PEMBAHASAN
Secara bahasa, profesi merupakan kata yang berasal dari bahasa inggris yaitu
“profession”yang berakar dari bahasa latin “profesus” atau “proffesio” yang berarti
janji/ikrar dalam pekerjaan. Dari defenisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
profesi menuntut janji/ikrar dalam suatu pekerjaan atau bidang keahlian yang tidak
14) mengemukakan bahwa profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang menuntut
pendidikan tinggi dan biasanya mencakup pekerjaan mental serta bukan pekerjaan
Adapun menurut Sanusi dkk (Cicih Sutarsih, 2012: 45) Profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian (experties) dari para anggotanya.
Artinya, ia tidak bisa dilakukan oleh sembarangan orang yang tidakdilatih dan tidak
disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan itu. Keahlian diperoleh melalui
apa yang disebut profesionalisasi, yang dilakukan baik sebelum seseorang menjalani
(in-service training).
16
Profesi bukan sekedar pekerjaan, tetapi formasi khusus yang memiliki
sesuatu dan menerima konsekuensi apa yang dikerjakan. Corporatness bisa diartikan
sebagai rasa kesejawatan. Dengan demikian, dapat dirumuskan profesi adalah suatu
pekerjaan khusus yang dilandasi dengan keahlian, tanggung jawab dan kesejawatan.
Adapun Orinstein dan Levine (Cicih Sutarsih, 2012: 56) menyatakan bahwa
profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini.
khalayak ramai.
3) Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru
7) Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja
17
(langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak
11) Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan
12) Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
13) Mempunyai kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap
anggotanya.
14) Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibandingkan dengan
jabatan lain).
18
3. Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu
4. Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara
kerja.
8. Memandang profesi suatu karier hidup (alive career) dan menjadi seorang
al (Murniati, 2013: 14) profesional berkaitan dengan dua hal: (a) orang yang
profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi.
19
3.1.3. Pengertian Profesionalisme
mencirikan profesi. Adapun menurut Danim (Reni Fahdini dkk, 2014: 35)
sesuai dengan profesinya itu. Senada dengan yang dijelaskan Sanusi dkk (Cicih
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Oleh karenanya, guru yang profesional
berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan serta dengan
Wilensky (Reni Fahdini dkk, 2014: 35) merumuskan ada lima langkah, yakni:
pekerjaan sambilan.
20
b) Menetapkan sekolah sebagai tempat menjalani proses pendidikan atau
pelatihan.
khusus sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang
kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah terkena pencemaran.
Profesi berasal dari bahasa latin "Proffesio" yang mempunyai dua pengertian
yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas
menjadi: kegiatan "apa saja" dan "siapa saja" untuk memperoleh nafkah yang
dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi
berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar
berperan aktif dan positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang. Adapun
21
(Rugaiyah dan Atiek Sismiati, 2013: 6). Sedangkan Langeveld menyatakan
lebih dewasa
Jadi pengertian profesi pendidikan adalah satu kegiatan atau pekerjaan sesuai
keahliannya yang diberikan atau diajarkan kepada peserta didik agar bisa berperan
aktif dalam hidupnya sekarang dan masa datang. Menurut T. Raka Joni (Rugaiyah
dan Atiek Sismiati, 2013: 6), Pendidikan adalah proses interaksi manusiawi yang
22
3.3. Kode Etik
Etika berasal dari istilah kata ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat. Secara terminologi, Etika merupakan suatu refleksi dari suatu ajaran yang
merupakan sebagai “A set of rules that define right and wrong conducts”
Sedangkan Hamzah Ya’qub (Murniati, 2013: 27) mengemukakan etika sebagai ilmu
yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
sebagai pedoman atau standar bagi individu atau masyarakat tentang tindakan benar
dan salah atau baik dan buruk. Dengan perkataan lain bahwa moralitas merupakan
standar atau pedoman bagi individu atau kelompok dalam menjalankan aktivitasnya.
Sehingga dengan demikian dapat diketahui bagaimana perilaku salah dan benar atau
Secara filosofis, etika merupakan cabang filsafat yang membahas nilai dan
norma, moral yang mengatur interaksi perilaku manusia baik sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Dalam pemahaman ini, etika yang digunakan sebagai
23
landasan pijakan manusia dalam perilakunya dapat diklasifikasikan dengan beberapa
Jika perilaku kita diterima dan menguntungkan bagi banyak pihak, maka hal itu
dinilai sebagai perilaku etis karena mendatangkan manfaat positif dan keuntungan
bagi semua pihak. Sebaliknya manakala perilaku kita merugikan banyak pihak, maka
pasti akan ditolak karena merugikan masyarakat, dan karena itu perilaku ini dinilai
sebagai tidak etis dilakukan. Oleh karenanya aturan etika merupakan pedoman bagi
Etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menj alankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi adalah cabang
etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Etika Profesi
adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
24
yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama (Anang Usman, SH.,
MSi.).
1. Tanggung jawab
ii. Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
2. Keadilan.
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
25
3.3.3. Sumber-sumber Moral dan Etika
. Oleh karena itu, sumber ajaran moral berkaitan erat dengan lingkungan
kurangnya terdapat empat argumentasi mengapa etika pada zaman dulu sangat
Guru merupakan suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan
keahlian khusus sebagain guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di
Untuk seorang guru perlu mengetahui dan dapat menerapkan beberapa prinsip
berikut.
26
2. Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik bentuk aktif dalam
didik.
7. Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
untuk mengetahui prestasi dan kemajuan siswa serta dapat meiakukan perbaikan dan
pengembangan;
27
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi yang telah demikian pesat, guru
tidak lagi hanya bertindak sebagai penyaji informasi, tetapi juga harus mampu
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri
informasi. Dengan demikian, keahlian guru harus terus dikembangkan dan tidak
ilmu yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi
kepentingan umum (Muh Userusman, 2006: 14). Menurut Abdul Majid (2005: 4)
kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab yang harus
kompetensi adalah spesifikasi dan pengetahuan keterampilan dan sikap yang dimiliki
sekarang serta penerapannya didalam pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang
kecakapan. Selain itu, kompetensi juga diartikan sebagai gambaran hakikat kualitatif
28
dari perilaku guru yang tampak sangta berarti. Sedangkan kompetensi guru
keguruannya.
bahwa guru harus memiliki empat kompetensi dalam mengajar untuk menunjang
pribadi guru agar menjadi guru yang profesional. Adapun kompetensi yang harus
1. Kompetensi pedagogik
2. Kompetensi kepribadian
dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
a) Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, yaitu dengan mengkaji ajaran yang
29
b) Berperan dalam masyarakat sebagai warga negara yang berjiwa Pancasila
menkaji sifat-sifat terpuji ynag harus dimiliki oleh guru, membiasakan diri
3. Kompetensi sosial
dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta
4. Kompetensi profesional
30
peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi Profesional
meliputi:
belajar.
belajar mengajar.
e) Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, yaitu
dengan cara mrnilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran dan menilai
1. Kualifikasi Akademik, sesuai dengan UUGD No. 14 tahun 2005 dan PP No.
31
2. Pendidikan dan Latihan, Short Courses, TOT, kursus.
3. Researh Based Learning dari hasil penelitian dan P2M serta hasil
guru melalui KKG, MGMP, MKKS, dan dosen untuk melalui Team
Widoyoko (Reni Fahdini dkk, 2014: 35) memaparkan bahwa sertifikasi guru
adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Lebih lanjut dia
menjelaskan Sertifikasi guru merupakan upaya peningkatan mutu guru yang diikuti
32
2. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak
(learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilitator, motivator,
pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik”. Sehubungan dengan itu,
dalam bab ini dibahas halhal yang berkaitan dengan peran guru sebagai agen
Meskipun dalam uraian ini peran guru sebagai agen pembelajaran dibahas secara
berhubungan satu sama lain untuk membentuk kompetensi dan pribadi peserta didik.
Tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi
learning) kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana
33
mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira, penuh semangat, tidak
cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar
bagi peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap
Sebagai fasilitator, tugas guru yang paling utama adalah “to facilitate of
apalagi menghajar peserta didik, kita perlu guru yang demokratis, jujur dan terbuka,
serta siap dikritik oleh peserta didiknya. Untuk itulah pentingnya pembelajaran
Salah satu hal yang perlu dipahami guru untuk mengefek. tifkan proses
pembelajaran adalah bahwa semua manusia (peserta didik) dilahirkan dengan rasa
ingin tahu yang tak pernah terpuaskan, dan mereka semua memiliki potensi untuk
memenuhi rasa ingin tahunya. Misalkan kita memberikan mainan kepada seorang
seluruh bagian tubuhnya sebagai reaksi terhadap mainan tersebut, memutar dengan
tangan, menggigit atau memasukkan mainan tersebut ke mulutnya dan bahkan sekali-
kali melemparkannya. Kesemuanya itu dilakukan karena rasa ingin tahu si bayi
terhadap mainan.
34
Belajar dari pengalaman tersebut, dalam pembelajaranpun kondisinya tidak
jauh berbeda, peserta didik memiliki rasa ingin tahu, dan memiliki potensi untuk
memenuhi rasa ingin tahunya. Oleh karena itu, tugas guru yang paling utama adalah
bagaimana membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik agar tumbuh minat dan
menantang rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran akan
prestasi belajar peserta didik pada akhirakhir ini cenderung rendah? Mengapa banyak
peserta didik yang malas belajar? mengapa banyak yang membolos?. Lebih dari itu
mengapa banyak yang memilih main di mall, atau berkelahi dari pada belajar?, maka
jawabannya sederhana saja karena mereka tidak merasa senang belajar, karena tidak
ada rasa ingin tahu dan rasa ingin belajar di kalangan peserta didik. Mengapa hal
tersebut bisa terjadi?, karena para guru tidak menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, dan kurang dapat membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik. Disinyalir
dan didukung oleh beberapa hasil penelitian bahwa kebanyakan guru hanya
menyampaikan bahan sesuai dengan urutan-urutan dan ruang lingkup yang ada
dalam buku teks. Ini yang harus di ubah. Masalahnya sekarang bagaimana mengubah
persepsi dan pola pikir guru terhadap tugas pokoknya mengajar, bahwa mengajar
bukan semata-mata menyampaikan bahan sesuai dengan urutan buku teks, tetapi
yang paling penting bagaimana memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik
sehingga bangkit rasa ingin tahunya dan terjadilah proses belajar yang tenang dan
35
Guru sebagai fasilitator sedikitnya harus memiliki 7 (tujuh) sikap seperti yang
terbuka;
perasaannya;
3. mau dan mampu menerima ide peserta didik yang inovatif, dan kreatif,
dan perilakunya;
pembelajaran; dan
Beberapa hal yang harus dipahami guru dari peserta didik antara lain:
36
Sedikitnya terdapat sembilan resep yang harus diperhatikan dan diamalkan guru,
luar kelas;
37
5. membuat tugas dan latihan untuk kelompok;
berikut ini.
profesi;
8. mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik; serta
dikembangkan.
Singkatnya, guru itu harus siap menjadi fasilitator yang demokratis profesional,
38
begitu cepat, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam hal tertentu peserta didik
lebih pandai atau lebih dulu tahu dari guru. Mungkin mereka memiliki berbagai
Kondisi ini menuntut guru untuk senantiasa belajar meningkatkan kemampuan, siap
Kebanyakan peserta didik kurang bernafsu untuk belajar, terutama pada mata
pelajaran matematika dan bahasa Inggris, padahal itu yang diujikan dalam ujian
penulis) guru-lah yang menjadi faktor penyebab sulitnya mereka belajar, atau
membangkitkan nafsu belajar peserta didik. Pembangkitan nafsu atau selera belajar
ini sering juga disebut motivasi belajar. Apabila untuk membangkitkan nafsu makan
bisa menyajikan menu yang menantang seperti sambal, lalap, sayur asam; dengan
menciptakan suasana yang kondusif seperti leseh. an, dan prasmanan. Bagaimana
belajar, bagai… mana mengatur lingkungan. Ini penting dipikirkan oleh guru dan
ahli pendidikan, karena sebagian besar peserta didik kurang bernafsu untuk belajar.
Callahan and Clark (1988) mengemukakan bahwa motivasi adalah tenaga pendorong
atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya
dengan pencapaian tujuan. Seseorang melakukan sesuatu kalau memiliki tujuan atas
39
perbuatannya, demikian halnya karena adanya tujuan yang jelas maka akan bangkit
perubahan energi yang ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan,
perasaan, maupun emosi, dan kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan.
memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas
sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Eloknya, setiap guru memiliki rasa
ingin tahu, mengapa dan bagaimana peserta didik belajar serta menyesuaikan diri
berlangsung lebih efektif dan optimal, karena pengetahuan tentang kejiwaan anak
yang berhubungan dengan masalah pendidikan bisa dijadikan sebagai dasar dalam
mem/ berikan motivasi kepada peserta didik sehingga mau dan mamptf belajar
dengan sebaik-baiknya.
a) peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap
pekerjaannya;
40
c) memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik;
d) menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna; serta
tingkat, yaitu: physiological needs, safety needs, belongingnees and love needs,
kebutuhan manusia, terdapat kebutuhan utama, yang biasa dikenal dengan istilah
Kebutuhan rasa aman (safety needs). Kebutuhan tingkat kedua ini adalah suatu
tinggal, dan perlindungan atas tindakan yang sewenang_ Wenang. Setiap orang
membutuhkan keamanan. Oleh karena itu di kelas atau di mana saja, guru harus
berusaha agar dirinya tidak menjadi sumber rasa tidak aman sebagai akibat seringnya
41
Kebutuhan kasih sayang (belongingness and love needs). Kebutuhan ini
dengan individu lain, baik dengan sesama jenis maupun dengan yang berlainan jenis,
dan dibutuhkan oleh orang lain. Maslow percaya bahwa setiap orang membutuhkan,
memberi dan menerima kasih sayang; butuh merasakan bahwa dirinya menjadi
bagian dari suatu kelompok atau masyarakat. Kebutuhan ini akan makin sulit
Kebutuhan akan rasa harga diri (esteem needs). Kebutuhan ini terdiri dari dua
bagian. Pertama adalah penghormatan atau penghargaan dari diri sendiri, dan kedua
adalah penghargaan dari orang lain. Misalnya hasrat untuk memperoleh kekuatan
pribadi dan mendapat penghargaan atas apa-apa yang dilakukannya Kebutuhan ini
meliputi hasrat atau keinginan untuk berpikit keras tentang diri sendiri (self-esteem)
dan keinginan agar orang lain peduli akan dirinya, atau kita ingin agar orang lain
berpikir tentang diri kita. “Anda ingin agar orang lain mempedulikan Anda
membuat kita merasa yakin (pasti) dan berguna, tanpa penghargaan ini kita merasa
Kebutuhan akan aktualisasi diri (need for self actualization). Kebutuhan ini
merupakan kebutuhan yang paling tinggi dan akan muncul apabila kebutuhan yang
menciptakan komposisi musik atau seorang ilmuwan menemukan suatu teori yang
berguna bagi kehidupan. Aktualisasi diri merupakan realisasi potensi yang dimiliki,
42
yaitu latihan untuk menyalurkan bakat hingga mencapai batas akhir. Orang yang
berbakat musik perlu membuat musik, orang yang memiliki kemampuan berpikir
logis senantiasa ingin tahu, perlu (butuh) menjadi ilmuwan. Sebagian besar orang
tidak memiliki atau mencapai kebutuhan aktualisasi diri, sebab kebanyakan tidak
dari yang terendah sampai tingkat tertinggi. Tetapi tidak demikian apabila menurun.
Seseorang yang telah mencapai tingkat kebutuhan tinggi, misalnya kebutuhan untuk
sesuatu apabila kebutuhan untuk diakui kelompoknya tidak terpenuhi. Penurunan ini
tidak terjadi dalam satu tingkat saja tetapi dapat beberapa tingkat sekaligus. Contoh
lain misalnya, seorang peserta didik yang giat belajar dan tinggi motivasinya untuk
berprestasi tiba-tiba menjadi sama sekali tidak bersemangat karena putus cinta
ini dapat digunakan sebagai pegangan untuk melihat dan mengerti mengapa:
a) peserta didik yang lapar, sakit atau kondisi fisiknya tidak baik tidak memiliki
c) peserta didik yang merasa disenangi, diterima oleh teman atau kelompoknya
akan memiliki minat belajar yang lebih dibanding dengan peserta didik yang
43
d) keinginan peserta didik untuk mengetahui dan memahami sesuatu tidak selalu
sama.
oleh para pengelola pembelajaran sehingga lahir layanan yang bijak. Bentuk-bentuk
mengijinkan peserta didik yang minta ijin untuk makan atau minum jika
b) Menyadari adanya kebutuhan rasa aman, guru berupaya agar setiap peserta
didik merasa aman baik dari gangguan temannya, dari gangguan lingkungan
sekolah (misalnya pencurian) dan bahkan dari perilaku guru sendiri (antara
dan saran atau usul-usul peserta didik; menjaga iklim sosial dan emosional
kelas.
44
B. Cara Membangkitkan Nafsu Belajar
prinsip yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nafsu belajar peserta didik,
sebagai berikut.
a. Peserta didik akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelaj arinya
peserta didik sehingga mereka mengetahui tujuan belajar. Peserta didik juga
belajarnya.
d. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-
e. Manfaatkan sikap, cita-cita, rasa ingin tahu, dan ambisi peserta didik.
perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subjek
tertentu.
45
3.6.3. Guru sebagai Pemacu
didik, dan mengembangkannya sesuai dengan aspirasi dan cita-cita mereka di masa
Hal ini penting, karena guru memiliki andil yang sangat besar terhadap
Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk lemah, yang dalam
Perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat
meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain
mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap
Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru
perlu memperhatikan peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik
dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin di antara kita
masih ingat, ketika duduk di kelas I SD, guru-lah yang pertama kali membantu
memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu demi satu tangan peserta didik
dan membantunya untuk dapat memegang pensil dengan benar. Guru pula yang
memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan
46
bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas,
bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Gurulah yang menggendong
peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan
pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan
fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan
belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara
optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan
didik.
pemecahannya.
47
6. Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (berv silaturahmi)
8. Mengembangkan kreatifitas.
Untuk memenuhi tuntutan di atas guru harus mampu me' maknai pembelajaran,
tingkat kebebasan, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi. J ika
faktor-faktor di atas dipenuhi, maka melalui pembelajaran peserta didik dapat belajar
dengan baik. Sehubungan dengan itu, sebagai orang yang bertugas menjelaskan
sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan
berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah. Untuk itu, terdapat beberapa
sedang dipelajari peserta didik dengan sesuatu yang telah diketahuinya, dan
48
2. Mendefinisikan: meletakkan sesuatu yang dipelajari secara jelas dan
suatu konsep yang utuh sehingga memiliki arti hubungan antara bagian yang
satu dengan yang lain nampan; jelas, dan setiap masalah itu tetap
apa yang dipelajari menjadi lebih jelas, seperti yang dilakukan Socrates.
Pembelajaran akan lebih efektif jika guru dapat merespon setiap pertanyaan
peserta didik.
setiap masalah, serta membuat kesulitan nampak jelas baik bagi guru maupun
peserta didik.
kompetensi dasar.
bervariasi.
49
10. Menyediakan media untuk mengkaji materi standar: memberikan
Sebagai pemberi inspirasi belajar, gur5u harus mampu memerankan diri dan
memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan belajar dan pembelajaran
aman, nyaman dan tertib, optimisme dan harapan yang tinggi dari seluruh warga
sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik
gairah dan semangat belajar. Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang
50
punggung dan faktor pendorong yang dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi
Iklim belajar yang kondusif harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang
dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di
antara para peserta didik itu sendiri, serta penataan organisasi dan bahan
menumbuhkan aktifitas serta kreatifitas peserta didik. Hal ini diakui oleh Soedomo
memberikan dampak positif bagi proses belajar. Para pakar psikologis aliran
iklim belajar dan pembelajaran yang kondusif. Dalam kaitan ini, sedikitnya terdapat
tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar,
susunan tempat duduk, penerangan, suhu, pemanasan sebelum masuk ke materi yang
dalam pembelajaran.
51
Sebagai pemberi inspirasi, guru juga dapat memerankan dirinya sebagai
mulut ke mulut dengan perantara kata-kata hingga mencapai era kristalisasi kata-kata
yang tertulis, telah memberikan keberhasilan generasi baru dan generasi berikutnya,
Dalam hal ini, perpustakaan yang besar telah menjadi monumen yang hebat bagi
pikiran manusia, kekayaan yang ditinggalkan manusia sedunia telah berada dalam
pasir, terbengkalai untuk sementara waktu, tetapi untuk sampai pada saat kehidupan
dan berbagai cerita tentang manusia. Guru tidak takut menjadi alat untuk
cerita itu sangat bermanfaat bagi manusia, dan ia berharap bisa menjadi pembawa
sendiri. Ketika seseorang melihat dirinya sendiri pada cermin, ia benar-benar merasa
terpikat perhatiannya oleh apa yang dilihatnya, ia diam, dan memanfaatkan cara ini
52
menggerakkan kepala, dan macam-macam gerak lagi, untuk meyakinkan apa yang
Ceritera adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan
diperlukan oleh manusia lain, yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka,
yang telah mereka baca tentang kehidupan manusia di masa lalu. Guru berusaha
yang ada dalam ceritera, dapat secara objektif menganalisa, menilai manusia,
sekarang dan yang akan datang. Jadi guru diharapkan mampu membawa peserta
didik mengikuti jalannya ceritera dengan berusaha membuat peserta didik memiliki
53
Pembawa ceritera yang baik mengandalkan kemampuan dan menyadari
mengolah ide yang diperlukan, serta menggunakan kata-kata secara tepat dan jelas.
54