Anda di halaman 1dari 16

LEMBAGA DAN ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN

Makalah Ini Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Sejarah Pendidikan

Di Susun Oleh :
Kelompok 1
Faradiba Isyudin Baid (A3118131)
Miranda Safitri (A31120105)

JURUSAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji akan terucap dari lisan dan hati kita sebagai manusia kepada sang khalik. Sebagai
ucapan terima kasih karena senantiasa melindungi kita dalam setiap aktivitas. Sholawat serta
salam akan selalu tercurahkan kepada guru dari segala guru, pemimpin yakni habibina
Muhammad SAW.

Dengan tetap mengharap ridha Allah SWT. Kami buat makalah ini guna memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu/Bapak dossen. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
banyak kekurangan-kekurangan yang tentunya tidak lepas dari diri kami selaku manusia. Untuk
itu kami harapkan kepada Ibu/Bapak dossen khususnya, kepada rekan-rekan seperjuangan
umumnya untuk memberikan kritik dan sarannya. Tentunya kunci kesuksesan adalah terus
mencoba dan selalu memperbaiki kekurangan-kekurangan, guna kesempurnaan terciptanya
tugas-tugas yang diberikan yang akan datang.

Palu, November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................3

A. Latar Belakang.................................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah............................................................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................................................3

BAB II LEMBAGA - LEMBAGA PENDIDIKAN.....................................................................................4

A. Pengertian Lembaga Pendidikan......................................................................................................4

B. Macam-macam Lembaga Pendidikan..............................................................................................4

BAB III ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN..............................................................................................9

A. Macam-macam Aliran Pendidikan...................................................................................................9

B. Aliran Pendidikan yang digunakan di Indonesia............................................................................12

BAB IV PENUTUP...................................................................................................................................15

A. Kesimpulan....................................................................................................................................15

B. Saran..............................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia
dan masyarakatnya. Sejak dulu, kini, maupun di masa depan pendidikan itu selalu
mengalami perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran- pemikiran
yang membawa pembaruan pendidikan itu disebut Aliran-Aliran Pendidikan.
Setiap calon tenaga kependidikan, utamanya calon pakar kependidikan, harus memahami
berbagai aliran-aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-
pemikiran dalam pendidikan tersebut. Pemahaman terhadap pemikiran-pemikiran penting
dalam pendidikan akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan kesejarahan,
yakni kemampuan memahami kaitan antara pengalaman-pengalaman masa lampau,
tuntutan dan kebutuhan masa kini, serta perkiraan/antisipasi masa datang. Pemaparan
aliran-aliran pendidikan penting karena sebagai pembekalan wawasan historis terhadap
setiap calon tenaga kependidikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang yang ada di atas, dapat di temukan Rumusan Masalah
Sebagai Berikut :
1. Jelaskan Pengertian Lembaga Pendidikan ?
2. Apa saja jenis-jenis Lembaga Pendidikan ?
3. Sebutkan dan jelaskan Macam-macam Aliran Pendidikan ?

C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah teramgkum diatas, dapat di tarik Tujuan
Penulisan Makalah ini, Adalah :
1. Menjelaskan Pengertian Lembaga Pendidikan
2. Menerangkan Jenis-Jenis Lembaga Pendidikan
3. Menjelaskan secara menyeluruh tentang macam-macam Aliran Pendidikan

4
BAB II

LEMBAGA - LEMBAGA PENDIDIKAN

A. Pengertian Lembaga Pendidikan


Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu, sesuatu yang memberi
bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan mengadakan suatu penelitian
keilmuan atau melakukan sesuatu usaha. Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa
lembaga mengandung dua arti yaitu pengertian secara fisik, materil, kongkrit, dan
pengertian secara non-fisik, non materil dan abstrak.1
Telah sedikit disinggung di bagian terdahulu bahwa lembaga pendidikan adalah badan
atau instansi baik negri maupun swasta yang melaksanakan kegiatan mendidik. Dengan
kata lain lembaga pendidikan adalah badan atau instansi yang menyelenggarakan usaha
pendidikan. Dengan pengertian ini maka yang dimaksud dengan lembaga pendidikan
bukan hanya lembaga-lembaga formal yang berbentuk sekolah saja, tetapi juga lembaga
lain seperti kursus resmi, kursus privat, dan lain-lain yang mempunyai ciri adanya
kegiatan belajar.2
Di Indonesia ini terdapat banyak sekali lembaga pendidikan dengan tujuan, kurikulum
dan lulusan yang berbeda-beda. Namun secara umum diketahui bahwa dalam lembaga
pendidikan selalu terdapat komponen-komponen penting yang menentukan keberhasilan
lembaga tersebut.
Komponen-komponenya3 adalah:
1. Komponen siswa.
2. Komponen Guru.
3. Komponen Kurikulum.
4. Komponen sarana dan prasarana.
5. Komponen pengelola.

B. Macam-macam Lembaga Pendidikan


1. Lembaga Pendidikan Formal
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah
pada umumnya4. Lembaga pendidikan di sekolah, adalah suatu lembaga pendidikan
dimana dalam tempat tersebut diadakan kegiatan pendidikan yang secara teratur,

1
Drs. Moh. Roqib, M. Ag dan Nurfuadi, M. Pd. I, Kepribadian Guru, STAIN Purwokerto, Yogyakarta; 2011. hal. 75

2
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Yogyakarta: Aditiya Media, 2009, hlm 15

3
Ibid, hlm16

4
http://alkhafy.blogspot.com/2008/11/jenis-lembaga-lembaga-pendidikan.html
5
sistematis, mempunyai tanggung jawab perpanjangan dalam kurun waktu tertentu,
berlangsung mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, dilaksanakan
berdasarkan aturan resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Di Negara Republik
Indonesia ada tiga lemabga pendidikan yang diidentikkan sebagai lembaga
pendidikan Islam, yaitu: pesantren, madrasah, dan sekolah milik organisasi islam
dalam setiap jenis dan jenjang yang ada.5
Manajer sekolah adalah pemimpin yang berhubungan langsung dengan sekolah. Ia
adalah panglima pengawal pendidikan yang melaksankan fungsi kontrol berbagai
pola kegiatan pengajaran dan pendidikan di dalamnya. suksesnya sebuah sekolah
tergantung pada sejauhmana pelaksanaan misi yang dibebankan diatas pundaknya,
kepribadian dan kemampuannya dalam bergaul dengan unsur-unsur masyarakat. Oleh
sebab itu, kepala sekolah harus berupaya mewujudkan kondisi sosial yang
mendukung kegiatan sekolah. Demi suksesnya dalam mengemban berbagai beban
dan tugas, maka ia harus memiliki beberapa sifat berkaitan dengan kepribadiannya
dan profesinya. Selain itu juga harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan ajaran-
ajaran syariat Islam.6
Adapun Tanggung Jawab sekolah atau pendidikan formal:
a. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang
ditetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam hal Undang-Undang
pendidikan, UUSPN Nomor 2 Tahun 1989.
b. Tanggung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat
pendidikan yang dipercayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa.
c. Tanggung jawab fungsional, ialah tanggung jawab profesional pengelola dan
pelaksana pendidikan menerima ketetapan ini berdasarkan ketetapan-ketetapan
jabatannya.7
Selain itu pendidikan formal juga ciri-ciri yaitu ;
a. Pendidikan berlangsung dalam ruang kelas yang sengaja dibuat oleh lembaga
pendidikan formal.
b. Guru adalah orang yang ditetapkan secara resmi oleh lembaga.
c. Memiliki administrasi dan manajemen yang jelas.
d. Adanya batasan usia sesuai dengan jenjang pendidikan.
e. Memiliki kurikulum formal.
f. Adanya perencanaan, metode, media, serta evaluasi pembelajaran.
g. Adanya batasan lama studi.
h. Kepada peserta yang lulus diberikan ijazah.
i. Dapat meneruskan pada jenjang yang lebih tinggi.

5
Drs. Moh. Roqib, M. Ag dan Nurfuadi, M. Pd. I, Op. Cit, hal. 76

6
Ibid,.

7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta; 1999, hal. 47
6
Adapun yang dimaksud lembaga pendidikan sekolah misalnya Taman Kanak-kanak
(TK), Raudatul Athfal (RA), Sekolah dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas
(SMA), Madrasah aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), serta Madrasah
Aliyah kejuruan (MAK).
Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah yang lahir dan berkembang secara
efektif dan efisien dari dan oleh serta untuk masyarakat, merupakan perangkat yang
berkewajiban memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam mendidik warga
negara. Sekolah dikelola secara formal, hierarkis, dan kronologis yang berhaluan
pada falsafah dan tujuan pendidikan nasional.8
2. Lembaga Nonformal
Lembaga Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Lembaga pendidikan nonformal
adalah lembaga pendidikan yang disediakan bagi warga Negara yang tidak sempat
mengikuti atau menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan
formal. Pendidikan nonformal semakin berkembang, hal ini karena didorong oleh
beberapa factor, diantaranya :
a. Semakin banyaknya jumlah angkatan muda yang tidak dapat melanjutkan
sekolah.
b. Lapangan kerja, khususnya sector swasta mengalami perkembangan cukup pesat
dan lebih dibandingkan perkembangan sector pemerintah.
Pendidikan nonformal deselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan
layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap
pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat.
Dengan kata lain, pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan
kemudaan, pendidikan pembedayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan
kerampilan dan pelatihan kerja, serta pendidikan lainnya.
Mengenai pendidikan non-formal ini dijelaskan dalam UU No 20 thn 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional , pasal 26 ayat (4) satuan pendidikan non-formal terdiri
atas lembaga kursus, lembaga pelatihan kelompok belajar, pusat kegiatan belajar
masyarakat, dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis, ayat (5) Kursus
dan Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan,
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/ atau melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi.9
Penyelenggaraan pendidikannon formal ini tidak terikat oleh jam pelajaran sekolah,
dan tidak ada penjejangan sehingga dapat dilaksanakan kapan saja dan dinama saja;
8
Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd. I, Ilmu Pendidikan, Sukses offset, Yogyakarta; 2009, hal. 101

9
http://bisnisukm.com/izin-pendirian-lembaga-pendidikan-non-formal.html
7
dan tergantung kepada kesempatan yang dimiliki oleh para anggota masyarakat dan
para penyelenggara pendidikan agama Islam pada masyarakat itu sendiri.
Adapun ciri-ciri pendidikan nonformal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Pendidikan berlangsung dalam lingkunagan masyarakat.
b. Guru adalah fasilitator yang diperlukan.
c. Tidak adanya pembatasan usia.
d. Materi pelajaran praktis disesuaikan dengan kebutuhan pragmatis.
e. Waktu pendidikan singkat dan padat materi.
f. Memiliki manajemen yang terpaddu dan terarah.
g. Pembelajaran bertujuan membekali peserta dengan keterampilan khusus
untukpersiapan diri dalam dunia kerja.
Sedangkan lembaga penyelenggaraan pendidikan nonformal antara lain;
a. Kelompok Bermain (KB)
b. Taman Penitipan Anak (TPA)
c. Lembaga khusus
d. Sanggar
e. Lembaga pelatihan
f. Kelompok belajar
g. Pusat kegiatan belajar masyarakat
h. Majelis taklim
i. Lembaga Ketrampilan dan Pelatihan “AMAL-MAS”.10
3. Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan kata
lain, lembaga pendidikan informal adalah sebuah lembaga pendidikan yang ruang
lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat. Pendidikan keluarga
merupakan pendidikan yang pertama dan utama, karena dalam keluarga inilah anak
pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. jika dikatakan lingkungan yang
utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga
pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak dalam keluarga.
Orang tua atau ayah dan ibu memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh
atas pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang lahir, ibunyalah yang selalu ada
disampingnya. Oleh karena itu ia meniru peran ibunya dan biasanya seorang anak
lebih cinta kepada ibunya apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik. Apapun
yang dilakukan ibu dapat dimanfaatkannya, kecuali apabila ia ditinggalkan dengan
memahami dengan segala sesuatu yang terkandung didalam hati anaknya, jika anak
telah mulai agak besar, disertai kasih sayang dapatlah ibu mengambil hati anaknya
untuk selama-lamanya.
Dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anaknya meliputi:
1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua
dan anak.

10
http://tsu-basith.blogspot.com/2012/09/lembaga-pendidikan.html
8
2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi nilai-nilai spiritual.
3. Tanggung jawab sosial.
4. Memelihara dan membesarkan anak.
5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan
yang berguna bagi kehidupan anak tersebut.11

Ciri- ciri pendidikan informal adalah ;

a. Pendidikan berlangsung terus-menerus tanpa mengenal tempat dan waktu.

b. Guru adalah orang tua.

c. Tidak adanya manajemen yang jelas.

11
Dr. Hj. Binti Maunah, M. Pd. I, Op Cit, hal 98-100
9
BAB III

ALIRAN-ALIRAN PENDIDIKAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena setiap kelompok
manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannya yang memerlukan pendidikan
yang lebih baik dari orang tuanya. Di dalam kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan,
pemikiran-pemikiran tentang pendidikan telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini.
Oleh karena itu bahasan tersebut hanya dibatasi pada beberapa rumpun aliran klasik,
pengaruhnya sampai saat ini dan dua tonggak penting pendidikan di Indonesia.

Aliran pendidikan adalah pemikiran-pemikiran yang membawa pembaruan pendidikan. Pertama,


“teori“ dipergunakan oleh para pendidik untuk menunjukkan hipotesis-hipotesis tertentu dalam
rangka membuktikan kebenaran-kebenaran melalui eksperimen dan observasi yang berfungsi
menjalankan pokok bahasannya. Kata “teori” sebagaimana yang dipergunakan dalam konteks
pendidikan secara umum adalah sebuah tema yang apik. Teori yang dimaksudkan hanya
dianggap dengan baik dalam bidang psikologi atau sosiologi hingga sampai kepada praktek
kependidikan .(O’Connor)12

Seorang ahli pendidikan Mesir Kontemporer (Muhammad Nujayhi) merefleksikan pandangan


senada dengan O’Connor, bahwa perkembangan-perkembangan di bidang psikologi
eksperimental membawa kesan-kesan ke dalam dunia pendidikan dan memberi sumbangan bagi
teori-teori pendidikan ,sebagaimana yang terdapat pada bidang ilmu pengetahuan khusus.
Dengan demikian,”teori” dalam arti pertama terbatas pada penjelasan mengenai persoalan-
persoalan berkaitan dengan batas-batas ilmiah.

Kedua, “teori” menunjuk kepada bentuk asas-asas yang saling berhubungan yang mengacu
kepada petunjuk praktis. Dalam pengertian ini, bukan hanya mencangkup pemindahan-
pemindahan eksplanasi fenomena yang ada, namun termasuk didalamnya mengontrol atau
membangun pengalaman.13

A. Macam-macam Aliran Pendidikan


1. Aliran Empirisme (Environmentalisme)
Aliran Empirisme adalah aliran yang mementingkan stimulasi eksternal dalam
perkembangan manusia. Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan anak
tergantung pada lingkungan, sedangkan pembawaan yang dibawanya dari semenjak
lahir tidak dipentingkan14. John Lock, filsuf Inggris yang mengembangkan paham
rasionalisme pada abad ke-18, menyatakan bahwa anak yang lahir ke dunia dapat
12
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja dan Drs. S. L. La Sulo, PENGANTAR PENDIDIKAN, Jakarta: PT RINEKA
CIPTA, 2005, HLM. 191
13
Dr. Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan AL-QUR’AN, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2005, hlm. 21-22
10
diumpamakan seperti kertas putih yang kosong yang belum ditulisi atau dikenal
dengan istilah “tabularasa’ ( a blank sheet of paper)15. Teori ini mengatakan bahwa
manusia yang lahir adalah anak yang suci seperti meja lilin. Dengan demikian,
menurut aliran inin anak-anak yang lahir ke dunia tidak mempunyai bakat dan
pembawaan apa-apa, sebagai kertas putih yang polos. Oleh karena itu, anak-anak
dapat dibentuk sesuai dengan keinginan orang dewasa uang memberikan warna
pendidikannya. Menurut teori ini, pendidikan memegang peranan penting sebab
pendidikan menyediakan lingkungan yang sangat ideal kepada anak-anak, selain itu
teori ini dipandang sebagai aliran yang sangat optimis terhadap pendidikan, karena
teori ini hanya mementingkan peranan pengalaman yang diproses dari lingkungan,
kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan
keberhasilam seseorang dan masih menganggap manusia sebagai makhluk yang pasif,
mudah dibentuk atau direkayasa.
2. Aliran Nativisme
Teori ini menentang teori empirisne, dengan tokohnya seorang filsuf Jerman,
Schopenhauer (1788-1860)16, dikatakan bahwa anak-anak yang lahir ke dunia sudah
memiliki pembawaan yang akan berkembang menurut arah masing-masing,
keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh anak itu sendiri. Teori ini menekankan
kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan, termasuk factor pendidikan
kurang berpengaruh terhadap pendidikan anak. Pendidikan tidak akan mempengaruhi
perkembangan anak karena setiap anak telah memiliki pembawaannya.
3. Aliran Naturalisme
Teori ini dipengaruhi oleh seorang filsafat Prancis J.J.Rousseanue 17, ia berpendapat
setiap anak yang baru dilahirkan pada hakikatnya memiliki pembawaan baik. Namun,
pembawaan baik yang terdapat pada setiap anak itu akan berubah sebaliknya karena
dipengaruhi oleh lingkungan (keluarga,sekolah,masyarakat). J.J.Rousseanue
mengungkapkan “segala sesuatu adalah baik ketika ia baru keluar dari alam,dan
segala sesuatu menjadi jelek manakala ia sudah berada di tangan manusia”, agar
seorang anak dapat bertumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik, anak
tersebut harus diserahkan pada alam. Kekuatan alam yang akan mengajarkan
kebaikan yang terlahir secara alamiah sejak kelahiran anak tersebut. Beragam
kebaikan itu akan terus diserap oleh setiap anak secara spontan dan bebas dari
rekayasa orang dewasa.
4. Aliran Konvergensi

14
Prof. Dr. Umar Tirtarahardja, dan Drs. S. L. La Sulo. PENGANTAR PENDIDIKAN. Jakarta: PT RINEKA CIPTA. 2005. Hlm.195

15
Ibid, Hlm. 49-50

16
Wiji Suwarno, DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP, 2009, Hlm. 51

17
Ibid, Hlm. 52
11
Aliran konvergensi merupakan gabungan dari aliran-aliran di atas, aliran ini
menggabungkan pentingnya hereditas dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia, tidak hanya berpegang pada pembawaan,
tetapi juga kepada faktor yang sama pentingnya yang mempunyai andil lebih besar
dalam menentukan masa depan seseorang. Aliran konvergensi mengatakan bahwa
pertumbuhan dan perkemangan manusia itu adalah tergantung pada dua faktor, yaitu:
faktor bakat/pembawaan dan faktor lingkungan, pengalaman/pendidikan. Inilah yang
di sebut teori konvergensi. (convergentie=penyatuan hasil, kerjasama mencapai satu
hasil. Konvergeren=menuju atau berkumpul pada satu titik pertemuan). William
Stern(1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman, dan sebagai pelopor aliran
ini mengatakan “kemungkinan-kemungkinan yang di bawa lahir itu adalah petunjuk-
petunjuk nasib depan dengan ruangan permainan. Dalam ruangan permainan itulah
letaknya pendidikan dalam arti se luas-luasnya. Tenaga-tenaga dari luar dapat
menolong, tetapi bukanlah ia yang menyebabkan pertumbuhan itu, karena ini
datangnya dari dalam yang mengandung dasar keaktifan dan tenaga pendorong” Jadi
menurut Williem seorang anak di lahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik
maupun buruk. Bakat yang di bawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu,
sebaliknya lingkungan yang baik dapat menghasilkan perkembangan anak yang
optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang di perlukan untuk
pengembang itu. Lingkungan pun mempengaruhi anak didik dalam mengembangkan
pembawaan bahasanya, karena itu anak manusia mula-mula menggunakan bahasa
lingkungannya.18
5. Aliran Progresifisme
Tokoh aliran ini adalah John Dewey yang berpendapat bahwa manusia mempunyai
kemmpuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat
menekan atau yang bersifat mengancam dirinya. Aliran ini memandang bahwa
peserta didik mempunyai alat dan kecerdasan, hal ditunjukkan dengan fakta bahwa
manusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain.Peningkatan kecerdasan
menjadi tugas utama pendidik yang secara teori mengerti karakter peserta didiknya.
Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuan jasmani dan rohani, namun
juga termanifestikan di dalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalam
pengalamannya.
6. Aliran Konstruksifisme
Tokoh aliran ini adalah Gambahsta Vico,seorang epistermiolog Italia, ia mengatakan
bahwa Tuhan adalah cipta alam semesta dan manusia adalah tuan dari ciptaan. Hanya
Tuhan yang dapat menegetahui segala sesuatu karena Dia pencipta segala sesuatu itu
dan manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan.Aliran ini

18
Wiji Suwarno. Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP. 2009. Hlm. 54
12
dikembangkan oleh Jean Piaget dalam teori perkembangan kognitif, bahwa
pengetahuan merupakan interaksi kontinu antara individu satu dengan lingkungannya.

B. Aliran Pendidikan yang digunakan di Indonesia


Dua aliran pokok pendidikan di Indonesia itu di Indonesia itu dimaksudkan adalah
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa dan Ruang Pendidikan INS Kayu Tanam. Kedua
aliran tersebut dipandang sebagai tonggak pemikiran tentang pendidikan di Indonesia.19
1. Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal
3 Juli 1932 di yogyakarta, yakni dalam bentuk yayasan.
a. Asas dan Tujuan Taman Siswa
 Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan
terbitnya persatuan dalam peri kehidupan umum.
 Bahwa pengajaran harus memberi pengetahuan yang berfaedah yang dalam
arti lahir dan batin dapat memerdekan diri.
 Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
 Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
 Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka harus
mutlak harus membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
 Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keiklasan lahir dan batin
untuk mengobarkan segala kepentinganpribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.

Kemudian ditambahkan dengan asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas


kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas kemanusiaan.

Tujuan Taman Siswa

 Sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib


dan damai.
 Membangun abak didik menjadi manusia yang merdeka lahir dan batin, luhur
akal budinya, serta sehat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta
manusia pada umumnya.
b. Upaya-upaya yang dilakukan Taman Siswa

19
https://www.google.com/amp/s/afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/26/aliran-pokok-pendidikan-di-indonesia/amp/
13
Beberapa usaha yang dilakukan oleh Rtaman siswa adalah menyiapkan peserta
didik yang cerdas dan memiliki kecakapan hidup. Dalam ruang lingkup eksternal
Taman siwa membentuk pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan.
c. Hasil-hasil yang Dicapai
Taman siswa telah berhasil menemukakan gagasan tentang pendidikan nasional,
lembaga-lembaga pendidikan dari Taman indria sampai Sarjana Wiyata. Taman
siswa pun telah melahirkan alumni alumni besar di Indonesia.
2. Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS 20(Indonesia Nederlandsche School) didirikan oleh Mohammad
Sjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayu Tanam (sumatera Barat).
a. Asas dan Tujuan Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Pada awal didirikan, Ruang Pendidik INS mempunyai asas-asas sebagai berikut:
1) Berpikir logis dan rasional
2) Keaktifan atau kegiatan
3) Pendidikan masyarakat
4) Memperhatikan pembawaan anak
5) Menentang intelektualisme
Dasar-dasar tersebut kemudian disempurnakan dan mencakup berbagai hal,
seperti: syarat-syarat pendidikan yang efektif, tujuan yang ingin dicapai, dan
sebagainya.
Tujuan Ruang pendidik INS Kayu Tanam adalah:
1) Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
2) Memberi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
3) Mendidik para pemuda agar berguna untuk masyarakat
4) Menanamkan kepercayaan terhadap diri sendiri dan berani bertanggung
jawab.
5) Mengusahakan mandiri dalam pembiayaan.

b. Upaya-upaya Ruang Pendidik INS Kayu Tanam


Beberapa usaha yang dilakukan oleh Ruang Pendidik INS Kayu Tanam antara
lain menyelenggarakan berbagai jenjang pendidikan, menyiapkan tenaga guru
atau pendidik, dan penerbitan mjalah anak-anak Sendi, serta mencetak buku-buku
pelajaran.
c. Hasil-hasil yang Dicapai Ruang Pendidik INS Kayu Tanam
Ruang Pendidik INS Kayu Tanam mengupayakan gagasan-gagasan tentang
pendidikan nasional (utamanya pendidikan keterampilan/kerajinan), beberapa
ruang pendidikan (jenjang persekolahan), dan sejumlah alumni.

20
https://www.google.com/amp/s/afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/26/aliran-pokok-pendidikan-di-indonesia/amp/
14
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologi, lembaga adalah asal sesuatu, acuan, sesuatu, sesuatu yang
memberi bentuk pada yang lain, badan atau organisasi yang bertujuan
mengadakan suatu penelitian keilmuan atau melakukan sesuatu usaha.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-
sekolah pada umumnya. Lembaga Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan
di luar pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Lembaga pendidikan non formal adalah lembaga pendidikan yang disediakan bagi
warga Negara yang tidak sempat mengikuti atau menyelesaikan pendidikan pada
jenjang tertentu dalam pendidikan formal.
Pendidikan Informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Dengan
kata lain, lembaga pendidikan informal adalah sebuah lembaga pendidikan yang
ruang lingkupnya lebih terarah pada keluarga dan masyarakat.
Pemahan terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang sangatlah
penting, ketika seorang pendidik hendak menangkap dari setiap dinamika
perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang tengah terjadi bagaimanpun
juga aliran-aliran pendidikan pada dasar nya merupakan gagasan dari para
pemikir berpengaruh secara luas pada zamannya, sehingga tidak akan bisa
terabaikan.

B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun
dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA
H.A.R, Tilaar,2007. Mengembangkan Ilmu Pendidikan Berdimensi Global,
Jakarta: Lembaga Manajemen UNJ.
Suradi, 2012, Pengantar Pendidikan Teori Dan Aplikasi, Jakarta; PT Indeks,
AL-Abrasy, M,A. 2003,Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan Islam, Bandung;
Pustaka Setia
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati.2001.Ilmu Pendidikan.jakarta:PT Rineka Cipta
Effendi, Mukhlisun.2008.Ilmu Pendidikan.Yogyakarta:Nadi Offset
Purwanto, Ngalim.1997.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis.Bandung:PT
Remaja Rosdakarya.
https://www.google.com/amp/s/afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/26/alir
an-pokok-pendidikan-di-indonesia/amp/
Raja Grafindo Persada, Jakarta; 1999
http://tsu-basith.blogspot.com/2012/09/lembaga-pendidikan.html
http://alkhafy.blogspot.com/2008/11/jenis-lembaga-lembaga-pendidikan.html

16

Anda mungkin juga menyukai