Anda di halaman 1dari 19

Nama : Reni

Nim : 17507079
Kelas : 6.D
M.K : Metode Penelitian

A. Uji Validitas
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu mengukur apa yang diukur pengertian validitas adalah aspek
kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang valid dapat menjalankan fungsi ukurnya
dengan tepat, juga memiliki kecermatan tinggi. Arti kecermatan disini adalah dapat
mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut yang diukurnya.
Adapun menurut para ahli:
1. Azwar 1986 Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya \
2. (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef, 2006) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-benar variabel yang hendak
diteliti oleh peneliti
3. Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu peubah mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan
alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur.
4. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah,  atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut.

Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas


faktor dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih

1
dari satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas
faktor ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu
faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor). Validitas item ditunjukkan dengan
adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan
dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Bila kita
menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan cara
mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa
faktor). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan
untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak
digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi
0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

B. Cara uji validitas


Proses mengukur validitas faktor tersebut adalah dengan cara menghubungkan atau
mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan dari semua item dalam satu faktor) dengan
skor total faktor (total keseluruhan dari faktor). Sedangkan pengukuran validitas item adalah
dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total dari semua item yang ada.
Teknik pengujian yang sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah
menggunakan korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara
mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan
dari keseluruhan item. Item-item pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total
menunjukkan item-item tersebut mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa
yang ingin diungkap à Valid. Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka
instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan
valid

C. Uji validitas dan realibitas


Uji validitas dan reliabilitas adalah dua dua hal yang benar-benar berbeda, namun saling
melengkapi satu sama lain. Keduanya perlu dilakukan dengan tujuan agar alat ukur yang kita

2
gunakan dapat menghasilkan data yang benar-benar dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan penelitian. Alat ukur yang seperti itu, haruslah memenuhi kriteria, yaitu valid
dan reliabel. Valid berarti sahih atau tepat apa yang diukur sedangkan reliabel adalah handal,
yaitu digunakan kapan saja dan dimana saja maka hasilnya tetaplah sama.
Pada prakteknya, sebuah item soal dalam sebuah alat ukur haruslah valid terlebih dahulu,
baru kemudian diuji kehandalannnya. Jadi dapat dimaknai, bahwa: soal yang valid belum
tentu reliabel. Sedangkan soal yang reliabel, maka pastilah sudah valid. Demikian kiranya
perbedaan uji validitas dan reliabilitas.

D. Manfaat uji validitas instrument


Kegunaan uji validitas adalah untuk daya ketepatan mengukur:
1. Segi tes sebagai suatu totalitas
2. Segi item tes
3. Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas
4. Untuk meniadakan kata-kata yang terlalu asing atau kata-kata yang menimbulkan
kecurigaan
5. Untuk memperbaiki pertanyaan-pertanyaan yang kurang jelas
6. Untuk menambah item yang diperlukan atau meniadakan item yang dianggap tidak
relevan
7. Untuk mengetahui validitas kuesioner tersebut

E. Jenis validitas instrument


1. Validitas logika
Validitas logis ada yang mengistilahkan dengan validitas rasional, validitas ideal, atau
validitas das sollen Juga validitas teoritik.. Validitas logis untuk sebuah instrumen
evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid
berdasarkan hasil penalaran. Valid dipandang terpenuhi karena instrument yang
bersangkutan sudah dirancang secara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
Sebuah contoh, pelaksanaan tugas membuat karangan, jika penulis sudah mengikuti
aturan mengarang, tentu karanganya sudah baik.

3
Validitas Logis ada dua macam, yaitu:
1. Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang
seharusnya. Artinya, tes tersebut mampu mengungkapkan isi suatu konsep atau
variable yang hendak diukur. Misalnya tes hasil belajar bidang studi IPS harus bisa
mengungkap isi bidang studi tersebut.
2. Validitas konstrak atau bangun pengertian berkenaan dengan kesanggupan alat
penilaian untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang
diukur. Pengertian-pengertian yang terkandung dalam konsep kemampuan, minat,
sikap dalam berbagai bidang kajian harus jelas apa yang hendak diukur, karena masih
abstrak, maka memerlukan penjabaran yang lebih spesifik dalah bentuk indikator-
indikator.  Contoh: Konsep mengenai “hubungan social”, dilihat dari pengalaman,
indicator empirisnya adalah : bisa bergaul dengan orang lain,- disenangi atau banyak
temannya,- menerima pendapat orang lain,- tidak memaksa pendapatnya, - bias
bekerjasama dengan siapa pun, - dan lain-lain. Apabila hasil tes tidak menunjukkan
indicator-indikator yang tidak berhubungan, berarti ukuran tersebut tidak memiliki
validitas konstrak/bangun pengertian.
2.  Validitas Empiris.
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya “pengalaman”. Sebuah
instrument dapat dikatakan memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari
pengalaman. contoh, seorang dapat diakui jujur oleh masyarakat apabila pengalaman
dibuktikan bahwa orang tersebut memang jujur. Validitas empiris tidak dapat diperoleh
henya dengan menyusun instrument berdasarkan ketentuan seperti halnya validitas logis,
tetapi harus dibuktikan melalui pengalaman. Validitas Empiris mempunyai dua macam
juga, yaitu :
1. Validitas “ada Sekarang”  juga dikenal validitas empiris. Sebuah tes dikatakan
memiliki validitas ini jika hasilnya sesuai dengan pengalaman. Hasil tes dipasangkan
dengan hasil pengalaman yang telah lampau yang sudah ada sekarang (ada sekarang,
concurrent). Misalnya ingin mengetahui validitas te s sumatif yang disusun sudah
valid atau belum. Bias dibandingkan dengan nilai summative yang lalu.
2. Validitas ramalan (predictive validity), memprediksi artinya meramal sesuatu yang
akan datang, jadi sekarang belum terjadi. Suatu tes dikatakan memiliki predictive

4
validity tinggi jika hasil korelasi tes itu dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada
masa yang akan datang. Misalnya tes masuk Perguruan Tinggi adalah sebuah tes
yang meramalkan keberhasilan dalam kuliah di masa datang. Sebagai alat
pembanding Jika ternyata siapa yang memiliki nilai tes lebih tinggi gagal dalam ujian
semester I disbanding dengan yang dahulu nilai tesnya lebih rendah maka tes masuk
yang dimaksud tidak memiliki validitas prediksi.

F. Rumus uji validitas

Rumus korelasi Product Moment  ada 2 :

 Korelasi Product moment  dengan Simpangan,

 Korelasi Product moment  dengan angka kasar

Rumus Pearson dengan Simpangan

Rumus Pearson dengan Angka Kasar

G. Koefisien kolerasi dalam Uji Validitas


Koefisien Korelasi adalah sebagai berikut:
 Antara 0,800 sampai dengan 1,00 =  sangat tinggi
 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup
 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

5
 Antara 0,00 sampai dengan 0,200 = sangat rendah
Korelasi positif menunjukkan adanya hubungan sejajar antara 2 hal:
Misal:
IPA           : 2 3 5 7 4 3 2
Matematika  : 4 5 6 8 5 4 3
Kondisi nilai Matematika sejajar dengan IPA karena naik dan turunnya
nilai Matematika mengikuti naik dan turunnya nilai IPA.
Korelasi Negatif menunjukkan adanya hubungan kebalikan antara dua hal:
Bahasa Indonesia dengan Matematika
Bahasa Indonesia  : 5 6 8 4 3 2
Matematika              : 8 7 5 1 2 3
Koefisien korelasi terdapat antara -1,00 sampai +1,00. karena dalam perhitungan sering
dilakukan pembulatan angka yang didapatkan 1,00

H. Penafsiran Harga Koefisien kolerasi pearson produc moment


Ada 2 cara yaitu :
 Dengan melihat harga r dan diinterprestasikan misalnya korelasi Tinggi, Cukup dan
sebagainya.
 Dengan mengkonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat
diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga
kritik dalam tabel, maka korelasi tersebut tidak signifikan. Begitu juga arti
sebaliknya.

6
Tabel analisis item Untuk Perhitungan Uji Validitas Item atau validitas butir.

Dimasukkan ke  Korelasi Product Moment  dengan rumus angka kasar:

7
Contoh Hitung Uji Validitas Pearson Produk Momen
Koefisien validitas item nomor 6 adalah 0,421.Validitas items tersebut kurang
meyakinkan, validitas tidak tinggi.

I. Koefisien Kolerasi Biserial


Apabila item memili skor 1 dan 0 saja, bisa menggunakan Koefisien Korelasi Biserial.
Responden No.3 memiliki skor total hanya 4, sedangkan No.2 dan No. 4 memiliki nilai yang
sama yaitu 5.

Rumus:

Keterangan :
γpbi = koefisien korelasi biserial
Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar

8
Perhitungan Mp dari tiap butir soal 1 sd 10:

9
Menghitung korelasi rpbi

A. Pengertian Uji Reliabilitas menurut para Ahli


Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes
dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih

10
subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai).
Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan
mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam
penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah
dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap
dapat diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak
bisa diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.
Adapun menurut para ahli yaitu:
1. Menurut Sugiono (2005), reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu
dilakukan secara berulang.
2. Menurut Sukadji (2000), uji reliabilitas adalah seberapa besar derajat tes mengukur
secara konsisten sasaran yang diukur. Reliabilitas dinyatakan dalam bentuk angka,
biasanya sebagai koefesien. Koefisien yang tinggi berarti reliabilitas yang tinggi.
3. Menurut Anastasia dan Susana (1997), reliabilitas adalah sesuatu yang merujuk pada
konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama ketika mereka diuji ulang dengan tes
yang sama pada kesempatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen
(equivalent items) yang berbeda, atau di bawah kondisi pengujian yang berbeda.
4. Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh
informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan mampu
mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan.

5. Ghozali (2009) menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari peubah atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test merujuk pada derajat
stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang memiliki reliabilitas
yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel

11
6. Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam
artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

B. Uji Validitas Dan Reliabilitas


Uji validitas dan reliabilitas adalah dua dua hal yang benar-benar berbeda, namun saling
melengkapi satu sama lain. Keduanya perlu dilakukan dengan tujuan agar alat ukur yang kita
gunakan dapat menghasilkan data yang benar-benar dapat digunakan untuk menjawab
permasalahan penelitian. Alat ukur yang seperti itu, haruslah memenuhi kriteria, yaitu valid
dan reliabel. Valid berarti sahih atau tepat apa yang diukur sedangkan reliabel adalah handal,
yaitu digunakan kapan saja dan dimana saja maka hasilnya tetaplah sama. Pada prakteknya,
sebuah item soal dalam sebuah alat ukur haruslah valid terlebih dahulu, baru kemudian diuji
kehandalannnya. Jadi dapat dimaknai, bahwa: soal yang valid belum tentu reliabel.
Sedangkan soal yang reliabel, maka pastilah sudah valid. Demikian kiranya perbedaan uji
validitas dan reliabilitas.

C. Jenis Reliabilitas
Jenis reliabilitas yaitu:
1. Reliabilitas eksternal untuk melakukan uji reliabilitas eksternal ada dua cara yaitu
teknik parallel dan tekni ulang teknik parallel terdapat dua pasang instrument
dikerjakan oleh sekelompok responden. Hasil dari dua tes dikolerasikan. Teknik
ulang hanya dapat satu perangkat instrument, di ujikan sebanyak dua kali ke respoden
yang sama dalam waktu yang berbeda dan hasilnya dikolerasikan.
2. Reliabilitas internal yaitu, di peroleh dengan cara menganalisis data dari satu kali
pengetesan. Terdapat bermacam macam teknik pengujian reliabilitas internal.
Pemilihan jenisnya didasarkan pada bentuk instrument maupun keinginan peneliti.
Penggunaan teknik yang berbeda menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda
karenadipengaruhi oleh sifat atau karateristik datanya.

D. Jenis uji reliabilitas

12
Terdapat bermacam-macam cara yang dapat kita gunakan untuk mengetahui dan
menghitung reliabilitas internal. Pemilihan teknik mana yang digunakan biasanya didasarkan
atas bentuk instrumen maupun selera kita sebagai peneliti. Penggunaan teknik yang berbeda
tentunya akan menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini secara sederhana
dapat kita pahami karena wajar saja pengaruh sifat atau karakteristik data menyebabkan
perhitungan menghasilkan angka yang berbeda, salah satunya akibat pembulatan angka.

Pengujian Reliabilitas Instrumen 


a. Metode tes ulang (tes re-tes estimatereliabelity) 
Uji reliabilitas dengan metode tes ulang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
pengukuran dapat diandalkan. Uji ini dilakukan sebanyak dua kali, pengukuran pertama dan
ulangnya. Kedua pengukuran dapat dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda. Dalam hal
ini perlu diatur bahwa proses pengukuran kedua, keadaan yang diukur itu harus benar-benar
sama. Selanjutnya hasil pengukuran yang pertama dan yang kedua dikorelasikan dan hasilnya
menunjukkanreliabilitasdaritesini. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
reliabilitas tes ulang adalah; 1). jangka waktu antara kedua pengambilan penilaian, 2).
stabilitas yang diharapkan dari kinerja yang diukur. Secara umum, semakin lama antara
interval pelaksanaan tes yang berulang, semakin rendah tingkat reliabilitasnya. Pendekatan
tes ulang merupakan pemberian perangkat tes yang sama terhadap sekelompok subjek
sebanyak dua kali dengan selang waktu yang berbeda.
b. Metode Bentuk Paralel (Equivalent) 
Tes paralel atau tes equivalent adalah dua buah tes yang mempunyai kesamaan tujuan,
tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir soalnya berbeda, dalam istilah bahasa Inggris
disebut alternate-formsmethod (parallelforms). Pengujian reliabilitas instrument dengan cara
ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang sama, waktu sama,
instrument berbeda. Reliabilitas instrument dihitung dengan cara mengkorelasikan antara
data instrument yang satu dengan data instrument yang dijadikan ekuivalen. Bila korelasi
positif dan signifikan, maka instrument dapat danyatakanreliable.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes pekerjaannya berat karena harus
menyusun dua seri tes. Lagipula harus tersedia waktu yang lama untuk mencobakan dua kali
tes.

13
c. Metode Gabungan (paralel formandalternativeformreliabilityestamete) 

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrument yang
ekuivalen itu beberapa kali, ke responden yang sama. Reliabilitas instrument dilakukan
dengan mengkorelasikan dua instrument, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan
selanjutnya dikorelasikan silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda
maka akan dapat dianalisis keenam koefesien reliabilitas. Bila keenam koefesien korelasi itu
semuanya positif dan signifikan maka dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliable.

Rumus Reliabilitas Instrumen 


Terdapat beberapa rumus dalam pengujian reliabilitas instrumen, antara lain;
SpearmanBrown, Flanagan, Rulon, KuderRichardson (KR) dan CronbanchAlpha.
1. Rumus Spearman-Brown 

Rumus Spearman-Brown
Keterangan: 
ri = reliabilitas instrument
rb = indeks korelasi antara dua belahan instrument
N = banyaknya responden
X = belahan pertama
Y = belahan kedua
2. Rumus Flanagan 

Rumus Flanagan

Keterangan: 
ri = reliabilitas instrument
v1 = varians belahan pertama (varian skor butir-butir ganjil)

14
v2 = varians belahan kedua (varian skor butir-butir genap)
vt = varians skor total

3. Rumus Rulon 

Rumus Rulon
Keterangan: 
ri = reliabilitas instrument
Vt = varians total atau varians skor total
Vd = varians (varians difference)
d = skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir
4. Rumus KR 20 

Rumus KR 20
Keterangan: 
ri   = reliabilitas instrument
k   = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
pi  = proporsi subjek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi subjek yang mendapat
skor 1)
5. Rumus KR 21 

Rumus KR 21

15
Keterangan:
ri = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
p = skor rata-rata

6. Rumus CronbanchAlpha 

Rumus CronbanchAlpha
Keterangan: 
ri = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

E. Pentingnya Uji Reliabilitas


Dalam penelitian yang menggunakan metoda kuantitatif, kualitas pengumpulan data
sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan. Suatu
instrumen penelitian dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan jika sudah
terbukti validitas dan reliabilitasnya. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen, tentunya
harus disesuaikan dengan bentuk instrumen yang akan digunakan dalam penelitian.
Reliabilitas adalah tingkat ketetapan suatu instrumen mengukur apa yang harus diukur. Ada
tiga cara pelaksanaan untuk menguji reliabilitas suatu tes, yaitu:
(1) tes tunggal (single test)
(2) tes ulang (test retest)
(3) tes ekuivalen (alternate test).

Uji Reliabilitas Tes Tunggal dengan EXEL

F. Reliabilitas Tes Tunggal

16
Tes tunggal adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok
subjek dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh satu
kelompok data.

G. Rumus Uji Reliabilitas Teknik Belah Dua (Split-Half Technique)


Rumus Uji Reliabilitas Teknik Belah Dua dilakukan dengan cara membagi tes menjadi
dua bagian yang relatif sama (banyaknya soal sama), sehingga masing-masing test
mempunyai dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil) dan skor
belahan kedua (akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas belahan tes dinotasikan
dengan r1/2 1/2 dan dapat dihitung dengan menggunakan rumus yaitu korelasi angka kasar
Pearson. Selanjutnya koefisien reliabilitas keseluruhan tes dihitung menggunakan formula
Spearman-Brown, yaitu:

Rumus Uji Reliabilitas


Kategori koefisien reliabilitas (Guilford, 1956: 145) adalah sebagai berikut:

 0,80 < r11 1,00 reliabilitas sangat tinggi


 0,60 < r11 0,80 reliabilitas tinggi
 0,40 < r11 0,60 reliabilitas sedang
 0,20 < r11 0,40 reliabilitas rendah.
 -1,00 r11 0,20 reliabilitas sangat rendah (tidak reliable).
H. Rumus Uji Reliabilitas Teknik Non Belah Dua (Non Split-Half Technique)
Rumus uji Reliabilitas teknik non belah dua: Salah satu kelemahan perhitungan koefisien
reliabilitas dengan menggunakan teknik belah dua adalah (1) banyaknya butir soal harus
genap, dan (2) dapat dilakukan dengan cara yang berbeda sehingga menghasilkan nilai yang
berbeda pula seperti terlihat pada contoh c.1 dan contoh c.2. Untuk mengatasi masalah
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan teknik non belah dua. Untuk perhitungan
koefisien reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-
17
20) dan Kuder-Richardson (KR-21). Pada Bahasan kali ini kita tidak membahas lebih lanjut
tentang Rumus KR ini, karena akan dijelaskan pada postingan artikel berikutnya: KR 20.
I. Uji Reliabilitas Tes Uraian
Untuk menghitung uji reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan menggunakan
rumus Cronbach-Alpha, yaitu:

Rumus Cronbach Alpha

Sumber:
1. Cara Menghitung Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas Instrumen Skripsi Kuantitatif dengan
SPSS. Diakses dari http://devamelodica.com/cara-menghitung-uji-validitas-dan-uji-
reliabilitas-instrumen-skripsi-kuantitatif-dengan-spss/
2. UJI VALIDITAS KUISIONER. Diakses dari
http://duwiconsultant.blogspot.com/2020/05/uji-validitas-kuisioner.html
3. Uji validitas dan Uji Reliabilitas. Diakses dari
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/diklat_kursus_spss/d.Bab_II_Uji_Validitas_
dan_Uji_Reliabilitas.pdf
4. VALIDITAS DAN RELIABILITAS. Diakses dari
http://merlitafutriana0.blogspot.com/p/validitas-dan-reliabilitas.html
5. ANALISIS UJI VALIDASI DAN RELIABILITAS INSTRUMEN KUESIONER.
Diakses dari http://www.slideshare.net/rachmatstatistika/uji-validitas-dan-reliabilitas
6. Korelasi Product Moment. Diakses dari
http://elemetafor.Weebly.com/uploads/1/1/7/8/11788213/tugas_statistik_pendidikan_sad
riadi.docx

18
7. Uji Validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS. Diakses dari http://melihatdunia-
acakadut.blogspot.com/2020/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html
8. Uji Validitas dan reliabilitas. Diakses dari
http://www.academia.edu/5170798/Uji_Validitas_Dan_Reliabilitas

19

Anda mungkin juga menyukai