Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KORELASI TUNGGAL DIAGRAM SCATER dan UJI LANJUT

Diajukan untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Statistika Inferensial
Dosen Pengampu:
Dr. Siti Nurrochmah, M.Kes

Disusun Oleh:

Muhammad Hamzah Pratama (220614802367)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Melalui makalah ini kami akan membahas mengenai
“Korelasi Tunggal Diagram Scater dan Uji Lanjut”. Makalah ini dibuat dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Statistika Inferensial, dimana melalui penulisan ini, kami
mencoba mencari berbagai materi dari referensi yang beracam-macam yang nantinya
dapat dituangkan dalam bentuk makalah dan diharapkan dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Dalam penulisan ini, tentu saja kami banyak mengalami kesulitan, sehingga
kami banyak memperoleh dukungan dan bantuan dari beberapa pihak baik berupa
dukungan moril maupun berupa dukungan material. Karena itu, kami mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makalah
ini.
Sebagai penyusun kami menyadari sepenuhnya masih banyak sekali kekurangan
dalam pembuatan makalah ini, olehnya kritik dan saran yang sifatnya membangun
sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya sehingga makalah ini dapat
selesai.

Malang, 05 Oktober 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
A. Pengertian Korelasi........................................................................................................2
B. Tujuan Korelasi..............................................................................................................3
C. Korelasi Product Moment..............................................................................................3
D. Korelasi Product Moment Dengan Diagram Scatter.......................................................3
BAB III PENUTUP......................................................................................................10
A. Kesimpulan.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Statistik sebagai suatu yang berkenaan dengan data numerikal sebenarnya sudah
banyak digunakan oleh masyarakat, contohnya adalah dalam penelitian ilmu-ilmu
keolahragaan, variabel-variabel yang diteliti sifatnya lebih abstrak sehingga sukar untuk
dilihat dan divisualisasikan, atau dijamah secara realita, tidak seperti ilmu-ilmu eksakta.
Karena itu variabel-variabel dalam ilmu keolahragaan, yang berasal dari konsep, perlu
diperjelas dan diubah bentuknya sehingga dapat diukur dan dipergunakan secara operasional.
Selain itu, bentuknya yang abstrak mengakibatkan proses pengukuran sangat cenderung
kepada kesalahan. Untuk itulah uji reliabilitas dan validitas diperlukan sebagai upaya
memaksimalkan kualitas alat ukur, agar kecenderungan keliru tadi dapat diminimalkan.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa reliabilitas dan validitas adalah tempat
kedudukan untuk menilai kualitas semua alat dan prosedur pengukuran.
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan
cermat akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Dalam hal ini,
relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaanperbedaan kecil diantara hasil
beberapa kali pengukuran. Teknik korelasi product moment bekerja untuk menguji validitas
suatu instrumen pengukuran. Suatu instrumen tersebut dikatakan valid apabila ia dapat
mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Pada makalah ini akan dijelaskan
lebih rinci mengenai dasar-dasar teknik tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan uji korelasional?


2. Bagaimana cara melakukan uji korelasional dengan bantuan diagram scatter?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui arti dan juga kegunaan dari uji korelasional


2. Untuk mengetahui cara melakukan uji korelasional dengan bantuan diagram scatter

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korelasi

Korelasi adalah suatu tingkat hubungan antara variable-variabel, untuk mengetahui


seberapa baik suatu persamaan linier atau persamaan lainnya dapat menjelaskan hubungan
antara variabel-variabel(Hamdani & Setyawati, 2013). Misalnya kita ingin menghubungkan
antara tinggi badan dengan berat badan, antara umur dengan tekanan darahnya, antara
motivasi dengan prestasi belajar atau bekerja dan seterusnya. Korelasi adalah cara yang
digunakan untuk menentukan keeratan hubungan antara dua atau lebih variabel berbeda yang
digambarkan dengan ukuran koefisien korelasi.
Koefisien korelasi merupakan koefisien yang menggambarkan kedekatan hubungan
antara dua atau lebih variabel. Besar kecilnya koefisien korelasi tidak menggambarkan
hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih, namun hanya menggambarkan
hubungan linier antar variabelnya. Selain itu, koefisien korelasi juga menunjukkan hubungan
timbal balik sehingga tidak akan menjadi masalah apabila dalam menentukan variabel bebas
maupun terikat dalam sebuah penelitian(Wibowo & Kurniawan, 2020). Hubungan antara dua
variabel didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat (timbal-balik),
melainkan hanya merupakan hubungan searah saja. Misalnya tinggi badan menyebabkan
berat badannya bertambah, tetapi berat badannya bertambah belum tentu menyebabkan tinggi
badannya bertambah. akibatnya dalam korelasi dikenal penyebab dan akibatnya. Dan data
akibat atau yang dipengaruhi disebut variabel terikat. Hubungan antara variabel tersebut bisa
secara korelasional dan juga secara kasual. Jika dua dadu di lantunkan secara bersamaan
sebanyak 100 kali, maka tidak terdapat hubungan di antara masingmasing muka dadu
(kecuali terdapat suatu manipulasi pada dadu tersebut). Sifat hubungan variabel satu dengan
variabel lainnya tidak jelas mana yang variabel sebab dan mana yang variabel akibat, maka
korelasi di sebut dengan korelasional. Dan jika semua nilai dari variabel-variabel secara tepat,
ada variabel yang merupakan sebab dan variabel lainnya merupakan akibat dan terdapat suatu
hubungan sebabakibat, maka korelasinya dikatakan kasual. Dalam pembahasan korelasi
minimal menyangkut dua kelompok nilai atau variabel. Jika hanya terdapat dua variabel saja
yang terlibat maka dapat di sebut dengan korelasi sederhana. Sedangkan, jika terdapat lebih
dari dua variabel, dapat disebut dengan korelasi berganda.
Sifat korelasi antar dua variabel dapat di lihat melalui pembuatan grafik maupun
perhitungan. Sifat hubungan atau korelasi adalah:
1. Positif kuat, artinya kedua variabel yang di cari korelasinya mempunyai sifat terkait
yang searah, apabila salah satu variabel cenderung untuk naik nilainya, maka variabel
yang lainnya pun ikut naik.
2. Negatif kuat, artinya kedua variabel yang dicari korelasinya mempunyai sifat terikat
yang berkebalikan, apabila salah satu variabel cenderung naik nilainya maka variabel
yang lainnya akan cenderung turun demikian pula sebaliknya.

5
3. Tidak berkorelasi, artinya variabel yang dicari korelasinya tidak mempunyai ikatan yang
tegas, masing-masing variabel cenderung untuk independent (bebas)(Irianto, 2004).

B. Tujuan Korelasi

Korelasi juga berguna dalam mengukur tingkat kekuatan hubungan antara dua atau
lebih variabel dalam rentang tertentu. Tingkat keeratan hubungan pada korelasi ini terletak
antara rentang 0 hingga 1. Korelasi memiliki kemungkinan pengujian secara dua arah.
Apabila koefisien korelasi bernilai positif dikatakan korelasi searah, dan sebaliknya jika
koefisien korelasi bernilai negatif maka dikatakan korelasi tidak searah. Nilai koefisien
korelasi terletak antara -1 hingga 1. -1 berarti terdapat hubungan negatif sempurna (terbalik),
0 berarti tidak memiliki hubungan sama sekali, dan 1 berarti memiliki hubungan positif
sempurna. Pada statistik, koefisien korelasi sangat berkaitan dengan persamaan regresi karena
persamaan regresi sendiri mewakili persamaan hubungan antara dua atau lebih
variabel(Kasus et al., 2013)

C. Korelasi Product Moment

Korelasi product moment adalah korelasi yang kedua variabelnya berskala interval
atau ratio(Hamdani & Setyawati, 2013). Korelasi ini sering disebut dengan Teknik Korelasi
Product Moment Pearson, karena teknik korelasi ini dikembangkan oleh Pearson. Teknik
korelasi product moment berfungsi untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel bebas
interval (skor) dengan variabel terikat interval (skor) lainnya (Agung, 2016). Teknik korelasi
ini banyak digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua
variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio dan sumber data dari dua
variabel atau lebih adalah sama. Data korelasi product moment pearson adalah harus sudah
memenuhi uji asumsi klasik (normalitas, linearitas, heteroskedastisitas, auto korelasi)(Purba
& Purba, 2022). Jika salah satu tidak terpenuhi persyaratan tersebut analisis korelasi tidak
dapat dilakukan. Teknik analisis korelasi product moment ini diciptakan oleh Pearson,
digunakan untuk menentukan kecenderungan hubungan antara dua variabel interval atau
rasio. Ada empat cara menghitung koefisien korelasi product moment, yaitu menggunakan
skor kasar, skor deviasi, standar deviasi, dan menggunakan scatter diagram (Budiwanto,
2017).

D. Korelasi Product Moment Dengan Diagram Scatter

Seringkali data variabel-variabel yang dianalisis dengan teknik korelasi mempunyai


jumlah subyek penelitian yang relatif banyak, dan mempunyai rentangan (range) yang besar.
Teknik korelasi scatter diagram digunakan untuk menghitung hubungan antara dua variabel
yang mempunyai jumlah subyek relatif banyak dan rentangan (range) data setiap variabel
cukup besar (Budiwanto, 2017). Maka masing-masing variabel yang akan dikorelasikan
memungkinkan untuk dibuat menjadi distribusi frekuensi bergolong yang terdiri dari

6
beberapa interval kelas. Sehingga, teknik korelasi diagram scatter digunakan untuk
menghitung hubungan antara dua variabel yang masing-masing telah disusun menjadi
distribusi frekuensi bergolong.
Secara visual → diagram tebar/pencar (scatter plot)
→ Diagram tebar adalah grafik yang menunjukkan titik-titik perpotongan nilai data
dua
variabel (x dan y).
X= variabel independen→horizontal
Y= variabel dependen→vertikal
Fungsi diagram tebar:
1. Melihat pola hubungan antara 2 variabel x dan y
2. Keeratan hubungan dari kedua variabel
Diagram tebar (scater plot)
Ketika kita akan mengevaluasi scatter diagram, kita sebaiknya mempertimbangkan
derajat korelasi beserta jenis-jenis korelasi yang sudah disimpulkan para ahli statistik seperti
yang ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 di bawah ini.

Table 1. Derajat Korelasi

Pola
Derajat
Scatter Artinya
Korelasi
Diagram

Tidak ada korelasi yang dapat dilihat. Variabel


Tidak Ada akibat (Y) tidak dipengaruhi oleh variabel
penyebab (X) yang sedang dikaji.

Korelasi samar terlihat. Mungkin variabel


penyebab (X) mempengaruhi variabel akibat (Y),
Lemah tetapi tingkat pengaruhnya masih diragukan. Ada
variabel X lain yang perlu dianalisis atau ada
variasi signifikan di dalam variabel X tersebut.

7
Sebaran titik-titik mengelompok dalam bentuk
linier yang jelas. Kemungkinan variabel penyebab
Kuat (X) mempengaruhi langsung variabel akibat (Y).
Oleh karena itu, setiap perubahan pada X akan
memprediksi perubahan pada Y.

Sebaran titik-titik jatuh pada sebuah garis lurus.


Jika bentuknya seperti ini, dengan nilai variabel
Sempurna
penyebab (X) tertentu kita dapat memprediksi
secara pasti berapa nilai variabel akibat (Y).

Table 2. Jenis-Jenis Korelasi

Pola Scatter Jenis


Artinya
Diagram Korelasi

Peningkatan nilai variabel penyebab (X)


Positif menghasilkan peningkatan nilai variabel
akibat (Y)

8
Peningkatan nilai variabel penyebab (X)
Negatif menghasilkan penurunan nilai variabel
akibat (Y)

Berbentuk kurva U atau S. Perubahan nilai


variabel penyebab (X) menghasilkan
Nonlinier
perubahan nilai variabel akibat (Y) yang
berbeda, tergantung posisi pada kurva.

Derajat keeratan hubungan / kuat lemahnya hubungan dapat dilihat dari tebaran data
 Tebaran rapat→kuat
 Tebaran melebar →lemah

Berikut ini contoh analisis korelasi product moment antara hasil tes keterampilan servis
bolavoli eksperimen (prediktor) dengan hasil tes standar keterampilan bolavoli (kriterion)
menggunakan teknik korelasi digram scatter. Analisis korelasi product moment adalah proses
validasi tes keterampilan servis bolavoli sebagai tes eksperimen yang dikorelasikan dengan
hasil tes standar keterampilan bolavoli sebagai tes kriterion. Sebagai orang coba dengan
jumlah 30 siswa yang dipilih secara random. Hasil tes servis bolavoli (X) dan hasil tes
standar keterampilan bolavoli (Y) disajikan dalam tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 3 Hasil Tes Servis (X) dan Hasil Tes Standar Bolavoli (Y)
9
No.
X Y
Testi
1 43 45
2 44 44
3 57 49
4 54 60
5 40 45
6 45 55
7 60 49
8 57 40
9 55 48
10 57 55
11 48 42
12 52 40
13 49 54
14 49 44
15 56 56
16 41 60
17 43 44
18 40 50
19 56 46
20 43 40
21 48 54
22 43 58
23 47 60
24 42 43
25 59 54
26 50 58
27 59 50
28 42 40
29 57 57
30 52 41

Langkah-langkah menghitung korelasi menggunakan scatter adalah sebagai berikut.

1. Membuat tabel scattergram dengan baris dan kolom


2. Membuat distribusi frekuensi bergolong variabel X dan variabel Y. Interval kelas
distribusi frekuensi variabel Y ditulis pada baris paling atas, sedangkan distribusi
frekuensi variabel X ditulis pada kolom paling kiri. Dapat juga pada interval kelas
dituliskan titik tengah kelas (TTK).
3. Membuat kolom f (frekuensi variabel Y), y’ (deviasi skor Y), fy’, fy’2, dan kolom
x’y’.
4. Membuat baris f (frekuensi variabel X), x’ (deviasi skor X), fx’, fx’2 dan baris x’y’.
5. Membuat tabulasi data X dan Y setiap subyek pada kotak (pertemuan kolom dan
lajur) dan menuliskan frekuensinya. Contoh kotak bertanda a isinya adalah 1, yaitu

10
jumlah data subyek-subyek yang termasuk dalam kelas 40-42 variabel Y dan 40-42
variabel X.
6. Mengisi kolom f (frekuensi) dengan cara menjumlahkan angka-angka pada kotak-
kotak yang sebaris dalam setiap interval kelas.
7. Menuliskan angka deviasi pada kolom y’, dengan cara menuliskan angka 0 di
sembarang tempat sebagai mean terkaan. Selanjutnya menuliskan angka deviasi,
mulai dari deviasi 1 dan seterusnya di atas dan di bawah angka nilai mean (0). Deviasi
di bawah mean ditulis dengan tanda minus.
8. Mengisi kolom fy’ dengan cara mengkalikan angka pada kolom f dengan angka pada
kolom y’.
9. Mengisi kolom fy’2 dengan cara mengkalikan angka pada kolom y’dengan angka
pada kolom fy’.
10. Mengisi kolom x’y’. Contoh mengisi kolom x'y' pada baris kelas 40-42. Kalikan
setiap angka frekuensi pada baris kelas 40-42 dengan angka pada baris x' yang tepat
dibawahnya (kotak a = 1 dikalikan dengan kotak b = -3; kotak c = 2 dikalikan dengan
kotak d = -2; kotak e = 1 dikalikan dengan kotak f = 0; kotak g = 1 dikalikan dengan
kotak h = 3), jumlahkan hasil kali tersebut. Kemudian kalikan jumlah itu dengan
angka pada kolom x’ yang lurus dengan lajur kelas 2024 (kotak i = 3). Jika
disingkat: angka x'y' pada lajur kelas 2024 = {(a x b) + (c x d) + (e x f) + (g x h)}i =
{(1 x (-3)) + (2 x (-2)) + (1 x 0) + (1 x 3)} x (3) = 12. Angka jumlah x'y' pada
variabel X dan Y' harus sama. Jika tidak sama, maka tentu ada kesalahan dalam
proses memasukkan data ke dalam tabel.
11. Mengisi kotak-kotak pada variabel X, prosesnya seperti pada waktu mengisi variabel
Y.
12. Menghitung koefisien korelasi memakai rumus korelasi produc moment.
13. Melakukan uji signifikan dengan cara membandingkan harga r hitung dengan harga r
tabel pada taraf signifikansi tertentu. Uji signifikansi dengan memperhatikan derajad
kebebasan db = N-1. Harga r tabel dapat dilihat pada lampiran tabel r product moment
(Budiwanto, 2017)

Tabel 4 Diagram Scatter untuk Menghitung Korelasi Hasil Tes Servis dan Tes Standar
Bolavoli.

Menghitung koefisien korelasi:

11
r x y =N ∑ x y −¿ ¿ ¿
' '
' '

( 30 X 21 )−((−6) X (−4 ))
rx y =
√ {30 X 144−(−6) }{30 X 130−(−4) }
' '
2 2

( 630 )−(24)
rx y =
√ { 4320−36 } {3900−16 }
' '

606
rx y =
√ { 4284 }{ 3884 }
' '

r x y =0,1486
' '

Keterangan:

r = koefisien korelasi
∑ x ' y '= jumlah hasil kali nilai var X dengan var Y
∑ x ' = jumlah nilai var X
∑ y' = jumlah nilai var Y
∑ x '2 = jumlah nilai var X kwadrat
∑ y' 2 = jumlah nilai var Y kwadrat
N = jumlah sampel

Nilai korelasi (r) berkisar 0 s.d. 1 atau bila dengan disertai arahnya nilainya antara –1 s.d. +1.
r = 0 → tidak ada hubungan linier
r = -1 → hubungan linier negatif sempurna
r = +1 → hubungan linier positif sempurna

Kekuatan hubungan Menurut colton


 r= 0,00-0,25 → tidak ada hubungan/ hubungan lemah
 r=0,26-0,50 → hubunagn sedang
 r= 0,51-0,75→ hubungsn kust
 r= 0,76-1,00→ hubungsn sangat kuat/sempurna

Menguji signifikansi dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel paraf


signifikansi yang ditetapkan. Hasil uji signifikansi r hitung = 0,1486 < r tabel 5% = 0,361,
berarti tidak signifikan. Maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada korelasi antara hasil
tes servis dengan hasil tes standar bolavoli diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa
terdapat korelasi dengan signifikansi lemah antara hasil tes keterampilan servis bolavoli
dengan hasil tes standar bolavoli (Budiwanto, 2017)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penggunaan uji korelasi parametrik maupun non-parametrik ditentukan berdasarkan jenis


data dan jumlah data. Penggunaan uji korelasi yang sesuai akan berdampak pada kualitas
serta hasil akhir dalam penelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. G. (2016). Statistika dasar untuk pendidikan . In Yogyakarta : deepublish.


https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=958254
Budiwanto, S. (2017). METODE STATISTIKA UNTUK MENGOLAH DATA
KEOLAHRAGAAN. In Universitas Negeri Malang (pp. 62–76). https://fik.um.ac.id/wp-
content/uploads/2018/02/buku-9.pdf
Hamdani, A. S., & Setyawati, M. (2013). STATISTIKA TERAPAN . In digilib.uinsby.ac.id.
http://digilib.uinsby.ac.id/20109/1/Statistika%20Terapan.pdf
Irianto, H. A. (2004). Statistik : konsep dasar & aplikasinya. Jakarta : Kencana.
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=325320
Kasus, S., Pendapatan, B., Keuangan, P., Daerah, A., Maluku, P., Ade, ), Telussa, M., Persulessy,
R., Leleury, Z. A., Statistika, K., Matematika, J., Unpatti, F., & Matematika, S. J. (2013).
PENERAPAN ANALISIS KORELASI PARSIAL UNTUK MENENTUKAN HUBUNGAN
PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DENGAN EFEKTIVITAS
KERJA PEGAWAI. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan, 7(1), 15–18.
https://doi.org/10.30598/BAREKENGVOL7ISS1PP15-18
Purba, D., & Purba, M. (2022). Aplikasi Analisis Korelasi dan Regresi menggunakan Pearson
Product Moment dan Simple Linear Regression. Citra Sains Teknologi, 1(2), 97–103.
https://doi.org/10.2421/CISAT.V1I2.54
Wibowo, R. A., & Kurniawan, A. A. (2020). ANALISIS KORELASI DALAM PENENTUAN
ARAH ANTAR FAKTOR PADA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA
MAGELANG. THETA OMEGA : JOURNAL OF ELECTRICAL ENGINEERING,
COMPUTER AND INFORMATION TECHNOLOGY, 1(2), 45–50.
https://doi.org/10.31002/JEECIT.V1I2.3552
 

Lampiran 1 Tabel nilai-nilai r product moment

13
14

Anda mungkin juga menyukai