Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENDESKRIPSIKAN HAKEKAT
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Perencanaan
Pembelajaran IPS
Dosen Pengampu : Dr. Moh. Sutomo, M.Pd

Kelompok 1
Siti Nai’matul Azizah (202101090037)
Firda Sohibatul Aslamiah (202101090012)
Yanuar Agis Wardana (202101090033)

PROGRAM STUDI TADRIS IPS FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH.ACHMAD SIDIQ
JEMBER

1
2022

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik,
shalawat serta salam tak lupa juga kami sampaikan kepada nabi besar nabi anggung Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang ber
ilmu seperti saat ini, dengan adanya ridho dan kesehatan kami tidak akan bisa menyelesaikan
makalah ini dengan judul “Mendeskripsikan hakekat perencanaan pembelajaran” untuk itu
kami ucapkan syukur.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya ada kekuranga di
dalamnya dan jauh dari kata sempurna, dikarnakan hal ini kami tidak terlepas dari
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki. Namun dengan berkat
bimbingan dari bapak dosen dan petunjuk atau bantuan dari berbagai sumber yang kami
peroleh makalah ini dapat kami selesaikan. Pada kesempatan kali ini kami dengan penuh
hormat mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan pembelajaran IPS bapak Dr . Moh Sutomo M.Pd, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kami semua serta kritik dan saran sangat diperlukan dalam makalah ini
untuk perbaikan agar menjadi yang lebih baik lagi, sekali lagi kami ucapkan terimakasih.

Jember 15 September 2022

Penyusun

2
3
DAFTAR ISI

Cover................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR......................................................................................... 2
DAFTAR ISI....................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 4
A. Latar belakang................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................. 5
C. Tujuan Masalah................................................................................. 5
Bab II PEMBAHASAN...................................................................................... 6
A. Pengertian perencanaan........................................................................ 6
B. Pengertian pembelajaran........................................................................ 7
C. Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli...................................... 9
D. Kedudukan Perencanaan dalam proses pembelajaran........................... 11
E. Proses Perencanaan Pembelajaran......................................................... 11
F. Dasar hukum perencanaan pembelajaran.............................................. 13
Bab III PENUTUP............................................................................................. 16
A. Kesimpulan............................................................................................. 17
B. Saran...................................................................................................... 17
Daftar Pustaka .....................................................................................................18

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu aktivitas (proses) yang sistematis dan sistemik di mana di
dalamnya terdapat dosen, program atau kurikulum, peserta didik, proses, fasilitas seta
strategi. Masing komponen tidak berjalan sendiri atau terpisah, tetapi berjalan secara teratur
atau sistematis, saling ketergantungan, komplementer dan berkesinabungan. Oleh karena itu
perlu adanya perencanaan dan pengelolaan belajar yang baik, yang di kembangkan dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini menuntut seorang
pengajar atau guru sebagai perancang (desain) maupun sebagai pelaksana pembelajaran agar
memiliki keterampilan dalam menyusun perencanaan pembelajaran, mampu melakukan
interaksi dengan peserta didik dengan baik, mengelola kelas, mendayagunakan sumber
belajar serta melakukan penilaian pembelajaran dan meningkatkan semangat untuk
keefektifitasan pembelajaran.1
Perencanaan pembelajaran terdiri dari kata “perencanaan” dan “pembelajaran”.
Perencanaan berarti proses untuk melakukan sesuatu diawali dengan merancang trategi atau
cara untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Jadi terdapat tahapan tahapannya agar tujuan
tersebut tercapai.perencanaan juga dapat di artikan dalam berbagai perspektif di antaranya,
perencanaan sebagai kegiatan dasar manusia, perencanaan sebagai pilihan rasional, dan
perencanaan sebagai pengendali tindakan masa depan.
Sedangkan pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.Pembelajaran dapat diartikan sebagai
proses kerjasama antara tenaga pendidik dan peserta didik dan memanfaatkan segala potensi
yang bersumber dari dalam diri peserta didik itu sendiri seperti minat, bakat, dan kemampuan
dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar, maupun potensi yang ada diluar diri peserta didik
seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar
tertentu.Pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan dapat diperhatikan melalui
makna pembelajaran sebagai proses berfikir, pembelajaran sebagai upaya memanfaatkan
potensi otak dan pembelajaran berlangsung sepanjang hayat Dengan kata lain, pembelajaran

1
Siti Marwiyah. Perencanaan Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran. Jurnal Ulul Albab Volume 13, Nomor
1, Januari 2011. Makassar; Universitas Muslim Indonesia, 2011), h. 65

5
adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut
muhaimin dalam riyanto (2009:131) pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk
belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara
efektif dan efisien.2
Menurut Thomas E. Curtis dan Wilma W. Bidwell, dalam proses pembelajaran di sekolah
(kelas) pada artian yang sempit peranan guru lebih spesifik sifatnya, yaitu pada hubungan
proses belajar mengajar. Peranan guru yaitu sebagai fasilitator belajar sekaligus
pengorganisasi lingkungan belajar. Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa bagian
terpenting dari proses pembelajaran terletak pada perencanaan pembelajaran, karena
perencaan pembelajaran sangat mempengaruhi hasil atau tercapainya tujuan pembelajaran itu
sendiri.3
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari perencanaan?
2. Apa Pengertian dari pembelajaran?
3. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli?
4. Bagaimana Kedudukan Perencanaan dalam proses pembelajaran?
5. Apa saja yang di rencanakan dalam proses pembelajaran?
6. Bagaimana Dasar hukum perencanaan pembelajaran

C. Tujuan masalah
1. Agar bisa mengetahui pengertian dari perencanaan
2. Bisa memahami pengertian pembelajaran
3. Memahami Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli
4. Mengetahui kedudukan Perencanaan dalam pembelajaran
5. Mengetahui apa yang di rencanakan dalam proses pembelajaran
6. Dasar hukum perencanaan pembelajaran

2
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet.IX; Jakarta: Kencana,
2012), h. 95.
3
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 45.

6
BAB ll

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses. Proses dimana segala sesuatu di rencanakan terlebih
dahulu diawal. Perencanaan adalah upaya untuk mencapai tujuan dan menentukan tahapan-
tahapan untuk mencapai tujuan tersebut. Kata perencanaan secara sederhana dapat di artikan
sebagai pernyataan tentang sesuatu aktivitas untuk menetapkan keadaan di masa depan. Jika
kegiatan yang telah ditentukan pada perencanaan belum terlaksana, maka guna membuat
perencanaan yang baik harus menguasai keadaan yang ada pada saat ini.
Dengan demikian, dengan adanya perencanaan dapat ditemukan berbagai cerminan
hasil dari reality condition yang kemudian menjadi formula pada rangkaian aktivitas di dalam
perencanaan. Dengan demikian akan terumuskan suatu kegiatan dalam perencanaan.Oleh
karena itu cara yang paling efektif dan efisien untuk proses penentuan kemana harus pergi
dan pengidentifikasian persyaratan adalah melalui kegiatan perencanaan. 4 Enoch, 1995
Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses mempersiapkan
hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
Hamalik (1991:22) menjelaskan perencanaan adalah proses dalam menentukan apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya, dan didalamnya digariskan tujuan-
tujuan yang akan dicapai dan dikembangkan pula program kerja untuk mencapai tujuan-
tujuan itu5. Anwar (1986:73) menjelaskan bahwa perencanaan merupakan kegiatan awal
dalam setiap tindakan yang dilaksanakan nanti, apakah itu dilaksanakan secara tertulis,
ataukah hanya dalam pemikiran-pemikiran seseorang. Sagala (2005:19) menjelaskan
perencanaan adalah fungsi manajemen yang menentukan secara jelas pemilihan pola-pola
pengarahan untuk para pengambil keputusan sehingga terdapat koordinasi dari demikian
banyak keputusan dalam suatu kurun waktu tertentu dan mengarah kepada tujuan-tujuan yang
telah ditentukan.

4
Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah, (Malang: UIN-Maliki Press, 2010), 2.
5
Hamzah, B.Uno Perencanaan Pembelajaran (Cet. II; Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2007), h. 1

7
Abdul Majid dalam bukunya, Perencanaan Pembelajaran menyebutkan, bahwa perencanaan
berarti menyusun langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu
pekerjaan yang terarah pada pencapaian tujuan tertentu.6

Menurut Sanjaya (2013:23) menjelaskan perencanaan dimulai dari penetapan tujuan


yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen yang lengkap, kemudian
menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika
merencanakan maka pola pikir diarahkan bagaimana agar tujuan itu dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dipahami bahwa perencanaan
memiliki empat unsur yang melingkupinya. Keempat unsur tersebut yaitu:
1) Adanya tujuan yang harus dicapai
2) Adanya strategi untuk mencapai tujuan
3) Sumber daya yang dapat mendukung
4) Implementasi setiap keputusan
Agar perencanaan dapat di susun dan di tentukan dengan baik,maka tujuan itu perlu di
rumuskan terlebih dahulu agar tepat sasaran,dengan adanya sasaran yang jelas maka ada
target yang harus di capai. Target itulah yang akan menjadi acuan dalam menentukan langkah
selanjutnya.7

B. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk mengarahkan timbulnya perilaku
belajar peserta didik, atau upaya untuk membelajarkan seseorang. Pembelajaran, sebelumnya
dikenal dengan pengajaran, yang dalam bahasa Arab disebut dengan “ta’lim” yang dalam
kamus Arab-Inggris karangan Elias & Elias (1982) diartikan sebagai “to teach; to educate; to
instruct; to train,yakni mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan
ungkapan yang dikemukakan Syah (1996), yaitu “ allamal ilma” yang berarti to teach atau to
instruct (mengajar atau membelajarkan). Selanjutnya, istilah pembelajaran dalam bahasa
Inggris disebut dengan “instruction”, yang menurut Tardif (1987) bahwa “instruction”
diartikan sebagai proses kependidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk
mencapai tujuan. Sedangkan Reber (1988) mengartikannya sebagai proses perbuatan
mengajarkan pengetahuan; dan Degeng (1989) mengistilahkan “pembelajaran” sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa.
6
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ( Cet. III; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 16
7
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Cet.IX; Jakarta: Kencana,
2012), h. 107

8
Berdasarkan batasan tersebut di atas, secara implisit tampak bahwa dalam
pembelajaran ada kegiatan: memilih, menetapkan dan mengembangkan “metode” untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini
didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya
merupakan inti desain pembelajaran.istilah pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam
untuk mengungkapkan hakikat perencanaan pembelajaran, sebagai upaya untuk
membelajarkan siswa. Karena dalam kegiatan belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan
guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi juga berinteraksi pula dengan semua sumber
belajar yang mungkin dapat digunakan/dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Pembelajaran bukan hanya memperhatikan pada “apa yang dipelajari siswa”,
melainkan pada “bagaimana membelajarkan siswa”. Perhatian pada “apa yang akan
dipelajari” adalah merupakan kajian kurikulum, yang lebih menekankan pada deskripsi
tentang apa tujuan yang ingin dicapai dan apa isi pembelajaran yang seharusnya dipelajari
siswa. Sedangkan “bagaimana membelajarkan siswa” lebih menekankan pada cara-cara untuk
mencapai tujuan, yaitu berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasi isi pembelajaran,
dan mengelola pembelajaran.
Simon mengklasifikasi variabel-variabel pembelajaran yang dikenal dengan istilah
ilmu merancang (a design science) kedalam 3 komponen, yaitu: Kendala, kegiatan, dan
pilihan tujuan. Glaser membuat klasifikasi yang disebut dengan 4 components of psychology
of instruction, yaitu: analisis isi bidang studi, diagnosis kemampuan awal siswa, proses
pembelajaran, dan pengukuran hasil belajar (Degeng, 1998).
Klasifikasi lain yang tampaknya lebih rinci dan dianggap memadai sebagai landasan
pengembangan suatu teori pembelajaran adalah yang dikemukakan oleh Reigeluth,
Bunderson, dan Merrill (1977). Mereka mempekenalkan empat variabel yang menjadi titik
perhatian ilmuan pembelajaran, yaitu:
1) Kondisi pembelajaran (instructional situation) .
2) Bidang studi (subject matter).
3) Strategi pembelajaran (instructional strategy).
4) Hasil pembelajaran (instructional outcomes)

C. Perencanaan Pembelajaran Menurut Para Ahli

9
Perencanaan Pembelajaran adalah proses menspesifikasi kondisi-kondisi untuk belajar
sehingga tercipta strategi dan produk pembelajaran, baik pada level makro maupun mikro.
Menurut Ragan & Smith 1992, perencanaan pembelajaran berkaitan dengan proses yang
sistematik dalam menterjemahkan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran kedalam suatu
perencanaan materi dan kegiatan pembelajaran.Jadi perencanaan pembelajaran adalah suatu
pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar/aktivitas pembelajaran dengan
menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran serta melalui langkah-langkah Pembelajaran,
perencanaan itu sendiri, pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.
Perencanaan berasal dari kata dasar “rencana” yang artinya membuat Rancangan
sketsa (kerangka sesuatu yang akan dikerjakan). Di dalam ilmu Manajemen pendidikan,
perencanaan disebut dengan istilah “planning”, yaitu: persiapan menyusun suatu keputusan
berupa langkah-langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang
terarah pada pencapaian tujuan tertentu. Karena menurut ilmu manajemen, perencanaan
berperan: menentukan tujuan dan prosedur mencapai tujuan, memungkinkan organisasi
mendapat sumber daya untuk mencapai tujuan, memperjelas bagi anggota organisasi
melakukan berbagai kegiatan sesuai tujuan dan prosedur dan memungkinkan untuk
memantau dan mengukur keberhasilan organisasi serta mengatasi bila ada kekeliruan. Peter
Drucker dalam A.W. Tunggal (1993) mengatakan ada 3 macam tolok ukur keberhasilan
organisasi, yaitu:
1) Efficiency = doing things right
2) Economy = minimisasi + maksimasi
3) Effectiveness = doing the right things
Di antara ketiga ukuran itu menurut Drucker, efektivitaslah yang lebih Penting dari
efisiensi dan ekonomis, sebab yang penting bagaimana melakukan Sesuatu dengan baik
(efisien), tapi yang lebih penting adalah bagaimana Memilih sesuatu yang baik (goal) untuk
dikerjakan (efektif). Arti perencanaan pembelajaran menurut ahli:
a. Menurut Ali sebagaimana dikutip Majid perencanaan pembelajaran adalah rumusan-
rumusan tentang apa yang akan dilakukan guru dan peserta didik dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan sebelum kegiatan belajar-mengajar sesungguhnya
dilaksanakan. Dalam hal ini perencanaan merupakan suatu sistem yang menjelaskan
semua komponen yang saling berkaitan secara fungsi untuk mencapai tujuan.
b. Menurut Usman tahun 2005 perencanaan pembelajaran merupakan salah satuan bagian
dari program pembelajaran yang memuat satuan bahasan untuk disajikan dalam beberapa

10
kali pertemuan yang digunakan untuk menyusun rencana pelajaran sehingga dapat
berfungsi sebagai acuan bagi guru untuk
c. Menurut Nurdin dan Usman 2002 perencanaan pembelajaran merupakan pemetaan
langkah-langkah ke arah tujuan yang didalamnya tercakup unsur-unsur tujuan mengajar
yang diharapkan, materi/bahan pelajaran yang akan diberikan, strategi/metode mengajar
yang akan diterapkan dan prosedur evaluasi yang dilakukan yang menilai hasil belajar
siswa.8
Menurut Sudjana 1991 bahwa makna atau arti dari perencanaan/Program belajar
mengajar tidak lain adalah suatu proyeksi/perkiraan guru Mengenai kegiatan yang harus
dilakukan siswa selama pembelajaran itu Berlangsung. Briggs 1978 mengatakan bahwa
perencanaan pembelajaran adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar
serta pengembangan sistem penyampaiannya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai
tujuan tersebut, termasuk di dalammya pengembangan paket pembelajaran dan kegiatan
belajar mengajar, uji coba dan revisi paket pembelajaran dan terakhir adalah mengevaluasi
program dan hasil belajar.
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat diambil suatu pengertian bahwa
Perencanaan pembelajaran adalah merupakan suatu gambaran umum tentang Langkah-
langkah yang akan dilakukan seorang guru didalam kelas pada waktu Yang akan datang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif Dan efisien. Dengan demikian
perencanaan pembelajaran merupakan suatu hal yang harus dirancang oleh setiap guru ,
karena hal ini merupakan salah satu Kompetensi yang harus diwujudkannya. Dengan
demikian, sebagai seorang perancang pembelajaran, guru bertugas membuat rancangan
program Pembelajarannya (meliputi pengorganisasian bahan ajar, penyajian dan Evaluasi)
yang menjadi tanggung jawabnya sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Dengan
kata lain, perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik dan suatu
pembelajaran yang akan dimanifestasikan bersamasama (kepada) peserta didik. Dalam
rangka hal ini, ada baiknya jika guru lebih dahulu memiliki proses berfikir dalam dirinya; apa
yang akan diajarkan, dan materi apa yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar yang
diinginkan, bagaimana cara mengajarkan serta prosedur pencapaiannya, dan bagaimana guru
menilai (untuk mengetahui) apakah tujuan sudah dicapai atau apakah materi sudah dikuasai
oleh peserta didik atau belum. Perbaikan pembelajaran diawali dengan perencanaan
pembelajaran, karena perencanaan pembelajaran dapat dijadikan sebagai titik awal dalam
upaya perbaikan kualitas pembelajaran. Hal ini berarti bahwa perbaikan kualitas
8
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ( Cet. III; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 16.

11
pembelajaran haruslah di awali dari perbaikan kualitas perencanaan pembelajaran. Inti dari
perencanaan pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal untuk
mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Penekanan utama dalam perencanaan
pembelajaran terletak pada pemilihan, penetapan dan pengembangan variabel metode
pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran harus didasarkan pada analisis kondisi dan
hasil pembelajaran. Analisisnya akan menunjukkan bagaimana kondisi pembelajarannya dan
apa hasil pembelajaran yang diharapkan.
D. Kedudukan Perencanaan dalam proses pembelajaran
Robert H. Davis mengidentifikasi lima tipe permasalahan pembelajaran. Dari hasil proses
identifikasi tersebut diperlukan beberapa perencanaan pembelajaran yang matang, antara lain:
1. Direction; yakni arah, tujuan atau kompetensi pembelajaran yang harus dicapai oleh
siswa dalam jangka periode tertentu.
2. Content and sequence; yakni bahwa guna mencapai setiap unsur dari tujuan pada masing-
masing ranah yang dijadikan sasaran pembelajaran, realitasnya dibutuhkan adanya materi
pembelajaran.
3. Metode; yakni dalam menginformasikan materi kepada siswa agar tujuan dapat tercapai,
sangat ditentukan juga oleh ketepatan dalam memilih metode pembelajaran yang
digunakan.
4. Constrains; yakni batasan yang jelas dari beberapa sumber pembelajaran yang akan
digunakan serta mendukung pada setiap proses dalam pembelajaran
5. Evaluation; yakni penilaian di gunakan untuk salah satu metode memberikan nilai
terhadap objek (siswa) sesuai dengan proses siswa dalam pembelajaran.9

E. Proses Perencanaan Pembelajaran


Sebelum memulai kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana yang bertujuan
untuk menghasilkan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Langkah-langkah perencanaan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru
memahami hal-hal yang terkait dengan langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang
meliputi :
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, kita perlu mengetahui tujuan dari terselenggaranya
kegiatan tersebut untuk memudahkan langkah-langkah yang diambil untuk mencapainya.
Begitu pula saat kita ingin menyusun rencana pembelajaran.Menurut Bloom (1964)
9
Ibid., 49

12
terdapat tiga aspek penting yang bisa dijadikan rujukan untuk merumuskan tujuan
pembelajaran, di antaranya:
a. Aspek Kognitif
Pada aspek ini, tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada penguasaan
pengetahuan dan informasi terkait data dan fakta, konsep, generalisasi, serta prinsip yang
dimiliki siswa.
b. Aspek Afektif
Aspek ini berhubungan dengan penerimaan dan apresiasi seseorang dalam hal ini
siswa terhadap suatu hal dan perkembangan mental yang ada dalam diri siswa.
c. Aspek psikomotor
Aspek ini menggambarkan kemampuan dan keterampilan siswa yang bisa dilihat dari
unjuk kerja yang dikemas dalam bentuk fisik maupun non fisik.
1. Memilih Pengalaman Belajar yang Akan Diterima Siswa
Belajar bukan hanya tentang hadirnya siswa di kelas, melakukan kegiatan mendengarkan
penjelasan, mencatat, dan menghafal konsep yang diberikan. Namun lebih dari itu, belajar
merupakan sebuah pengalaman yang akan dirasakan siswa sehingga kegiatan yang ada di
dalamnya haruslah mampu menstimulasi siswa untuk berpikir aktif dan kreatif. Belajar
juga seharusnya mampu memberikan kesempatan siswa untuk menemukan masalah dan
memecahkannya, baik secara individu maupun berkelompok.
2. Menentukan Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu hal penting dalam proses pembelajaran
itu sendiri. Sebagai guru, kita bisa melakukan kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan individu maupun kelompok. Pendekatan individu dilakukan oleh siswa secara
mandiri dengan menggunakan bahan ajar yang sudah dirancang sehingga siswa dapat
belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing-masing. Sedangkan pendekatan
kelompok dilakukan secara berkelompok baik dalam lingkup kecil maupun besar.
3. Menentukan Orang-orang yang Terlibat dalam Proses Pembelajaran
Salah satu sumber belajar yang bisa melengkapi proses pembelajaran adalah orang-orang
yang terlibat di dalamnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah guru atau tenaga pengajar
lainnya yang setara. Guru berperan sebagai fasilitator sekaligus pengelola pembelajaran
yang mampu memberikan pengalaman belajar menyenangkan kepada siswa. Untuk itu,
guru perlu selalu meningkatkan kemampuan dan keterampilannya sesuai dengan karakter
zaman dan siswa yang diajarnya.
4. Menentukan Alat dan Bahan untuk Belajar

13
Selain guru sebagai sumber belajar, siswa juga membutuhkan dukungan berupa alat dan
bahan yang bisa menunjang proses pembelajaran. Adapun pemilihan alat dan bahan
mempertimbangan beberapa hal berikut:
a. Kemampuan intelektual siswa yang beragam
b. Tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c. Media belajar yang akan digunakan
d. Alat dan bahan yang akan dimanfaatkan
e. Fasilitas fisik yang tersedia
f. Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
g. Memperhatikan Ketersediaan Fasilitas Fisik
Untuk bisa melaksanakan kegiatan belajar yang efektif, kita juga perlu
memperhatikan ketersediaan fasilitas fisik yang terdapat di sekolah. Fasilitas fisik ini bisa
berupa ruang kelas, laboratorium, hingga ruang pendukung lainnya. Dengan tersedianya
fasilitas fisik yang baik, sumber daya guru yang mumpuni, juga alat dan bahan yang
memadai, kegiatan pembelajaran bisa lebih mudah dilakukan dan tujuan pembelajaran
bisa lebih mudah dicapai.
5. Merencanakan Proses Evaluasi dan Pengembangan
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, bagian yang tidak kalah penting untuk
diperhatikan adalah merencanakan proses evaluasi dan pengembangan setelah kegiatan
belajar mengajar berlangsung. Dari kegiatan evaluasi, kita bisa melihat sejauh mana
keberhasilan proses pembelajaran yang telah dilakukan mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirancang di awal. Selain itu, dari proses evaluasi tersebut, kita
juga bisa mengadakan perbaikan atau pengembangan untuk kegiatan belajar mengajar
mendatang.

F. Dasar hukum perencanaan pembelajaran


Dasar Hukum Penyususnan Perencanaan pembelajaran bagi Guru dalam
memngimplementasi Kurikulum 2013. Bila seorang guru akan mengawali tugas yaitu
menyusun sebuah perencanaan pembelajaran, mereka harus memperhatikan apa yang
diatur dalam setiap peraturan baik itu Undang-undang, Peraturan Pemerintah, maupun
Peraturan Menteri yang terkait dengan tugas pendidikan. Adapun yang menjadi dasar
hukum kurikulum 2013 termasuk implementasinya adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional 2013

14
2. Pemerintah Nomor 32 Tahun tentang perubahan atas Peraturan pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuyaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang standar
Kompotensi Lulusan
4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar
Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses
6. Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang tandar
Penilaian
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A Tentang Implementasi
Kurikulum
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK

Dari peraturan-peraturan yang menjadi landasan bagi guru dalam


mengimplementasikan kurikulum 2013, terutama dalam mengawali akan penyusunan
perencanaan pembalajaran guru harus betul-betul memahami Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 81A Tahun 2013 tantang Implementasi Kurikulum dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses. Guru
juga harus berpedoman pada kalender Pendidikan seperti yang diatur dalam Permen Dikbud
Nomor 81A Tahun 2013, disitu ditegaskan bahwa kalender pendidikan adalah pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup
permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

Permulaan Waktu Belajar adalah permulaan waktu pelajaran di setiap satuan


pendididkan dimulai pada setiap awal tahun pelajaran, sedangkan Pengaturan waktu Efektif,
meliputi : (a). Minggu Efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran diluar
waktu libur untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan; (b). Waktu
Pembelajaran Efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah
jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal (kurikulum tingkat
daerah), ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan. Sedangkan Pengaturan waktu libur dilakukan mengacu pada ketentuan yang

15
berlaku tentang hari libur, baik libur nasional maupun libur daerah. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran,hari libur
keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari libur khusus.

16
BAB lll

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat penyusun kemukakan setelah menyimak hasil uraian
pada bagian sebelumnya adalah: Perencanaan adalah suatu proses. Proses dimana segala
sesuatu di rencanakan terlebih dahulu diawal. Perencanaan adalah upaya untuk mencapai
tujuan dan menentukan tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan tersebut. Kata perencanaan
secara sederhana dapat di artikan sebagai pernyataan tentang sesuatu aktivitas untuk
menetapkan keadaan di masa depan. Jika kegiatan yang telah ditentukan pada perencanaan
belum terlaksana, maka guna membuat perencanaan yang baik harus menguasai keadaan
yang ada pada saat ini.
Pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk mengarahkan timbulnya perilaku
belajar peserta didik, atau upaya untuk membelajarkan seseorang. Pembelajaran, sebelumnya
dikenal dengan pengajaran, yang dalam bahasa Arab disebut dengan “ta’lim” yang dalam
kamus Arab-Inggris karangan Elias & Elias (1982) diartikan sebagai “to teach; to educate; to
instruct; to train,yakni mengajar, mendidik, atau melatih. Pengertian tersebut sejalan dengan
ungkapan yang dikemukakan Syah (1996), yaitu “ allamal ilma” yang berarti to teach atau to
instruct (mengajar atau membelajarkan).
Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat diambil suatu pengertian bahwa Perencanaan
pembelajaran adalah merupakan suatu gambaran umum tentang Langkah-langkah yang akan
dilakukan seorang guru didalam kelas pada waktu Yang akan datang untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan secara efektif Dan efisien. Dengan demikian perencanaan
pembelajaran merupakan suatu hal Yang harus dirancang oleh setiap guru , karena hal ini
merupakan salah satu Kompetensi yang harus diwujudkannya. Dengan demikian, sebagai
seorang perancang pembelajaran, guru bertugas membuat rancangan program
Pembelajarannya (meliputi pengorganisasian bahan ajar, penyajian dan Evaluasi) yang
menjadi tanggung jawabnya sesuai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.Dengan kata
lain, perencanaan pembelajaran merupakan perencanaan yang sistematik dan suatu
pembelajaran yang akan dimanifestasikan bersamasama (kepada) peserta didik.

17
Robert H. Davis mengidentifikasi lima tipe permasalahan pembelajaran. Dari hasil
proses identifikasi tersebut diperlukan beberapa perencanaan pembelajaran yang matang,
antara lain: Direction,.Content and sequence,Metode,Constrains,Evaluation.
Langkah-langkah perencanaan pembelajaran adalah bagaimana seorang guru memahami
hal-hal yang terkait dengan langkah-langkah perencanaan pembelajaran yang meliputi :
Merumuskan tujuan pembelajaran, Memilih pengalaman belajar yang akan diterima siswa,
Menentukan kegiatan belajar mengajar, Menentukan Orang orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran, Menentukan alat dan bahan untuk belajar, Merencanakan proses evaluasi dan
pengembangan.
Dasar Hukum Penyususnan Perencanaan pembelajaran bagi Guru dalam
mengimplementasi Kurikulum 2013. Bila seorang guru akan mengawali tugas yaitu
menyusun sebuah perencanaan pembelajaran, mereka harus memperhatikan apa yang diatur
dalam setiap peraturan baik itu Undang-undang, Peraturan Pemerintah, maupun Peraturan
Menteri yang terkait dengan tugas pendidikan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami susun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan ini kami sadari masih banyak kekurangan, saran dan kritik
yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

B.Uno Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Cet. II; Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2007.

Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran. Cet. III; Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007.

Oemar Hamalik. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan sistem. Cet.II;


Jakarta:PT. Bumi Aksara, 2003.

Harjanto. (1997). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Ibrahim, R., dan Syaodih, Nana S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dr. Jaya Farida,M.Pd. Perencanaan Pembelajaran.Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN


Sumatera Utara,2019.

Briggs, L. J. , et al. Instructional Design. NewJersey: Educational Technology publ,1978.

Smith, P. L. & Ragan T. J. 2005. Instructional Design. 3th ed. Oklahoma: John Wiley &
Sons, Inc.

Afandi, Muhammad. 2011. Perencanaan Pembelajaran.Bandung: Alfabeta.

Amiruddin. 2016. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta: Parama Ilmu Press

Hakim, Lukmanul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran


Negara RI Tahun 2003 No. 78, Tambahan Lembaran negara RI No. 4301)

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan pemerintah
No19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran negara RI Tahun
2013 N0. 71 )

Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi lulusan Pendidikan dasar dan
Menengah.

Permendikbud No, 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No. 65 tentang standar Proses Pendidikan dasar dan Menengah.

19

Anda mungkin juga menyukai