Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

“EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIVITAS MBS”


Dosen Pangampu : Deni Adriani, S.Pd., M.Pd

OLEH:

Nama : Imelda Stevani Sitorus (7182143007)


Zhesicha Rosafrina Gultom (7181143008)

Prodi : Pendidikan Bisnis B Reguler

PRODI PENDIDIKAN BISNIS FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunia terutama
kesempatan yang diberikan-Nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan penulisan makalah ini
secara tuntas, walaupun masih banyak terdapat kekurangan.
Selama proses penulisan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk itu dari hati yang paling dalam
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
makalah ini.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan, baik dari segi isi maupun dari segi penulisanya.
Segala kritikan dan masukan yang membangun dari semua pihak, akan menjadi pengalaman
yang sangat berharga bagi penulis demi kesempurnaan makalah ini.

Medan,14 September 2019

Kelompok
DAFTAR ISI

Kata pengantar ...........................................................................................................................


Daftar isi ..................................................................................................................................

BAB I Pendahuluan.................................................................................................................
A. LatarBelakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................................
C. Tujuan Penelitian . .............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..
A. Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah ………………………………………………....
B. Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah
C. Produktivitas Manajemen Berbasis Sekolah

BAB III Penutup ..................................................................................................................


A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………..
B. Saran………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan wujud perubahan sistem (reformasi)
pendidikan. Istilah reformasi sendiri dipersamakan dengan revolusi dalam hal perubahan secara
besar-besaran. Hal ini merupakan perombakan dan sistem pembangunan pendidikan yang lebih
didominasi oleh pemerintah. Dimana pembangunan pendidikan oleh pemerintah memang harus
dirombak karena terbukti kurang efektif, efisien dan produktif. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa beberapa karakteristik reformasi dalam bidang tertentu, yaitu dayanya
keadaan yang tidak memuaskan pada masa lalu, keinginan untuk memperbaikinya, 
Sehubungan dengan hal itu, keberhasilan implementasi MBS (Manajemen Berbasis
Sekolah) dalam desentralisasi pendidikan sedikitnya dilihat dari 3 dimensi yaitu efektivitas,
efisiensi, dan produktivitas. Ketiga dimensi tersebut saling terkait dan saling
mempengaruhi. Efektivitas, efisiensi, dan produktivitas MBS (Manajemen Berbasis Sekolah)
harus sejak awal ditetapkan agar dapat diketahui dampaknya sejak awal terhadap pencapaian
pendidikan.  Dengan demikian, sejak awal dapat diketahui kelemahan-kelemahan atau
kekurangan-kekurangan sementara kelebihan dan kekuatannya dapat dipertahankan.
Efektifitas, efisiensi, dan produktivitas MBS harus sejak awal ditetapkan agar dapat
diketahui dampaknya sejak dini terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya,
khususnya dalam merealisasikan berbagai program sekolah. Dengan demikian, sejak awal dapat
diperbaiki kelemahan-kelemahan atau kekurangannya, sementara kelebihan dan kekuatan dapat
dipertahankan.

2. RUMUSAH BERMASALAH
A. Bagamaina Pengertian efektivitas MBS
B. Bagamaina Efisiensi MBS
C. Bagaimana Produktivitas Mbs

3. TUJUAN
A. Untuk memahami efektifitas, efisiensi, produktivitas MBS
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Efektivitas Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa pengertian efektivitas ialah
keefektifan. Sedangkan Sondang P. Siagian (2001: 24) dalam memberikan definisi  bahwa
efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang
secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang
dijalankannya. Menurut Mulyasa (2008:82) menyatakan efektivitas adalah adanya kesesuaian
antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas bagaimana suatu
organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan
tujuan operasional.
Efektivitas MBS berarti bagaimana MBS berhasil melaksanakan semua tugas pokok sekolah,
menjalin partisipasi masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya, sumber dana,
dan sumber belajar utnuk mewujudkan tujuan sekolah. Dalam pengelolaan sekolah, efektifitas
berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan
adanya partisipasi aktif dari masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya dan
sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah. Efektivitas MBS ini dapat dilihat berdasarkan
teori sistem dan dimensi waktu.
Berdasarkan Teori Sistem, kriteria efektivitas harus mencerminkan keseluruhan siklus input-
output yaitu harus mencerminkan hubungan timbal balik antara manajemen berbasis sekolah dan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan berdasarkan Dimensi Waktu, efektivitas MBS dapat diamati
dalam beberapa jangkauan yaitu:
1.Efisiensi jangka pendek yang berfungsi untuk menunjukkan hasil kegiatan dalam kurun waktu
sekitar satu tahun dengan kriteria kepuasan, efisisensi, dan produksi;
2.Efisiensi jangka menengah dalam waktu sekitar lima tahun, dengan kriteria perkembangan serta
kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perusahaan;
3.Efisiensi jangka panjang adalah untuk menilai waktu yang akan datang di atas lima tahun
digunakan kriteria kemampuan untuk melangsungakan hidup dan kemampuan membuat
perencanaan strategis bagi kegiatan di masa depan.

Thomas (1979) melihat efektivitas pendidikan dalam kaitannya dengan produktivitas,


berdasarkan dengan tiga dimensi berikut:
1.The administrator production function: meninjau produktifitas sekolah dari segi keluaran
administratif misal layanan yang dapat diberikan dalam proses pendidikan.
2.The psychologist’s production function: berupa keluaran, perubahan perilaku peserta didik
berdasarkan niai akademik.
3.The ecinomic’s production function: produktifitas sekolah ditinjau dari segi keluaran ekonomis
yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan sekolah.

Lipham dan Hoeh (1987) meninjau efektifitas suatu kegiatan dari factor pencapaian tujuan,
yang memandang bahwa efektifitas berhubungan dengan pencapaian tujuan bersama bukan
pencapaian tujuan pribadi. Steer (1985) mengungkapkan bahwa efektifitas adalah bagaimana
organisasi melaksanakan seluruh tugas pokoknya atau mencapai sasarannya. Efektifitas dapat
dijadikan barometer untuk mengukur keberhasilan pendidikan. Upaya pengukuran terdapat dua
istilah yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Validasi
Validasi dapat dilihat dari dua sisi, yakni interen dan ekstern.
a.Validasi interen merupakan serangkaian tes dan penilaian yang dirancang untuk mengetahui secara
pasti apakah sustu program pendidikan telah mencapai sasaran yang telah ditentukan.
b.Validasi eksternal merupakan serangkaian tes dan penilaian yang dirancang untuk mengetahui
secara pasti apakah sasaran perilaku dari suatu program pendidikan secara intern telah valid.
2. Evaluasi
Evaluasi yang baik dilaksanakan hanya apabila didasarkan pada rencana yang baik
pula. Engkoswara (1988) mengemukakan bahwa keberhasilan manajemen pendidikan adalah
produktivitas pendidikan yang dapat dilihat pada prestasi atau efektifitas dan pada efisiensi.
Aspek efektifitas dapat dilihat pada : masukan yang merata, keluaran yang banyak dan bermutu
tinggi, ilmu dan keluaran yang gayut dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun,
pendapatan tamatan serta keluaran yng memadai. Efektifitas sustu usaha yang panjang dan
berkesinambungan seperti pendidikan, membawa kita pada pertanyaan apa yang menjadi
indicator efektifitas pada setiap tahapnya. Indikator ini tidak saja mengacu pada apa yang ada
(input, process, output, dan outcome) tetapi juga pada apa yang terjadi atau proses. Indikator-
indikator tersebut sebagai berikut.
a.Indikator input: karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan, dan materi pendidikan serta kapasitas
manajemen.
b.Indikator process: administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik.
c.Indikator output: hasil perolehan peserta didik dan dinamika sistem sekolah, prestasi belajar siswa,
dan hasil perilaku / sikap siswa, dan lain-lain
d.Indikator outcome: jumlah lulusan ke tingkat berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih
tinggi dan pekerjaan, serta pendapatan.
Efektifitas sekolah merupakan fenomena yang mengandung banyak segi. Sedikit sekali orang
yang dapat memaksimalkan keefektifitasan sesuai dengan keefektifitasan itu sendiri atau dapat
dikatakan sebagai konsepsi yang amat bersifat esklusive yang harus didefinisikan secara jelas.
Secara umum teori keektifitasan berorentasi pada tujuan. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang dikemukakan ahli tentang keefektifan seperti yang ditengahkan Etzioni bahwa keefektifan
adalah derajat dimana organisasi mencapai tujuan, sedangkan menurut Steert keefektifan adalah
menekankan perhatian pada kesesuaian hasil yang dicapai organisasi dengan tujuan yang akan
dicapai, dan menurut Sergovani keefektifan organisasi adalah kesesuaian hasil yang dicapai
organisasi dengan tujuan.
Efektifitas menunjukkan ketercapian  sasaran / tujuan yang telah ditetapkan. Efektifitas
sekolah terdiri dari dimensi manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga pendidik, dan
personel lainya: siswa, kurikulun, sarana–prasarana, pengelolaan kelas, hubungan sekolah dan
masyarakat; pengelolaan bidang khusus lainya hasil nyatanya merujuk kepada hasil yang
diharapkan bahkan menunjukkan kedekatan / kemiripan antara hasil nyata dengan hasil yang
diharapkan. Efektivitas dapat juga di telaah dari :
1.Masukan yang merata
2.Keluaran yang banyak dan bermutu tinggi
3.Ilmu dan keluaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat yang sedang membangun
4.Pendapatan lulusan yang memadai.
Sedangkan beberapa hal yang mempengaruhi efektifitas belajar adalah minat dan bakat,
motivasi belajar, tujuan yang hendak dicapai, cara belajar, perencanaan kegiatan akademik dan
disiplin diri.
Makmun menegaskan bahwa efektifitas sekolah pada dasarnya menunujukkan tingkat
kesesuaian antara hasil yang dicapai (achuevemen atau observed out put) dengan hasil yang
diharapkan (objectives, targets, intended oiy put) sebagaiman telah ditetapkan. Parameternya
dapat dinyatakan sebagai angka nilai rasio antara jumlah hasil (kelulusan, produk jasa, produk
barang, dan sebagainya) yang dicapai dalam kurun waktu tertentu berbanding dengan jumlah
(unsur yang serupa) yang memproyeksikan atau di tergetkan dalam kurun waktu tersebut.
Mengutip B. Suryosubroto (2004), manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah
merupakan alternatif baru dalam pengelolaan pendidikan yang lebih menekankan kepada
kemandirian dan kreatifitas sekolah. Konsep ini diperkenalkan oleh teori effectife school yang
lebih memfokuskan diri pada perbaikan proses pendidikan (Edmond, 1979). Beberapa indikator
yang menunjukan karakter dari konsep manajemen ini antara lain sebagai berikut:
1. Lingkungan sekolah yang aman dan tertib
2. Sekolah memiliki visi, misi dan target mutu yang ingin dicapa
3. Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat
4. Adanya harapan yang tinggi dari personel sekolah (kepala sekolah, guru dan staf
lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi
5. Adanya pengembanggan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntutan IPTEK
6. Adanya pelaksanaan evaluasi yang terus menerus terhadap berbagai aspek akademik
dan administrative dan pemanfaatan hasilnya untuk penyempurnaan/perbaikan mutu
7. Adanya komunikasi dan dukungan intensif dari orang tua murid/masyarakat
B. Efisiensi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Jika efektifitas perbandingan antara rencana dengan tujuan yang akan dicapai maka, maka
efisiensi lebih di tekankan pada perbandingan  input/sumberdaya dengan out put. Suatu kegiatan
dikatakan efisien bila tujuan dapat di capai secara maksimal dengan penggunaan atau pemakaian
sumber daya yang minimal.[10] Sedangkan simon mengartikan sebagai perbandingan
antara input dan out put, tenaga dan hasil, perbelanjaan dan masukan, biaya dan kesenangan
yang di hasilkan. Engkoswara melihat efisiensi sekolah, sebagai kegairahan atau motivasi belajar
yang tinggi, semangat kerja besar, kepercayaan berbagai pihak dan pembiayaan, waktu, dan
tenaga yang sekecil mungkin tetapi hasil yang besar.

Efisiensi dapat di klasifikasikan  menjadi efisiensi internal dan efisiensi eksternal.


Efisiensi internal menunjuk pada hubungan antara out put pendidikan (prestasi belajar) dan input
(sumber daya) yang digunakan untuk memproses atau menghasilkan out put pendidikan.
Efisiensi internal sering di ukur biaya efektifitas. Jadi, Efisiensi internal system pendidikan  di
nyatakan oleh rasio cost efectivenes- nya. Mengukur cost efectifnes adalah dengan
membandingkan out put yang segera dari sistem dengan keuntungan akhirnya (unlimate
benefits). Terdapat  tiga (3) kategori teknik untuk memperbaiki efesiensi sistem pendidikan
seperti yang di kemukakan Coomb dan Halack Yaitu;[11]
1.      Efesiensi dapat diperbaiki dengan merubah jumlah, kualitas dan proporsi input atau dengan
menggunakan input-input yang ada secara lebih intensif, tanpa mengubah secara mendasar
kondisi dan teknologi yang ada atau fungsi produksi;
2.      Tahap berikutnya, efisiensi dapat ditingkatkan dengan memodifikasi rancangan dasar sistem
secara substansional, meliputi pengenalan komponen-komponen dan tehnologi baru yang
berbeda, seperti pengajaran tim, televisi pendidikan, dan laboratorium bahasa.
3.      Pendekatan yang lebih radikal untuk memperbaiki efisiensi yang ada untuk merancang alternatif
baru ”sistem belajar mengajar” yang membedakan secara radikal dari yang konvensional.
C. Produktivitas Manajemen Bersbasis Sekolah (MBS)

Prodiktivitas adalah perbandingan terbaik antara hasil yang diperoleh (out put) dengan
jumlah sumberdaya yang digunakan (input).[12] Di dalam ilmu ekonomi, produktifitas merupakan
nisbah atau rasio antara hasil kegiatan (out put atau keluaran) dan segala pengorbanan (biaya)
untuk mewujudkan hasil tersebut (input masukan).[13]
Sedangkan dalam konteks perusahaan produktivitas adalah rasio output dan input suatu
proses produksi dalam periode tertentu. Input terdiri dari  manajemen,  tenaga kerja, biaya
produksi, dan peralatan serta  waktu. Output meliputi produksi, produk penjualan, pendapatan,
pangsa pasar, dan kerusakan produk.[14] Dalam perspektif normatif, pengertian produktivitas
adalah kalau hari ini karyawan lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari sekarang.

Produktivitas dapat dinyatakan secara kuantitas maupun kualitas. Kuantitas out


put berupa jumlah tamatan, kuantitas input  berupa jumlah tenaga-tenaga kerja sekolah, dan
sumberdaya selebihnya (uang, peralatan, perlengkapan, bahan, dan sebagainya). Produktivitas
dalam ukuran kualitas tidak dapat diukur dengan uang. Produktivitas ini digambarkan dari
ketepatan menggunakan metode dan alat yang tersedia sehingga volume dan beban kerja dapat
disesuaikan dengan waktu yang tersedia dan mendapatkan respon positif bahkan pujian dari
orang lain dari hasil kerjanya.
Dalam konteks manajemen produktivitas sangat berkaitan dengan peningkatan mutu
pendidikan. Shrode dan Voich seperti yang dikutip Fatah, mengatakan bahwa tujuan utama
manajemen adalah produktivitas dan kepuasan.[15] Mungkin saja tujuan ini tidak tunggal bahkan
jamak atau rangkap, seperti peningkatan mutu pendidikan/lulusannya, keuntungan/profit yang
tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangunan daerah/nasional, tanggung jawab
sosial. Tujuan-tujuan ini ditentukan berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan
kondisi organisasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman.
Apabila produktivitas merupakan tujuan, maka perlu dipahami makna produktivitas itu
sendiri. Fatah membatasi produktivitas sebagai ukuran kuantitas dan kualitas kinerja dengan
mempertimbangkan kemanfaatan sumber daya. Produktivitas itu sendiri dipengaruhi
perkembangan bahan, teknologi, dan kinerja manusia. Pengertian konsep produktivitas
berkembang dari pengertian teknis sampai dengan perilaku.
Produktifitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan
penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Thomas dalam Mulyasa mengemukakan bahwa produktifitas pendidikan dapat ditinjau dari 3
dimensi sebagai berikut:[16]
1.      Meninjau produktifitas sekolah dari segi keluaran administratif, yaitu seberapa besar dan
seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam proses pendidikan, baik oleh guru kepala
sekolah maupun pihak lain yang berkepentingan.
2.      Meninjau produktifitas dari segi keluaran perubahan prilaku, dengan melihat nilai-nilai yang
diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran prestasi akademik yang telah dicapainya dalam
periode belajar tertentu di sekolah.
3.      Melihat produktifitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan
layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup “harga” layanan yang diberikan (pengorbanan
atau cost) dan “perolehan” yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut “peningkatan nilai
baik“.
Kajian dari pendidikan secara lebih komprehensif adalah keluaran yang banyak dan
bermutu dari tiap-tiap fungsi atau peranan penyelenggaraan sekolah, seperti dijelaskan Thomas
yang mengemukakan tiga (3) pendekatan mengukur produktivitas, yaitu sebagai berikut.[17]
1. The Administrator’s Produck Function memfokuskan pada tatanan lembaga dalam
mekanisme kepemimpinan dan managemen yang memberikan perhatian pada kepuasan
pelanggan, terutama pada peran pemimpin satuan pendidikan dalam memberikan layanan
terhadp consumer. Semakin banyak dan semakin memuaskan pelayanan yang diberikan
lembaga terhadap consumer maka semakin produktif lembaga terebut. Dalam kualitas
pelayanan, harapan pelanggan merupakan standar nilai atau patokan referensi untu
menentukan performa kulitas pelayanan. Menurut Parasuraman terdapat lima (5) penentu
kualitas pelayanan (Service Quality).
a)      Tangibles, adalah penampilan fisik, peralatan, personal, dan materi komunikasi
b)      Reliabelity, adalah kemampuan untuk menyelenggarakan atau menyampaikan pelayanan
dengan tepat dan terpercaya.
c)      Responsivinees, keinginan membantu atau menolong pelanggan dengan menyediakan
pelayanan yang tepat.
d)     Assurance, adalah kapabilitas para personal yang menguasai pekerjaan dan kesantunan budi
pekerti dalam memberikan pelayanan menimbulkan sikap percaya dan keyakinan terhadap
produk/jasa yang diberikan. Assurance pelayanan mencangkup competense, yaitu pengetahuan
dan kemampuan personal dalam menyampaikan jasa; courtesy yaitu keramahan, persabatan, dan
memberikan penghargaan dalam berhubungan; credibility yaitu memberikan pelayanan dan
memegang teguh kepercayaan dan keyakinan pelanggan; security yaitu pelayanan harus bebas
resiko bahaya dan keraguan.
2. The Psychology production Function menitikberatkan pada perubahan perilaku
peserta didik sebagai hasil belajar. Produktivitas dapat diukur dari perilaku siswa, hasil dari
proses mengajar yang memenuhi kebutuhan belajar siswa secara karakteristik dan tugas siswa
serta mengembangkan potensi awal secara menyeluruh.
Karakteristik mutu proses ditinjau dari siswa yang belajar adalah proses pendidikan yang
bermutu menempatkan hak dan kewajiban siswa (pupil right and responsibillty) dalam posisi
yang penting, terutama untuk menjamin peningkatan harga diri siswa (raising pupil self esteem).
Sekolah memasukkan dimensi ini sebagai program kerja dan aturan sekolah agar disosialisasikan
dalam kehidupan sekolah sehingga siswa sadar akan tanggung jawabnya di sekolah dan
menjalankan semua kewajibanya. Di samping itu, kesadaran akan hak dan tanggung jawab siswa
dan sekolah memudahkan dalam mengontrol perilaku-perilaku yang baik atau menyimpang
secara kelembagaan dan dijadikan sebagai control of work.   
3. The Economist’s Production Function adalah mengukur produktivitas
dari benefit atau keuntungan yang diperoleh siswa setelah melakukan pengorbanan waktu,
tenaga, uang, dan yang lainya. Pendidikan dalam hal ini dipandang sebagai human
capital atau penanaman sumber daya manusia yang menghasilkan manfaat luar biasa.
Dari aspek ekonomi pendidikan dianggap sebagai investasi yang dapat dikaji dari biaya
produksi (proses pendidikan) dan aspek keuntungan (hasil) atau manfaat secara perorangan
maupun manfaat sosial. Pendidikan yang produktif adalah pendidikan yang memiliki benefit
terhadap individu yang melakukan berupa kemampuan, keahlian yang relevan dengan kehidupan
dan dapat menolong diri dan keluarga dalam kehidupanya. Pendidikan yang produktif mampu
menciptakan keuntungan sosial atau social benefit sebagai akibat seluruh lulusan untuk
menciptakan kehidupan yang bermutu dan menguntungkan lingkungan.
Investasi human capital merupakan investasi sumberdaya manusia yang mempunyai
peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan diyakini sebagai bentuk
investasi sumber daya manusia yang mampu meningkatkan produktivitas, baik dibidang
pendidikan maupun pertumbuhan ekonomi.
Gary mengatakan bahwa human capital bukan berarti mengeksploitasi manusia secara
membabi buta, tatapi melihat analisis investasi manusia secara luas dan terarah. Memakai
konsep human capital bukanlah memperlakukan manusia seperti benda mati (mesin atau alat),
tetapi manusia adalah investasi yang terus menerus harus dikembangkan. [18] Dalam teori human
capital, pendidikan atau latihan yang harus dilakukan organisasi atau individuakan berdampak
pada peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan produktifitas di masa kini dan yang akan
datang. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang positif antara investasi human capital dengan
hasil pendidikan dan latihan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keberhasilan implementasi MBS dalam desentralisasi pendidikan
sedikitnya dilihat dari 3 dimensi yang saling terkait dan saling mempengaruhi
yaitu:
1. Efektivitas MBS berarti bagaimana MBS berhasil melaksanakan semua tugas
pokok sekolah, menjalin partisipasi masyarakat, medapatkan serta memanfaatkan
sumber daya, sumber dana, dan sumber belajar untuk mewujudkan tugas sekolah.
2. Efisiensi MBS merupakan aspek penting dalam manajemen sekolah karena
sekolah pada umumnya dihadapkan pada masalah kelangkaan sumber dana, dan
secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan manajemen.
3. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan seluruh proses penataan
dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif
dan efisien.

B. Saran
Seorang pendidik harus mampu menerapkan analisis efektifitas, efisiensi,
dan produktivitas MBS sehingga dapat diketahui dampaknya sejak dini terhadap
pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, khususnya dalam merealisasikan
berbagai program sekolah. Dengan demikian, sejak awal dapat diperbaiki
kelemahan-kelemahan atau kekuranganya, sementara kelebihan dan kekuatan
dapat dipertahankan.
REFERENSI

https://abulraihan.wordpress.com/2009/05/25/efektifitas-efisiensi-dan-produktivitas-manajemen-
peningkatan-mutu-pendidikan-islam/

http://zulfaidah-indriana.blogspot.com/2013/05/efektivitas-efisiensi-dan-produktivitas.html

http://nurmusliminta.blogspot.com/2012/03/efektifitas-efisiensi-dan-produktifitas.html

https://www.academia.edu/13230921/Efektifitas_Efesiensi_dan_Produktivitas_MBS

Anda mungkin juga menyukai