Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Filsafat Ilmu Pendidikan, dengan judul: “Pendidiakn
Sebagai Pelestarian Nilai dan Perubahan Sosial”.
Kami mengetahui bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dan juga kami sangat berterima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah ini
yang telah banyak mengarahkan dan memberikan saran kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak untuk dapat kami pedomani dalam pembuatan karya-karya ilmiah dimasa yang akan
datang. Kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat menambah
wawasan kita mengenai ilmu filsafat pendidikan khusunya pelestarian nilai dan perubahan
sosial.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern ini, manusia tak lepas dari unsur pendidikan. Pendidikan dinilai
sebagai pengembangan aspek pengetahuan manusia untuk dikehidupannya sehari-hari.
Bukan hanya aspek pengetahuan, pendidikan juga berfungsi sebagai pelestarian nilai-
nilai/norma yang sudah ada sejak zaman nenek moyang.
Semakin berkembangnya kecerdasan manusia dari masa ke masa, perubahan social-
nya semakin pesat dengan pengaruh perkembangan IPTEK tanpa ada pertimbangan norma-
norma yang ada. Maka dari itu perlu adanya pemilahan-pemilahan agar tidak ada
kecenderungan salah persepsi.
Lalu, bagaimana pendidikan dapat melestarikan nilai-nilai yang ada? Apasaja yang
dapat mempengaruhi perubahan-perubahan social seiring dengan berkembangnya
kecerdasan manusia yang semakin hari semakin pesat, Lalu, apa saja pengembangan nilai
baru dalam Paradigma Pendidikan Nasional Ke depan?
Dari subjek-subjek pertanyaan tersebut, kami akan mencoba membahasnya dalam
makalah kami yang berjudul “Pendidikan Sebagai Pelstarian Nilai dan Perubahan Sosial”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan?
2. Apa makna pendidikan sebagai pelestarian nilai?
3. Apa pengertian dari perubahan sosial?
4. Bagaimana Pengembangan nilai pendidikan nasional di masa depan?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui arti pendidikan.
2. Mengetahui makna pendidikan sebagai pelestarian nilai.
3. Mengetahui arti dari perubahan sosial.
4. Mengetahui paradigma nilai dari pendidikan nasional di masa depan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Pendidikan dalam arti luas adalah seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu
adalah proses pendidikan. Segala pengalaman sepanjang hidupnya memberikan pengaruh
pendidikan baginya.
Pendidikan dalam arti sempit yaitu pendidikan hanya mempunyai fungsi terbatas
yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup kepada generasi yang sedang tumbuh,
yang dalam praktiknya identik dengan pendidikan formal di sekolah dalam situasi dan
kondisi serta lingkungan yang serba terkontrol.
Pendidikan merupakan usaha dari manusia dewasa yang telah sadar akan
kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih, mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta
dasar-dasar pandangan hidup kepada generasi muda, agar menjadi manusia yang sadar dan
bertanggung jawab akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia sesuai dengan hakikat dan
ciri-ciri kemanusiaannya. Pendidikan berarti usaha yang disengaja dan terencana untuk
merealisasikan ide-ide itu untuk menjadi kenyataan dalam tindakan, tingkah laku
pembinaan kepribadian. Pendidikan juga berarti suatu aktifitas sosial yang memungkinkan
masyarakat tetap ada dan berkembang.
Pendidikan adalah sebagai proses rekayasa sosial (Social Reengenering Process)
sejatinya merupakan instrumentasi budaya dalam melanjut - kembangkan
peradaban, artinya pendidikan selain berperan besar dalam mendorong perkembangan
kemajuan IPTEK, juga tetap pada fungsi dasarnya sebagai penjaga dan pelestari nilai tujuan
hidup manusia, yakni sebagai insan yang bukan hanya harus cerdas mengatasi tuntutan
dunia material bagi kebutuhan jasmaniah-ragawi, tetapi juga cemerlang dalam memahami,
mendalami keluruhan makna hidup sebagai makna manusia sebagai spiritual dan sosialisasi.
Kehidupan manusia dalam memenuhi kehidupannya, semata-mata karena memenuhi
kebutuhan hajat dasar, yakni sekedar berupaya melepas diri dari ancaman bencana yang
menghantui keamanan dan kesejahteraan hidup oleh karena perubahan lingkungan. Oleh
karena itu, ditengah kemelut dunia dan krisis panjang kehidupan, sebagai anak bangsa yang
mempunyai nilai leluhur harus membaca catatan sejarahnya.
2
3
hakikat sesuatu yang menyebabkan hal itu pantas dikerjakan manusia. Nilai erat kaitannya
dengan kebaikan, meski keduanya memang tak sama, bahwa sesuatu yang baik tak selalu
bernilai tinggi bagi seseorang atau sebaliknya. Nilai mengandung aspek teoritis yang
berkaitan dengan pemaknaan terhadap sesuatu secara hakiki dan praktis. Nilai berkaitan
dengan perilaku manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut pandangan idealisme, nilai itu absolut. Dan pada hakikatnya nilai itu tetap.
Menurut Plato jika manusia tau apa yang dikatakannya sebagai hidup baik, maka mereka
tidak akan berbuat hal-hal yang bertentangan dengan moral. Menurut Kant, kita harus
memperlakukan orang lain sebagai tujuan bukan sebagai alat. Hukum moral menyatakan
bahwa tiap manusia harus selalu melakukan sesuatu yang oleh semua manusia tindakan
tersebut wajib dilakukan dimanapun. Misalnya suatu kewajiban bagi manusia untuk berlaku
jujur, adil, ikhlas, kasih sayang, pemaaf sesama manusia. Oleh karena itu semua merupakan
kebaikan universal. Manusia memiliki nilai dan harkat kemanusiaan yang tak terbatas
sebagai makhluk manusia. Menurut objektivisme nilai itu berdiri sendiri, namun bergantung
dan berhubungan dengan pengalaman manusia. Pendidikan memiliki nilai objektif, karena
tanpa dinilai oleh manusia pun pendidikan secara inhern adalah baik. Pendidikan yang baik
sebagai nilai bagi manusia atau sebaliknya.
Apa yang dilestarikan dari nilai oleh pendidikan? Nilai itu perwujudan dari hal-hal
yang baik menurut manusia. Hal-hal yang baik itu diantaranya nilai-nilai moral, etika dan
budi pekerti, hati nurani, rasa ketaqwaan, dan lain-lain. Hal-hal yang dikatakan nilai itu
harus ditanamkan kepada generasi muda dalam proses pendidikan. Tujuannya adalah
supaya generasi muda mempertahankan dan menjaga nilai-nilai luhur yang berfungsi
sebagai kerukunan dimasyarakat.
Kaitan pendidikan dengan pelestarian nilai yaitu pendidikan berperan besar dalam
menanamkan nilai-nilai kepada generasi muda untuk melestarikan, memurnikan dan
mengidealkan kebiasaan masyarakat yang ada.
Pendidikan sebagai kata kuncinya harus dapat ditempatkan dan dimaknai sesuai
dengan cita-cita luhur kemanusiaan, yakni pendidikan yang berorientasi maju pada
penguasa ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi, dan tujuan hidup mulia sebagai umat
manusia dalam konteks bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pendidikan dalam makna
dasarnya sebagai upaya memanusiakan manusia dalam konteks universal, dan secara
nasional mesti berarti juga sebagai upaya meng-Indonesiakan segenap anak bangsa
Indonesia, selain tetap melestarikan nilai-nilai etniknya sendiri.
Secara konseptual dan kontekstual harus menjadi program yang utuh, fungsional
dalam rangka pembentukan karakter manusia Indonesia yang tetap memelihara nilai-
4
nilainya, yang bukan hanya cerdas dan terampil tapi juga berjiwa sehat dan berakhlak mulia.
Artinya pendidikan secara keseluruhan mampu pada masing-masing subtansi disiplin
keilmuan sendiri harus dapat mengaktualisasikan dan mengartikulasikan capaian nilai
dalam konstruks pemahaman (mental) dan perilaku diri (moral) yang diharapkan oleh cita
dan citra luhur (kultural) masyarakat dan bangsanya.
Keterkaitan antara konsep nilai, etika moral termasuk norma dan pendidikan
memetakan hubungan dan kedudukan yang tak terpisahkan, dimana konsep nilai menjadi
kerangka dasar bagi kajian moral, atau moral menjadi subtansi penting yang menempati
posisi sentral di dalam kerangka nilai, dan norma sebagai kumpulan aturan yang
keberadaannya menjadi petunjuk kemana sebuah pendidikan atau moral akan ditunjukan.
Maka moral adalah sebagai salah satu bagian dari strukturnilai, yakni termasuk dalam
cabang etika. Etika dan moral dibentuk oleh kesepakatan atas keyakinan yang mengikatnya,
yang berfungsi menjadi pedoman ekspresi nilai dan aktualisasi moral masyarakat di dalam
sebuah lingkungan budaya pendudukungnya. Etika juga sebagai materi tentang menghadapi
dan mengatasi masalah ditinjau dari berbagai alternative dan berbagai sistem nilai sebagai
bentuk prefrensi, pedoman untuk bertindak.
Moral secara harfilah berasal dari kata Mores atau Mosyang berarti adat istiadat,
kebiasaan atau cara hidup. Sedangkan dalam bahasa Yunani disebut Ethos yaitu suatu
kebiasaan, adat istiadat. Dengan latar belakang yang sama asal-usulnya, kedua istilah
tersebut yakni moral dan etika kerap menjadi sinonim dalam percakapan keseharian. Namun
para ahli membedakan konteksmya, dimana moral menekankan kepada perbuatan atau
tingkah laku manusia sedangkan etika menekankan kepada tata cara atau suatu ketentuan
yang harus diikuti atau dipedomani dalam melakukan suatu tindakan. Dengan demikian,
moral lebih dimaksudkan kepada perbuatan praksis manusia sedangkan etika dilahirkan
sebagai aturan atau norma yang memeberikan perintah moral untuk dijalankan oleh setiap
anggota komunitas pendukung sebuah sistem budaya dan peradaban.
Maka, pendidikan mengambil peran yakni cara-cara atau alat dan sistem bagi tujuan
peningkatan dan pengembangan kebudayaan yang di dalamnya telah merupakan
pengejawan tahan upaya penanaman dan pengembangan nilai-nilai yang dalam makna luas
tersebut. Dengan demikian, pendidikan secara umum dan pendidikan secara khususnya,
menduduki peran sentral dan strategis dari hajat pembangunan / pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya, baik dalam skala nasional hingga dalam dimensi yang lebih
luas/universal.
5
C. Pengertian Perubahan Sosial
Mengapa terjadi perubahan? Perubahan terjadi karena kebosanan (Hirschman,
Horton dan Hunt.1980). selain kebosanan, perubahan terjadi karena sifat dasar manusia
yang tak pernah puas dengan apa yang harus dimilikinya dan selalu berinovasi untuk
perubahan-perubahan yang menjadi kebutuhannya yang semakin meningkat seiring
berjalannya waktu.
Perubahan sosial menurut para ahli :
1. Menurut Perubahan Sosial Pembangunan
Perubahan sosial dapat mengakibatkan disorganisasi yaitu cara-cara yang lama atau
tradisional akan hilang dan tidak digunakan, kemudian cara-cara yang baru akan
berkembang tanpa menghilangkan nilai-nilai yang ada.
2. Menurut Soemardjan 1981
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan pada lembaga masyarakat yang
mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai sosial, sikap dan pola tingkah laku
antara kelompok dalam masyarakat.
3. Menurut Davis 1960
Perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat.
4. Menurut Laver 1989
Perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur sosial dan apa yang
dimaksud dengan struktur sosial adalah pola-pola perilaku dan interaksi sosial.
5. Menurut Cohen 1983
Perubahan sosial adalah setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau
perubahan dalam organisasi sosial masyarakat.
Jadi kesimpulannya adalah perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada
struktur dan fungsi dalam sistem sosial, termasuk aspek kebudayaan seperti norma,
kebiasaan, kepercayaan, tradisi sikap, dan pola tingkah laku dalam masyarakat tanpa
meninggalkan nilai-nilai yang ada sejak zaman nenek moyang.
E. Paradigma Pendidikan
Sebelum membahas paradigma pendidikan, mari kita bahas masalah-masalah
pendidikan nasional.
Kebijakan Pendidikan Nasional masih dikelola dengan pendekatan yang masih
positivism. Dibeberapa kajian masih bersifat makro, masalah pendidikan akan selalu
memunculkan parameter dalam bentuk arus murid, angka partisipan untuk jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Angka kelulusan angka drop out, pencapaian rata-rata NEM, dan lain-
lain. Masalah-masalah pendidikan dalam komunitas pendidikan akhirnya terkesan teknis,
sehingga penyelesaiannya sangat tergantung kepada treatmen mekanis yang diberikan.
Misal masalah peningkatan mutu pendidkan, akan selalu mendapat bantuan sarana pelatihan
para guru, penambahan dan perbaikan alat-alat sekolah, dan lain-lain. Masalah-masalah
pendidikan jarang dicermati dalam lembaga-lembaga pemerintahan maupun lembaga-
lembaga masyarakat dalam upaya peningkatan kegunaan pendidikan. Masalah-masalah
pendidikan tampaknya tak pernah diteliti sebagai kekuatan ideologi sosial yang dimiliki
oleh kekuatan besar dalam masyarakat. Karena proses pendidikan tak pernah disadari
sebagai kekuatan yang selalu dimanfaatkan oleh banyak kepentingan secara tumpang tindih.
Perubahan sosial sebagaimana tampak kecenderungannya dari masa ke masa, dapat
terjadi seperti gejala liar fenomena alam lainnya, dimana manusia sebagai mahluk alamiah
dihadapkan pada berbagai tuntutan hidup seiring perubahan alam, dan sejarah sosialnya.
Faktanya berlangsungnya eksploitasi manusia oleh manusia hingga bangsa atas bangsa lain
dan kecenderungan umum manusia memanfaatkan sumber daya alam secara semena-mena.
7
Adalah sejarah nyata yang tak dapat dibantah dan karenanya terus berlangsung sampai entah
kapan.
Perubahan sosial yang terjadi didorong kemajuan kecerdasan dalam menemukan
IPTEK telah mengantarkan perubahan spektakuler dalam cara hidup. Terjadinya perubahan
tersebut yang berlangsung kemudian secara masal dapat diterima sebagai bagian dari
kemajuan pendidikan. Karena pengembangan IPTEK pada awalnya merupakan hasil riset
di universitas, meskipun kemudian riset universitas menjadi jauh ketinggalan oleh
kompetisi bisnis yang dikembangkan dunia korporasi. Pendidikan, setidaknya punya peran
dalam menstransformasikan dasar-dasar dan hasil temuan IPTEK ke tangan manusia secara
lebih masal. Tetapi, pendidikan menjadi instrumentasi tak berjiwa ketika dibuat dan
dikembangkan oleh kepentingan teknis manusia dalam mengusasi hajat hidup sebagaimana
pantasnya dilakukan oleh kanak-kanak. Akibatnya perubahan sosial yang terjadi lebih
memberikan akses negatif, dan menjauhkan dari tujuan mulia hidup sebagai umat manusia.
Jika dari sejarah panjang kita mengenal hanya kekalahan semata di mata dunia hingga kini.
Pendidikan adalah investasi untuk menggapai kemenangan masa depan. Mengabaikan
pendidikan, sama artinya dengan membiarkan diri bangsa ini tidak tahu bagaimana
menghadapi hari depannya, dan itu adalah sebesar-besarnya kejahatan terhadap
kemanusiaan dan anak bangsanya sendiri.
Untuk menggapai perubahan yang diharapkan bagi suatu bangsa, pembangunan
pendidikan menjadi kata kuncinya. Menurut Kuntowijoyo (1997) terdapat tiga tahapan
berkenaan dengan perubahan masyarakat, yaitu:
Pertama tahap masyarakat ganda, yakni ketika terpaksa ada pemilahan antara
masyarakat madani (civil society) dengan masyarakat politik (political society) atau antara
masyarakat dengan negara. Karena ada pemilihan ini, maka dapat terjadi negara tidak
memberikan layanan dan perlindungan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya.
Kedua tahap masyarakat tunggal, yaitu ketika masyarakat madani sudah berhasil dibangun,
dan ketiga, tahap masyarakat etis (ethical society) yang merupakan tahap akhir dari
perkebambangan tersebut”(Jalal & Supriadi, 2001:42)
Secara teoritik masyarakat terbentuk oleh karena kesadaran, sedangkan negara oleh
kepentingan, kesadaran masyarakat dan kepentingan negara, jika dibentangkan kembali di
atas nilai-nilai yang telah disepakati, sebagaimana tertuang dalam dasar dan tujuan negara
yang sesungguhnya merefleksikan keluhuran cita-cita, kultur masyarakat dan bangsa ini
yang notabene kuat beragama Islam. Tidak harus dapat kendala yang berarti dalam meneliti
pembangunan ke arah perubahan yang di cita-citakan. Untuk itu, masyarakat dan negara
sebagai konstruksi kelembagaannya dipersyaratkan mampu membangun hubungan
8
sinergik, melalui kiprah bersama membawa anak bangsa dan nasib masa depannya, kecuali
dengan pendidikan tak ada jalan lainnya. Karena perubahan yang kita harapkan adalah
perubahan kearah peningkatan mutu kehidupan, bukan perubahan tak terkendali yang tidak
kita inginkan seperti krisis dan bencana. Perubahan kearah peningkatan mutu hanya
mungkin dicapai jika bangsa ini mampu belajar secara cerdas menyikapi tuntutan yang
selalu ada. Itu semua mustahil dicapai tanpa pendidikan.
Dengan demikian, pendidikan dan perubahan sosial merupakan suatu kesatuan
yang tak dapat dipisahkan. Dimana pendidikan selalu ada dalam masyarakat pada tingkat
sederhana sekalipun. Dimana ada dua individu atau lebih secara kontinyu membuat saling
berinteraksi yang menetap sebagai sebuah community, pendidikan terlahir dengan
sendirinya, pertama tentu saja sebagai bagian dari naluri, namun selajutnya tantangan hidup
manusia yang terus berkembang telah, memberikan pengalaman pembelajaran mulai dari
penemuan empirik hingga hasil kemampuan refleksi kekuatan akal dan pikirannya.
Selanjutnya sebagai salah satu hasil perkembangan yaitu yang berjalan terus menerus, hasil
pendidikan mendorong terjadinya perubahan sosial, selain perubahan sosial itu sendiri
dilahirkan oleh pengalaman buruk kolektif yang dilakukan oleh kecenderungan banyak
orang didalam masyarakat.
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah sebagai proses rekayasa sosial (Social Reengenering Process)
sejatinya merupakan instrumentasi budaya dalam melanjut-kembangkan peradaban, artinya
pendidikan selain berperan besar dalam mendorong perkembangan kemajuan IPTEK, juga
tetap pada fungsi dasarnya sebagai penjaga dan pelestari nilai tujuan hidup manusia.
Perubahan sosial yang terjadi didorong kemajuan kecerdasan dalam menemukan IPTEK
telah mengantarkan perubahan spektakuler dalam cara hidup. Terjadinya perubahan
tersebut yang berlangsung kemudian secara masal dapat diterima sebagai bagian dari
kemajuan pendidikan. Untuk peradigma perkembangan nilai baru dalam dunia pendidikan
nasional di masa depan haruslah mencakup nilai-nilai yakni nilai dasar, nilai inti dan nilai
instrumental.
B. Saran
Nilai harus dilestarikan kepada generasi penerus melalui media pendidikan, dan
diharapkan perubahan social generasi penerus tidak meninggalkan nilai/norma-norma yang
berlaku di masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Eviayunita. 2016. Artikel “Pendidikan Sebagai Pelestarian Nilai dan Perubahan Sosial”.
https://eviayunita.wordpress.com/2016/12/25/pendidikan-sebagai-pelestarian-nilai-dan-
perubahan-sosial/. 23 Mei 2022.
Agroedupolitan. 2017. Artikel “Pendidikan Antara Pelestarain Nilai dan Perubahan Sosial”.
https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/07/pendidikan-antara-pelestarian-nilai-
dan.html?m=1. 23 Mei 2022
16