Anda di halaman 1dari 29

INSTRUMENT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF

OLEH:
KELOMPOK V
NAMA: NIM:
1. FRANSISKUS M. WATOKOLLA PO530321118936
2. HERLYN S. F. TIHU PO530321118937
3. JENI M. OEMATAN PO530321118939
4. NADIA C. MANOE PO530320916041

KELAS: TK IV PPN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat
dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “INSTRUMENT DAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF” tepat waktu. Dengan tujuan sebagai
syarat pengambilan nilai dari mata kuliah Riset Keperawatan Program Studi Pendidkan Profesi
Ners, Jurusan Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Dalam pembuatan tugas “INSTRUMENT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
KUANTITATIF” banyak hambatan serta rintangan yang penulis temukan, namun karena
bantuan dari berbagai pihak baik moral maupun spiritual makalah tugas “INSTRUMENT DAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF” dapat terselesaikan dengan baik. Untuk
itu, izinkanlah penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tim Dosen Mata Kuliah Riset Keperawatan,
2. dosen pembimbing Bapak Dr. Florentianus Tat, S. Kp., M. Kes.,
3. orang tua yang telah membantu dalam doa, dan psikis sehingga tugas “INSTRUMENT
DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF” dapat terselesaiakan,
4. teman-teman Program Studi Ners; dan
5. segala pihak yang tidak dapat penulis sebutkan yang telah membantu demi terselesaikan
tugas “INSTRUMENT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA KUANTITATIF”
Penulis menyadari bahwa tugas “INSTRUMENT DAN TEKNIK PENGUMPULAN
DATA KUANTITATIF” masih jauh dari kata sempurna. Semua itu dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, semoga tugas “INSTRUMENT DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
KUANTITATIF” dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk kita semua.

Kupang, September 2021


Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1
1.2 Tujuan............................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Instrument Penelitian.....................................................................................................3
2.2 Cara Pengumpulan Data................................................................................................5
2.3 Membuat Instrument Pengumpulan Data......................................................................9
2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner......................................................................10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................24
3.2 Saran............................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan
sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah
metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,
empiris, dan sistematis.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan
salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang
kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.Dan dalam
kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral
dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen penelitian
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu
masalah yang sedang diteliti, Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan
alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu
penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa tertentu.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Untuk
memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan
realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen. Menyusun
instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan
mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu,
menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam  prosedur  penelitian yang tak dapat
dipisahkan antara yang satu terhadap  yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga

1
kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam
rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat. Berkaiatan dengan hal tersebut,
pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai hal terkait dengan teknik
pengumpulan data dan instrument penelitian kuantitatif.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar Mahasiswa mampu mengetahui instrument dan teknik pengumpulan
data kuantitatif.
1.2.2 Tujuan Khusus
Agar dapat mengetahui tentang:
1. Instrument penelitian: prinsip-prinsip pemilihan instrument penilitian.
2. Cara pengumpulan data kuesioner, teknik wawancara, observasi, dan angket.
3. Membuat instrument pengumpulan data.
4. Rancangan kuesioner dan uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Instrument Penelitian


2.1.1 Pengertian Instrument Penelitian
Menurut Darmadi (2011:85) bahwa definisi instrumen adalah
sebagai alat untuk mengukur informasi atau melakukan pengukuran.
Instrumen pengumpul data menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat yang
digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan
aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara
teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non
kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,
perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,
perangsangnya adalah pernyataan.
Selanjutnya menurut Sukarnyana dkk (2003:71) instrumen
penelitian merupakan alat-alat yang digunakan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data dalam rangka memecahkan masalah penelitian atau
mencapai tujuan penelitian. Jika, data yang diperoleh tidak akurat (valid),
maka keputusan yang diambil pun akan tidak tepat. Berdasarkan beberapa
pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa instrumen
penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk menemukan hasil
atau kesimpulan dari penelitian dengan tidak meninggalkan kriteria
pembuatan instrumen yang baik.
2.1.2 Fungsi Instrument Penelitian
Kegunaan instrumen penelitian (Setiawan, 2013) antara lain:
1) Sebagai pencatat informasi yang disampaikan oleh responden
2) Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara
3) Sebagai alat evakuasi performa pekerjaan staf peneliti

3
2.1.3 Prinsip-Prinsip Instrument Penelitian
a) Prinsip utama pemilihan instrumen adalah memahami sepenuhnya
tujuan penelitian, sehingga peneliti dapat memilih instrumen yang
dirahapkan dapat mengantar ke tujuan penelitian.
b) Tujuan penelitian menentukan instrumen apa yang akan digunakan.
c) Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru ditentukan oleh
instrument yang tersedia, atau digunakan instrumen yang sudah
popular, walaupun sebenarnya tidak cocok dengan tujuan
penelitiannya.
d) Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa instrumen yang canggih
adalah yang terbaik.
e) Pedoman umum yang dapat digunakan dalam pemilihan instrumen,
khususnya bagi peneliti pemula adalah:
1. Pakailah instrumen seperti yang telah digunakan oleh peneliti
terdahulu.
2. Buatlah daftar instrumen yang tersedia, kemudian kategorikan tiap
instrumen sesuai dengan input yang diperlukan dan output yang
dihasilkan, baru dipilih yang paling sesuai.
2.1.4 Syarat Instrument Penelitian
Ada beberapa kriteria penampilan instrumen yang baik, baik yang
digunakan untuk mengontrol ataupun untuk mengukur variabel, yaitu:
a) Akurasi
1. Akurasi dari suatu instrument pada hakekatnya berkaitan erat
dengan validitas kesahihan instrumen tersebut.
2. Apakah instrumen benar-benar dapat mengukur apa yang hendak
diukur.
3. Apakah masukan yang diukur measured hanya terdiri dari masukan
yang hendak diukur saja ataukah kemasukan unsur-unsur lain.
4. Pengontrolan yang ketat terhadap kemurnian masukan ini adalah
sangat penting agar pengaruh luar dapat dieliminasi.

4
5. Kegagalan pengontrolan ini akan menyebabkan menurunnya
akurasi output atau validitas hasil pengukuran.
6. Validitas tentang apa yang hendak diukur disebut validitas
kualitatif.
7. Instrument dapat mengukur dengan cermat dalam batas yang
hendak diukur, maka validitas yang diperoleh adalah validitas
kuantitatif.
b) Persisi
1. Persisi instrumen berkaitan erat dengan keterandalan reliability,
yaitu kemampuan memberikan kesesuaian hasil pada pengulangan
pengukuran.
2. Instrumen mempunyai presisi yang baik jika dapat menjamin
bahwa inputnya sama memberikan output yang selalu sama baik
kapan saja, di mana saja, oleh dan kepada siapa saja instrumen ini
digunakan memberikan hasil konsisten ajeg.
3. Instrumen dengan presisi yang baik belum tentu akurasinya baik
dan sebaliknya.
4. Instrumen yang baik tentu akusari dan presisinya baik.
c) Kepekaan
1. Penelitian yang ingin mengetahui adanya perubahan harga variabel
tertentu membutuhkan instrumen yang dapat mendeteksi besarnya
perubahan tersebut.
2. Makin kecil perubahan yang terjadi harus makin peka instrumen
yang digunakan.
2.2 Cara Pengumpulan Data
2.2.1 Kuesioner atau Angket
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada
orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat
mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan
jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa

5
hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma
Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan
angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.

Prinsip Penulisan angket menyangkut beberapa faktor antara lain:

1) Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk
mengukur maka harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban.
2) Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan
responden. Tidak mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-
istilah bahasa Inggris pada responden yang tidak mengerti bahasa
Inggris, dsb.
3) Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka
artinya jawaban yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika
pernyataan tertutup maka responden hanya diminta untuk memilih
jawaban yang disediakan.

Macam-macam kuesioner:

1) Kuesioner tertutup

Setiap pertanyaan telah disertai sejumlah pilihan jawaban.


Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.

2) Kuesioner terbuka

Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden harus


memformulasikan jawabannya sendiri.

3) Kuesioner kombinasi terbuka dan tertutup


Dimana pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan
terbuka.
4) Kuesioner semi terbuka

Pertanyaan yang jawabannya telah tersusun rapi, tetapi masih ada


kemungkinan tambahan jawaban.

6
2.2.2 Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data
maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada
penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi
pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000
responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat
diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian
kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
1. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan
pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga
daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Peneliti juga
dapat menggunakan alat bantu tape recorder, kamera photo, dan
material lain yang dapat membantu kelancaran wawancara.
2. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi
pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat
poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.
2.2.3 Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak
hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun
juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.

7
Macam-macam observasi
1) Observasi partisipatif: Dalam observasi ini, peneliti secara langsung
terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang atau situasi yang diamati
sebagai sumber data. Misalnya seorang guru dapat melakukan
observasi mengenai bagaimana perilaku siswa, semangat siswa,
kemampuan manajerial kepala sekolah, hubungan antar guru, dsb.
2) Observasi tak berstruktur: Berlawanan dengan participant Observation,
Non Participant merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut
secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
Misalnya penelitian tentang pola pembinaan olahraga, seorang peneliti
yang menempatkan dirinya sebagai pengamat dan mencatat berbagai
peristiwa yang dianggap perlu sebagai data penelitian. Kelemahan dari
metode ini adalah peneliti tidak akan memperoleh data yang mendalam
karena hanya bertindak sebagai pengamat dari luar tanpa mengetahui
makna yang terkandung di dalam peristiwa. Alat yang digunakan
dalam teknik observasi ini antara lain : lembar cek list, buku catatan,
kamera photo, dll.
3) Observasi kelompok: adalah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi
objek penelitian.

Manfaat Observasi

1) Peneliti akan mampu memahami konteks data secara menyeluruh.


2) Peneliti akan memperoleh pengalaman langsung.
3) Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang diamati oleh orang lain.
4) Peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak terungkap saat
wawancara.
5) Peneliti dapat mengungkapkan hal-hal yang ada di luar persepsi
responden.
6) Peneliti dapat memperoleh kesan-kesan pribadi terhadap obyek yang
diteliti.
Obyek Observasi
8
1) Space : Ruang dalam aspek fisiknya
2) Actor : Orang yang terlibat dalam situasi sosial
3) Activity : Seperangkat kegiatan yang dilakukan orang
4) Object : Benda-benda yang terdapat di tempat itu
5) Act : Perbuatan / Tindakan tertentu
6) Event : Rangkaian aktivitas yang dikerjakan orang-orang
7) Time : Urutan Kegiatan
8) Goal : Tujuan yang ingin dicapai
9) Feeling : Emosi yang dirasakan dan diekspresikan orang-orang
Tahapan Observasi

Observasi Deskriptif :Peneliti belum menemukan masalah yang


diteliti secara jelas

1) Peneliti melakukan penjelajahan umum dengan melakukan deskripsi


semua yang dilihat, semua yang didengar, dll.
2) Observasi Terfokus: Observasi dipersempit pada aspek tertentu.
3) Observasi Terseleksi: Peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan, sehingga diperoleh data yang lebih rinci, peneliti telah
menemukan karakteristik, perbedaan dan persamaan antar kategori.

2.3 Membuat Instrument Pengumpulan Data


Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun sebuah instrumen penelitian menurut
Margono diantaranya.
a) Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-
jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang
diinginkan peneliti.
b) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel atau
subvariabel dan indikator-indikatornya.
c) Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi
pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang
dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek
yang diteliti, misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut
9
dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis,
sintesis, dan evaluasi.
d) Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah
yang telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah
ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah
punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul
atau diinginkan harus dibuat peneliti.
e) Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi intrumen,
misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang
baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya.
2.4 Rancangan Kuesioner Dan Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Reliabilitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang mempunyai asal
kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable). Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur
erat berkaitan dengan masalah eroe pengukuran (error of measurement). Eror pengukutan
sendiri menunjuk pada sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuram terjadi apabila
pengukuran di lakukan ulang pada kelompok subjek yang sama. Konsep reliabiltas dalam
arti reliabilitas hasil ukur erat berkaitan dengan eor dalam pengambilan sampel
(sampling error) yang mengacu kepada inkonsistensi hasil ukut apabila pengukuran
dilakukan ulang p[ada kelompok individu yang berbeda.
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan
dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, suatu tes atau
instrument pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apaila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan
maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan pengukuran dikatan sebagai tes yang memiliki validasi rendah.
Menggunakan alat ukut yang bertujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu akan tetapi
tidak dapat memberikan hasil ukur yang cermat dan teliti tentu akan dapat menimbulkan
berbagai kesalahan. Kesalahan itu dapat berupa hasil yang tinggi (overestimasi) atau yang
terlalu rendah (underestimasi). Keragaman kesalahan ini dengan istilah statistika disebut
varians kesalatan atau varians error. Alat ukur yang valid adalah yang mrmiliki varians

10
eror yang kecil (karena eror pengukurannya kecil), sehingga angka yang dihasilkannya
dapat dipercaya sebagai angka yang “sebenarnya” atau angka yang mendekati keadaan
sebenarnya.
Secara empiric, tinggi-rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang
disebut dengan koefisien reliabilitas. Pada awalnya. Tinggi-rendahnya reliabilitas tes
dicerminkan oleh koefisien korelasi antara skor pada dua tes pararel yang dikenakan pada
sekelompok individu yang sama. Semakin tinggi koefisien korelasi termaksud berarti
konsistensi antara hasil pengenaan dua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur kedua tes
itu dikatakan semakin reliable. Koefisien korelasi antara dua variable dilambangkan oleh
huruf r. apabila skor pada tes pertama diberi lambang X dan skor pada tes kedua yang
pararel diberi lambing X’, maka koefisien korelasi antara keuda tes tersebut adalah rxx’.
Symbol inilah yang digunakan sebagai symbol koefisien reliabilitas. Walaupun secara
teoritik besarnya koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0 sampai dengan 1,0 akan
tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1,0 dan sekecil 0,0 tidak pernah dijumpai. 
Disamping itu,  walaupun  koefisien korelasi  dapat saja  bertanda negatif, koefiisien
rehabilitas selalu pada angka positif dikarenakan angka yang negatif tidak ada artinya
bagi interprestasi reliabilitas hasil ukur. koefisien  reliabilitas rxx’ =1,0 Berarti adanya
konsistensi yang sempurna pada hasil ukur yang bersangkutan. dalam perkembangan
selanjutnya,  telah dirumuskan pula berbagai pendekatan dan bermacam formula hitung
guna melakukan estimasi terhadap besarnya reliabilitas tes.  di samping teknik di
samping teknik-teknik korelasi,  berkembang teknik-teknik analysis varians skor dan
teknik analisis varians error.
Walaupun demikian untuk melambangkan koefisien reliabilitas umumnya tetap
digunakan simbol rxx’.  Konvensi ini merupakan salah satu cara simbolisasi saja dan
haruslah diingat bahwa walaupun huruf r tetap digunakan sebagai lambang koefisien
reliabilitas tetapi tidak selalu lambang itu mengandung arti korelasional.  Sebagaimana
reliabilitas umumnya dinyatakan secara empiris oleh suatu koefisien yaitu koefisien
validitas.  tidak seperti reliabilitas yang dinyatakan oleh korelasi antara dua distribusi
skor tes yang pararel,  validitas distribusi distribusi skor suatu kriteria yang relevan. 
Kriteria  ini  dapat  berupa skor tes lain yang mempunyai fungsi ukur yang sama
dengan tes yang bersangkutan dan dapat pula berupa apa ukuran ukuran lain yang relevan

11
misalnya performansi pada suatu pekerjaan. Bila  skor pada tes  diberi lambang X  dan
skor yang kriterianya mempunyai lambang Y. Maka  koefisien Korelasi si antara tes dan
kriteria itu adalah rxy. Sebagaimana koefisien reliabilitas,  koefisien validitas pun hanya
punya makna apabila mempunyai harta yang positif walaupun semakin tinggi mendekati
angka 1,0 berarti suatu tes semakin valid hasil ukurnya namun dalam kenyataannya suatu
koefisien validitas tidak akan pernah mencapai angka maksimum atau angka mendekati
1,0 suatu koefisien validitas yang tinggi adalah lebih sulit untuk dicapai daripada
koefisien reliabilitas.

 Uji Validitas
a. Validitas Konstruk
Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil
pengukuran yang sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas agar
penilaian validitas konstruk mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori.
Jika definisi telah berlandaskan teori yang tepat, dan pertanyaan atau
pernyataan item soal telah sesuai, maka instrumen dinyatakan valid secara
validitas konstruk (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012).
b. Validitas Kriteria
Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah
dikembangkan dengan instrumen lain yang dianggap sebanding dengan apa
yang akan dinilai oleh instrumen yang telah dikembangkan. Instrumen lain ini
disebut sebagai kriteria. Ada dua jenis validitas kriteria: 1) Validitas Kriteria
Prediktif dan 2) Validitas Kriteria Bersamaan (Concurrent) (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012). Perbedaan kedua uji validitas kriteria tersebut terletak pada
waktu pengujian instrumen dengan kriterianya. Jika pengujian instrumen dan
kriterianya dilakukan pada waktu yang berbeda, maka disebut dengan validitas
kriteria prediktif, sedangkan jika pengujian instrumen dengan kriterianya
dilakukan pada waktu yang bersamaan maka disebut dengan validitas kriteria
bersamaan (concurrent). Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian
dihubungkan dengan uji korelasi. Berikut ini disajikan rumus korelasi untuk
mencari koefisien korelasi hasil uji instrumen dengan uji kriterianya.

12
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden
xi = skor setiap item pada instrumen
yi = skor setiap item pada kriteria
Nilai koefisien ini disebut sebagai koefisien validitas (Fraenkel, Wallen, &
Hyun, 2012). Nilai koefisien validitas berkisar antara +1,00 sampai -1,00.
Nilai koefisien +1,00 mengindikasikan bahwa individu pada uji instrumen
maupun uji kriteria, memiliki hasil yang relatif sama, sedangan jika koefisien
validitas bernilai 0 mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan antara
instrumen dengan kriterianya. Semakin tinggi nilai koefisien validitas suatu
instrumen, maka semakin baik instrumen tersebut.
 Uji Reliabilitas
a. Test-Retest
Pengujian reliabilias dengan testretest dilakukan dengan cara mencobakan
satu jenis instrumen beberapa kali pada subjek (responden) yang sama.
Reliabilitas instrumen diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama
dengan percobaan selanjutnya. Instrumen dinyatakan reliabel jika koefisien
korelasi positif dan signifikan. Korelasi antara hasil uji pertama dengan hasil
uji selanjutnya diuji dengan korelasi Product Moment untuk mencari koefisien
korelasinya. Rumus korelasi Product Moment yang digunakan seperti tersaji
di bawah ini.

13
rxy = koefisien korelasi Product Moment
n = jumlah responden
xi = skor setiap item pada percobaan pertama
yi = skor setiap item pada percobaan selanjutnya
Signifikansi koefisien korelasi dapat ditentukan dengan dua cara. Cara
pertama dengan membandingkan koefisien korelasi dengan tabel r Product
Moment. Dikatakan signifikan jika nilai r hitung lebih besar saat dibandingkan
dengan r tabel pada tabel r Product Moment (ri > rt). Cara kedua dengan uji t
(Sugiyono, 2014). Berikut ini disajikan rumus uji t

Setelah nilai uji t hitung diperoleh, nilai tersebut selanjutnya dibandingkan


dengan harga t tabel. Nilai t tabel yang digunakan disesuaikan dengan
signifikansi penelitian yang digunakan. Signifikansi yang tersedia pada t tabel
antara lain 0,50; 0,25; 0,20; 0,05; 0,02; 0,01; dan 0,0005. Namun, biasanya,
dalam penelitian pendidikan, nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,01 atau
0,05. Derajat kebebasan (dk) merupakan hasil jumlah responden dikurangi dua
(dk = n – 2). Signifikansi korelasi antara dua instrumen termasuk signifikan
apabila t hitung > dari t tabel (t > tt) (Sugiyono, 2014).
Berikut ini disajikan rumus Spearman Brown

14
ri = reliabilitas internal seluruh instrument

rb = korelasi Product Moment antara belahan ganjil dengan belahan genap.


Suatu instrumen dikatakan reliabel saat nilai koefisien reliabilitas Spearman-
Brown lebih dari 0,70 (ri > 0,70). Jika nilai koefisien reliabilitas Spearman-
Brown kurang dari 0,70, maka jumlah soal ditambah dengan soal yang sesuai
dengan aslinya (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012)

b. KR 20 dan KR 21
Teknik pengujian reliabilitas dengan uji internal consistency yang
selanjutnya dibahas adalah teknik Kuder Richardson atau sering disingkat KR.
Instrumen yang dapat diuji reliabilitasnya menggunakan KR adalah instrumen
dengan satu jawaban benar saja. Rumus KR yang sering digunakan adalah KR
20 dan KR 21. Kedua teknik KR tersebut memiliki kriteria instrumen khusus
untuk bisa menggunakan rumusnya. Saat instrumen tidak dapat dipastikan
bahwa setiap item soal memiliki tingkat kesulitan yang sama, maka instrumen
tersebut dianalisis reliabilitasnya menggunakan rumus KR 20 (Fraenkel,
Wallen, & Hyun, 2012). Berikut ini disajikan rumus KR 20 (Sugiyono, 2014).

ri = reliabilitas internal instrumen


k = jumlah item soal dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab setiap item soal
qi = 1 - pi st 2 = varians total
Saat instrumen dapat dipastikan memiliki tingkat kesulitasn yang sama untuk
setiap item soal, maka untuk menguji relibilitasnya digunakan rumus KR 21.
Berikut disajikan rumus KR 21 (Sugiyono, 2014).

15
ri = reliabilitas internal instrumen
k = jumlah item soal dalam instrument
M = rata-rata skor total
st 2 = varians total
Menurut Fraenkel, Wallen, & Hyun (2012) suatu instrumen dikatakan reliabel
apabila nilai koefisien reliabilitas KR lebih dari 0,70 (ri > 0,70).
c. Alfa Cronbach
Instrumen tersebut misalnya instrumen berbentuk esai, angket, atau kuesioner.
Rumus koefisien reliabilitas Alfa Cronbach adalah sebagai berikut

ri = koefisien reliabilitas Alfa Cronbach


k = jumlah item soal
∑si 2 = jumlah varians skor tiap item
st 2 = varians total
Rumus varians item dan varians total,

Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach telah dihitung (ri), nilai tersebut
kemudian dibandingkan dengan kriteria koefisien reliabilitas Alfa Cronbach
untuk instrumen yang reliabel. Menurut Nunnally (dalam Streiner, 2003)

16
menyatakan bahwa instrumen dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas Alfa
Cronbach lebih dari 0,70 (ri > 0,70) dan Streiner sendiri (2003) menyatakan
bahwa koefisien reliabilitas Alfa Cronbach, tidak boleh lebih dari 0,90 (ri <
0,9). Jika koefisien reliabilitas Alfa Cronbach kurang dari 0,70 (ri < 0,70),
Tavakol & Dennick (2011) menyarankan untuk merevisi atau menghilangkan
item soal yang memiliki korelasi yang rendah. Cara mudah menentukan item
soal tersebut adalah dengan bantuan program di komputer. Jika koefisien
reliabilitas Alfa Cronbach lebih dari 0,90 (ri > 0,90), mereka pun memiliki
saran. Mereka menyarankan untuk mengurangi jumlah soal dengan kriteria
soal yang sama meskipun dalam bentuk kalimat yang berbeda.
 Uji Validitas dan Reliabilitas Menggunakan SSPS
a. Uji Validitas
Misalnya kita akan mengukur pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
anak sekolah dasar, maka kita susun pertanyaan sebagai berikut :
1. Berapa kali sebaiknya sikat gigi dalam satu hari: a. 2 kali b.
1 kali c. Kadang-kadang
2. Kapan waktu yang tepat dalam menggosok gigi : a. Setelah
sarapan pagi dan sebelum tidur malam b. Saat mandi pagi dan sore c.
Kapan saja jika diperlukan
3. Jenis makanan apa yang dapat membantu membersihkan
gigi : a. Buah dan sayur b. Nasi dan ikan c. Coklat dan sirup Dan
sebagainya.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada sekelompok responden


sebagai sarana uji coba. Kemudian kuisioner tersebut diberi skor atau nilai
jawaban dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan, misalnya : a. 2
untuk jawaban paling benar b. 1 untuk jawaban mendekati benar c. 0
untuk jawaban salah. Selanjutnya uji validitas dapat menggunakan program
komputer (SPSS). Langkah-langkah uji validitas dengan program SPSS

- Distribusi skor tiap-tiap pertanyaan dengan skor total

17
- Masukkan ke program SPSS

- Pilih Analyze dari menu utama, lalu pilih Correlate. Pilih Bivariate
seperti tampak pada layar berikut:

18
- Masukkan nama “no1, no2, no3” sampai nama “total” ke dalam kolom
variabel dengan cara blok semua nama kemudian klik anak panah ke
kanan seperti pada gambar berikut :

- Setelah semua nama masuk ke kolom Variables, pada kolom Correlation


Coefficients, centang Pearson. Abaikan yang lainnya. Klik OK

19
- Hasil output seperti di bawah ini :

Nilai probabilitas (Sig. 2 tailed) hasil korelasi masing-masing skor dengan


skor total harus lebih kecil dari α(0.05). Jika sebaliknya, maka pertanyaan
kuisioner tersebut tidak valid sehingga pertanyaan tersebut bisa diperbaiki
atau dihilangkan

20
b. Uji Reliabilitas
Metode yang digunakan untuk mengukur reliabilitas kuisioner adalah dengan
metode Cronbach’s Alpha
- Distribusi skor tiap-tiap pertanyaan dengan skor total

- Masukkan ke program SPSS

- Pilih Analyze dari menu utama, lalu pilih Correlate. Pilih Bivariate
seperti tampak pada layar berikut :

21
- Pada Reliability Analysis, masukkan “no1, no2 sampai no10” ke dalam
kolom Items dengan cara blok semua nama kemudian klik anak panah ke
kanan seperti pada gambar berikut:

- Setelah semua nama masuk ke kolom Items, klik menu Statistics. Pada
menu Descriptives for, centang Scale dan centang Scale if item deleted
seperti gambar berikut ini:

22
- Klik Continue, klik OK. Output sebagai berikut:

Pada bagian Reliability Statistics terlihat nilai Cronbach’s Alpha = 0.954 yang
lebih besar dari r tabel (0.632) dengan taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti
kuisioner terbukti reliabel. Jika nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari r tabel
dengan taraf signifikansi 5%, maka kuisioner memiliki tingkat reliabilitas
yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Menurut Darmadi (2011:85) bahwa definisi instrumen adalah sebagai alat untuk
mengukur informasi atau melakukan pengukuran. Instrumen pengumpul data
menurut Suryabrata (2008:52) adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada
umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-
atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan
atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif,
perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,
perangsangnya adalah pernyataan.
2) Kegunaan instrumen penelitian (Setiawan, 2013) antara lain: Sebagai pencatat
informasi yang disampaikan oleh responden, Sebagai alat untuk mengorganisasi
proses wawancara, dan Sebagai alat evakuasi performa pekerjaan staf peneliti
3) Prinsip utama pemilihan instrumen adalah memahami sepenuhnya tujuan penelitian,
sehingga peneliti dapat memilih instrumen yang dirahapkan dapat mengantar ke
tujuan penelitian. Tujuan penelitian menentukan instrumen apa yang akan digunakan.
Kadang terjadi bahwa tujuan penelitian justru ditentukan oleh instrument yang
tersedia, atau digunakan instrumen yang sudah popular, walaupun sebenarnya tidak
cocok dengan tujuan penelitiannya. Suatu pendapat yang tidak selalu benar bahwa
instrumen yang canggih adalah yang terbaik.
4) Ada beberapa kriteria penampilan instrumen yang baik, baik yang digunakan untuk
mengontrol ataupun untuk mengukur variabel, yaitu: akurasi, persisi, kepekaan.
5) Cara pengumpulan data berupa: angket, kuesioner, observasi, wawancara
6) Reliabilitas merupakan penerjemahaan dari kata reliability yang mempunyai asal
kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai
pengukuran yang reliabel (reliable). Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat
ukur erat berkaitan dengan masalah eroe pengukuran (error of measurement). Eror
pengukutan sendiri menunjuk pada sejauh mana inkonsistensi hasil pengukuram
terjadi apabila pengukuran di lakukan ulang pada kelompok subjek yang sama.

24
Konsep reliabiltas dalam arti reliabilitas hasil ukur erat berkaitan dengan eor dalam
pengambilan sampel (sampling error) yang mengacu kepada inkonsistensu hasil ukut
apabila pengukuran dilakukan ulang p[ada kelompok individu yang berbeda.
7) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, suatu tes atau
instrument pengukuran dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apaila alat
tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai
dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.

3.2 Saran
Agar buku-buku di perpustakaan dilengkapi lagi, sehingga membantu mahasiswa/I dalam
mencari buku sumber untuk pembuatan tugas dan untuk memperdalam pengetahuan yang
dimiliki.

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar, Saifidun. 2003. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Pelajar: Yogyakarta


2. Widi, Rizky. 2011. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PENELITIAN
EPIDEMIOLOGI KEDOKTERAN GIGI. Vol (8) No (1), 27-34.
file:///C:/Users/Hp/Downloads/2083-1-4107-1-10-20151216%20(1).pdf
3. Yusup, Febrianawati. 2018. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
PENELITIAN KUANTITATIF. Vol (7) No (1), 17-23.
https://core.ac.uk/download/pdf/327228067.pdf
4. file:///C:/Users/Hp/Downloads/INSTRUMEN_PENELITIAN_KUALITATIF_KUANTI
TA%20(5).pdf
5. http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/106/jtptunimus-gdl-elisubekti-5288-4-bab3.pdf

26

Anda mungkin juga menyukai