Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Statistika Penelitian Pendidikan yang Diampu Oleh:
Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh:
Ika Saputri 200351615629
Nur Istiqomah 200351615624
Ratna Puspitasari 200351615670

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, taufik, serta
hidayah-Nya telah diberikan kepada saya kesehatan jasmani maupun rohani. Sehingga pada
kesempatan yang baik ini kami masih diberi waktu untuk menulis makalah Uji Coba Instrumen
Penelitian dengan baik dan lancar.

Makalah yang berjudul Uji Coba Instrumen Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Statistika Penelitian Pendidikan dari Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc. dari
Universitas Negeri Malang. Kami berharap, melalui makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan bagi pembaca terkait materi ini.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Erti Hamimi, S.Pd.,
M.Sc. atas bimbingan dan arahannya. Tugas ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kepada kami terkait penerapan Uji Coba Instrumen Penelitian. Kami juga mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang terlibat dalam proses pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa didalam makalah yang telah kami susun ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap ada kritikan, saran, dan usulan
demi kebaikan makalah yang akan kami susun dimasa yang akan datang. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi pembacanya.

Malang, 11 September 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 3
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Instrumen Penelitian ................................................................................................. 4
B. Validitas Instrumen Penelitian .................................................................................................... 4
C. Reliabilitas Instrumen Penelitian .............................................................................................. 12
D. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian .................................................. 19
BAB III................................................................................................................................................. 28
PENUTUP ............................................................................................................................................ 28
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 28
B. Saran ......................................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 29

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis
yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai
suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang
dikenal dengan istilah metode penelitian, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri
keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrument penelitian
merupakan bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi
penelitian karena instrument penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Suatu
instrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, Untuk
memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus di uji cobakan, dihitung validitas
dan reliabilitasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen.
Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan berbagai hal
terkait dengan instrumen penelitian yang pembahasannya diawali dengan pengertian
instrumen penelitian, validitas instrumen penelitian, reliabilitas instrumen penelitian,
daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian (YULIYARTA n.d.).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian instrumen penelitian?
2. Jelaskan validitas instrumen penelitian?
3. Jelaskan reliabilitas instrumen penelitian?
4. Bagaimana daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen penelitian?

C. Tujuan

1. Mahasiswa Dapat Mengetahui instrumen penelitian


2. Mahasiswa Dapat Mengetahui validitas instrumen penelitian
3. Mahasiswa Dapat Mengetahui reliabilitas instrumen penelitian
4. Mahasiswa Dapat Mengetahui daya pembeda dan tingkat kesukaran instrumen
penelitian

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen Penelitian


Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Maka instrumen
penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan
menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu
persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu
penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang akan
digunakan tergantung pada jumlah variablel yang diteliti. Contoh jika variabel yang
digunakan jumahnya 3, maka instrumen yang digunakan juga 3 jumlahnya .

B. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau


kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan, dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Untuk menguji validitas alat ukur dibutuhkan langkah-langkah seperti:

1) Menghitung harga korelasi setiap butir alat ukur dengan rumus pearson/product
moment, yaitu:
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
√(𝑛Σ𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ). (𝑛Σ𝑌 2 − (Σ𝑌)2 )

𝑟𝑋𝑌 = koefisien korelasi

X = skor item butir soal

Y = jumlah skor total tiap soal

n = jumlah responden

2) Melakukan perhitungan dengan uji t dengan rumus:

4
√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟
√1 − 𝑟 2

r = koefisien korelasi hasil r hitung

n = jumlah responden

3) Mencari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡𝛼 (dk = n-2)


4) Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti valid, atau

Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak valid.

Contoh 4.2.1

Seorang mahasiswa membuat instrumen penelitian tipe uraian sebanyak 10 buah soal.
Instrumen tersebut diujicobakan terhadap 36 siswa dan hasilnya disajikan pada gambar
4.1. Bagaimana cara menentukan validitas instrumen penelitian?

1. Langkah-langkah penggunaan MS Excel menentukan validitas butir soal, secara


rinci dilakukan sebagai berikut:
a. Cari jumlah skor dari masing-masing siswa (Kolom L); pada sel L6
memasukkan rumus: =sum(B6:K6) kemudian enter; untuk jumlah pada baris
berikutnya, cukup dengan meng-copy dari sel L6 tarik ke bawah sampai sel L41.
b. Setelah diketahui jumlah skor masing-masing siswa (Y), maka pada sheet yang
lain buat tabel seperti pada gambar 4.2.

5
Gambar 4.1 Data Hasil Uji Coba

Gambar 4.2 Menentukan Validitas Butir Soal

6
Cara pengisian tabel:

1) Untuk data 𝑋1 (kolom B) lakukan dengan cara meng-copy dari data sebelumnya:
2) Untuk data Y (kolom C) lakukan dengan cara meng-copy dari data sebelumnya tetapi
gunakan paste special, kemudian pilih values, kemudian OK.

Gambar 4.3 Paste Special

a) Untuk nilai 𝑋1 𝑌 (kolom D), sel D3 masukkan rumus: =B3*C3


b) Untuk nilai 𝑋1 2 (kolom E), sel E3 masukkan rumus: =B3^2
c) Untuk nilai 𝑌 2 (kolom F), sel F3 masukkan rumus: =C3^2
d) Blok sel D3 sampai F3, kemudian copykan pada sel lainnya.
c. Gunakan rumus Product Moment/Pearson untuk koefisien validitasnya.
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑋𝑌 =
√(𝑛Σ𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 ). (𝑛Σ𝑌 2 − (Σ𝑌)2 )

(36)(3755) − (124)(1085)
𝑟𝑋𝑌 =
√((36)(444) − (124)2 )((36)(33151) − (1085)2 )

𝑟𝑋𝑌 = 0,204
d. Untuk mengetahui apakah butir soal itu valid atau tidak, maka dilanjutkan
dengan uji t sebagai berikut:

7
√𝑛−2 36−2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟 √1−𝑟2 = 0,204 √1−(0,204)2 = 1,215

Nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 tersebut dibandingkan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 :

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡𝛼 (dk = n-2) = 𝑡0,05 (dk = 34)

Karena nilai tersebut tidak terdapat pada tabel, maka dicari dengan cara
interpolasi sebagai berikut:

𝑡0,05 (30) = 2.042 dan 𝑡0,05 (40) = 2.021 sehingga

𝑡0,05 (30) = 2.042 – (4/10) . (2.042 – 2.021) = 2.0336

Karena nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,215 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,0336 maka soal nomor 1 tidak valid.

Untuk butir soal lainnya, dengan cara yang sama, maka diperoleh rekapitulasi
validitas butir soal sebagai berikut:

Tabel 4.1 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal

Nomor Soal Koef. Korelasi (r) 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan


1. 0.204 1.214 2.0336 Tidak Valid
2. 0.529 3.632 2.0336 Valid
3. 0.604 4.420 2.0336 Valid
4. 0.582 4.177 2.0336 Valid
5. 0.778 7.225 2.0336 Valid
6. 0.292 1.784 2.0336 Tidak Valid
7. 0.232 1.390 2.0336 Tidak Valid
8. 0.271 1.644 2.0336 Tidak Valid
9. 0.558 3.919 2.0336 Valid
10. 0.618 4.583 2.0336 Valid

Dalam MS Exel, kita juga dapat menganalisis butir soal apakah valid atau tidak
dengan cara cepat. Berikut Langkah-langkah mencari butir soal secara cepat:

1) Tempatkan kursor pada sel B44, tuliskan rumus berikut:


=CORREL(B6:B41 ,$L$6:$L$41) kemudian Enter.

8
2) Setelah di enter, maka muncul nilai koefisien korelasi sebesar 0.204 supaya
muncul nilai dengan tiga angka decimal, silahkan lakukan format cell, kemudian
angka, ketikan 3.
3) Untuk nilai koefisien korelasi lainnya, lakukan perintah copy.
4) Jika benar melakukan langkah-langkah tersebut, maka hasilnya ditunjukkan
pada gambar berikut:

Gambar 4.4 Koefisien Korelasi


5) Untuk pengujian koefisien korelasi yang dihasilkan valid atau tidaknya, lakukan
Langkah-langkah berikut:
a) Buatkan lembar kerja atau sheet yang baru
b) Buatkan format sebagai gambar 4.5
c) Untuk mengisi kolom B, lakukan perintah copy dari sheet sebelumnya (lihat
gambar 4) mulai sel B44 s.d K44;tempatkan kursor di sel B6, kemudian pilih
Paste Spesial, pilih Values dan Transpose.
d) Untuk mengisi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (kolom C), tempatkan kursor di sel C6 kemudian
tuliskan rumus: =B6*(34/(1-B6^2)^0.5
e) Untuk mengisi 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (kolom D), ketikkan langsung 2.0336
f) Untuk keterangan/kriteria valid atau tidak, pada sel E6 tuliskan rumus
berikut: =IF(C6>2.0336,”Valid”.”Tidak Valid”
6) Jika benar melakukan Langkah-langkah tersebut, maka hasilnya ditunjukkan
pada gambar berikut:

9
Gambar 4.5 Rekapitulasi Perhitungan Validitas Butir Soal
2. Menentukan validasi dengan SPSS
Langkah-langkah mencari validitas butir soal:
a. Copy data yang terdapat pada gambar 1 dari sel B6 s.d L41
b. Buka lembar kerja SPSS, lakukan perintah paste
c. Gantilah var00001 s.d. var00010 dengan x1 s.d. x10 dan var00011 dengan y
dengan cara:
1. Pilih Variable View, baris name isi dengan 𝑥1 , dan Decimals diisi dengan
0 (nol), dan seterusnya seperti pada gambar 6.

Gambar 4.6 Pendefisian Variabel


2. Pilih Data View.
d. Pilih Analyze, Correlate, Bivariate.

10
Gambar 4.7 Analisis Korelasi Bivariat
e. Masukkan variabel y dan 𝑥1 ke kotak variabel, kemudian pilih Ok.

Gambar 4.8 Variabel yang akan diolah


f. Hasil pengolahan validitas soal nomor 1, diperlihatkan tabel berikut:
Tabel 4.2 Koefisien validitas soal nomor 1

Correlations

x1 y

x1 Pearson Correlation 1 .204

Sig. (2-tailed) .233

N 36 36

y Pearson Correlation .204 1

Sig. (2-tailed) .233

N 36 36

Dari tabel tersebut, menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0.204. Soal


nomor 1 tersebut tidak valid karena nilai Sig (2-tailed) = 0,233 lebih besar
dari 𝛼 yang bisa digunakan yaitu 0,05 atau 0,01.
Adapun tanda suatu butir soal valid pada pengolahan dengan SPSS ditunjukkan
oleh tanda * atau **, seperti pengolahan validitas butir soal nomor 2, diperlihatkan
pada tabel berikut:

11
Tabel 4.3 Koefisien validitas soal nomor 2

Correlations

x2 y

x2 Pearson Correlation 1 .529**

Sig. (2-tailed) .001

N 36 36

y Pearson Correlation .529** 1

Sig. (2-tailed) .001

N 36 36

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa soal nomor 2 valid pada signifikan
(𝛼) sebesar 0,05 atau 0,01. Hail validitas pengolahan SPSS jika kita
bandingkan dengan pengolahan menggunakan Excel hasilnya sama saja
tetapi SPSS lebih efisien.
C. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk


memberikan hasil yang sama atau konsisten. Maksudnya, ketika pengukuran diberikan
pada subjek yang sama dan dilakukan oleh orang, waktu, dan tempak yang berbeda,
hasil dari pengukurannya relative sama. Jadi, reliabilitas instrumen ini tidak
dipengaruhi oleh pelaku, situasi, dan kondisi.
Analisis reliabilitas dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu secara teknik non
belah dua (Non Split-Half Technique) dan teknik belah dua (Split-Half Technique).
Untuk menguji reliabilitas intrumen penilian, dapat menggunakan rumus Cronbach’s
Alpha (α) yang digunakan untuk tipe soal uraian dan dapat menggunakan rumus
Sprearman-Brown yang digunakan untuk tipe soal objektif.
Rumus Cronbach’s Alpha (α) adalah sebagai berikut :
𝑛 ∑ 𝑠𝑖2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝑠𝑡
Keterangan :
𝑟11 = reliabilitas instrument
n = banyaknya butir pertanyaan

12
∑ 𝑠𝑖2 = jumlah varians item
𝑠𝑡2 = varians total
Rumus Sprearman-Brown
Prinsip penggunaan rumus Sprearman-Brown digunakan untuk menghitung
koefisisen korelasi diantara kedua belahan sebagai koefisien reliabilitas bagian
(setengah) yang dirumuskan sebagai berikut :
𝑛(∑ 𝑥1 𝑥2 ) − (∑ 𝑥1 )(∑ 𝑥2 )
𝑟11 =
12 √[(𝑛 ∑ 𝑥12 ) − (∑ 𝑥1 )2 ][(𝑛 ∑ 𝑥22 ) − (∑ 𝑥2 )2 ]
Keterangan :
n = banyaknya responden
𝑥1 = kelompok data belahan pertama
𝑥2 = kelompok data belahan kedua
Sprearman-Brown mengemukanan rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas
perangkat adalah sebagai berikut :
2. 𝑟11
22
𝑟11 =
1 + 𝑟11
22

Dari hasil perhitungan tersebut, koefisien reliabilitas tersebut akan diinterpretasikan


menggunakan kriteria Guilford sebagai berikut :
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 Sangat Tinggi

Contoh soal
Seorang mahasiswa membuat instrument penelitian tipe uraian sebanyak 10 buah soal.
Setelah dilakukan uji validitas, ternyata hanya 6 soal yang valid yaitu nomor 2, 3, 4, 5,
9, dan 10.
Dalam pengolahan reliabilitas, soal valid yang diikutsertakan yaitu berjumlah 6 soal,
sedangkan soal yang tidak valid tidak diikutsertakan.
1. Dengan menggunakan MS Excel, kita akan menganalisis tingkat realibilitas
instrument.

13
a. Buat lembar kerja pada MS Excel dengan data sebagai berikut.

b. Mencari simpangan baku (s) dan varians (s2) dengan cara :


• Pada sel B40 tuliskan rumus : =STDEV (B4:B39), setelah itu copy sampai
sel H40
• Pada sel B41 tuliskan rumus : =B40^2, stelah itu copy sampai sel H40
c. Pada sel kosong(missal sel B43) digunakan untuk mencari ∑ 𝑠𝑖2 dengan rumus :
=SUM (B41:G41)
d. Menghitung rumus realibilitas instrumen dengan rumus Alpha :
𝑛 ∑ 𝑠𝑖2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑛−1 𝑠𝑡

14
6 3,890
𝑟11 = ( ) (1 − )
6−1 9,723
𝑟11 = 0,7199
Dari perhitungan diperoleh koefisien reliabilitasnya sebesar 0,7199. Berdasarkan
klasifikasi koefiesien reliabilitas, maka koefisien tersebut termasuk dalam kategori
tinggi.
2. Menggunakan SPSS untuk menghitung reliabilitas intrumen penelitian. Berikut ini
langkah-langkah menggunakan SPSS :
a. Buka lembar kerja kasus 1.
b. Memilih Analzye, Scale, kemudian Reliability Analysis

c. Masukkan variable soal yang valid ke dalam kotak item, kemudia pilih Model :
Alpha, setelah itu tekan OK.

15
d. Hasil analisis akan menghasilkan output sebagai berikut :

Contoh Soal Menentukan Reliabilitas Tipe Soal Objektif


Hasil uji coba tipe soal objektif sebanyak 10 soal diteskan terhadap 20 siswa. Setelah dianalisis
mengenai validitas butir soalnya, ternyata terdapat 4 soal yang tidak valid, yaitu nomor : 1, 6,
7, dan 8. Untuk menganalisi reliabilitas soal, maka soal yang tidak valid, tidak diikutsertakan.
1. Gunakan MS Excel untuk menganalisis tingkat reliabilitas instrument tipe soal objektif
dengan langlah-langkah sebagai berikut :
a. Buat lembar kerja seperti gambar berikut.

16
a.
b. Untuk mmbagi dua bagian yang sama, maka 6 soal dibagi menjadi dua bagian sama.
c. Isi sel H4 dengan rumus : =SUM(B4:D4).
d. Isi sel I4 dengan rumus : =SUM(E4:H4).
e. Copy sel H4 dan I4 sampai baris 23.
f. Untuk mencari nilai koefisien reliabilitas setegah bagian, tempatkan kursor pada sel
kosong (misal sel K7) dengan menggunakan rumus : =CORREL(H4:H23;I4:I23).
Dari rummus di atas mengahsilkan nilai 0,6884.
g. Mencari nilai koefisien reliabilitas keseluruhan.
2. 𝑟11
22
𝑟11 =
1 + 𝑟11
22
2 × 0,6884
𝑟11 =
1 + 0,6884
𝑟11 = 0,8154
Jadi, tingkat reliabilitas instrument termasuk dalam kategori sangat tinggi.

17
2. Gunakan SPSS untuk menganlisis tingkat reliabilitas instrument. Berikut langkah-
langkah yang digunakan :
a. Buka lembar kerja 3
b. Memilih Analzye, Scale, kemudian Reliability Analysis.
c. Masukkan variable soal yang valid ke dalam kotak item, kemudia pilih Model :
Alpha, setelah itu tekan OK.

d. Hasil analisis akan menghasilkan output sebagai berikut :

18
D. Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Instrumen Penelitian

Daya pembeda (DP) soal merupakan kemampuan soal untuk dapat


membedakan antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang
pandai (kemampuan rendah). Jika suatu soal dapat dijawab oleh siswa yang pandai dan
siswa kurang pandai maka dapat dikatakan soal tersebut memiliki daya pembeda yang
rendah. Selain itu jika suatu soal tidak dapat dijawab oleh siswa yang pandai dan kurang
pandai soal tersebut juga dikatakan memiliki daya pembeda yang rendah. Jika soal
memiliki daya pembeda rendah, maka soal tersebut pada umumnya akan diperbaiki
ataupun tidak digunakan. untuk soal dengan daya pembeda tinggi dapat dilihat
berdasarkan analisis hasil percobaan kelompok siswa pandai dapat menjawab soal
dengan betul dan siswa yang kurang pandai menjawab dengan salah. Daya pembeda
berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Daya pembeda terdapat tanda negatif yang digunakan
jika suatu soal “terbalik” menunjukan testee yakni jika anak pandai disebut kurang
pandai, dan anak kurang pandai disebut pandai. Sehingga daya pembeda terdiri pada
tiga titik yaitu (Widodo 2021):

Contoh:

Ketika kelompok pandai dapat menjawab soal dengan benar sedangkan


kelompok kurang pandai menjawab dengan salah, maka memiliki DP paling besar yaitu
1,00. Sedangkan jika kelompok kurang pandai dapat menjawab soal dengan benar
sedangkan kelompok menjawab dengan salah, maka DP nya -1,00. Apabila kelompok
pandai dan kurang pandai dapat menjawab dengan benar, maka soal tersebut dapat
dikatakan memiliki daya pembeda rendah atau tidak memiliki daya pembeda.

Untuk menentukan daya pembeda perlu dibedakan antara kelompok kecil


(<100) dan kelompok besar (>100).

1. Untuk kelompok kecil


Untuk kelompok testee dibagi menjadi dua dengan sama besar yaitu 50%
kelompok atas dan 50% kelompok bawah.
19
Contoh:
Siswa Skor
A 9
B 8 Kelompok atas (𝐽𝐴 )
C 7
D 7
E 6
F 5
G 5
H 4 Kelompok Bawah (𝐽𝐵 )
I 4
J 3

2. Untuk kelompok besar


Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yakni 27%
skor teratas sebagai kelompok atas (𝐽𝐴 ) dan 27% skor terbawah sebagai
kelompok bawah (𝐽𝐵 ).
Contoh:
9
9 27%
9 sebagai 𝐽𝐴
8
8
-
-
-
-
-
2
1 27%
1 sebagai 𝐽𝐵
1
0

Tingkat kesukaran merupakan keberadaan suatu butir soal apakah dipandang


sukar, sedang, atau mudah dalam mengerjakannya. Tingkat kesukaran dinyatakan
dalam bentuk indeks kesukaran yaitu angka angka yang menunjukan proporsi siswa
yang menjawab benar soal tersebut. Sehingga semakin besar indeks tingkat kesukaran
yang diperoleh dan hasil hitungan maka semakin mudah item tersebut. Dalam hal ini
item yang baik yakni item yang tingkat kesukarannya dapat diketahui yaitu tidak terlalu
mudah dan tidak terlalu sukar. Hal ini dikarenakan tingkat kesukaran memiliki korelasi
dengan daya pembeda. Ketika item memiliki tingkat kesukaran yang maksimal, maka

20
daya pembeda akan rendah, dan sebaliknya jika item terlalu mudah maka tidak ada daya
pembeda. Oleh sebab itu, sebaiknya tingkat kesukaran item itu dipertahankan dalam
batas yang mampu memberikan daya pembeda (Supriyadi 2021).

Berikut merupakan rumus untuk mencari daya pembeda yaitu:

1. Untuk soal tipe uraian:


𝑺𝑨−𝑺𝑩 𝑺𝑨+𝑺𝑩
𝑫𝑷 = 𝑻𝑲 =
𝑰𝑨 𝑰𝑨+𝑰𝑩

2. Untuk soal tipe objektif:


𝑱𝑩𝑨 −𝑱𝑩𝑩 𝑱𝑩𝑨 +𝑱𝑩𝑩
𝑫𝑷 = 𝑻𝑲 =
𝑱𝑺𝑨 𝟐.𝑱𝑺𝑨

Dengan:

SA = Jumlah skor kelompok atas


SB = Jumlah skor kelompok bawah
IA = Jumlah skor ideal kelompok atas
IB = Jumlah skor ideal kelompok bawah
𝐽𝐵𝐴 = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
𝐽𝐵𝐵 = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
𝐽𝐵𝑆 = Jumlah siswa kelompok atas

Dengan klasifikasi sebagai berikut:

Untuk Daya Pembeda (DP)

Rentan Keterangan
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik

Untuk Tingkat Kesukaran (TK)


Rentan Keterangan

21
𝑇𝐾 = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < TK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Sedang/Cukup
0,70 < TK < 1,00 Mudah
𝑇𝐾 = 1,00 Terlalu Mudah

Perhatikan Kembali Kasus Sebelumnya

Seorang mahasiswa membuat instrumen penelitian tipe uraian sebanyak 10 buah


soal. Setelah dilakukan uji validasi, ternyata hanya 6 soal yang valid, yaitu nomor
2,3,4,5,9, dan 10. Sebanyak mana perhitungan reliabilitas, pengolahan daya pembeda
dan tingkat kesukaran butir pun hanya ke-6 soal tersebut.

Langkah-langkah perhitungan daya pembeda dan tingkat kesukaran:

1. Buatlah tabel data hasil uji coba (hanya yang validnya saja) diurutkan berdasarkan
jumlah skor dari yang tertinggi sampai jumlah skor yang terendah. Lihat gambar
4.14

22
2. Jika banyaknya siswa yang dilibatkan dalam tes lebih dari 30 orang, maka diambil
masing-masing sebanyak 27% dari kelompok atas dan kelompok bawah untuk
keperluan analisis, tetapi jika paling banyak 30 orang, maka diambil masing-
masing sebanyak 50%. Karena jumlah siswa yang terlibat dalam pelaksanaan uji
coba sebanyak 36 orang, maka banyaknya siswa kelompok atas dan kelompok
bawah masing-masing sebanyak 27% x 36 = 10 orang. Lihat gambar 4.15

23
3. Untuk perhitungan daya pembeda, buatlah lembar kerja seperti gambar 4.16,
kemudian untuk mengisi sel E27 tuliskan rumus: = (𝑩𝟐𝟕 − 𝑪𝟐𝟕)/(𝑫𝟐𝟕)

4. Isilah sel E28 s.d sel E32 dengan meng-copy sel E27

24
5. Untuk sel F27 isilah dengan fungsi logika IF, dengan rumus:
=IF(E27=0,"sangat_jelek",IF(E27<0.21,"jelek",IF(E27<0,41,"cukup",IF(E2
7<0,71,"baik","sangat baik"))))

6. Untuk perhitungan tingkat kesukaran, buatlah lembar kerja seperti gambar 17,
kemudian untuk mengisi sel F6 tuliskan rumus =(B27+C27)/(2*D27).

25
7. Isilah sel F7 s.d sel F11 dengan meng-copy sel F6

8. Untuk sel G6 isilah dengan fungsi logika IF (Sundaya 2018)

26
27
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan bahwa :
• Intrumen penilaian berupa tes yang baik harus memuat validitas, reliabilitas, daya
pembeda, dan tingkat kesukaran.
• Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan, dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat.
• Reliabilitas intrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memberikan
hasil yang sama atau konsisten. Maksudnya, ketika pengukuran diberikan pada
subjek yang sama dan dilakukan oleh orang, waktu, dan tempak yang berbeda, hasil
dari pengukurannya relative sama.
• Daya pembeda (DP) soal merupakan kemampuan soal untuk dapat membedakan
antara siswa yang pandai (kemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai
(kemampuan rendah).
B. Saran
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca mengenai materi tabel distribusi frekuensi. Saran dari kami tetap
terus belajar dan selalu menjaga kesehatan. Kami sebagai penulis menyadari bahwa
pada makalah ini masih terdapat banyak kesalahan maupun kekurangan dan sangat jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang makalah ini untuk perbaikan selanjutnya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sundaya, Rostina. 2018. STATISTIKA PENELITIAN PENDIDIKAN. Bandung: ALFABETA.

Supriyadi. 2021. EVALUASI PENDIDIKAN. edited by M. Nasrudin. Pekalongan: PT. Nasya


Expanding management.

Widodo, Hendro. 2021. EVALUASI PENDIDIKAN. edited by B. Ashari. D.I Yogyakarta:


UAD Press.

YULIYARTA, NUNI. n.d. “INSTRUMEN PENELITIAN.”

29

Anda mungkin juga menyukai