Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

INSTRUMEN PENELITIAN
“Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian yang
diampu oleh dosen: Iin Khaerunnisa, M.Pd”

Disusun Oleh:

Kelompok 6

Iyan Sopian (2016600

Marisakue (201660058)

Verawati Vazrin Elia Dimarta (201660068)

FAKULTAS SOSIAL EKONOMI

UNIVERSITAS LINGGABUANA PGRI SUKABUMI

SUKABUMI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT ataslimpahan


Rahmat-Nya, sehingga penulis beserta teman-teman kelompok 6 dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Instrumen Penelitian".

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih terbatas dan jauh
dari sempuna. Namun demikian, penulis telah berusaha dan bekerja keras demi
terselesainya makalah ini, dan supaya makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
maupun bagi pembaca.

Demikian makalah ini dibuat. Atas perhatian dari saudara-saudara penulis


mengucapkan terima kasih

Sukabumi, 15 November 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II....................................................................................................................3
PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian Instrumen.........................................................................................3
B. Fungsi Instrumen Penelitian..............................................................................4
C. Jenis-jenis Instrumen Penelitian........................................................................5
D. Pengadaan Instrumen......................................................................................10
E. Validitas dan Reabilitas...................................................................................11
F. Skala Pengukuran.............................................................................................12
G. Skala Pengukuran Sikap..................................................................................14
BAB III.................................................................................................................16
PENUTUP............................................................................................................16
A. Kesimpulan......................................................................................................16
B. Saran................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis


yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai
suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang
dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus
didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan


bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian
karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang
digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu
penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesahipotesa
tertentu.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang
baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan,
dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidahkaidah
penyusunan instrumen.

Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi


karena dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang
diteliti. Oleh karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam
prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang
lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data yang

1
dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian
terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.

Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan
berbagai hal terkait dengan Instrumen Penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Instrumen Penelitian?


2. Apa Fungsi Instrumen Penelitian?
3. Apa saja jenis-jenis Instrumen Penelitian?
4. Apa yang dimaksud dengan pengadaan Instrumen?
5. Apa itu Validitas dan Reabilitas?
6. Apa itu skala pengukuran?
7. Apa itu skala pengukuran sikap?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrumen

Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan


instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
(masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai
alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa
sehingga menghasilkan data empiris sebagai datanya. Data yang salah atau tidak
menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan
penelitian yang ditarik/dibuat oleh peneliti bisa keliru.
Sebelum mengkaji hakikat instrumen penelitian, peneliti sebaiknya
memperhitungkan terlebih dahulu jenis data manakah yang diperlukan dalam
penelitian. Apakah data kuantitatif atau data kualitatif? Apakah data nominal,
ordinal, interval, ataukah data rasio? Apakah data primer atau data sekunder?
Data kuantitatif data yang berkenan dengan jumlah. Data kualitatif berkenan
dengan nilai kualitas baik, sedang, kurang, dan lain-lain. Data kualitatif jika perlu
dapat disimbolkan dalam bentuk kuantitatif, asal ada kriteria yang jelas dan tegas
penggunaanya.
Beberapa langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian.
Langkah-langkah tersebut adalah :
1. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian
sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan
data yang diinginkan peneliti.
2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur
variabel/subvariabel/indikator-indikatornya.
3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup
materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan,
waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang
diharapkan dari subjek yang diteliti.misalnya kalau diukur prestasi belajar,

3
maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal
pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, evaluasi.
4. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan
jumlah yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat
dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat
peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya,
prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.
5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi
intrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya
dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya. Bagaimana
uji coba validitas dan reliabilitas akan dibahas lebih lanjut.[1]

Jadi untuk mengumpulkan data, paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis


(tes-pensil-kertas) atau kuesioner atau menggunakan alat fisik lainnya seperti
poligraf,dsb. Pencari-tahu-alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak
bergantung pada dirinya sebagai alat pengumpulan data. Hal itu mungkin
disebabkan oleh sukarnya mengkhususkan secara tepat pada apa yang akan teliti.
Di samping itu, orang-sebagai-instrumen memiliki senjata ”dapat-memutuskan”
yang secara luwes dapat digunakannya. Ia senantiasa dapat menilai keadaan
dapat dan dapat mengambil keputusan.[2] Dalam penelitian kuantitatif, membuat
instrumen penelitian, menentukan hipotesis benar-benar digunakan dalam
kegiatan penelitian. Karena dalam penelitian kuantitatif, instrument untuk
keperluan pengumpulan data harus dibuat terlebih dahulu secara matang untuk
melengkapiproposal penelitian yang akan diajukan.

B. Fungsi Instrumen Penelitian

Instrumen penilitian memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses


penelitian, yaitu digunakan sebagai alat dalam mengumpulkan data yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Dengan adanya intrumen penelitian, maka
akan mengetahui sumber daya data yang akan diteliti dan jenis datanya, teknik

4
pengumpulan datanya, instrumen pengumpulan datanya, langkah penyusunan
instrumen penelitian tersebut serta mengetahui validitas, rebilitas, tingkat
kesukaran daya pembeda, dan pengecoh/distractor suatu data dalam penelitian.

Instrumen yang baik memiliki kriteria tertentu dalam penelitian, sehingga


menghasilkan kualitas data penelitian yang baik juga. Begitu juga sebaliknya
instrumen yang tidak memiliki kriteria yang baik dalam penelitian akan
menghasilkan kualitas data penelitian tidak baik juga.

Seringkali dijumpai data hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian antara teori yang digunakan
sebagai dasar dengan instrumen yang digunakan untuk mengukur karakteristik
variabel. Agar instrumen penelitian dapat menjalankan fungsinya dengan baik,
maka instrumen harus disusun sesuai teori yang digunakan dalam penelitian.

Instrumen penelitian diturunkan dari teori-teori yang diangkat dalam


penelitian. Oleh karena itu, pemilihan dasar teori agar benar-benar
mempertimbangkan karakteristik data variabel penelitian yang akan diteliti.
Instrumen yang diturunkan dari teori yang digunakan akan menghasilkan data
sesuai dengan konsep dasar yang dituangkan dalam teori.

C. Jenis-jenis Instrumen Penelitian

1. Instrumen Tes
Menurut Arikunto (2002:127) tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.
Macam-macam Instrumen tes:
a. Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian
seseorang. Yang diukur bisa self-concept, kreativitas, disiplin, kemampuan
khusus,dll.

5
b. Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat
seseorang.
c. Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan
berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap
berbagai sikap seseorang.
e. Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
f. Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang
setelah mempelajari sesuatu.

2. Instrumen Nontest
a. Angket atau kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Ditinjau dari bentuknya Kuesioner dapat dibedakan
menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Kuesioner pilihan ganda
2. Kuesioner isian
3. Check list yaitu responden tinggal membubuhkan tanda check (√)
4. Rating-scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom-kolom yang
menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke
sangat tidak setuju.
a) Keuntungan kuesioner :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden.
b) Kelemahan kuesioner :
1. Seringkali sukar dicari validitasnya

6
2. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja
memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
3. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahka kadang-kadang ada yang
terlalu lama sehingga terlambat.[3]
b. Interview
Interview yang sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioer lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti
keadaan seseorang misalnya untuk mencari data tentang variabel latar belakang
murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.
Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
1. Interview bebas di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga
mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
2. Interview terpimpin di mana pewawancara deng membawa sederetan
pertanyaan lengkap dan terperinci.
3. Interview bebas terpimpin yaitu antara kombinasi antara interview bebas dan
interview terpimpin.

Keunggulan teknik interview adalah:


1. Peneliti memiliki peluang atau kesempatan memeperoleh respon atau jawaban
yang relatif tinggi dari responden.
2. Peneliti dapat memebantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden
mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidak jelasan pertanyaan.
3. Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan
mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam
proses interview.
4. Peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan
cara kuesioner ataupun observasi.

7
c. Observasi
Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan
pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui
penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang di katakan
ini sebenarnya adalah pengamatan langsung. Di dalam artian penelitian observasi
dapat dilakuka dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
Observasi dapat di bagi menjadi 2 jenis yaitu:
1. Observasi non-sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan tiak
menggunakan instrumen pengamatan.
2. Observasi sistematis yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan
pedoman ebagai instrumen pengamatan.
Sedangkan observasi dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Sign system digunakan sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran
sebagai sebuah potret sesuai pengajaran. Instrumen tersebut berisi sederetan
sub-variabel. Misalnya gur menerangkan, guru menulis di papan tulis, guru
bertanya kepada kelompok, guru bertanya kepada seorang anak, guru
menjawab, murid berteriak,dsb. Setelah pengamatan dalam satu periode
tertentu misalnya5 menit, semua kejadian yang telah muncul di cek. Kejadian
yang muncul lebih ari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya di cek
satu kali. Dengan demikian akan diperoeh gambar tentang apa kejadian yang
muncul dalam situasi pengajaran.
2. Category system adalah sistem pengamatan yang membatasi pada sejumlah
variabel misalnya pengamatan ingin mengetahui keaktivan atau partisipasi
murid dalam proes belajar-mengajar. Dalam hal ini pengamat hanya
memperhatikan kejadian-kejadian yang masuk ke dalam kategori keaktifan
atau partisipasi murid misalnya : murid bertanya, murid berdebat dengan
guru, murid membahas pertanyaan, dsb.
Dalam penelitian pendidikan, pengambilan data dengan menggunakan
metode observasi dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

8
1. Observasi terbuka, yaitu pada posisi ini kehadiran peneliti dalam
menjalankan tugasnya di tengah-tengah kegiatan responden diketahui
secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi interaksi
secara langsung.
2. Observasi tertutup, yaitu pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam
menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden, tidak
diketahui responden yang bersangkutan.
3. Observasi tidak langsung, yaitu pada kondisi inipeneliti dapat melakukan
pengambilan data dari responden walaupun mereka tidak hadir secara
langsung di tengah-tengah responden.

d. Dokumentasi
Dalam uraian tentang studi pendahulan, telah disinggung pula bahwa
sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dalam memperoleh informasi, kita
memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan
kertas atau orang (people). Dalam mengadakan penelitian yang bersumber pada
tulisan inilah kita telah menggunakan metode dokumentasi.
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatan harian, dsb.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan :
1. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang
akan dicari datanya.
2. Check-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya.dalam hal
ini peneliti tinggal memberikan tanda atau tally setiap pemunculan gejala
yang dimaksud.[5]

9
D. Pengadaan Instrumen

Apabila sudah tersedia instrumen yang terstandar, maka peneliti boleh


meminjam dan menggunakan untuk mengumpulkan data. Beberapa instrumen
yang sudah distandardisasikan antara lain : tes intelegensi, tes minat, tes
kemampuan dasar (tes bakat), tes kepribadian, dan beberapa tes prestasi belajar.

Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:


1. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi
variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan
tabel spesifikasi.
2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan
pedoman wawancara.
3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan,
surat pengantar, kunci jawaban, dll.
4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-
saran,dsb.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan
mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba.
Ada dua macam tujuan uji coba dengan persyaratan jumlah subjek yang berbeda:
a. Uji coba untuk tujuan manajerial.
Uji coba ini lebih menitikberatkan pada segi teknis. Tujuan uji coba adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah responden tidak
menemui kesulitan dalam menangkap maksud peneliti.
2. Untuk mengetahui teknik paling efektif
3. Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden dalam
mengisi angket.
4. Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera di dalam angket sudah
memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.

10
b. Uji coba untuk tujuan substansial
Uji coba ini lebih bertujuan untuk keandalan instrumen.

E. Validitas dan Reabilitas

Salah satu faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian adalah kualitas
instrument yang digunakan untuk mengambil data. Peneliti harus berusaha
menyusun instrument agar diperoleh instrument yang ampuh. Keampuhan
instrument ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat validitas dan tingkat
reliabilitasnya.

a. Validitas instrument penelitian.

Validitas adalah ukuran tingkat keshahihan (keabsahan) suatu instrmen. Suatu


instrument yang valid memiliki tingkat keshahihan yang tinggi. suatu instrument
dikatan valid jika instrument tersebut benar-benar mengukur apa yang seharusnya
diukur.

Empat katagori yang diusulkan oleh APA (America Psychologocal


Association) sebagaimana yang dikutip Surapranata (2005:50) adalah sebagai
berikut:

1. Validitas isi, yaitu suatu instrument dikatakan valid jika sesuai standar isi
kurikulum yang berlaku.
2. Validitas konstruk, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaian
instrument dengan konstruksi teoritik di mana instrument itu dibuat
3. Validitas prediktif, yaitu validitas yang didasarkan pada kemamapuan
instrument tersebut memprediksi hal-hal yang akan terjadi di masa-masa yang
akan datang terkait dengan variable yang diukur atau diungkap
4. Validitas konkuren, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuaiannya
dengan hasil pengukuran insstrumen lain yang terkait dengan variable yang
dilibatkan.

11
Menurut pengujiannya, validitas instrument dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1. Validitas internal, yaitu validitas yang didasarkan pada kesesuainantara
bagian-bagian dari instrument terhadap instrument secara keseluruhan.
2. Validitas eksternal, yaitu validitas yang didasarkan pada data-data atau
informasi lain yang terkait dengan variabel yang diukur dan yang dihasilkan
oleh instrument-instrumen lain.

b. Reliabilitas instrument

Reliabilitas adalah suatu ukuran tingkat keajagan, tingkat kehandalan, atau


tingkat ketidak percayaan suatu instrument. Suatu instrument dikatakan reliabel
jika instrument itu memiliki reliabilitas yang tinggi.

Ditinjau dari cara pengujiannya, reliabilitas dapat dibedakan menjadi dua


macam, yaitu:

1. Reliabilitas internal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan pada hasil


pencocokan antar bagian-bagian dari hasil tes. Pengujian relibialitas ini
dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesan atau uji coba.
2. Reliabilitas eksternal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan pada hasil
pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari instrument yang sam
atau dengan instrument lainnya. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan hanya
mengadakan satu kali pengetesa atau uji coba.

F. Skala Pengukuran

Faktor lain yang mempengaruhi ketepatan hasil analisis data, di samping


tujuan ingin dicapai dari analisis data, ada faktor lain yang mempengaruhi keputusan
yang akan diambil kaitannya dengan cara mengukur data tersebut. Dalam penelitian
pendidikan atau social, ada empat macam cara mengukur suatu data yang sering
dijumpai. Keempat macam alat ukur tersebut jika disebutkan dari cara yang simple

12
atau sederhana sampai yang kompleks (lengkap) adalah: skala nominal, skala ordinal,
skala interval, dan skala rasio. Dari keempat cara mengukur ini dipilih salah satu
untuk kemudian diterapkan dalam bentuk kuesioner yang hendak dicapai dalam
mencari data dari subjek penelitian.
1. Skala nominal
Alat ukur data yang paling sederhana dalam pengukuran data adalah skala
nominal. Skala ini hanya memiliki fungsi yang terbatas yaitu mengidentifikasi dan
membedakan. Contoh aplikasi skala nominal ini, antara lain: hobi olahraga para
mahasiswa semester 5 Pendidikan Bahasa Arab IAIN SA Surabaya, maka alternative
jawaban mahasiswa adalah: sepak bola, lari, renang, bola voli, tenis meja , bulu
tangkis, atau jenis olahraga lainnya.
2. Skala ordinal
Skala ini memiliki fungsi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan skala
pengukuran nominal. Karena skala ordinal memiliki dua fungsi, yaitu selain fungsi
membedakan juga memiliki fungsi mengurutkan. Contoh dalam suatu desa, dilakukan
penelitian tentang tingkat pendidikan penduduk, maka alternative jawaban responden
diantaranya adalah: SD, SMP,SMA, S1,S2, atau S3. Data-data ini selain dapat
dibedakan juga dapat diurutkan, misalnya SD urutan ke-1, SMP urutan ke-2, SMA
urutan ke-3, S1 urutan ke-4, S2 urutan ke-5, dan S3 urutan ke-6.
Skala ordinal sering digunakan dalam kegiatan penelitian maupun anlisis
kebutuhan. Contoh yang termasuk skala ordinal misalnya, dalam kuesioner tertutup,
responden disuruh memilih empat pilihan, tidak setuju (TS), kurang setuju (KS),
setuju (S) samgat setuju (SS) atau dengan pilihan tidak puas (TP), kurang puas (KP),
puas (P), sangat puas (SP).
3. Skala interval
Skala ini memiliki fungsi pengukuran yang lebih lengkap disbanding skala
nominal dan ordinal. Selain memiliki fungsi pembeda dan fungsi mengurutkan, skala
interval juga memiliki fungsi penjumlahan dan pengurangan. Sebagai contohnya
ukuran derajat dalam thermometer celcius 16o+32o Celcius = 48o Celcius.contoh alat
ukur data dengan skala interval adalah alat suhu manusia, yaitu alat thermometer,

13
baik Fahrenheit, Celcius, Kelvin, maupun Reamur.alat ukur IQ manusia juga
menggunaka alat ukur interval. Skala ini masih tetap memiliki kelemahan yang
disebabkan karena tidak memiliki titik awal 0. Sehingga data-data dalam skala ini
tidak dapat dibandingkan.
4. Skala rasio
Jika tiga skala yang diuraikan pada bagian sebelumnya, tidak bisa
dibandingkan, data dengan skala rasio dapat difungsikan sebagai data yang dapat
diurutkan, dapat dijumlah, dikurangi dan dibandingkan. Dapat dikatakan skala rasio
adalah skala yang paling lengkap. Di samping itu, skala rasio juga memiliki titik
awal, yaitu titik sebagai awal pengukuran, sehingga dengan alat ukur ini sifat-sifat
perkalian, pembagian, penjumlahan, danpengurangan dapat dilakukan terhadap data
dengan skala ini. Hampir semua alat di bidng ilmu pengetahuan alam dan teknologi
menggunakan alat ukur rasio. Contoh skala pengukuran rasio adalah data yang diukur
dari alat ukur berat dengan satuan berat seperti kilo gram, ons, gram, dan
semacamnya untuk massa, kilometer, meter dan semacamnya untuk jarak, meter/detik
atau km/jam untuk kecepatan, jam , menit atau detik untuk satuan waktu, dan
sebagainya.

G. Skala Pengukuran Sikap

Beberapa penelitian pendidikan sering menjadiakan sikap siswa terhadap


suatu mata pelajaran tertentu sebagai variabel penelitian. Untuk mengukur sikap
siswa tersebut diperlukan suatu instrument yang dapat mengukur sikap siswa.
Beberap model pengukuran sikap adalah sebagai berikut:
1. Skala Likert, yaitu skala sikap yang menggunakan 5 pilihan jawaban responden.
Kelima itu adalah: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS),
dan Sangat Tidak Setuju (STS). Contoh angket yang menggunakan skala ini telah
disajikan pada pembahasan tentang instrument angket.
2. Skala Diferensial Semantik, yaitu skala sikap yang menggunakan pilihan-pilihan
di antara batas-batas ekstrim, seperti antara aktif dan pasif, antara mudah dan
sukar, dan sebagainya.

14
3. Skala Thurstone, yaitu skala butsikap yang menggunakan pembobotan butir-butir
pernyataan yang harus dipilih responden. Misalnya responden diminta memilih 5
pernyataan dari 8 pernyataan yang disediakan. Masing-masing pernyataan sudah
diberi skor atau bobot, maka setelah responden menjawab angket maka skornya
sudah dapat ditentukan dengan menjumlah skor dari 5 pilihan atau jawaban yang
sudah dipilih.
4. Skala Guttman, yaitu skala sikap yang lebih tepat digunakan untuk mengukur
sikap tertentu dan tidak mengukur kombinasi dari beberapa sikap. Pada skala ini
disajikan beberap pernyataan yang diurutkan secara hirarkis, untuk melihat sikap
tertentu dari responden. Jika responden member jawaban "tidak” pada butir ke 3
misalnya, maka ia pasti akan menyatakan lebih dari "tidak” untuk butir-butir
berikutnya. Contoh tiga butir pernyataan yang berurutan adalah sebagai berikut:
1) Belajar di rumah selama120 menit
2) Belajar di rumah selama 90 menit
3) Belajar dirumah selama 60 menit.
Jika siswa memberiak jawaban "tidak” pada nomor 3, maka dapat
disimpulkan bahwa untuk butir ke-2 dan ke-1 lebih dari "tidak”.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Instrumen penelitian adalah alat ukur dalam penelitian yang digunakan oleh
peneliti untuk mengukur validitas dan reliabilitas variabel penelitian. Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah
ditetapkan untuk diteliti. Secara umum instrument penelitian dapat dipilah
menjadi dua kelompok, yaitu instrumen tes dan instrument non tes. Instrument tes
dapat berupa seperangkat tes sesuai dengan kemampuan yang ingin diukur.
Sedangkan instrument non tes dapat berupa kuesioner atau angket,
observasi,interviu atau wawancara, dan dokumentasi.

Prosedur yang ditempuh dalam pengadaan instrumen yang baik adalah:

1. Perencanaan meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategorisasi


variabel. Untuk tes, langkah ini meliputi perumusan tujuan dan pembuatan
tabel spesifikasi.

2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala, penyusunan


pedoman wawancara.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan,


surat pengantar, kunci jawaban, dll.

Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.

Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban peninjauan saran-


saran,dsb.

Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dengan


mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji-coba.

16
Salah satu faktor yang mempengaruhi validitas hasil penelitian adalah kualitas
instrument yang digunakan untuk mengambil data. Peneliti harus berusaha
menyusun instrument agar diperoleh instrument yang ampuh. Keampuhan
instrument ditentukan oleh dua hal, yaitu tingkat validitas dan tingkat
reliabilitasnya.

Dalam penelitian pendidikan atau social, ada empat macam cara mengukur
suatu data yang sering dijumpai. Keempat macam alat ukur tersebut jika
disebutkan dari cara yang simple atau sederhana sampai yang kompleks (lengkap)
adalah: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala rasio. Dari keempat
cara mengukur ini dipilih salah satu untuk kemudian diterapkan dalam bentuk
kuesioner yang hendak dicapai dalam mencari data dari subjek penelitian.

Sedangkan Untuk mengukur sikap diperlukan suatu instrument yang dapat


mengukur sikap siswa. Skala Likert, yaitu skala dengan menggunakan 5 pilihan
jawaban responden, yakni Sangat setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju
(TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Diferensial Semantik, yaitu skala
sikap yang menggunakan pilihan-pilihan di antara batas-batas ekstrim, seperti
antara aktif dan pasif, antara mudah dan sukar, dan sebagainya. Skala Thurstone,
yaitu skala buat sikap yang menggunakan pembobotan butir-butir pernyataan
yang harus dipilih responden. Misalnya responden diminta memilih 5 pernyataan
dari 8 pernyataan yang disediakan yang masing-masingnya diberi bobot nilainya.
Skala Guttman, yaitu skala sikap yang lebih tepat digunakan untuk mengukur
sikap tertentu dan tidak mengukur kombinasi dari beberapa sikap.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


kekurangan. Maka dari itu, pembaca diharapkan dapat melihat referensi lain
sebagai sumber bacaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

[1] Margono,s. Metodologi penelitian pendidikan,Jakarta : PT Rineka Cipta,1997.hal

[2] Dr.Lexy J. Moleong, M.A. Metodologi penelitian kualitatif,Bandung : Remaja


Rosdakarya,2002.hal 19

[3] Prof.Dr.suharsini arikunto.Prosedur Penelitian,Jakarta : PT Rineka Cipta.2002.hal


129

Indahsari Nur dkk. Makalah : Instrumen Penenlitian dan Teknik Pengumpulan data”.
2018. Universitas Muhammadiyah Jember

https://www.academia.edu/35414902/INSTRUMEN_PENELITIAN

https://gramedia.com/literasi/instrumen-penelitian/

18

Anda mungkin juga menyukai