Anda di halaman 1dari 2

Tes uraian adalah butiran soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban

atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta
tes secara naratif. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan
oleh orang yang mengkontruksi butir soal, tetapi disusun oleh peserta tes. Peserta tes bebas
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setiap peserta tes dapat memilih,
menghubungkan, dan atau menyampaikan gagasan dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. Djiwandono (2008: 57) menjelaskan bahwasanya secara lebih khusus tes uraian (tes
esai) mengacu pada tes yang jawabannya berupa suatu esai atau uraian dalam berbagai gaya
penulisan, seperti diskriptif dan argumentatif, sesuai dengan permasalahan yang menjadi
pokok bahasan.
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif.siapapun yang mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama. Hal ini memang
dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai. Tes objektif sering
juga disebut tes dikotomi (dichotomously scorred item) karena jawabannya antara benar atau
salah dan skornya antara satu atau nol. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, menberikan
jawaban singkat, dan melengkapi  pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes
objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak
begitu tinggi,seperti mengingat, mengenal, pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip.
Tes uraian objektif adalah bentuk tes uraian yang butir soalnya memiliki
sehimpunan jawaban dengan rumusan yang relatif lebih pasti sehingga dapat dilakukan
penskoran secara objektif, walaupun pemeriksa berbeda namun dapat menghasilkan skor
yang relatif sama. Artinya model tes ini memiliki kunci jawaban yang pasti sehingga jawaban
benar bisa diberi skor 1 dan jawaban salah 0. Anthony J. Nitko (1996) menyatakan bahwa tes
esai terbatas tepat dipergunakan untuk mengevaluasi hasil belajar kompleks yang berupa
kemampuan-kemampuan seperti:
a. Menjelaskan hubungan sebab akibat
b. Melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip
c. Mengajukan argumentasi-argumentasi yang relevan
d. Merumuskan hipotesis-hipotesis dengan tepat
e. Merumuskan asumsi-asumsi yang tepat
f. Melukiskan keterbatasan-keterbatasan data
g. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan secara tepat
h. Menjelaskan metode dan prosedur, dan
i. Hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya

Anda mungkin juga menyukai