Anda di halaman 1dari 21

1 MAKALAH BERBASIS MASALAH

“MASALAH UMUM DAN MASALAH PENELITIAN”


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan I
Dosen Pengampu:
Mai Sri Lena, S.Pd., M.Pd.
Dr. Hj. Yanti Fitria, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Ni Kadek Cindy Candelia (21129547/17)


Ni Kadek Dwi Lestari (21129548/18)
Ni Komang Ayu Astiti Utami (21129549/19)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-
Nya dapat disusun dan diselesaikannya makalah ini yang berjudul “Masalah Umum
dan Masalah Penelitian” dengan tepat waktu. Dalam penyusunan makalah ini
digunakan data-data dari berbagai sumber yang berkaitan dengan materi dalam makalah
ini. Penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dosen pengampu
mata kuliah “Penelitian Pendidikan I” dan tentunya tidak terlepas juga dari bantuan
berbagai pihak yang telah membantu.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat:
1. Ibu Mai Sri Lena, S.Pd., M.Pd. & Dr. Hj. Yanti Fitria, S.Pd., M.Pd. atas
bimbingan yang diberikan sehingga penulis memiliki pemahaman yang relatif cukup
memadai dalam menyelesaikan makalah ini sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan penulis.
2. Teman-teman mahasiswa program studi PGSD angkatan 2019, atas masukan-
masukannya selama diskusi dalam kelas, sehingga amat membantu menambah
wawasan penulis dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Sehingga, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 1 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPU

L
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
2.1 Pengertian Masalah Umum dan Masalah Penelitian..........................................3
2.1.1 Pengertian Masalah Umum.........................................................................3
2.1.2 Pengertian Masalah Penelitian....................................................................3
2.2 Ciri – Ciri Masalah Umum dan Masalah Penelitian...........................................4
2.2.1 Ciri – Ciri Masalah Umum..........................................................................4
2.2.2 Ciri – Ciri Masalah Penelitian.....................................................................5
2.3 Bentuk Masalah Umum dan Masalah Penelitian................................................8
2.3.1 Bentuk Masalah Umum...............................................................................8
2.3.2 Bentuk Masalah Penelitian........................................................................10
BAB III EVALUASI.......................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran.................................................................................................................17
3.3 Pertanyaan dari Hasil Presentasi.......................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

ii
1 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara
sistematis dan aktif untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mempelajari
berbagai sumber untuk membangun fakta-fakta dalam mencapai suatu keputusan
atau kesimpulan baru. Penelitian bersifat sistematik, karena harus mengikuti
prosedur dan langkah-langkah sebagai suatu kebulatan prosedur. Pendapat lain
mengenukakan bahwa Peneliatan/Research is “a systematic attempt to provide
answers to question” (Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan
jawaban ilmiah terhadap sesuatu masalah (Tuckman, 1978)). Penelitian pada
umumnya bertujuan untuk menemukan ilmu yang baru, mengembangkan
pengetahuan yang sudah ada dan yang terakhir untuk menguji pengetahuan yang
ada. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini merupakan jawaban-
jawaban yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah penelitian. Penelitian ini
dilatar belakangi oleh rasa keingintahuan manusia akan suatu hal. Agar
keingintahuan tersebut dipenuhi maka dilakukan suatu tindakan seperti bertanya
kepada orang lain, membaca buku, melakukan pengamatan atau melakukan suatu
penelitian. Pada dasarnya penelitian dilakukan guna mendapatkan data yang
digunakan untuk memecahkan masalah.
Dalam setiap penelitian yang dilaksanakan harus berdasarkan masalah
yang telah dipilih. Masalah yang dipilih dalam penelitian merupakan hal yang
paling sulit dalam proses penelitian. Masalah itu sendiri merupakan suatu
pernyataan atau deskripsi tentang kesenjangan baik itu kesenjangan antara teori
dan praktek atau kesenjangan antara aturan dan kenyataan. (Suharsimi, 2013)
Masalah juga merupakan penyimpangan antara yang sebenarnya dengan apa yang
benar-benar terjadi. Penyimpangan tersebut dapat berupa penyimpangan dari
informasi yang belum ada, informasi yang belum lengkap ataupun informasi yang
bertentangan dengan teori. Dalam hal penelitian, masalah penelitian ini
merupakan masalah yang pemecahannya memerlukan suatu penelitian guna
mendapatkan fakta-fakta ataupun sumber pendukung pemecahan masalah,
sehingga kesimpulan atau hasil penelitian yang didapatkan berupa hasil yang
akurat (Sulistyo, 2019). Dalam beberapa literatur riset, suatu masalah
membutuhkan alternatif jawaban, artinya jawaban masalah atau pemecahan
masalah bisa lebih dari satu. Selanjutnya dengan kriteria tertentu akan dipilih
salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan paling kecil risikonya.
Biasanya, alternatif jawaban tersebut bisa diidentifikasi jika seseorang telah
memiliki sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan masalah
bersangkutan. Oleh karena itu dalam makalah ini akan disajikan mengenai
masalah umum dan juga masalah penelitaian yang mana diharapkan dengan

1
adanya makalah ini dapat memerikan pengetahuan baik mengenai masalah umum
dan juga masalah penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun beberapa masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini yakni sebagai berikut.
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan masalah umum dan masalah penelitian?
1.2.2 Apa saja ciri – ciri masalah umum dan masalah penelitian?
1.2.3 Apa saja bentuk – bentuk masalah umum dan masalah penelitian?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari masalah umum dan
masalah penelitian.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami ciri – ciri masalah umum dan masalah
penelitian.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami bentuk – bentuk masalah umum dan
masalah penelitian.

2
2 BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Masalah Umum dan Masalah Penelitian


2.1.1 Pengertian Masalah Umum
Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau
kesenjangan antara harapan (what should be) dengan kenyataan (what is).
Kesenjangan itu selanjutnya diidentifikasi sebagai gap. Sehingga masalah
sebagai gap antara kebutuhan yang diinginkan dengan kebutuhan yang ada
(Setyosari, 2015). Sejalan dengan pengertian masalah umum tersebut,
Agung (2012:27) menjelaskan bahwa masalah atau kesenjangan atau gap itu
terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara das sollen (seharusnya) dengan
das sein (kenyataan) yang ada.
Menurut Sugiyono (2016:32) masalah diartikan sebagai penyimpangan
antara yang seharusnya dengan apa yang benar – benar terjadi, antara teori
dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan
pelaksanaan. Stoner (dalam Sugiyono, 2016) mengemukakan bahwa
masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan
antara pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan dengan
kenyataan, ada- nya pengaduan, dan kompetisi.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka secara garis besar dapat
dirangkum bahwa masalah umum adalah suatu keadaan atau kesenjangan
yang tidak sesuai dengan kenyataan yang diharapkan. Masalah umum ini
berbentuk pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau penyelesaian secara
sederhana dan tidak memerlukan data pendukung dalam penyelesaiannya.
Hal ini karena hasil penyelesaiannya hanya berguna untuk menyelesaikan
masalah yang bersifat awam. Sehingga penyelesaian atau pemecahan
masalah umum cukup hanya melalui musyawarah antar pihak – pihak
terkait.
2.1.2 Pengertian Masalah Penelitian
Pada dasarnya suatu penelitian dilaksanakan berdasarkan tujuan untuk
mendapatkan suatu data yang diinginkan untuk dapat memecahkan suatu
masalah. Gray,dkk (dalam Setyosari, 2015) mendefinisikan masalah
penelitian sebagai “research problem-the question or question concering
your topic that you believe are important to answer”. Dalam artian masalah
penelitian adalah sebuah pertanyaan atau sejumlah pertanyaan yang
berkenaan dengan topik penelitian yang kita yakini sangat penting untuk
dijawab. Oleh karena itu, peneliti biasanya berangkat dari identifikasi
masalah kemudian memilih prioritas masalah mana yang urgen untuk
dipecahkan. Dalam memecahkan masalah penelitian diperlukan metode
ilmiah yakni melalui langkah – langkah tertentu untuk menyelesaikan
masalah yang diangkap urgen. Sehingga penyelesaian masalah tersebut

3
perlu didukung oleh fakta, bukti, dan terarah agar alat atau instrument
pengumpulan datanya tepat dengan metode yang sesuai.
Mengidentifikasi masalah bukan hal yang mudah bahkan mungkin
dianggap sebagai suatu pekerjaan yang paling sulit atau rumit dalam suatu
proses penelitian. Mengidentifikasikan masalah berbarti mengenali masalah,
yaitu dengan cara mendaftar faktor – faktor yang berupa permasalahan dan
masalah yang dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau
signifikan untuk dipecahkan. Pemilihan masalah tidak tergantung pada
tingkat kaidah atau persyaratan – persyaratan yang sama seperti rancangan
penelitian, pengukuran, atau teknik statistiknya. Namun sebaliknya,
rancangan, teknik pengukuran dan analisis statistiknya perlu menyesuaikan
dnegan jenis masalahnya.
Dalam mengidentifikasi masalah, Ary, Jacobs & Sorensen (dalam
Setyosari, 2015) mengemukakan ada tiga sumber, yaitu pengalaman
(experience), teori atau deduksi, dan literature terkait. Pertama, pengalaman
seseorang terutama dalam melakukan penelitian sangat berperan dalam
menentukan atau memilih masalah penelitian. Seseorang dengan segudang
pengalaman tidak akan merasa kesulitan dalam menentukan masalah yang
dipilih untuk dipecahkan. Karena dengan berbekal pengalaman yang
banyak, maka peneliti mudah dalam mengungkapkan masalah penelitian.
Sumber kedua adalah teori atau deduksi yang menjadi pijakan untuk
melakukan penelitian. Melalui kegiatan deduksi atau mengkaji teori – teori
yang ada, peneliti secara terus-menerus berkeinginan melakukan percobaan
atau penelitian terkait dengan teori yang dianutnya. Sember ketiga adalah
literature atau kajian pustaka terkait. Dengan banyak mengkaji dan
membaca banyak pustaka atau literature yang relevan dengan bidang
penelitian yang dirancang, maka seorang peneliti akan dengan mudah untuk
menyarikan hal – hal mana yang masih memiliki peluang untuk dilakukan
penelitian. Dengan memiliki kebiasaan membaca literatur terkait, peneliti
akan terbantu untuk terus – menerus bereksplorasi dan melakukan
penelitian.

2.2 Ciri – Ciri Masalah Umum dan Masalah Penelitian


2.2.1 Ciri – Ciri Masalah Umum
(Danny, 2014) Dibawah ini adalah ciri-ciri atau karakteristik masalah
secara umum, yaitu ada lima antara lain :
a. Ciri masalah yang pertama adalah merupakan kesulitan yang harus
diatasi. Menemukan suatu kesulitan merupakan cara terbaik untuk
meningkatkan diri. Untuk mengtasai kesulitan tersebut seseorang harus
mau berpikir dan bekerja keras mencari solusi dari permasalahan yang
ada. Dengan selalu berpikir kreatif, maka akan ditemukan berbagai
alternatif penyelesaian yang mungkin belum pernah dibayangkan.

4
b. Dapat dijadikan sebagai suatu tantangan dan rintangan yang harus dilalui.
Suatu masalah harus memiliki suatu tantangan dan rintangan yang dapat
membangkitkan motivasi seseorang dalam menyelesaiakn permasalahan.
Adanya tantangan dan rintangan dalam menyelesaikan masalah tentu
akan menumbuhkan pemikiran yang kritis dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
c. Mempunyai sifat penting dan realistis. Realistis adalah cara berpikir yang
penuh perhitungan dan sesuai dengan kemampuan, sehingga gagasan
yang akan diajukan bukan hanya angan-angan atau mempi belaka tetapi
adalah sebuah kenyataan.
d. Dapat menggerakkan seseorang untuk mengatasinya atau
memecahkannya.
e. Berguna apabila dipecahkan.
Ciri-ciri masalah menurut “teori dewey” ada lima juga, diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Ciri masalah yang pertama adalah akan membuat seseorang merasa
bimbang, bingung dan kesulitan.
b. Ciri masalah yang kedua menurut teory dewey adalah akan membuat
seseorang berusaha untuk merumuskan masalah karena ingin dipecahkan,
hal ini bertujuan untuk mengatasi kebimbangan, kebingungan dan
kesulitan yang dialaminya.
c. Ciri masalah yang ketiga menurut teori dewey adalah akan membuat
seseorang berusaha untuk menguji hipotesis dengan cara mengumpulkan
data-data yang sebenarnya sebagai suatu langkah untuk menemukan
solusi dalam masalah yang dialaminya.
d. Ciri masalah yang keempat menurut teori dewey adalah akan membuat
seseorang mengembangkan ide untuk mendapatkan pemecahan yang
terbaik melalui penalaran
e. Ciri masalah yang kelima menurut teori dewey adalah akan membuat
seseorang mengambil kesimpulan yang didukung fakta-fakta atau bukti-
bukti yang telah dikumpulkannya.
2.2.2 Ciri – Ciri Masalah Penelitian
(Prof. Dr. Suryana, 2012) Dalam mengidentifikasi masalah biasanya
dijumpai lebih dari satu masalah dan tidak semua masalah dapat atau layak
diteliti. Oleh sebab itu perlu diadakan pemilihan/pembatasan masalah:
1) Masalah tersebut layak atau tidaknya untuk diteliti, terantung pada:
a. Ada atau tidaknya sumbangan terhadap teori dan ada atau tidaknya
teori yang relevan dengan itu.
b. Ada atau tidaknya kegunaan untuk pemecahan masalah-masalah
praktis.
2) Managebility yaitu cukup dana, cukup waktu, cukup alat, cukup bekal
kemampuan teoritis dan cukup penguasaan metode yang diperlukan.

5
Menurut Mahdiyah (2015) Pemilihan atau penetapan masalah yang
dikatakan baik dalam penelitian perlu menjadi pertimbangan peneliti.
Masalah dapat dikatakan baik jika memiliki:
1) Kontribusi
Salah satu ciri masalah yang baik adalah dapat memberi kontribusi
kepada beberapa aspek, antara lain:
a. pengembangan teori baru
b. perbaikan metode
c. manfaat dan implikasi aplikatif
2) Orisinalitas
Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, seperti:
a. masalah yang diteliti
b. kerangka konsep
c. pendekatan
3) Pernyataan Permasalahan
a. pernyataan penelitian
b. gambaran asosiasi dua atau lebih fenomena terukur
4) Aspek Kelayakan (Feasibility)
a. dapat dijawab
b. pertimbangan waktu dan biaya
c. tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
d. daya dukung fasilitas dan sumber daya lain.
Senada dengan itu, Agung (2012) menjelaskan ada tujuh ciri masalah
yang baik untuk diteliti, yaitu sebagai berikut.
1) Masalah yang Dipilih Harus Mempunyai Nilai Penelitian.
Masalah harus mempunyai isi yang mempunyai nilai penelitian, yaitu
mempunyai kegunaan tertentu serta dapat digunakan untuk suatu
keperluan. Dalam memilih suatu masalah, agar topik masalah memiliki
nilai manfaat, maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a) Masalah haruslah mempunyai keaslian (originalitas)
Masalah yang dipilih haruslah mengenai hal-hal yang up to date yang
baru, hindarilah masalah yang sudah banyak sekali dirumuskan orang
dan sifatnya sudah asing. Masalah harus mempunyai nilai ilmiah atau
aplikasi ilmiah dan jangan berisi hal-hal yang sepele (tidak memiliki
nilai manfaat) untuk dijadikan suatu topik masalah penelitian yang
dipilih.
b) Masalah harus menyatakan suatu hubungan masalah
Masalah harus menyatakan suatu hubungan antara dua atau lebih
variable. Masalah dapat saja mengenai hubungan antara fenomena-
fenomena alam atau lebih khas lagi mengenai kondisi-kondisi yang
mengontrol faktor-faktor yang diamati. Selanjutnya, pemecahan

6
masalah tersebut dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengetahui
dan mengontrol fenomena-fenomena yang diteliti.
c) Masalah harus merupakan hal yang penting
Masalah yang dipilih harus mempunyai arti dan nilai, baik dalam
bidang ilmunya sendiri maupun dalam bidang aplikasi untuk
penelitian terapan. Masalah harus ditunjukkan lebih utama untuk
memperoleh fakta serta kesimpulan dalam suatu bidang tertentu.
Pemecahan masalah tersebut seharusnya dapat diterbitkan oleh jurnal
ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai referensi dalam buku-buku
tes.
2) Masalah Harus dapat Diuji
Masalah harus dapat diuji dengan perlakuan-perlakuan serta data dan
fasilitas yang ada. Sekurang-kurangnya, masalah yang dipilih harus
sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi untuk kemungkinan
pengujian secara empiris. Suatu masalah yang tidak berisi implikasi
untuk diuji hubungan-hubungan yang diformulasikan bukanlah suatu
masalah ilmiah.
3) Masalah Harus Dinyatakan dalam Bentuk Pertanyaan
Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak membingungkan dalam
bentuk pertanyaan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa bukan semua
pertanyaan walaupun begitu menarik, merupakan masalah atau
pertanyaan ilmiah, karena masalah tersebut tidak dapat diuji.
4) Masalah Harus Fleksibel
Masalah yang dipilih harus mempunyai fleksibilitas yaitu masalah
tersebut dapat dipecahkan.
a) Data serta metode harus tersedia
Masalah yang dipilih harus mempunyai metode untuk
memecahkannya dan harus ada data untuk menunjang pemecahan.
Data harus menunjang masalah, harus pula mempunyai kebenaran
yang standar dan dapat diterangkan.
b) Equipment dan kondisi harus mengizinkan
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan equipment dan alat yang
tersedia. Walaupun equipment tidak kompleks, tetapi equipment yang
dipunyai haruslah dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Alat
yang paling penting dalam memecahkan masalah adalah pikiran
manusia itu sendiri (the mind of man).
c) Biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
Biaya untuk memecahkan masalah harus selalu dipikirkan dalam
memilih masalah. Jika pemecahan masalah di luar jangkauan biaya,
maka masalah yang ingin dipilih tidak fleksibel sama sekali.
Mencocokkan masalah dengan biaya merupakan seni serta
ketrampilan peneliti, masalah yang dipilih janganlah sekali-kali

7
dikaitkan untuk kepentingan sendiri, dalam arti untuk memperoleh
keuntungan sendiri.
5) Masalah Harus Didukung Oleh Sponsor yang Kuat
Masalah yang dipilih harus mempunyai sponsor serta administrasi yang
kuat. Lebih-lebih lagi bagi penelitian mahasiswa maka masalah yang
dipilih harus diperkuat dengan adviser, pembimbing ataupun tenaga asli
yang sesuai dengan bidangnya.
6) Tidak Bertentangan dengan Hukum dan Adat
Masalah yang dipilih harus tidak bertentangan dengan adat istiadat,
hukum yang berlaku, maupun dengan kebiasaan. Pilihlah masalah yang
tidak akan menimbulkan kebencian orang lain, janganlah memilih
masalah yang dapat menimbulkan bertentangan baik fisik maupun
iktikad.
7) Masalah Harus Sesuai dengan Kualifikasi peneliti
Masalah yang dipilih, selain mempunyai nilai ilmiah serta fleksibel juga
harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti sendiri. Dalam hal ini masalah
yang dipilih sekurang-kurangnya, antara lain.
a) Menarik bagi si peneliti
Masalah yang dipilih harus menarik bagi si peneliti sendiri dan cocok
dengan bidang kemampuannya. Masalah yang dipilih harus menarik
keingintahuan si peneliti dan memberi harapan kepada peneliti untuk
menemukan jawaban ataupun menemukan masalah lain yang lebih
penting dan lebih menarik.
b) Masalah harus sesuai dengan kualifikasi
Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kealifikasi peneliti sendiri.
Dengan perkataan lain, sukar mudahnya masalah yang ingin
dipecahkan harus sesuai dengan derajat ilmiah yang dipunyai si
peneliti.
2.3 Bentuk Masalah Umum dan Masalah Penelitian
2.3.1 Bentuk Masalah Umum
Pada umumnya, masalah dapat juga dikelompokkan menjadi 2 jenis
yaitu masalah sederhana dan masalah rumit/kompleks. Perbedaan di antara
kedua jenis masalah ini yakni :
a. Masalah Sederhana
Masalah sederhana mempunyai skala yang kecil, tidak akan
terpaut dengan masalah yang lainnya, tidak mempunyai konsekuensi
yang besar, pemecahannya tidak akan terlalu rumit, dan juga dapat
dipecahkan oleh individu. Jangkauan masalah ini hanya sebatas pada
individu saja dan dapat juga diselesaikan oleh individu pula.
b. Masalah Rumit/Kompleks
Masalah rumit maupun juga kompleks mempunyai cakupan skala
yang lebih besar dibanding masalah sederhana, dapat terkait dengan

8
berbagai masalah yang lainnya,mempuyai konsekuensi yang sangat
besar, dan juga penyelesaiannya membutuhkan kerja sama kelompok
serta analisis yang sangat mendalam. Jangkauan masalah ini juga akan
berhubungan dengan banyak individu dan juga hanya dapat diselesaikan
oleh banyak individu pula.
Adapun beberapa tipe – tipe masalah umum yakni sebagai berikut.
a. Masalah Pemenuhan Standar
Tipe masalah dalam kelompok ini adalah masalah-masalah yang
berhubungan dengan pencapaian standar yang telah ditentukan dalam
sebuah organisasi. Biasanya tujuan seperti ini berlaku dalam jangka yang
relative panjang.
b. Masalah Pemilihan Alternative
Masalah dalam kelompok ini berhubungan dengan bagaimana memilih
solusi terbaik dari berbagai alternative berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu. Permasalahan ini seringkali kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari, seperti bagaimana memilih sekolah yang tepat, memilih lokasi
tempat tinggal, memilih bidang pekerjaan. Masing-masing alternatif dan
kriteria memiliki bobot yang telah disepakati.
c. Masalah Pemenuhan Kepuasan Konsumen
Pada organisasi-organisasi yang bersifat profit (mencari keuntungan),
masalah-masalah pada kelompok ini merupakan tipe yang seringkali
muncul. Konsumen memiliki berbagai macam keinginan yang satu sama
lain berbeda. Memenuhi seluruh keinginan konsumen sangat tidak
mungkin dan sangat memberatkan sebuah organisasi. Oleh karena itu
perlu dicari pemecahan yang sama-sama menguntungkan, baik bagi
konsumen maupun organisasi tersebut.
d. Masalah Pencapaian Tujuan
Tipe ini mirip dengan tipe pertama (masalah pemenuhan standar). Yang
berbeda adalah, pada tipe ini tujuan yang ingin dicapai dapat
berubahubah dan bersifat jangka pendek.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, adapun contoh yang termasuk
masalah umum yakni:1) Nadia sudah 3 hari ini tidak masuk sekolah
dikarenakan ia harus menunggu ibunya di rumah sakit. Nadia bingung
sebenarnya dia juga tidak mau ketinggalan pelajaran di sekolah. Namun
dirinya juga tidak akan tega kalau meninggalkan ibunya yang akan terbaring
sakit di rumah sakit; 2) Yanto tidak akan bisa belajar dengan baik. Selama 3
hari berturut-turut tetangganya akan menyelenggarakan pesta sehingga
suasana di tempat tinggal nanto akan menjadi ingar bingar.yang Dirinya
tidak dapat lagi berkonsentrasi ketika belajar. Sehingga dari contoh tersebut
yang menandakan masalah adalah Nadia menghadapi ibunya yang sakit dan
ketinggalan pelajaran di sekolah, serta Yanto tidak bisa belajar dengan baik.

9
2.3.2 Bentuk Masalah Penelitian
Penelitian dapat diibaratkan sebagai sebuah dialog atau tanya jawab.
Dalam dialog, jawaban diberikan atas pertanyaan yang telah diajukan.
Kualitas jawaban tersebut sangat ditentukan oleh ketepatan pertanyaannya.
Pertanyaan itu merupakan masalah yang hendak diusahakan pemecahannya
melalui penelitian. Jawaban merupakan pemecahan masalah berdasarkan
atas data - data yang dikumpulkan dalam proses penelitian. Oleh karenanya,
kualitas pemecahan suatu masalah sangat bergantung pada ketepatan
perumusan masalahnya (Mahdiyah, 2015). Perumusan masalah merupakan
kegiatan memformulasikan masalah penelitian ke dalam sautu rumusan
kalimat Tanya (Wekke, 2018). Perumusan dalam bentuk kalimat tanya
dimaksudkan supaya penelitian berada di dalam keadaan yang siap untuk
melaksanakan aktivias guna memberikan pemecahan masalah. Perumusan
masalah merupakan kegiatan yang tidak sembarangan. Masalah penelitian
dapat timbul dari berbagai macam antara lain;
a. Pengalaman pribadi, dedukasi dan teori, membaca buku, keadaan sosial
politik dan situasi praktis.Pengalaman pribadi, yaitu dapat menjadi
sumber masalah penelitian sangat baik, khususnya bagi peneliti pemula.
b. Dedukasi dari teori pendidikan dan teori tingkah laku, juga merupakan
sumber permasalahan yang baik.
c. Membaca buku. Sumber permasalahan lainnya adalah membaca literatur
yang menarik perhatian peneliti, menarik dapat dilihat dari segi
keterkaitan dengan bidang keahliannya atau dengan isu-isu tersebut telah
menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat.
Dari pertanyaan yang salah tidak bisa diharapkan jawaban yang benar.
Pertanyaan yang berbeda mengarahkan pada kegiatan dan jawaban yang
berbeda pula. Kebenaran jawaban setengahnya ditentukan oleh ketepatan
formulasi pertanyaan masalah. Perumusan masalah harus memuat beberapa
karakteristik. Menurut Bass, Dunn, Norton, Stewart, dan Tudiver (1972:
20), perumusan masalah harus mengandung empat karakteristik, yaitu: (1)
memuat hubungan variabel, (2) dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu
dalam bentuk pertanyaan, (3) memungkinkan pengumpulan data untuk
menjawab pertanyaan, (4) tidak menyatakan posisi moral atau etik.
1. Memuat hubungan variabel.
Perumusan masalah harus dengan jelas memperlihatkan variabel yang
hendak ditangani dalam penelitian. Di samping itu, penelitian juga harus
menjelaskan apa yang hendak dilakukan atas variabel. Dengan
menetapkan variabel dan hubungannya, maka penelitian tidak bersifat
eksploratif dan berangkat dari keadaan kosong. Peneliti berada dalam
keadaan siap mencari jawaban dan tidak spekulatif. Pertanyaan yang baik
tidak sekedar dibuat, tapi juga ditemukan.

10
2. Dinyatakan secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk
pertanyaan.
Perumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang akan dicari
jawabannya sehingga harus dirumuskan dala kalimat tanya. Rasa ingin
tahu manusia ditandai dengan pengajuan pertanyaan. Masalah
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya untuk menunjukkan semangat
rasa ingin tahu. Dengan merumuskan masalah dalam bentuk kalimat
tanya maka peneliti berada dalam posisi siap untuk melakukan langkah-
langkah untuk mencari tahu jawabannya. Pertanyaan masalh mendorong
peneliti untuk merancang desain, menentukan metode, memilih teori,
merancang alat ukur pengumpulan data, dan merancang teknik yang
diperlukan untuk menganalisis data yang dikumpulkan.
3. Memungkinkan pengumpulan data untuk menjawab pertanyaan.
Masalah harus dapat diuji secara empiris. Hal itu mengandung implikasi
bahwa variabel-variabel yang hendak diuji hubungannya harus
memungkinkan pengumpulan data. Kemungkinan pengujian empiris
mempunyai implikasi bahwa masalah menyatakan pengujian hubungan
dan memungkinkan pengukuran variabel (Kerlinger,1996: 29). Penelitian
kuantitatif mengharuskan kesimpulan terbuka untuk diverifikasi.
Kesempatan untuk melakukan verifikasi dapat diperoleh bila
pengumpulan data dilakukan secara objektif, empiris, dapat diamati dan
terukur. Untuk itu masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang
melibatkan variabel yang memungkinkan pengumpulan data.
4. Tidak menyatakan posisi moral atau etik.
Pertanyaan ilmiah haruslah netral. Masalah moral atau etik terkait
dengan penilaian baik-buruk, indah-jelek, dan sebagainya, yang sarat dan
moralistik. Misalnya: guru yang baik, siswa yang sukses, metode
mengajar yang efektif, dan sebagainya. Pertanyaan demikian bukan
pertanyaan yang baik prosedur validasinya sukar karena konsensus sulit
dicapai dan kriteriannya kontroversial. Ilmu haruslah bebas nilai dan
nertal supaya tidak bias. Penelitian kuantitatif mengejar kebenaran yang
bersifat positif, objektif, bebas nilai, terukur, dapat diamati, serta dapat
diuji. Oleh karenanya masalah yang dirumuskan tidak boleh valuatif dan
moralistik. Etika, norma dan moral sangat terikat pada budaya sehingga
kriterianya kontroversial. Oleh karena masalah terikat pada budaya maka
hukum umum dan universal yang menjadi tujuan penelitian tidak dapat
dicapai.
Berikut dicontohkan kegiatan perumusan masalah dalam penelitian
berjudul: “Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa
SMU di Surakarta Tahun 2007”.
A. Latar belakang masalah
Latar belakang masalah dapat memuat informasi mengenai:

11
1. Rendahnya prestasi belajar siswa Indonesia di tingkat dunia dan
rendahnya indeks sumber daya manusia Indonesia.
2. Tingginya angka pengangguran terdididk yang mencerminkan
rendahnya pengakuan dunia kerja terhadap lulusan sekolah.
3. Masih tingginya angka ketidaklulusan siswa pada Ujian Nasional di
Surakarta.
4. Rendahnya motivasi belajar melahirkan mental pendidikan yang asal
lulus dan rendahnya budaya kompetisi.
B. Identifikasi masalah
Sejumlah masalah yang mempunyai potensi berhubungan dengan prestasi
belajar dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar.
2.  Hubungan antara konsep diri dengan prestasi belajar.
3. Hubungan antara status sosial ekonomi dengan prestasi belajar.
4. Hubungan antara gaya hidup dengan prestasi belajar.
5. Hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar.
6. Hubungan antara sikap terhadap mata pelajaran dengan prestasi
belajar.
7. Hubungan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar.
C. Perbatasan masalah
Dari sejumlah masalah yang diidentifikasi, penelitian mambatasi pada
“hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar”.
D. Perumusan masalah
Berdasarkan pada masalah yang dibatasi, maka dapat dirumuskan
masalah: (1). Apakah terdapat hubungan antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar? Dan (2). Berapa besar sumbangan motivasi belajar
terhadap prestasi belajar?  ( Purwaanto, M. Pd. Rumusan masalah adalah
salah satu tahap yang penting dalam penetuan tahap-tahap penelitian
selanjutnya. Rumusan masalah dikatakan baik bila dapat menjadi
petunjuk dalam pengumpulan data dan sinkron dengan tujuan penelitian.
Lebih lanjut lagi Nazir (1988:144-145) menyatakan bahwa
terdapat 2 cara dalam memformulasikan masalah penelitian. Pertama,
dengan cara menurunkan masalah dari teori yang ada. Dan kedua,
mengadakan observasi langsung di lapangan. Setelah  masalah tersebut
diformulasikan maka langkah selanjutnya yiatu mambuat tujuan
penelitian. Tujuan penelitian merupakan sebuah pernyataan mengenai
apa yang ingin untuk dicari atau yang hendak ditentukan. Tujuan
penelitian disini haruslah dinyatakan secara lebih spesifik dari pada
perumusan masalah. Jadi masalah merupakan suatu konsep yang masih
dalam bentuk abstrak, maka untuk tujuan penelitian harus dalam bentuk
yang lebih konkrit. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya hasil

12
penelitian yang diperoleh akan digunakan untuk menjelaskan fenomena –
fenomena berdasarkan data yang telah terkumpul.
Menurut Sugiono (2000) bentuk masalah penelitian dikelompokkan ke
dalam beberapa bentuk yaitu deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
a. Masalah Deskriptif
Permasalahan deskriptif merupakan suatu masalah yang berkaitan
dengan pertanyaan terhadap keberadaa variabel mandiri, baik itu hanya
jika satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam
suatu penelitian, peneliti ini tidak membuat suatu perbandingan variabel
tersebut pada sampel yang lain, penelitian seperti ini biasanya dinamakan
penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini juga dalam bidang bisnis
Cooper dan Emory (1995). Adapun contoh bentuk rumusan masalah
deskriptif yaitu :
1) Seberapa tinggi produktifitas karyawan di PT Bintang Samudra
Indonesia?
2) Seberapa baik interaksi kerja karyawan di sebuah indusksi
Sandang?
3) Bagaimanaka sikap masyarakat terhadap adanya impor gula tanpa
dibebani bea masuk?
4) Seberapa tinggi efektivitas perdagangan dengan menggunakan
sistem multilevel?
Berdasarkan beberapa contoh tersebut terlihat bahwa setiap
pertanyaan berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri
(dibandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif). Peneliti dalam
hal ini bermaksud untuk mengetahui potensi pasar dan kemampuan daya
beli terhadap barang tertantu merupakan suatuu contoh penelitian
deskriptif.
b. Masalah Komparatif
Permasalahan komparatif merupakan suatu permasalahan
penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau
lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda. Adapun contoh masalah
komparatif yaitu :
1) Adakah perbedaan produktifitas kerja antara Pegawai Negeri,
Pegawai BUMN, dan Pegawai Swasta (satu variabel pada 3
sampel)
2) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara Pegawai
Swasta Nasional, dan Perusahaan Asing (dua variabel, pada dua
sampel)
3) Adakah kenyamanan naik kereta api berbeda dengan bus menurut
berbagai kelompok masyarakat
4) Apakah jumlah penjualan mobil sedan berbeda dengan mobil
niaga dalam periode tertentu?

13
5) Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan
Bank Pemerintah?
c. Masalah Asosiatif
Permasalahan asosiatif merupakan suatu pertanyaan penelitian
yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih, dan juga terdapat
tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/reciprocal/timbal balik.
a) Hubungan Simetris
Hubungan simetris merupakan suatu hubungan antara dua variabel
atau lebih yang secara kebelutan munculnya bersamaan, jadi dalam
hal ini bukan hubungan kausal maupun interaktif, adapun contoh
masalah dalam hubungan simetris yaitu ;
1) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak
dengan tamu yang datang. Hal ini bukan berarti yang
menyebabkan tamu datang adalah bunyi burung (di
pedesaan Jawa Tengah ada kepercayaan jika di depan
rumah ada bunyi burung prenjak, maka diyakini aka nada
tamu, dii Jawa Barat, ada keyakinan hubungan antara kupu
– kupu dan tamu)
2) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan
manisnya buah?
3) Apakah banyak semut di pohon berhubungan dengan
manisnya buah?
4) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan
marketing?
5) Apakah warna rambut berhubungan dengan kemampuan
marketing?
6) Adakah hubungan antara sering datang ke Gunung Kawi
dengan prestasi bisnis?
Namun jika dalam suatu judul penelitian maka bentuk judul
penelitiannya yaitu :
1) Hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan
jumlah sepatu yang terjual.
2) Hubungan antara tinggi badan dengan prestasi di bidang
pemasaran.
3) Hubungan antara es yang terjual dengan tingkat kejahatan
b) Hubungan Kausal
Hubungan kausal merupakan suatu hubungan yang bersifat sebab akibat,
dalam hal ini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) da
nada variabel dependen (variabbel yang dipengaruhi), adapun contoh
bentuk masalah peneliatiannya yaitu :
1) Adakah pengaruh sistem penggajian dengan prestasi kerja?

14
2) Apakah sistem penggajian berpengaruh terhadap prestasi
kerja?
3) Sebarapa besar pengaruh kepemimpinan manager terhadap
iklim kerja perusahaan?
4) Apakah tata toko ruang berpengaruh terhadap jumlah
pengunjung?
5) Seberapa besar pengaruh tata took ruang dengan jumlah
pengunjung?
6) Seberapa besar pengaruh took yang diberi AC dan
keramahtamahan pelayan terhadap nilai penjualan?
Jika dalam suatu penelitian, adapun conroh yang dapat dijadikan judul
dalam suatu penelitian yaitu :
1) Pengaruh insentif terhadap disiplin kerja karyawan di
departemen Y (dengan satu variabel independen)
2) Pengaruh gaya kepemimpinan dan tata ruang kantor
terhadap efisiensi kerja di PT X (dengan dua variabel
independen)
c) Hubungan Interaktif /reciprocal/timbal balik.
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini
tidak diketahui mana variabel independen dan variiabel depeden.
Contohnya yakni sebagai berikut :
1) Hubungan antara motivasi dan prestasi. Dalam hal ini dapat
dinyatakan bahwa motivasi mempengaruhi prestasi dan juga
prestasi mempengaruhi motivasi.
2) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. Suatu
kecerdasan dapat menyebabkan kecerdasan, demikian juga
orang yang kaya dapat meningkatkan kecerdasan karena
gizinya yang terpenuhi.
Permaslahan dalam suatu penelitian sering juga disebut dengan sebuah
istilah problema atau problematik. Secara garis besar, peneliti
mempermasalahkan fenomena atau gejala atas tiga jenis (Arikonto, 2002):
a. Problema untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena
sehubungan dengan jenis permasalahan ini , terjadilah penelitian
deskriptif (termasuk didalamnya survey), penelitian histores dan
folisofis.
b. Problema untuk membandingkan dua fenomena atau lebih (problema
komparasi). Dalam penelitian tersebut peneliti dapat berusaha untuk
mencari suatu permasalahan dan perbedaan fenomena, selanjutnya
mencari arti atau manfaat dari adanya persamaan dan perbedaan yang
ada.
c. Problema untuk mencari hubungan antara dua fenomena (problema
korelasi). Ada dua macam problema korelasi yakni sebagai berikut :

15
1) Korelasi sejajar, seperti korelasi antara kemampuan berbahasa
inggris dan daya ingatan seseorang.
2) Korelasi sebab akibat, misalnya korelasi antara teriknya sinar
matahari dan larinya es mambo.
Sebelum seorang peneliti dapat merumuskan suatu maslah untuk
penelitiannya, maka seorang peneliti harus terlebih dahulu
mengidentifikasikan dann memilih maslah tersebut. Walaupun masalah
yang ada dan tersedia cukup banyak, tetapi cukup sulit untuk peneliti
memilih suatu masalah yang akan dipilihnya untuk penelitiannya. Peneliti
harus mencari masalah yang mempunyai ciri – ciri yang baik, dan peneliti
harus mengetahui sumber serta tempat mencari masalah tersebut. Ada
beberapa ciri masalah yang harus diperhatikan, baik dilihat dari segi isi
(content) dari rumusan masalah, ataupun dari segi kondisi penunjang yang
diperlukan dalam pemecahan masalah yang telah dipilih. Menurut Nazir
(2003) ciri – ciri dari masalah yang baik adalah sebagai berikut :
a. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.
b. Masalah yang dipilih harus fisibilitas.
c. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi si peneliti.

2.3.3

16
3 BAB III
EVALUASI

3.1 Kesimpulan
Masalah umum adalah suatu keadaan atau kesenjangan yang tidak sesuai
dengan kenyataan yang diharapkan dan dalam penyelesaiannya dilakukan secara
sederhana dan tidak memerlukan data pendukung dalam penyelesaiannya. Ciri –
ciri yang dimiliki masalah umum adalah (1) Merupakan kesulitan yang harus
diatasi; (2) Dapat dijadikan sebagai suatu tantangan dan rintangan yang harus
dilalui; (3) Mempunyai sifat penting dan realistis; (4) Dapat menggerakkan
seseorang untuk mengatasinya atau memecahkannya; (5) Berguna apabila
dipecahkan. Bentuk – bentuk dari masalah umum ada dua yaitu masalah
sederhana dan masalah rumit/kompleks.
Masalah penelitian adalah sebuah pertanyaan atau sejumlah pertanyaan
yang berkenaan dengan topik penelitian yang kita yakini sangat penting untuk
dijawab. Dalam penyelesaian masalah penelitian perlu didukung oleh fakta, bukti,
dan terarah agar alat atau instrument pengumpulan datanya tepat dengan metode
yang sesuai. Ciri – ciri yang dimiliki masalah penelitian yaitu: (1) mempunyai
nilai penelitian; (2) mempunyai keaslian (originalitas); (3) menyatakan suatu
hubungan masalah; (4) masalah harus merupakan hal yang penting; (5) harus
dapat diuji; (6) dinyatakan dalam bentuk pertanyaan; (7) harus fleksibel; (8)
didukung oleh sponsor yang kuat; (9) tidak bertentangan dengan hukum dan adat;
dan (10) harus sesuai dengan kualifikasi peneliti. Bentuk – bentuk dari masalah
penelitian ada tiga yaitu masalah deskriptif, masalah komparatif, dan masalah
asosiatif.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebaiknya para peneliti dapat
memahami dengan baik perbedaan antara masalah umum dengan masalah
penelitian agar dapat mengangkat masalah penelitian yang layak dan tepat untuk
diteliti. Serta mampu melaksanakan penelitian sesuai dengan masalah penelitian
yang diangkat secara optimal.
3.3 Pertanyaan dari Hasil Presentasi

17
DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. G. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan. Universitas Pendidikan


Ganesha.
Danny, T. (2014). Identifikasi Masalah dan Tujuan MAsalah. Jurnal Metode Penelitian,
2, 15–30.
Mahdiyah. (2015). Perumusan Masalah Penelitian. Studi Mandiri Dan Seminar
Proposal Penelitian, 1–32.
Prof. Dr. Suryana, Ms. (2012). Metodologi Penelitian : Metodologi Penelitian Model
Prakatis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia,
1–243. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Setyosari, P. (2015). Metode Penelitian Pendidikan&Pengembangan. Kencana.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
Suharsimi, A. (2013). Metodologi penelitian. Bumi Aksara, 62.
Sulistyo, D. W. (2019). Lesson Study (LS): Memahamkan “masalah penelitian” kepada
mahasiswa. Jurnal Teori Dan Praksis Pembelajaran IPS, 4(1), 29–37.
https://doi.org/10.17977/um022v4i12019p029
Tuckman. (1978). PENELITIAN. Mnras, 183(3), 341–358.
Wekke, I. S. (2018). Memulai Identifikasi Masalah Penelitian. May.
https://doi.org/10.31227/osf.io/v6u9g

Anda mungkin juga menyukai