Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan
keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber dari kemampuan- kemampuan
mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)

Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses
adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang
dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil
menemukan sesuatu yang baru.

Dimyati dan Mudjiono (Sumantri, 1998/1999: 113) mengungkapkan bahwa pendekatan


keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang berada diluar jangkauan kemampuan peserta
didik. Pendekatan ini justru bermaksud mengembangkan kemampuan- kamapuan yang dimiliki peserta
didik.

Pendekatan Keterampilan Proses (PKP) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan
kepada proses belajar siswa (learn how to learn). PKP adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan
aspek intelektual, sosial, emosional, maupun aspek fisik siswa secara optimal yang bersumber dari
kemampuan dasar yang telah ada pada siswa.

Melalui PKP siswa belajar mengamati, mengklasifikasi, mengkomunikasikan, mengukur,


memprediksi, bereksperimen, menemukan, dan menyimpulkan. Pengembangan aspek-aspek PKP dalam
pembelajaran selaras dengan filsafat konstruktivisme karena siswa berproses untuk menemukan sendiri
dan membangun pemahaman pengetahuannya.

Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang didasarkan atas suatu pengamatan, proses-
proses ini dijabarkan dari pengamatan terhadap apa yang dilakukan oleh seorang guru disebut
pendekatan ketrampilan proses. Dalam ketrampilan proses ini guru diharapkan bisa memaksimalkan
perannya, diupayakan agar siswa terlibat langsung dan aktif. Sehingga siswa dapat mencari dan
menemukan konsep serta prinsip berdasar dari pengalaman yang dilakukannya.

1. Kelebihan Pendekatan keterampilan proses:

1) merangsang ingin tahu dan mengembangkan sikap ilmiah siswa,


2) Siswa akan aktif dalam pembelajaran dan mengalami sendiri proses mendapatkan konsep,

3) Pemahaman siswa lebih mantap (Karsa dan Eddy, 1993).

4) siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran,

5) siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,

6) melatih siswa untuk berpikir lebih kritis,

7) melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran,

8) mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,

9) memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan pendekatan keterampilan proses adalah merupakan
suatu cara untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi guna mengembangkan dan membantu
siswa dalam memahami konsep.

2. Kekurangan Pendekatan Ketrampilan proses :

- Membutuhkan waktu yang relative lama untuk melakukannya

- Jumlah siswa dalam kelas haeus relative kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.

- Memerlukan perencanaan dengan teliti.

- Tidak menjamin setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

- Sulit membuat siswa turut aktuf secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.

B. Jenis- Jenis Pendekatan Keterampilan Proses Dasar

Khusus untuk keterampilan proses dasar, proses- prosesnya meliputi keterampilan


mengobservasi, mengklasifikasi, mengobservasi, mengklasifikasikan, mengukur, mengkomunikasikan,
menginferensi, memprediksi, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta mengenal hubungan-
hubungan angka.

1. Keterampilan Mengobservasi
Keterampilan mengobservasi menurut Esler dan Esler (1984) adalah keterampilan yang
dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk mengidentifikasi dan
memberikan nama sifat- sifat dari objek- objek atau kejadian- kejadian. Definisi serupa disampaikan oleh
Abruscato (1988) yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap panca indera
untuk memperoleh imformasi atau data mengenai benda atau kejadian. (Nasution, 2007: 1.8- 1.9)

Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan mengobservasi misalnya menjelaskan
sifat- sifat yang dimiliki oleh benda- benda, sistem- sistem, dan organisme hidup. Sifat yang dimiliki ini
dapat berupa tekstur, warna, bau, bentuk ukuran, dan lain- lain. Contoh yang lebih konkret, seorang
guru sering membuka pelajaran dengan menggunakan kalimat tanya seperti apa yang engkau lihat ?
atau bagaimana rasa, bau, bentuk, atau tekstur…? Atau mungkin guru menyuruh siswa untuk
menjelaskan suatu kejadian secara menyeluruh sebagai pendahuluan dari suatu diskusi.

2. Keterampilan Mengklasifikasi

Keterampilan mengklasifikasi menurut Esler dan Esler merupakan ketermpilan yang


dikembangkan melalui latihan- latihan mengkategorikan benda- benda berdasarkan pada (set yang
ditetapkan sebelumnya dari ) sifat- sifat benda tersebut. Menurut Abruscato mengkalsifikasi merupakan
proses yang digunakan para ilmuan untuk menentukan golongan benda- benda atau kegaitan- kegiatan.
(Nasution, 2007 : 1.15)

Bentuk- bentuk yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan ini misalnya memilih bentuk-
bentuk kertas, yang berbentuk kubus, gambar- gambar hewan, daun- daun, atau kancing- kancing
berdasarkan sifat- sifat benda tersebut. Sistem- sistem klasifikasi berbagai tingkatan dapat dibentuk dari
gambar- gambar hewan dan tumbuhan (yang digunting dari majalah) dan menempelkannya pada papan
buletin sekolah atau papan panjang di kelas

3. Keterampilan Mengukur

Keterampilan mengukur menurut Esler dan Esler dapat dikembangkan melalui kegiatan- kegiatan
yang berkaitan dengan pengembangan satuan- satuan yang cocok dari ukuran panjang, luas, isi, waktu,
berat, dan sebagainya. Abruscato menyatakan bahwa mengukur adalah suatu cara yang kita lakukan
untuk mengukur observasi. Sedangkan menurut Carin, mengukur adalah membuat observasi kuantitatif
dengan membandingkannya terhadap standar yang kovensional atau standar non konvensional.
(Nasution, 2007 : 1.20)

Contoh kegiatan mengukur dengan alat ukur standar/ baku adalah siswa memperkirakan dimensi linear
dari benda- benda (misalnya yang ada di dalam kelas) dengan menggunkan satuan centi meter (cm),
dekameter (dm), atau meter (m). Kemudian siswa dapat menggunakan meteran (alat ukur, mistar atau
penggaris) untuk pengukuran benda sebenarnya.
4. Keterampilan Mengkomunikasikan

Menurut Abruscato (Nasution, 2007: 1.44 ) mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil


pengamatan yang berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan. Menurut Esler dan Esler
((Nasution, 2007: 1.44) dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari grafik atau gambar
yang menjelaskan benda- benda serta kejadain- kejadian secara rinci.

Kegiatan untuk keterampilan ini dapat berupa kegiatan membaut dan menginterpretasi informasi dari
grafik, charta, peta, gambar, dan lain- lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan
mengkomunikasikan deskripsi benda- benda dan kejadian tertentu secar rinci.

5. Keterampilan Menginferensi

Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan juga sebagai keterampilan
membuat kesimpulan sementara. Menurut Abruscato , menginferensi/ menduga/ menyimpulakan
secara sementara adalah adalah menggunakan logika untuk memebuat kesimpulan dari apa yagn di
observasi( Nasution, 2007 : 1.49)

6. Keterampilan Memprediksi

Memprediksi adalah meramal secara khusus tentangapa yang akan terjadi lpada observasi yang
akan datang (Abruscato Nasution, 2007 : 1.55) atau membuat perkiraan kejadian atau keadaan yang
akan datang yang diharapkan akan terjadi (Carin, 1992). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan
Esler adalah keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari kejadian-
kejadian yang terjadi sekarang, keterampialn menggunakna grafik untuk menyisipkan dan meramalkan
terkaan- terkaan atau dugaan- dugaan. (Nasution, 2007 : 1.55)

7. Keterampilan Mengenal Hubungan Ruang dan Waktu

Keterampilan mengenal hubungan ruang dan waktu menurut Esler dan Esler meliputi
keterampilan menjelaskan posisi suatu benda terhadap lainnya atau terhadap waktu atau keterampilan
megnubah bentuk dan posisi suatu benda setelah beberapa waktu. Sedangkan menurut Abruscato
menggunakan hubungan ruang- waktu merupakan keterampilan proses yan gberkaitan dengan
penjelasan- penjelasan hubungan- hubunagn tentang ruang dan waktu beserta perubahan waktu.

8. Keterampilan Mengenal Hubungan Bilangan- bilangan

Keterampilan mengenal hubungan bilangan- bilangan menurut Esler dan Esler meliputi kegaitan
menemukan hubungan kuantitatif diantara data dan menggunakan garis biangan untuk membuat
operasi aritmatika (matematika). Carin mengemukakan bahwa menggunakan angka adalah
mengaplikasikan aturan- aturan atau rumus- ruumus matematik untuk menghitung jumlah atau
menentukan hubungan dari pengukuran dasar. Menurut Abruscato, menggunakan bilangan merupakan
salah satu kemampuan dasar pada keterampilan proses.( Nasution, 2007: 1.61- 1.62).
C. Keterampilan Proses dalam STAD

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai (Semiawan, 1999). Dapat dikatakan juga bahwa pendekatan keterampilan
proses adalah cara yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa serta menekankan
bagaimana siswa belajar dan mengelola perolehannya sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk
memenuhi kebutuhan hidup dimasyarakat.

Pendekatan keterampilan proses perlu diterapkan dalam pembelajaran dengan alasan:

a) Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sehingga tidak mungkin guru mengajarkan semua
fakta dan konsep kepada siswa. Siswa harus berusaha untuk aktif mencari dan membangun
pengetahuannya sendiri.

b) Secara psikologis siswa dalam usia perkembangan lebih mudah memahami konsep yang rumit dan
abstrak jika disertai contoh konkret dan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

c) Ilmu pengetahuan bersifat relatif, artinya suatu teori dapat terbantahkan bila ditemukan teori yang
lebih baik.

d) Dalam proses pembelajaran seharusnya pengembangan konsep tidak lepas dari pengembangan sikap
dan nilai dalam diri anak didik, selain mengajar guru seharusnya pandai memotivasi agar siswa memiliki
rasa ingin tahu dan berusaha mencari jawaban atas keingintahuannya.

Penerapan keterampilan proses dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan aktivitas


siswa selama pembelajaran berlangsung sehingga siswa tidak hanya pasif menerima penjelasan dari
guru. Penerapan keterampilan proses agar siswa lebih aktif dapat dilakukan dengan memberi pengertian
pada siswa tentang hakekat ilmu pengetahuan, sehingga siswa paham bahwa pengetahuan tidak hanya
dipelajari tetapi juga diterapkan dalam kehidupan. Cara lain yang bisa dilakukan yaitu memberikan
kesempatan siswa untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan misalnya dengan melaksanakan praktikum
sehingga membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

Penerapan keterampilan proses pada pembelajaran juga perlu memperhatikan dan mempelajari
jenis-jenis keterampilan proses. Beberapa ahli mengemukakan tentang jenis-jenis keterampilan proses.

Semiawan (1999), Dimyati (1994), dan Subiyanto dalam Semiawan (1999) mengelompokkan
keterampilan proses sebagai berikut:
1. Observasi, kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan tentang peristiwa sehingga
mampu membedakan unsur yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan permasalahan.

2. Mengklasifikasi, kegiatan mengklasifikasi bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan


syarat tertentu.

3. Memprediksi, hasil intepretasi suatu pengamatan digunakan untuk memperkirakan kejadian yang
belum diamati.

4. Menyusun hipotesis, hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
pengamatan tertentu.

5. Merencanakan percobaan, merupakan kegiatan pengaturan situasi yang direncanakan dan


dirancang untuk menghasilkan data yang bersangkutan dengan hipotesis.

6. Melakukan pengukuran, pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan alat standar


pengukuran.

7. Menyusun kesimpulan sementara, kegiatan menjelaskan hasil pengamatan setelah melalui


pengukuran, percobaan, dan hipotesis dengan tujuan menyimpulkan hasil percobaan dengan pola
hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan hasil pengamatan yang lain.

8. Menerapkan konsep, menggunakan konsep yang telah dikuasai pada masalah yang baru atau pada
mata pelajaran yang lain.

9. Mengkomunikasikan hasil percobaan, kemampuan mengkomunikasikan percobaan adalah suatu


kemampuan untuk menyampaikan hasil percobaan baik berupa grafik, simbol, diagram, persamaan
matematis, demonstrasi visual, maupun perkataan secara lisan atau tulisan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan.

Secara garis besar keterampilan proses mencakup dua kelompok, yaitu keterampilan proses dasar
dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar mencakup observasi, klasifikasi,
komunikasi, pengukuran, prediksi, menerapkan konsep dan menarik kesimpulan. Untuk keterampilan
proses terintegrasi terdiri dari penyusunan hipotesis dan merencanakan percobaan.

D.PKP dan Langkah-Langkah Pelaksanaannya

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-


keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 1992: 16) Pengajaran dengan pendekatan keterampilan
proses dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Observasi

Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau fenomena
sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok permasalahan.
Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh
informasi yang lengkap atau memadai.

b. Mengklasifikasikan

Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.

c. Menginterpretasikan atau menafsirkan data

Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau penelitian
sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, diagram.

d. Meramalkan (memprediksi)

Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau memperkirakan
kejadian yang belum diamati atau kejadian yangakan datang. Ramalan berbeda dari terkaan, ramalan
didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui sedangkanterkaan
didasarkan pada hasil pengamatan.

e. Membuat hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan berbagai
hal baru.

f. Mengendalikan variabel

Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variable adalah suatu aktifitas yang
dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung dari bagaimana
gurumenggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anakmengontrol dan memperlakukan
variabel.

g. Merencanakan penelitian / eksperimen


Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis yang
diajukan sesuai atau tidak.

h. Menyusun kesimpulan sementara

Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.

i. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep

Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru
atau dalam menyelesaikan suatu masalah, misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan dalam mata
pelajaran yang lain.

j. Mengkomunikasikan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada berbagai
pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel secara lisan
maupun tertulis.

E. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang


memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif dalam
proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan dalam proses belajar-
mengajar yang sesuai dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendekatan ini
memberikan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang cocok untuk memperoleh serta
mengembangkan kompetensi bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa Indonesia.

Fokus pembelajarannya tidak hanya pada pencapaian tujuan pembelajaran saja, melainkan juga
pada pemberian pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dilaksanakan
dengan pengaturan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa agar
siswa mempunyai keleluasaan gerak, merasa aman, bergembira, bersemangat, dan bergairah untuk
belajar. Dengan kondisi yang demikian, materi yang diberikan kepada siswa akan mencapai hasil yang
maksimal.
Daftar pustaka

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai