Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN SENI RUPA :

L I n g k u p P r o s e s K r e a t i f ,
E m p a t i , I m a j i n a s i , d a n
P o t e n s i P e n g e m b a n g a n n y a .

Disusun Oleh :
Fara Nailatul.H. 23040200008
Tri Novitasari 23040200009
Pokok Pembahasan:

Lingkup Proses Kreatif. Lingkup Proses Imajinasi

Lingkup Proses Empatik Potensi Pengembangan


pada Anak
Lingkup Proses Kreatif.

Kreativitas menurut S.C Utami Munandar dapat dibedakan menjadi tiga pengertian :

Pertama, diartikan sebagai kemampuan untuk membuat kondisi baru, dan unsur-unsur yang ada.
Biasanya diartikan sebagai daya cipta, sebagai kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru sama sekali.

Kedua, diartikan sebagai kemampuan menggunakan data atau informasi yang tersedia, yaitu
menemukan jawaban terhadap suatu masalah, yang penekanannya pada kualitas ketepatgunaan dan
keragaman jawaban, makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah,
makin kreatiflah seseorang.

Ketiga, diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, kemurnian (orisinil)
dalam mengembangkan dan memperkaya gagasan.
1 . Pembinaan Kreativitas Melalui Pendidikan Kesenian di SD
Dalam pendidikan seni, anak diarahkan untuk cenderung pada berpikir konvergen. Dengan berpikir
konvergen anak dilatih untuk menunjukkan diri, memamerkan idenya, dan menunujukkan eksperimennya.
Mereka mendapat banyak keuntungan dari kreativitas ini, antara lain :

a. Belajar menghargai diri sendiri b. Belajar memecahkan masalah dengan berbgai alternatif
jawaban

c. Mengembangkan kemampuan berpikir d. Mengembangkan kepribadian

e. Mengembangkan ketrampilan

Dengan memberi dorongan berkreatif, guru juga memperoleh keuntungan, antara lain :

1) Mengembangkan dan meningkatkan pembelajarannya 2) Belajar mengorganisasikan ketrampilan


spesifik dari anak

3) Meningkatkan hubungan yang lebih akrab dengan anak 4) Tidak menjumpai banyak problem tingkah
laku anak
Untuk mengidentifikasi kreativitas diri anak, perlu dicatat beberapa hal-hal sebagai berikut :

a) Semua anak memiliki kreativitas yang berbeda tingkatannya

b) Sebagian anak lebih kreatif dari yang lain

c) Kreativitas anak lebih nampak disatu bidang dibandingkan dengan bidang lain yang dimiliknya.

Contohnya : seseorang anak lebih kreatif menggambar dibandingkan dengan membuat patung.

d) Guru yang tidak mengenal kreativitas justru akan menghancurkan kreativitas anak.
2. Pengembangan Kreatifitas
Dalam membantu mewujudkan kreativitas anak, mereka perlu dilatih keterampilan tertentu sesuai
dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka.
Untuk menumbuhkan motivasi intrinsic pada anak, sebaiknya anak diberikan kebebasan berpikir dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang merangsang minat anak, sehingga dorongan ke arah
kreativitas menjadi semakin kuat.

Lingkup Proses Empatik


Perkembangan empati muncul didahului dengan adanya simpati, yaitu sikap emosional yang
menaruh hati kepada orang lain sehingga merasa suka, merasa senang kepada orang lain. Memang
banyak orang masih kebingungan memaknai arti simpati dan empati, wajar, karena simpati dan empati
berhubungan dengan emosi yang sama.
Proyeksi perasaan empati ini bersifat subjektif dan sekaligus objektif. Hal tersebut disebut
subjektif karena pengamat menemukan kepuasan atau kesenangan bentuk objek karya seni. Sedangkan
disebut objektif karena didasarkan pada nilai-nilai intrinsik benda seni itu sendiri (Sumardjo, 1997).

Dalam empati terjadi pengalaman dalam aliran dinamika kualitas seni yang mendatangkan
berbagai perasaan : puas, penuh, utuh, dan perasaan sempurna dalam keselarasan. Rasa puas itu
mengalir selama proses pengalaman mengalir dalam alunnya. Oleh sebab itu pengalaman seni selalu
memiliki pola. Suatu pengalaman itu terdiri dari berbagai unsur pengalaman (visual, audio, rabaan,
audio visual, berbagai rasa, pikiran, dan hal-hal praktis) yang menyusun hubungannya sendiri satu
sama lain. Pola hubungan antar inilah yang memberikan makna pada pengalaman tersebut.
2. Pengembangan Empatik

Orang tua atau lingkungan sekolah merupakan agen pengembangan empati seorang anak.
Dengan demikian orang tua, guru (lembaga pendidika) atau orang orang yang dekat dengan anak harus
menjadi suri tauladannya. Orang tua bisa merangsang perkembangan empati dari hal-hal yang
sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengajak anak menjenguk orang sakit, mengajak
anak bershodaqoh kepada fakir miskin, melatih mendengarkan kesulitan orang lain, menanamkan
saling menyayangi dan saling mengasihi dan lain sebagai. Selain itu juga berbagai upaya yang dapat
dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan empati di rumah diantaranya dengan
bercerita/mendongeng, bernyanyi, bersajak, dan berkarya wisata yang disesuaikan dengan
kemampuan taraf berpikir anak agar mudah diterima dan dipahami.
Lingkup Proses Imajinasi

Menurut kamus bahasa indonesia (1991), imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau
mencipatakan gambar-gambar(lukisan karangan dll) kejadian berdasarkakn kenyataan atau pengalaman
seseorang. Dalam hal ini imjinasi yang dimaksud adalah kemampuan berfikir divergen seseorang yang
dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya, dan multi prespektif dalam merespons suatau stimulasi.
Kemampuan ini sangat berguna untuk menegmbangkan kreativitas anak.

Salah satu latiahan yang mendasar agar anak dapat berkreasi adalah dengan berimajinasi, yaitu
kemampuan melihat gambaran dalam pikiran. Kemampuan berfungsi untuk memunculkan kembali
ingatan di masa lalu sebagai kemungkinan terjadi di masa mendatang. Dorothy & Jerome Singer telah
melakukan penelitian dan menulis sebuah permaina imajinatif anak, mereka yakin bahwa berimajinasi
sangat esensial dalam pengembangan intelektual bahasa. Anak mengingat ide dan kata yang telah
mereka alami karena mereka dapat menggabungka ide dan gambaran dalam pikiran mereka (singer &
singer, dala beaty,1994).
3. Pengembangan Imajinasi

Manfaat imajinasi anak berkaitan erat dengan tumbuh kembangnya kreativitas dalam diri anak.
Berikut beberapa manfaat imajinasi anak bagi perkembangan dan kepribadian anak sebagai berikut:

1) Terampil berkomunikasi dan bersosialisasi

2) Mahir menganalisa, aktif dan berpikir kreatif.

3) Memperkaya pengetahuan anak

4) Lebih percaya diri, mandiri dan mampu bersaing.

5) Memunculkan bakat anak.


Potensi Pengembangan pada Anak

Potensi dapat dirumuskan sebagai keseluruhan kemampuan yang terpendam yang ada dalam
diri siswa, yang memungkinkan dapat berkembang dan diwujudkan dalam bentuk kenyataan. Potensi
itu beraneka ragam, berbeda dan bervariasi. Potensi seseorang berlainan dengan orang lain dalam
jenis dan tinggi rendahnya.
1. Mengembangkan Potensi Siswa SD
a. Pengembangan Pengetahuan pada Usia Belajar
Kita dapat memberi contoh, tauladan yang banyak kepada anak, yang pada akhirnya dia
dapat menemui pengharapannya, namun pengharapan itu dibekali dengan motivasi
ekstinsik disamping motivasi intrinsic yang telah ada pada diri sang anak.
b. Menyeimbangkan antara Intellegensi dan Emosi
Otak perlu selalu diasah dengan berfikir, seperti menganalisa, memecahkan masalah,
berhitung, berdiskusi, bermain catur, mengisi teka teki silang, dan lain sebagainnya.
2. Peran guru dalam Pengembangan Potensi Siswa
a. Mendidik dengan titik berat memberikan arah dan motifasi pencapaian tujuan baik jangka
pendek maupun jangka panjang.

b. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.


c. Membantu perkembangan aspek aspek pribadi seperti sikap, nilai-nilai, dan penyesuaian diri

Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa,
dan potensi guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut :

1) Self esteem approach 5) Multiple talent approach

2) Creative approach 6) Inquiry approach.

3) Value clarification and moral development approach 7) Synetics approach

4) Pictorial riddle approach


TERIMA KASIH ☺
Any Question ???
Let's work together

Anda mungkin juga menyukai