Anda di halaman 1dari 17

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian

Yang dibina oleh Ibu Ir. Astutik Pudjirahaju, M. Si.

Oleh:

Naufal Putra Pratama

P17111214059

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN GIZI
D4 GIZI
TAHUN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena segala
nikmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
metodologi penelitian dengan tepat waktu

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
serta membantu, baik ide maupun materi selama proses penyelesaian makalah ini hingga
selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Dr. Moh. Wildan, A. Per. Pen, M. Pd, selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang.
2. Sutomo Rum Teguh Kaswari, SKM., M. Kes, selaku Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Ir. Astutik Pudjirahaju, M. Si, selaku Dosen Mata Kuliah Metodologi Penelitian
yang telah memberikan bimbingan dan berbagai pengalaman kepada penulis.

Malang, 3 Februari 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER..............................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................5
1.3 Tujuan...................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perbedaan antara bahan dan instrumen penelitian...............................6
2.2 Pengertian dan Contoh Validitas...........................................................7
2.3 Cara Mengukur Validitas.......................................................................8
2.4 Cara Menyusun dan Mengukur Kuisioner.............................................12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian pada hakikatnya adalah kegiatan yang bertujuan untuk menemukan


kebenaran tentang suatu masalah melalui metode ilmiah. Menurut Yoseph (1979)
penelitian adalah artand science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan
karena seni dan ilmiah maka penelitian akan memberikan ruang-ruang yang akan
mengakomodasi adanya perbedaan tentang apa yang dimaksud dengan penelitian.
Sedangkan menurut Kerlinger (1986). Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara
pengamatan dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses
penemuan.
Messick mengemukakan bahwa validitas adalah ringkasan evaluatif baik dalam
bentuk bukti atau konsekuensi pada interpretasi dan penggunaan skor hasil tes. Konsep
validitas Messick kemudian menjadi acuan yang diacu dalam standar umum. Validitas
sendiri terbagi menjadi dua yaitu, validitas internal, dan validitas eksternal. Hall dan
Stevens (1991) mengungkapkan bahwa untuk memperoleh validitas internal/ kredibilitas
yang tinggi terhadap data yang dihasilkan, peneliti harus melakukan aktivitas-aktivitas
antara lain membina hubungan/ rapport yang mendalam, mengakrabkan diri dengan
setting penelitian, dan memiliki sensitivitas yang kuat terhadap bahasa dan gaya hidup
para partisipannya.
Pada dasarnya penelitian erat kaitannya dengan pengukuran, oleh karena itu
harus tersedia alat ukur yang baik, alat ukur penelitian biasanya dinamakan instrumen
penelitian. Sugiyono (2017, hal. 222) mengatakan bahwa ‘’Terdapat dua hal utama yang
mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian dan kualitas
pengumpulan data’’. Penggunaan instrumen penilaian yang baik akan menghasilkan data
yang baik. Arikunto (2016) menyatakan instrumen dapat dikatakan baik apabila memenuhi
lima persyaratan, yaitu: validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikalitas dan ekonomis

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa perbedaan antara bahan dan instrumen penelitian?


2. Sebutkan, jelaskan, dan berikan contoh jenis-jenis validitas!
3. Bagaimana cara mengukur validitas?
4. Bagaimana cara penyusunan dan mengukur kuisioner

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perbedaan antara bahan dan instrumen penelitian


2. Untuk mengetahui pengertian dan contoh jenis-jenis validitas
3. Untuk mengetahui cara mengukur validitas
4. Untuk mengetahui bagaimana cara menyusun dan mengukur kuisioner

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Perbedaan Antara Bahan dan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian. Sebagai alat pengumpul data instrumen sangat besar. Dengan instrumen
yang berkualitas memungkinkan terkumpulkannya data secara benar dan tepat, yaitu
sesuai dengan fakta atau kenyataan di lapangan. Sebaliknya jika instrumen yang
digunakan tidak baik, data yang dikumpulkan juga tidak tepat, sehingga menghasilkan
kesimpulan penelitian yang keliru atau tidak tepat. Untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian, peneliti dapat menggunakan instrumen yang sudah ada (tersedia), instrumen
baku (standar) untuk mengumpulkan data variabel tertentu, tetapi peneliti juga dapat
mengembangkan sendiri. Terdapat tiga jenis instrumen yang sering digunakan dalam
penelitian yaitu angket, skala dan tes . Ketiga bentuk instrumen ini memiliki karakteristik
yang berbeda, sehingga penggunaannya juga berbeda-beda sesuai dengan kepentingan
dan tujuan pengumpulan data.
1. Kuesioner atau angket, adalah alat pengumpul data dalam bentuk daftar
pertanyaan yang harus diisi atau oleh responden. Dalam penelitian kuesioner
digunakan untuk mengungkap variabel faktual, menggali informasi yang relevan
dengan tujuan penelitian, dan memperoleh data atau informasi dengan validitas
dan reliabilitas setinggi mungkin (Djaali, 2000:94).
2. Skala, adalah alat pengumpul data untuk memperoleh gambaran kuantitatif dari
suatu objek dalam bentuk skala yang sifatnya ordinal (baik sekali, baik, cukup, dan
kurang atau tinggi, sedang, rendah, dan sebagainya).
3. Tes, adalah prosedur sistematis yang disusun dalam bentuk tugas atau
pertanyaan yang telah dibakukan (distandarisasi) dan diberikan kepada individu
atau kelompok untuk dikerjakan, dijawab, atau direspon baik dalam bentuk tertulis,
lisan, maupun perbuatan (Saifuddin Azwar, 1997:3).

6
Untuk perbedaan antara bahan penelitian dengan instrumen penelitian terletak pada
pengertian dan fungsinya. Bahan penelitian merupakan bahan baku yang akan diteliti.
Sedangkan instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data tentang variabel.
Dalam setiap penelitian tentu ada variabel, ada sesuatu yang menjadi fokus pengkajian,
dan ada alat atau instrumen untuk mengungkapnya. Setelah memformulasikan masalah
penelitian, langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti adalah menetapkan
variabel yang akan diteliti, ata yang diperlukan, dan bagaimana data akan diperoleh.

2.2 Pengertian dan Contoh Validitas

Pengertian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Prinsip validitas adalah pengukuran atau pengamatan yang
berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data. Validitas mengacu pada
sejauh mana konsep, kesimpulan, atau pengukuran dibenarkan dan cenderung sesuai
secara akurat dengan dunia nyata. Kata "valid" berasal dari bahasa Latin validus, yang
berarti kuat. Validitas penelitian sangat ditentukan oleh kualitas instrumen yang digunakan
dan prosedur pengumpulan data yang dilakukan. Oleh sebab itu validitas sangat
berhubungan erat dengan instrumen penelitian. Validitas sendiri terbagi menjadi dua yaitu,
validitas internal dan eksternal. Penilaian validitas dan reliabilitas data suatu penelitian
merupakan suatu syarat yang harus dilakukan untuk menilai kualitas suatu hasil
penelitian. Istilah validitas dan reliabilitas pada penelitian kuantitatif maupun kualitatif
memiliki unsur kesamaan dalam prinsip-prinsip/standar umum. Namun, terdapat beberapa
perbedaan dalam implikasi pengujiannya. Dari dua macam validitas tadi terbagi lagi
menjadi tiga jenis validitas yaitu, validitas konstruk, validitas translasi, dan validitas kriteria.
1. Validitas Konstruk
Validitas konstruk adalah perkiraan kebenaran dari kesimpulan bahwa
operasionalisasi kita secara akurat mencerminkan konstruksinya. Istilah konstruksi
itu sendiri mengacu pada konsep atau karakteristik yang tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi dapat diukur dengan mengamati indikator lain yang terkait
dengannya. Contoh validitas konstruk, misalnya tidak ada entitas obyektif yang
dapat diamati yang disebut “depresi” yang dapat kita ukur secara langsung. Namun
berdasarkan penelitian dan teori psikologi yang ada, kita dapat mengukur depresi

7
berdasarkan kumpulan gejala dan indikator, seperti kepercayaan diri yang rendah
dan tingkat energi yang rendah.
2. Validitas Translasi
Dalam validitas translasi, kita fokus pada apakah operasionalisasi merupakan
cerminan yang baik dari konstruksi. Pendekatan ini bersifat definisional ini
mengasumsikan bahwa kita memiliki definisi detail yang baik tentang konstruksi
dan bahwa kita dapat memeriksa operasionalisasi terhadapnya. Contoh validitas
translasi, misalnya seorang guru matematika mengembangkan tes aljabar akhir
semester untuk kelasnya. Tes tersebut harus mencakup setiap bentuk aljabar yang
diajarkan di kelas. Jika beberapa jenis aljabar ditinggalkan, maka hasilnya mungkin
bukan indikasi akurat pemahaman siswa tentang subjek penelitian tertentu.
Demikian pula, jika dia memasukkan pertanyaan yang tidak terkait dengan aljabar,
hasilnya tidak lagi menjadi ukuran pengetahuan aljabar yang valid.
3. Validitas Kriteria
Validitas kriteria merupakan jenis validitas yang menekankan apakah hasilnya
sesuai dengan tes yang berbeda untuk hal yang sama?, atau dengan kata lain,
validitas kriteria mengevaluasi seberapa dekat hasil pengujian kita sesuai dengan
hasil pengujian yang berbeda. Istilah kriteria itu sendiri mengacu pada ukuran
eksternal dari hal yang sama. Ini biasanya merupakan tes yang sudah mapan atau
banyak digunakan yang sudah dianggap valid.

2.3 Cara Mengukur Validitas


Pemeriksaan validitas dapat dilakukan oleh beberapa orang validator yang
berkompeten di bidangnya. Pertimbangan atas dipilihnya validator karena mengetahui
ranah, isi, dan tujuan kajian penelitian. Analisis pertimbangan validator terhadap instrumen
dianalisis menggunakan Uji Kendall dengan bantuan SPSS. Langkah-langkahnya adalah:
1. Membuat instrumen penilaian dengan contoh format sbb:

8
Beri nilai,
1 jika sesuai atau jelas
0 jika tidak sesuai atau tidak jelas
2. Mengumpulkan hasil penilaian validator
Misalkan dari 1 indikator validitas isi (kesesuaian indikator dengan pertanyaan)
untuk pertanyaan penilaian oleh validator diperoleh data sebagai berikut:

3. Dilakukan Uji Kendall


Dengan tujuan untuk mengetahuai konsistensi penilaian instrumen oleh validator
a. Melakukan input data di spss
Anda mengidentifikasi data di variable view (pojok kiri bawah)

9
Selanjutnya klik ‘data view’ (pojok kiri bawah) kemudian input data

b. Pengolahan data dengan SPSS uji Kendall’s W


(1) Buka file Kendall

10
(2) Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian pilih
submenu Nonparametric Tests. Lalu pilih k related Samples.
Nampak di layar kotak dialog, dengan pengisian Tests for Several
Related Samples.
Isi tes variables: item 1 sampai dengan item 6,
Test Type atau tipe uji, klik mouse pada pilihan Kendall’s W
Tekan OK untuk proses data
Output SPSS dan Analisis

Analisis:

Hipotesis untuk uji Kendall’s W adalah

Ho = Validator memiliki persepsi yang sama terhadap item instrumen

Ha = Validator memiliki persepsi yang berbeda terhadap item instrumen

Pengambilan keputusan:

11
Berdasarkan probabilitas

 Jika probabilitas ≥ 0,05, maka Ho diterima


 Jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Keputusan:

Terlihat pada kolom Asymp.Sig./ asymptotic significance adalah 0,818, atau memiliki
probabilitas di atas 0,05 (0,818 ≥ 0,05). Artinya Ho diterima atau keenam validator memiliki
persepsi yang sama bahwa keenam item pertanyaan instrumen memiliki validasi isi yang
sesuai.

2.4 Cara Menyusun dan Mengukur Kuisioner

Kuesioner sebagai salah satu instrumen penelitian ilmiah banyak dipakai pada
penelitian sosial, misalnya penelitian di bidang sumberdaya manusia, pemasaran serta
penelitian tentang keperilakuan (behavioral research) yang menyangkut masalah dibidang
akuntansi (behavioral accounting) serta keuangan (behavioral finance). Kuesioner
merupakan alat pengumpulan data primer dengan metode survei untuk memperoleh opini
responden. Kuesioner dapat didistribusikan kepada responden dengan cara: (1) Langsung
oleh peneliti (mandiri); (2) Dikirim lewat pos (mailquestionair); (3) Dikirim lewat komputer
misalnya surat elektronik (e-mail). Kuesioner dapat digunakan untuk memperoleh
informasi pribadi misalnya sikap, opini, harapan dan keinginan responden. Idealnya
semua responden mau mengisi atau lebih tepatnya memiliki motivasi untuk
menyelesaiakan pertanyaan ataupun pernyataan yang ada pada kuesioner penelitian.
Pernyataan atau pertanyaan yang terlalu rumit akan menimbulkan kebingungan
responden. Oleh karenanya ada beberapa hal yang penting diperhatikan dalam menyusun
kuesioner penelitian. Cara penyusunan kuesioner dapat mengikuti beberapa saran berikut:

a. Kesesuaian antara isi dan tujuan yang ingin dicapai kuesioner. Indikator
variabel sebaiknya dimanfaatkan secara tepat, jangan sampai terjadi
kesalahan dalam pengukuran variabel, Jogiyanto (2005), Sekaran (2000).
Setiap indikator minimal terdapat satu pernyataan tetapi bila
memungkinkan lebih dari satu pernyataan, Suharsimi (1996).

12
b. Jumlah indikator atau dimensi cukup untuk mengukur variabel. Misalnya,
Sekaran (2000) memberikan contoh bahwa variabel motivasi berprestasi
(achievement motivation) dapat diobservasi dan diukur berdasarkan lima
dimensi.
c. Skala pada kuesioner. Penggunaan skala pengukuran yang tepat, dalam
hal datanya nominal, ordinal, interval dan ratio lebih disarankan
menggunakan pertanyaan tertutup. Skala dapat berjumlah genap atau
ganjil.
d. Jumlah pertanyaan memadai, tidak terlalu banyak. Jumlah pertanyaan yang
terlalu banyak menimbulkan keenggan responden namun apabila terlalu
sedikit dikhawatirkan kurang mencerminkan opini responden. Jogianto
(2005) menyarankan waktu untuk menyelesaikan kuesioner tidak melebihi
10 menit.
e. Jenis dan bentuk kuesioner: tertutup dan terbuka, disesuaikan dengan
karakteristik sampelnya. Cooper dan Emory (1995) menyatakan terdapat
lima faktor yang yang mempengaruhinnya, yaitu: pertama, dari sisi
tujuannya antara sekedar klarifikasi atau menggali informasi. Kedua, tingkat
informasi responden (degree of knowledge) terkait topik penelitian. Ketiga,
derajad pemikiran responden terkait dengan derajad intensitas ekspresi
responden. Keempat, kemudahan komunikasi dan motivasi responden.
Kelima, derajad pemahaman peneliti sehingga semakin kurang paham
semakin diperlukan pertanyaan terbuka.
f. Bahasa yang dipakai disesuaikan dengan kemampuan berbahasa
responden. Kondisi responden terkait dengan: tingkat pendidikan, budaya,
kerangka referensi. Kalau responden kurang memahami kuesioner,
selayaknya (apabila memungkinkan) peneliti bisa membagikannya secara
langsung kepada responden.
g. Untuk melihat keseriusan responden perlu dinyatakan dalam pertanyaan
(pernyataan ) yang positif maupun negatif sehingga informasi bias dapat
diminimalisir.
h. Pertanyaan tidak mendua supaya tidak membingungkan responden.

13
i. Pernyataan sebaiknya tidak memungkinkan jawaban ya atau tidak,
disarankan untuk membuat dalam beberapa gradasi
j. Pernyataan bukan hal yang sudah lama, masa lalu cenderung bias dan
sudah dilupakan.
k. Pernyataan tidak bersifat mengarahkan, tidak bersifat menggiring.
l. Pernyataan tidak membingungkan responden.
m. Pernyataan tidak terlalu memberatkan responden. Seandainya berupa
pernyataan ataupun pertanyaan terbuka, perlu kronologi yang baik artinya
diawali dengan hal-hal ringan dan umum, dan seterusnya sampai kepada
hal-hal yang bersifat spesifik.
n. Jumlah dan urutan pertanyaan memberikan semangat responden untuk
menyelesaikannya sampai tuntas.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Instrumen penelitian adalah metode yang dipakai untuk mengukur dan
mengumpulkan data pada karya ilmiah. Instrumen penelitian sangat penting karena
dapat mempengaruhi validitas data yang digunakan dalam penelitian. Untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, peneliti dapat menggunakan instrumen
yang sudah ada (tersedia), instrumen baku (standar) untuk mengumpulkan data
variabel tertentu, tetapi peneliti juga dapat mengembangkan sendiri.
Penilaian validitas data suatu penelitian merupakan suatu syarat yang harus
dilakukan untuk menilai kualitas suatu hasil penelitian. Istilah validitas pada penelitian
kuantitatif maupun kualitatif memiliki unsur kesamaan dalam prinsip-prinsip/standar
umum. Terdapat berbagai cara /langkah yang perlu dilakukan oleh para peneliti untuk
memperoleh keabsahan/validitas data dalam penelitian kualitatif sehingga hasil-hasil
temuan mereka dapat diyakini kebenarannya dan memiliki kekuatan dalam hal
keakuratan data yang dihasilkan.
Menurut Sugiyono (2017:142) angket atau kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tipe pertanyaan dalam angket
dibagi menjadi dua, yaitu: terbuka dan tertutup.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Novikasari, I. (2016). Uji Validitas Instrumen. Purwokerto: Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto.
Afiyanti, Y. (2008). Validitas dan reliabilitas dalam penelitian kualitatif. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 12(2), 137-141.
Dewi, N. P., Rahmi, Y. L., Alberida, H., & Darussyamsu, R. (2020). Validitas dan
Reliabilitas Instrumen Penilaian Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ten-tang
Materi Hereditas untuk Peserta Didik SMA/MA. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP),
4(2), 138-146.
Pujihastuti, I. (2010). Prinsip penulisan kuesioner penelitian. CEFARS: Jurnal Agribisnis
dan Pengembangan Wilayah, 2(1), 43-56.

17

Anda mungkin juga menyukai