Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

JENIS JENIS INSTRUMEN PENILAIAN DAN LANGKAH PEMBUATANNYA


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
EVALUASI PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU
Zain Akhmad Fauzi M,Pd.

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
Yurdani 1710125110074
Santi Khotimah` 1710125120065
Simpai Kasih 1710125220078
Sinta Wulandari 1710125320204
Suci Rahmaniah 1710125320216
Yulida Afriana Arief 1710125320232
6F PGSD

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DANPENDIDIKAN TINGG


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, Yang atas
segala limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugasEvaluasi Pembelajaran.
Shalawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW , beserta kerabat, sahabat, dan pengikut beliau hingga akhir
zaman.
Makalah ini kami buat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
pembaca tentang Evaluasi pembelajaran dan jenis jenis nya serta untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen kami yaitu Zain Akhmad Fauzi
M,Pd.
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang ada di dalam penulisan
makalah ini, baik dalam hal materi maupun teknik penyajiannya.Hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman kami dalam hal penulisan
makalah. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya yang
membangun sehingga bisa kami pergunakan untuk di lain waktu . Sekian dan
Terima .

Banjarmasin, 27 Maret
2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................4

A. Latar Belakang.....................................................................................................4

B. Rumusan Masalah................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan..................................................................................................4

D. Manfaat Penulisan................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................6

A. Jenis Alat atau Intrumen Pembelajaran................................................................6

B. Jenis Jenis Penilaian Test dan Langkah Pembuatannya.......................................6

C. Jenis Jenis Instrumen Penilaian Non test dan langkah pembuatannya..............13

BAB IV PENUTUP...................................................................................................18

A. Kesimpulan........................................................................................................18

B. Saran...................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penilaian merupakan upaya memperoleh informasi secara komprehensif
mengenai kekuatan, kelemahan dan kemajuan belajar siswa yang meliputi aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.Penilaian oleh guru dapat diketahui dari segi
perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil belajar siswa. Perencanaan penilaian
dapat terdeteksi melalui silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan kiss-kiss
soal dalam penilaian yang digunakan guru. Pelaksanaan penilaian dapat dilihat dari
dokumen siswa dan buku penilaian guru.Pelaporan hasil belajar siswa dapat dilihat
dari buku laporan (rapor) hasil belajar siswa.
Penilaian yang baik dan cermat akan memberikan deskripsi proses dan
output hasil belajar yang objektif. Sehubungan dengan itu Mardapi (2005)
menyatakan bahwa sistim penilaian yang digunakan dilembaga pendidikan harus
mampu: (1) memberikan informasi yang akurat, (2) mendorong peserta didik
belajar, (3) memotivasi tenaga pendidik mengajar, (4) meningkatkan kinerja
lembaga, dan (5) meningkatkan kualitas pendidikan. Penilaian kelas merupakan
suatu proses yang dilakukan melalui langkahlangkah perencanaan, pengumpulan
informasi melalui sejumlah bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar
peserta didik, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta
didik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Jenis jenis penilaian Tes
2. Apa saja Jenis Penilaian Non Tes
3. Bagaimana langkah membuat instrument penilaian test dan nontest?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Jenis jenis penilaian Tes.
2. Untuk mengetahui Jenis Penilaian Non Test.
3
3. Untuk mengetahui langkah langkah membuat instrument penilaian test dan
nontest.

D. Manfaat Penulisan
Dari penyusunan makalah ini dapat diuraikan manfaatnya sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Mendapat wawasan dan pengalaman baru, menumbuh kembangkan kepekaan
terhadap harapan dan kebutuhan pendidikan.
2. Bagi Pembaca
Menambah wawasan tentang materi yang dibahas pada makalah yang dibuat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Alat atau Intrumen Pembelajaran


Secara umum, alat adalah sesuatu yang digunakan untuk mempermudah seseorang
untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara efektif dan efisien. kata “Alat”
biasa disebut juga dengan istilah “instrumen”. Dengan demikian, maka alat evaluasi juga
dikenal dengan instrumen evaluasi. Untuk memperjelas pengertian pengertian “alat”
atau “instrumen”, terapkan pada dua cara mengupas kelapa, yang satu menggunakan
pisau yang satu lagi menggunakan alat pengupas model pedal. Tentu hasilnya akan jauh
lebih baik dan pekerjaannya selesai lebih cepat dibanding dengan cara yang pertama.
Dalam kegiatan evaluasi, fungsi alat juga untuk memperoleh hasil yang lebih baik sesuai
dengan kenyataan yang dievaluasi. Pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi dua
jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai ketiga ranah
sasaran penilaian.

B. Jenis Jenis Penilaian Test dan Langkah Pembuatannya

a. Pengertian tes

Tes berasal dari bahasa Latin testum yang berarti alat untuk mengukur
tanah.Testing adalah saat pengambilan tes, testee adalah responden yang sedang
mengerjakan tes sedangkan tester adalah subjek evaluasi. Menurut Drs. Amir Daien
Indrakusuma (dalam Ratnawulan, 2014) tes adalah suatu alat atau prosedur yang
sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang
diingikan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
Selanjutnya menurut Muchtar Buchori (Arikunto, 2012) adalah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang
murid atau kelompok murid. Jadi tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan
pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi,
atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur
suatu aspek tertentu dari peserta tes.
5
b. Macam-Macam Penilaian Test

Tes sebagai alat ukur dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung pada segi atau
alasan pembedaan penggoologan tersebut.

1) Ditinjau dari kegunaannya dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:


a) Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat,
jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran
tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta
didik itu maka lebih lanjut akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan
(therapy) yang tepat. Tes diagnostik juga bertujuan untuk menemukan jawaban
atas pertanyaan “Apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang
merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan selanjutnya?”

b) Tes Formatif

Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah
sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (didasarkan pada tujuan
pengajaran yang ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam
jangka waktu tertentu (umunya disamakan dengan ulangan harian). Tes formatif
juga bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil
penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar
berkelanjutan.

c) Tes Sumatif

Tes sumatif aadalah tes yang dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap
bahan pelajaran yang telah dipelajarinya. Tes ini mengukur keberhasilan belajar
peserta didik secara menyeluruh, materi yang diujikan seluruh pokok bahasan dan

6
tujuan pengajaran dalam satu program tahunan atau semesteran, masing-masing
pokok bahasan terwakili dalam butir-butir soal yang diujikan.

2) Berdasarkan bentuknya, tes dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni:


a) Tes Tindakan

Adalah tes dimana respon atau jawaban yang dituntut dari peserta didik
berupa tindakan, tingkah laku konkrit. Alat yang dapat digunakan untuk
melakukan tes ini adalah observasi atau pengamatan terhadap tingkah laku
tersebut.

b) Tes Lisan

Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan dan atau pernyataan


yang disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para
siswanya tanpa media tulis.

c) Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan tes yang terdiri dari serangkaian soal, pertanyaan
(item) atau tugas secara tertulis dan jawaban yang diberikan secara tertulis
juga.

3) Berdasarkan Sistem Penskoran.


a) Tes objektif

Tes objektif yaitu tes yang penskorannya bersifat objektif, yaitu hanya
dipengaruhi oleh objek jawaban atau respon yang diberikan oleh peserta tes.
Artinya siapa saja memeriksa lembar jawaban akan menghasilkan skor yang
sama. Adapun macam-macam tes objektif adalah sebagai berikut:

(1) Tes Melengkapi (completion test)

7
Adalah salah satu bentuk tes jawaban bebas, dimana butir-butir
soalnya berupa satu kalimat dimana bagian-bagian tertentu yang
dianggap penting dikosongkan, kepada testee diminta untuk mengisi
bagian-bagian yang ditiadakan tersebut.

(2) Tes benar-salah (true-false test)

Soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement).


Statement tersebut ada yang benar dan ada yang salah. Orang yang
ditanya bertugas untuk menandai masing-masing pernyataan itu
dengan meligkari huruf B jika pernyataan itu betul menurut
pendapatnya dan melingkari huruf S jika pernyataan itu salah.

(3) Tes pilihan ganda (multiple choice test)

Tes pilihan ganda merupakan tes yang di setiap butir soal


memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari 2 berkisar 3 sampai 5
dan untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan.

(4) Menjodohkan (matching test)

Tes bentuk menjodohkan merupakan bentuk khusus dari


pilihan jamak. Bentuk ini terdiri atas dua macam kolom paralel, tiap
kolom berisi statement yang satu menempati posisi sebagai soal dan
satunya sebagai jawaban, kemudian peserta didik diminta untuk
menjodohkan kesesuaian antar dua statement tersebut. Tes ini sering
digunakan untuk mengukur informasi tentang fakta; pengertian;
hubungan dan pengertian simbol tertentu.

b) Tes Subjektif

8
Tes subjektif merupakan tes yang penskorannya dipengaruhi oleh
jawaban peserta tes dan pemberi skor. Jawaban yang sama dapat memiliki
skor yang berbeda oleh pemberi skor yang berbeda. Ciri-ciri tes subjektif
dipenuhi dengan kata-kata: uraikan, jelaskan, bandingkan, mengapa,
bagaimana, simpulkan dan sebagainya. Bentuk tes uraian dibedakan menjadi
tiga, yaitu:

(1) Uraian bebas (free essay)

Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung


pada pandangan siswa itu sendiri karena pertanyaannya bersifat
umum.

(2) Uraian terbatas

Dalam bentuk ini pertanyaan telah diarahkan kepada hal-hal


tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pertanyaan sudah lebih
spesifik pada objek tertentu.

(3) Uraian Berstruktur

Uraian berstruktur merupakan soal yang jawabannya berangkai


antara soal pertama dengan soal berikutnya, sehinga jawaban di soal
pertama akan mempengaruhi benar-salahnya jawaban di soal
berikutnya. Data yang diajukan biasanya dalam bentuk angka, tabel,
grafik, gambar, bagan, kasus, bacaan tertentu, diagram, dan lain-lain.

4) Berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, terbagi menjadi lima yaitu sebagai
beriku:
a) Tes Intelegensi (Intellegenci test)

Tes intelegensi adalah tes yang dilaksanakan untuk mengungkap atau


mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
9
b) Tes Kemampuan

Tes kemampuan merupakan tes yang dilakukan untuk mengungkap


kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.

c) Tes Sikap (attitude test)

Tes sikap merupakan jenis tes yang digunakan untuk mengungkap


kecendrungan seseorang dalam melakukan respon terhadap dunia sekitarnya.

d) Tes Kepribadian (personality test)

Tes kepribadian yaitu tes yang mengungkap ciri khas seseorang


berdasarkan sifat lahiriah.

e) Tes Hasil Belajar (achievement test)

Tes hasil belajar merupakan tes yang digunakan untuk mengungkap


tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes ini digunakan untuk pengukuran
dan penilaian hasil belajar berbentuk tugas atau perintah yang kerjakan
testee.

c. Langkah-langkah membuat instrument penilaian tes

Menurut Endang P (2015) secara umum ada lima langkah pokok yang harus
dilewati dalam membuat intrumen penilaian tes, yaitu:

1) Perencanaan Tes
Dalam langkah perencanaan tes ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan
guru sebagai pendidik yaitu:
a) Menyusun Kisi-Kisi Soal (daftar spesifikasi)

10
Menyusun kisi-kisi soal dilakukan dengan menentukan cakupan materi
yang akan diukur yang menyangkut penetapan cakupan materi dan aspek
(ranah) kemampuan yang akan diukur. Ada tiga langkah dalam
mengembangkan kisi-kisi tes dalam sistem penilaian berbasis kompetensi
dasar, yaitu; (1) Menulis kompetensi dasar, (2) Menulis materi pokok, (3)
Menentukan indikator, dan (4) Menentukan jumlah soal.

b) Bentuk Tes

Pemilihan bentuk tes akan dapat dilakukan dengan tepat bila didasarkan
pada tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa
lembar jawaban tes, cakupan materi tes, dan karakteristik mata pelajaran
yang diujikan. Misalnya, bentuk tes objektif pilihan ganda dan bentuk tes
benar salah cocok digunakan bila jumlah peserta tes banyak, waktu koreksi
singkat, dan cakupan materi yang diujikan banyak. Sedangkan bila tuntutan
indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya
adalah tes tertulis.

c) Menetapkan panjang Tes

Langkah menetapkan panjang tes terkait erat dengan penetapan jumlah


item-item tes yang akan dikembangkan. Apabila oleh pendidik ada materi
yang dinilai lebih penting dan mempunyai tingkat kesulitan yang lebih
tinggi, guru bisa memberikan pembobotan yang berbeda dari setiap soal
yang disusun.

2) Menulis Butir Pertanyaan


Ada 3 kegiatan pokok dalam menulis butir soal yaitu:
a) Menulis draft soal

Ada dua hal yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan butir
pertanyaan yaitu format pertanyaan dan alternatif jawaban. Dalam hal ini

11
perlu diperhatikan beberapa hal yaitu, (1) apakah pertanyaan mudah
dimengerti? (2) apakah sudah sesuai dengan indikator? (3) apakah tata letak
keseluruhan baik? (4) apakah perlu pembobotan (5) apakah kunci jawaban
sudah benar?

b) Memantapkan Validitas Isi (Content Validity)

Content validity atau validitas isi pada dasarnya merupakan koefisien


yang menunjukkan kesesuaian antara draft tes yang telah disusun dengan isi
dari konsep dan kisi-kisi yang telah disusun, apakah semua materi telah
terjabar dalam item, dan apakah soal yang disusun telah pula sesuai ranah
atau kawasan yang akan diukur.

c) Melakukan Uji Coba (try out)

Uji coba tetap diperlukan dalam penyusunan tes buatan guru, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa try out dapat dilakukan untuk berbagai
kepentingan diantaranya adalah untuk; (1) analisis item, (2) bagaimana
rencana pelaksanaan, (3) memperkirakan penggunaan waktu pengerjaan, (4)
kejelasan format tes, (5) kejelasan petunjuk pengisian, dan (6) pemahaman
bahasa yang digunakan dsbnya.

d) Revisi soal dan merakit soal

Hasil dari uji coba kemudian dilakukan analisis untuk mencari tingkat
kesulitan soal dan penggunaan bahasa yang kurang komunikatif, untuk
kemudian dilakukan revisi sesuai dengan kebutuhan. Misalnya revisi
dilakukan untuk; (1) eliminasi butir-butir yang jelek, (2) menambah butir-
butir baru, (3) memperjelas petunjuk, dan (4) memodifikasi format dan
urutan, dsbnya. Dengan demikian, ada soal yang masih dapat diperbaiki dari
segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik yang menyangkut
pokok soal (stem) maupun alternatif jawaban (option), bahkan ada soal yang

12
harus dibuang atau disisihkan. Berdaarkan hasil revisi soal ini, barulah
dilakukan perkaitan soal menjadi suatu instrumen yang terpadu.

3) Melakukan pengukuran dengan tes


Selanjutnya ada beberapa langkah yang harus diperhatikan pada saat
menyelenggarakan tes untuk siswa yaitu:
a) Menjaga obyektivitas pelaksanaan tes

Kegiatan pengukuran yang berupa penyelenggaraan tes harus menjaga


objektifitas, baik dalam pengawasan, menjaga kerahasiaan soal, dan berbagai
kode etik penyelenggaraan tes yang lain. Setelah ujian dilaksanakan maka
langkah berikut adalah koreksi, dan interpretasi dari hasil ujian tersebut,
untuk kemudian berdasar data hasil analisis tersebut akan diambil keputusan
dalam berbagai kepentingan.

b) Memberikan skor pada hasil tes

Memeriksa hasil jawaban dari para siswa, untuk memberikan skor/angka


sebagai penghargaan terhadap setiap poin soal yang dapat dikerjakan,
hasilnya berupa angka yang disebut skor mentah, angka yang menunjukkan
berapa soal yang bisa dijawab benar oleh siswa. Penentuan jumlah soal yang
bisa dijawab benar ini tidak menjadi masalah untuk tes obyektif. Namun
untuk bentuk soal tes uraian masalah ini akan menjadi persoalan, karena
setiap siswa akan mengemukakan argumentasi yang berbeda-beda untuk
menjawab soal dan permasalahan tes. Sehingga dalam melakukan langkah
ini harus pula dijaga obyektivitas dengan selalu menggunakan kunci jawaban
dan indikator keberhasilan.

4) Melakukan Analisis Hasil Tes


Setelah semua pekerjaan siswa dikoreksi langkah berikutnya adalah melakukan
analisis terhadap skor hasil tes.

13
C. Jenis Jenis Instrumen Penilaian Non test dan langkah pembuatannya

1. Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,
objektif dan rasional mengenai berbagai fenomena yang bertujuan untuk
mengumpulkan data atau informasi dan mengukur faktor-faktor yang diamati
khususnya kecakapan sosial. Berikut ini beberapa karakteristik dari observasi, yakni
:
a. Mempunyai tujuan
b. Bersifat ilmiah
c. Terdapat aspek yang diamti
d. Praktis

Terdapat tiga jenis observasi, yakni :

a. Observasi partisipan, dimana pengamat ikut andil dalam kegiatan kelompok


yang sedang diamati.
b. Observasi sistematik, merupakan observasi dengan menggunakan kerangka
yang berisi faktor-faktor yang ingin diteliti yang telah dikategorikan terlebih
dahulu secara structural
c. Observasi eksperimental, merupakan observasi dimana pengamat tidak
berpartisipasi dalam kelompok yang diamati namun dapat mengendalikan
unsur-unsur tertentu sehingga tercipta tujuan yang sesuai dengan tujuan
observasi. Observasi jenis ini memungkinkan evaluator untuk mengamati sifat-
sifat tertentu dengan cermat.

Adapun langkah-langkah penyusunan pedoman observasi antara lain :

a. Merumuskan tujuan observasi


b. Membuat kisi-kisi observasi
c. Menyusun pedoman observasi
d. Menyusun aspek-aspek yang ingin diobservasi

14
e. Melakukan uji coba pedoman observasi
f. Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba
g. Melaksanakan observasi
h. Mengolah dan menafsirkan hasil observasi

2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk instrument evaluasi jenis non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab secara langsung. Wawancara
bertujuan untuk memperoleh informasi untuk menjelaskan suatu kondisi tertentu,
melengkapi penyelidikan ilmiah atau untuk mempengaruhi situasi atau orang
tertentu.
Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Wawancara bebas dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh patokan=patokan.
b. Wawancara terpimpin merupakan wawancara yang dilkaukan oleh subjek
evaluasi dengan mengajukan pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu,
sehingga response hanya memilih jawaban yang sudah disiapkan oleh penanya.

Langkah-langkah untuk melakukan wawancara

a. Merumuskan tujuan wawancara


b. Membuat pedoman wawancara
c. Menyusun pertanyaan yang sesuai dengan data yang diperlukan
d. Melakukan uji coba
e. Melaksanakan wawancara

3. Skala sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat sesuatu dengan cara
metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-
orang maupun berupa objek-objek tertentu. Sikap mengacu kepada perbuatan atau
perilaku seseorang, tetapi tidak berarti semua perbuatan identik dengan sikap.

15
Perbuatan seseorang mungkin saja bertentangan dengan sikapnya. Guru perlu
mengetahui norma-norma yang ada pada peserta didik, bahkan sikap peserta didik
terhadap dunia sekitarnya, terutama terthadap mata pelajaran dan lingkungan
sekolah.
Salah satu model untuk mengukur sikap yaitu, dengan menggunakan skala sikap yang
dikembangkan oleh Likert. Dalam skala likert peserta didik tidak disuruh memilih
pertanyaan-pertanyaan yang positif saja tetapi memiliki juga pertanyaan-pertanyaan
yang negative.
Langkah-langkah membuat skala likert yaitu:
a. Memilih variable efektif yang akan diukur
b. Membuat beberapa pernyataan tentang variable efektif yang akan diukur
c. Mengklasifikasikan pernyataan positif dan negative
d. Menentukan jumlah gradual dan fase atau angka yang dapat menjadi alternative
pilihan
e. Menyusun pernyataan dan pilihan jawaban menjadi sebuah alat penilaian
f. Melakukan uji coba
g. Membuang butir-butir pernyataan yang kurang baik
h. Melaksanakan penelitian

4. Angket
Angket merupakan alat untuk mengumpulkan dan mencatat data, informasi, pendapat,
dan paham dalam hubungan kausal. Angket dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok yaitu :
1) Kuesioner langsung, jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh
orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya
2) Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh
bukan orang yang diminta keterangannya. Biasanya digunakan untuk mencari
informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dan sebaginya.

Langkah-langkah menyusun angket :

16
a. Merumuskan tujuan
b. Merumuskan kegiatan
c. Menyusun langkah-langkah
d. Menyusun kisi-kisi
e. Menyusun panduan angket
f. Menyusun alat penilaian

5. Catatan anekdot
Yaitu catatan otentik hasil observasi yang menggambarkan tingkah laku murid atau
kejadian dalam situasi khusus, bisa menyangkut individu juga kelompok. Dengan
catatan anekdot guru dapat :
1) Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan anak
2) Memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari gejala tingkah laku murid
3) Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan murid

Langkah-langkah umum dalam pengembangan instrument penilaian nontest


(Dilihat dari afektif dan psikomotor)

1. Menentukan spesifikasi instrument


2. Menulis instrument
3. Menentukan skala pengukuran
4. Menentukan penskoran
5. Menelaah instrument
6. Melakukan uji coba
7. Menganalisis hasil uji coba
8. Melaksanakan pengukuran
9. Menafsirkan hasil pengukuran

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes.
Kedua jenis ini dapat digunakan untuk menilai ketiga ranah sasaran penilaian. Ttes
secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab,
pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus
dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari
peserta tes.Tes bisa dibedakan menjadi beberapa macam dari segi penggunananya
seperti tes sumatif,kemudian dari segi penskoran,dari aspke psikis dan dari
18
bentuknya.Tes dibuat dengan memperhatikan langkah langkah yang ada agar tes dapat
dilaksanakan dengan baik dan tujuan tes tersebut tercapai.
Selain test,instrument penilaian juga bisa dibuat dengan format non test yakni
dengan wawancara,angket,skala sikap,observasi dan catatan anekdot .Masing masing
tadi punya langkah langkah yang berbeda dalam penyusunannya.

B. Saran

Demikan makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik
dan saran sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini agar menjadi lebih
baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Aamiin.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ratnawulan, E. & Rusdiana (2014). Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum


2013. Bandung: Pustaka Setia.
Julianingsih, S. (2017) Pengembangan Instrumen asesmen Higher Order Thinking skill
(HOTS) untuk mengukur dimensi pengetahuan IPA siswa di SMP. Universitas Lampung.
Poerwanti, E. (2015). Konsep Dasar Asesmen Pembelajaran. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
Arikunto, S. (2012) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukadir Kete Jurnal Al-Ta’dib 2017 IMPLEMENTASI EVALUASI hal 110-111
Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

20

Anda mungkin juga menyukai