurangi ketajaman informasinya.

22
Contoh Narasi

yang benar

Contoh deskripsi

yang baik

Contoh eksposisi

yang baik

23

Anda mungkin juga menyukai