Anda di halaman 1dari 10

KEDUDUKAN DAN PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

1. Fitri Fadila Kartika Sari (22540011)


2. Dwi Yuliana (22540015)
3. Anisa Deswinta Clarysa Putri (22540016)
4. Puput Novita Sari (22540018)
5. Ananda Adistia Nopita Ariyani (22540063)

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hera Heru S.S., M.Pd.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Kedudukan dan Pendekatan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar......................5
B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar............................................................5
C. Pendekatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar...............................................................6
BAB III....................................................................................................................................................9
PENUTUP...............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
"Kedudukan dan Pendekatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar".

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi


dalam penyelesaian tugas makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada Prof. Dr. Hera Heru, S.S., M.Pd. yang telah membimbing kami dengan
baik dalam pengerjaan tugas ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah yang disusun masih


terdapat kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Surakarta, 22 Februari 2023


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan yang terus-
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan
perwujudan diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan
penyesuaian diri dengan lingkungannya. (M.Surya, 1988).

Konseling menurut Shertzer & Stone yang dikutip oleh WS. Winkel & MM
Sri Hastuti, menyatakan bahwa konseling sebagai suatu proses interaksi yang
membantu pemahaman diri dan lingkungan dengan penuh berarti, sehingga
menghasilkan pembentukan dan atau penjelasan tujuan-tujuan dan nilai-nilai
perilaku dimasa mendatang.

Jadi, bimbingan dan konseling merupakan suatu proses yang


berkesinambungan, sistematis, berencana yang mengarah kepada pencapaian
tujuan. Bimbingan merupakan bantuan atau pertolongan dalam membantu
individu mengambil keputusannya sendiri, pembimbing hanya bertindak sebagai
fasilitator. Keseluruhan proses kegiatan atau layanan kepada individu untuk
mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal dan didalamnya
terdapat Konseling yang merupakan inti dari kegiatan Bimbingan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kedudukan dan pendekatan bimbingan konseling di
Sekolah Dasar?

2. Bagaimana kedudukan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar?

3. Pendekatan apa saja yang terdapat dalam bimbingan dan konseling di


Sekolah Dasar?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui tentang pengertian dari kedudukan dan pendekatan bimbingan


konseling di Sekolah Dasar
2. Mengetahui tentang kedudukan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar
3. Mengetahui tentang pendekatan yang terdapat dalam bimbingan dan
konseling di Sekolah Dasar
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kedudukan dan Pendekatan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar


Kedudukan bimbingan konseling di Sekolah Dasar merupakan suatu wadah
untuk menampung dan menyelesaikan masalah-masalah peserta didik yang tidak
dapat tertampung dan terselesaikan oleh para pendidik.

Pendekatan dalam bimbingan konseling merupakan pendekatan yang tepat


digunakan di Sekolah Dasar karena pendekatan ini dapat memberikan perhatian
kepada tahap-tahap perkambangan individu (peserta didik), berorientasi kepada
penciptaan lingkungan perkembangan bagi peserta didik dan merespon seluruh
kebutuhan dan minat pserta didik mempelajari keterampilan hidup berdasarkan
suatu program layanan bimbingan dan konseling yang terstruktur dan sistematis.

B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


Kedudukan bimbingan di sekolah dasar secara formal telah digariskan di
dalam Undang- Undang No. 2/ 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain
itu ada juga peraturan pemerintah yakni PP No. 28/ 1989, yang secara khusus
menjelaskan perihal bimbingan di sekolah dasar. Dalam pasal 25 peraturan
pemerintah tersebut diterangkan bahwa:

1. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka


upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan.

2. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing( Kartadinata, 1998: 10)

Dalam sistem pendidikan wajib belajar 9 tahun, sekolah dasar mempunyai


kewajiban untuk menyiapkan lulusannya untuk memasuki jenjang pendidikan
yang lebih tinggi yaitu SMP. Sehingga tanggung jawab sekolah dasar itu bukan
hanya menamatkan dan meluluskan siswa, akan tetapi juga menyiapkan kognitif,
kepribadian dan perilaku siswa agar siap menghadapi dunia barunya yakni sekolah
menengah.

Ada dua hal yang berdampak pada perlunya bimbingan untuk siswa di sekolah
dasar. mula- mula, adanya masalah- masalah perkembangan yang mencakup aspek
perkembangan fisik, kognitif, pribadi, dan sosial. Kedua, rentang keragaman
individual siswa yang amat lebar. Dari permasalahan yang kedua, muncul
populasi khusus yang menjadi target layanan bimbingan, diantaranya :

1. siswa dengan kecerdasan dan kemampuan tinggi

2. siswa yang mengalami kesulitan belajar

3. siswa dengan perilaku bermasalah.


Menurut Bimo Walgito (1988: 6- 7), apabila diteliti antara pengertian
bimbingan dan pengertian konseling, kita akan mendapati kesamaan di samping
adanya sifat- sifat yang khas yang ada pada kegiatan konseling. Hal ini dapat
dikemukakan sebagai berikut:

Konseling merupakan salah satu metode dari bimbingan, sehingga pengertian


bimbingan lebih luas dari pada pengertian konseling (penyuluhan). Oleh karena
itu, konseling merupakan guidance, tetapi tidak semua bentuk guidance
merupakan kegiatan konseling.

Dalam konseling terdapat masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi oleh
conselee, sedangkan guidance tidak demikian. Guidance lebih bersifat preventif
atau pencegahan, sedangkan penyuluhan lebih bersifat kuratif atau korektif.
Guidance dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah. Sekalipun demikian,
keadaan ini tidak berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak ada kuratif, dan
sebaliknya pada konseling tidak ada tindakan segi preventifnya. Dalam konseling,
kita mendapati segi preventif dalam arti menjaga atau menjegah terjadinya
masalah yang lebih mendalam.

C. Pendekatan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


1. Pendekatan Non Direktif

Pendekatan non direktif merupakan upaya bantuan pemecahan masalah yang


berpusat pada klien. Melalui pendekatan ini, klien diberi kesempatan
mengemukakan persoalan, perasaan dan pikiran-pikirannya secara bebas.

Tujuan Pendekatan Non-Direktif yaitu:

a. Membebaskan klien dari berbagai konflik psikologis yang dihadapinya.

b. Menumbuhkan kepercayaan pada diri klien, bahwa ia memiliki kemampuan


untuk mengambil keputusan terbaik bagi dirinya tanpa merugikan orang lain.

c. Memberikan kesadaran kepada klien bahwa dirinya merupakan bagian dari


suatu lingkungan social budaya yang luas tetapi ia masih tetap memiliki kekhasan
dan keunikan tersendiri.

d. Menumbuhkan keyakinan pada klien bahwa dirinya terus tumbuh dan


berkembang (process of becoming).

Penggunaan pendekatan ini akan banyak membantu apabila:

a. Konselor memiliki kemampuan yang cukup tinggi untuk menangkap


penghayatan emosi dalam mengungkapkan masalah dari klien dan memantulkan
kembali kepada klien dalam bahasa dan tindakan yang sesuai.
b. Pendekatan ini sangat baik digunakan jika klien memiliki kemampuan untuk
merefleksikan diri dan mengungkapkan perasaan-perasaan serta pikiran-
pikirannya secara verbal.

c. Pendekatan ini cocok digunakan sebab masalah yang dihadapi klien tetap
menjadi tanggung jawab klien sendiri, walaupun konselor memberikan bantuan-
bantuan berupa pertanyaan penggali, ajakan menekankan supaya klien
memusatkan perhatian pada refleksi ini.

2. Pendekatan Rasional-Emotif

Teori Konseling Rasional Emotif dengan istilah lain dikenal dengan "rasional-
emotif therapy" yang dikembangkan oleh Dr. Albert Ellis, seorang ahli Clinikal
Psychology (Psikologi klinis).

Tujuan dari RET Albert Ellis pada intinya ialah untuk mengatasi pikiran yang
tidak logis tentang diri sendiri dan lingkungannya. Konselor berusaha agar klien
makin menyadari pikiran dan kata-katanya sendiri, serta mengadakan pendekatan
yang tegas, melatih klien untuk bisa berpikir dan berbuat yang lebih realistis dan
rasional.

Penerapan pendekatan ini sangat ideal apabila diterapkan di sekolah, terutama


oleh guru, konselor, atau guru pembimbing yang berwibawa. Guru pembimbing
yang berwibawa akan mampu membantu siswa yang mengalami gangguan mental
untuk mengarahkan secara langsungpada para siswa yang memiliki pola berpikir
yang tidak rasional, serta mempengaruhi cara berpikir mereka yang tidak rasional
untuk meninggalkan anggapan yang keliru itu menjadi rasional dan logis.

3. Pendekatan Analisis Transaksional

Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Eric Berne dalam analisis


transaksional adalah upaya untuk merangsang rasa tanggung jawab pribadi atas
tingkah lakunya sendiri, pemikiran yang logis, rasional, tujuan-tujuan yang
realistis, berkomunikasi dengan terbuka, wajar dan pemahaman dalam
berhubungan dengan orang lain.

Tujuan Analisis Transaksional yaitu:

a. Konselor berusaha membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam


menggunakan semua status egonya yang cocok.

b. Konselor berusaha membantu klien di dalam mengembangkan seluruh status


ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan pikiran
dan penalaran individu.

c. Membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi hidup yang kurang
cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru yang lebih produktif.
4. Pendekatan Klinika

Istilah klinikal merupakan kerangka acuan kerja, yang mendasarkan pada konsep
bahwa konselor bukanlah semata - mata pinata dan pelaksana tes, serta bekerja
menghadapi individu sebagai pribadi seutuhnya. Jadi, ini berarti bahwa konseling
klinikal didasari pada pandangan tertentu tentang hakikat manusia.

Tujuan Konseling Klinikal yaitu:

a. Klien yang perlu mendapat bantuan adalah siswa yang menghadapi masalah
yang tidak dapat memecahkan masalahnya sendiri.

b. Membantu siswa mempelajari, memahami, dan menghayati dirinya sendiri serta


lingkungannya, serta melancarkan terjadinya proses pengembangan diri,
pemahaman diri, perwujudan cita - cita, dan penemuan identitas diri .

c. Supaya individu mampu belajar melihat dirinya sendiri sebagaimana adanya


dan mampu untuk mengembangkan potensi - potensi yang ada pada dirinya secara
optimal.

Langkah - langkah Pendekatan Klinikal

a. Langkah Diagnosis I yaitu konselor berusaha mengumpulkan dari berbagai


sumber dan dari berbagai pihak yang diduga ada relevansinya dengan masalah
yang dihadapi siswa .

b. Langkah Sintesis yaitu suatu langkah untuk membuat suatu rangkuman data
diatas, sehingga tampak jelas hal - hal unik yang berhubungan dengan masalah
siswa.

c. Langkah Diagnosis II yaitu kegiatan untuk menyusun gambaran kondisi siswa .


Dengan tersusunnya gambaran kondisi sehingga tampak dengan jelas masalah apa
yang sedang dialami siswa dan faktor - faktor yang menyebabkan timbulnya
masalah tersebut .

d. Langkah Prognosis adalah suatu usaha untuk memilih alternatif tindakan ang
dapat membantu siswa dalam mengatasi sendiri masalahnya .

e. Langkah Treatment atau penyembuhan adalah pelaksanaan pemberian bantuan


kepada siswa.

f. Langkah Follow Up (lanjutan) ialah membantu siswa melaksanakan remcana


tindakan langkah awal sampai terakhir sedangkan klien itu sendiri kelihatan aktif
pada waktu terjadi hubungan wawancara konseling.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kedudukan bimbingan di sekolah dasar secara formal telah digariskan di dalam Undang-
Undang No. 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu ada juga peraturan
pemerintah yakni PP No. 28/1989, yang secara khusus menjelaskan perihal bimbingan di
sekolah dasar.

Pendekatan dalam bimbingan konseling merupakan pendekatan yang tepat digunakan di


Sekolah Dasar karena pendekatan ini dapat memberikan perhatian kepada tahap-tahap
perkembangan individu (peserta didik). Pendekatan dalam bimbingan konseling pendidikan
adalah cara atau strategi yang dilakukan oleh guru maupun guru BK dalam menjalin
hubungan dengan siswa dalam rangka mengantisipasi masalah maupun menyelesaikan
masalah yang dihadapi siswa.
DAFTAR PUSTAKA

http://kumpulansd14a5.blogspot.com/2017/01/makalah-bimbingan-
konseling.html?m=1

https://id.scribd.com/doc/228798953/Makalah-Metode-Media-Model-Dan-
Pendekatan-BK-Untuk-SD

Anda mungkin juga menyukai