Anda di halaman 1dari 21

Makalah

Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data

Di Susun Oleh:

1. Selma Banyal

2. Firda Sermaf

YAYASAN

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH(STIT) AS-SALAMA TUAL

TAHUN AKADEMIK

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat  menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-

Nya, mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini di susun  dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri

penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih ada

kesalahan. Makalah ini memuat tentang “Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data”.

Penulis  juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kulia Penelitian

kualitatif Bapak Hasan Basri Namsa M.Pd dan teman-teman yang telah banyak membantu

penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknyaagar

makalah ini dapat menjadi lebih baik.. Terima kasih.

Tual 4, April 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................2

C. Tujuan Pembahasan ...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

A. Pengertian Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ........................3

B. Teknik-teknik Pengumpulan Data .........................................................................4

C. Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif ......................10

BAB III PENUTUP .........................................................................................................13

A. Kesimpulan ...........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang

ditujukan pada penyediaan  informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan

sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah

metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan  kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,

empiris, dan sistematis.

Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak

diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,

wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan

salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.

Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus

mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang

kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.

Dan dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian

yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen

penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki

suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu

merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam

suatu penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-hipotesa

tertentu.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.

Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas

dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrumen.

1
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena

dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu,

menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam  prosedur  penelitian yang tak dapat

dipisahkan antara yang satu terhadap  yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga

kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam

rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.

Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai

hal terkait dengan metode pengumpulan data dan instrument penelitian.

B.       Rumusan Masalah

1.    Apa pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian?

2.    Apa saja teknik pengumpulan data?

3.    Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif dan

kuantitatif ?

C.       Tujuan Pembahasan

1.    Mengetahui pengertian pengumpulan data dan instrumen penelitian.

2.    Mengetahui teknik pengumpulan data.

3.    Mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif

dan kuantitatif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses,

cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Metode pengumpulan data ialah

teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Metode

(cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,

tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian

(tes), dokumentasi dan lainya. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi

yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam

bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu

masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data.[1]

Sedangkan instrumen adalah alat yg dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat

yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana

penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan

pengolahan.

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang

dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.[2]

Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif.[3]

Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat

yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-keadaan dan aktivitas

atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis biasanya digolongkan

menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk

atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif,

perangsangnya adalah pernyataan.[4]

3
Dari uraian  beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa metode

pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu yang digunakan dalam

sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif

atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.

B.       Teknik-teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik

pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling

tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliable.

Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat

menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan

dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung

terhadap proses dan hasil suatu penelitian.

Kegiatan pengumpulan data pada prinsipnya merupakan kegiatan penggunaan metode

dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,

pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk

mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian

sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang

dilaksanakan melalui pendekatan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dengan kondisi

tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan

proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian

kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya

mengumpulkan sejumlah data lapangan yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan

penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).

Teknik pengumpulan data sangat ditentukan oleh metodologi penelitian, apakah

kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data:

observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi

4
kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data:

angket (questionnaire), wawancara, dan dokumentasi.

Beberapa teknik pengumpulan data secara umum:

1.    Observasi (pengamatan)

Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.

Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995) menyatakan bahwa “through observation,

the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

Sanafiah Faisal (1990) membedakan observasi menjadi observasi berpartisifasi

(participant observastion), Observasi secara terang-terangan dan tersamar ( overt


observastion and covert observastion), observasi yang tak berstruktur (unstructured
observation),[5]masing-masing tipe dan jenis observasi tersebut digunakan sesuai dengan
karakteristik objek material sumber data penelitian.

a.    Observasi Partisipatif (participant observastion).

Observasi partisipatif merupakan seperangkat strategi dalam penelitian yang tujuannya

adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan

keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah

mereka. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya

sebagai bagian dari objek yang sedang di telitinya.[6]

Susan Stainback (1998), menyatakan bahwa “ in participant observation, the researcher

observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities ”. Dalam
observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa

yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka.[7]

Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di

lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran

partisipan dilapangan yaitu:

5
1)   Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota penuh dari

yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari yang diamati,

termasuk yang barang kali yang dirahasiakan.

2)   Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai pengamat

(ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas

pura-pura saja, sehingga tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang

sesungguhnya.

3)   Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut

melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meskipun belum

sepenuhnya.

4)   Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah,

informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.[8]

b.    Observasi Terus Terang atau Tersamar

Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah

untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah ( natural

setting). Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik
pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat

alamiah.

Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan terus

terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang

melakukan observasi dalam penelitian”.[9] Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh

peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak

terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang

dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus

terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan observasi.[10]

c.    Observasi Tak Berstruktur

Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian

belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.

6
Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi

dapat dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi.

Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis

tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti

tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan

instrumen yang telah baku, tapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.[11]

Selanjutnya Spradley (1980) mengatakan dalam penelitian kualitatif memiliki tahapan

dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif, Observasi terfokus,

dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor)

dan kegiatan (aktivitas).[12]

Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok,

yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam

situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek, yaitu benda-benda

yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau

peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu

apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan.[13]

2.    Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden

untuk diisi.[14]

Berdasarkan cara menyusun petanyaan dalam teknik questioner ini dibagi menjadi dua:

a.    Kuesioner terbuka (Opene and Items)

Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan tidak disediakan

jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai

dengan pendapat/pandangan dan pengetahuannya.

7
Kelebihan kuesioner terbuka; 1) Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2) Memberikan

kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi hati dan pemikirannya.

Kelemahan kusioner terbuka; 1) Untuk peneliti sangat sulit mengolah dan

mengelompokkan jawaban karena sangat bervariasinya jawaban yang diberikan oleh

responden, 2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti

harus membaca satu persatu, 3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena

tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden, 4)

Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang untuk

menjawab.

b.    Koesioner tertutup (Closed and Items)

Adalah suatu kuesioner dimana pertanyaan-pertanyaan yang dituliskan telah disediakan

jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah

disediakan.

Kelebihan kuesioner tertutup; 1) Untuk peneliti, mudah mengolah jawaban yang

masuk, 2) Untuk peneliti, waktu yang dimanfaatkan dalam pengelompokkan jawaban

menjadi singkat karena dapat memanfaatkan bantuan enumerator, 3) Untuk responden,

mudah memilih jawaban, 4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu

singkat.

Kelemahan kuestioner tertutup; 1) Untuk peneliti, dalam penyusunan pertanyaan perlu

berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti ganda), 2) Untuk responden, kebebasan

menjawab merasa dibatasi.

3.    Interview (Wawancara)

Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh

pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan.[15]

Esterberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut: “a meeting of two persons

to exchange information and idea through question and responses, resulting in-

8
communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam topik tertentu.[16]

Menurut Mishler (1986:82), ia mengungkapkan tentang wawancara lapangan adalah

“The field interview is a joint production of researcher and a member. Member are active

participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a discussion
process that reveals subjective meanings. The interviewer's presence and from of
involvement how she or he listens, attends, encourages, interrupts, digresses, initiates topics,
and terminates responses-is integral to the respondent's account”.[17] Wawancara lapangan
adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan,

perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan

makna subjektif. Kehadiran pewawancara dan dari keterlibatan bagaimana dia

mendengarkan, menghadiri, mendorong, menyela, digresses, memulai topik, dan berakhir

tanggapan-merupakan bagian integral akun responden.

a.    Macam-macam Interview/wawancara.

Esterberg (2002) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu; Wawancara

terstruktur (structured interview); Wawancara semiterstruktur (semistructure Interview);

Wawancara tak berstruktur (unstructured Interview).[18]

b.    Langkah-langkah wawancara.

Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam

penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

1)   Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2)   Menyimpan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan.

3)   Mengawali atau membuka alur wawancara.

4)   Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

5)   Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

6)   Mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.[19]

c.    Isi wawancara

9
Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:

1)   Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau yang lazim

dikerjakannya.

2)   Pendapat, pandangan, tanggapan, tafsiran atau perkiraanya tentang sesuatu.

3)   Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira,curiga, jengkel

dan sebagainya tentang sesuatu..

4)   Pengetahuan, fakta-fakta, apa yang diketahuinya tentang sesuatu..

5)   Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya, diuraikan secara

deskriptif.

6)   Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dan sebagainya.

[20]

Beberapa aspek di atas dipersiapkan agar dapat mengantisipasi kekosongan terhadap

sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupidimensi waktu, seperti

tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan

pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian

atau harus sesuai dengan tujuan penelitian.

d.   Alat-alat wawancara

1)   Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengan sumber

data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapat digunakan

untuk mencatat hasil pembicaraan.

2)   Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan

tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau tidak.

3)   Kamera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan dengan

informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan dan

penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.[21]

4.    Document (Dokumen)

Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat

berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen yang

10
berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa,

film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya

karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya.[22]

Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dekumen merupakan rekaman kejadian masa

lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan

dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran internal, komunikasi bagi publik

yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran.

[23] Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber yang non manusia (non human resources),

antara lain adalah dokumen, foto dan bahan statistik.[24]

Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data sekunder manakala

dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan

dokumen dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut:

a.    Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi pemenuhan

kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum diketahui. Nilai evistemic

merupakan prasyarat bagi semua dokumen.

b.    Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena

memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi

teori, data pendukung empiris, atau metodologi.

c.    Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa kondisi

atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat dokumen tersebut.

d.   Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam hubungan dengan

kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’,

atau tokoh lainnya.[25]

Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau

didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di

masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh

foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.

11
Selanjutnya perlu di perhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang

tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat

untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri.

C.       Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

1.    Instrumen Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri. Peneliti

mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video

kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada

peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat

penelitian adalah peneliti itu sendiri,  maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap

peneliti, meliputi; pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap

bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara

akademik maupun logiknya.

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,

analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya

(Sugiono,2009:306).

Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut:

a.    Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang

harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

b.    Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat

mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

c.    Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket

yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia.

12
d.   Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan

semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya

berdasarkan pengetahuan kita.

e.    Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat

menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan,

untuk mentest hipotesis yang timbul seketika.

f.     Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang

dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh

penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.[26]

Peneliti sebagai instrumen (disebut "Paricipant-Observer") di samping memiliki

kelebihan-kelebihan, juga mengandung beberapa kelemahan. Kelebihannya antara lain:

a.    Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek

yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa

saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu

tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian kualitatif.

b.    Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah

jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak

dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada

variabel-variabel tertentu saja.

c.    Peneliti dapat langsung melakukan pengumpulan data, menganalisanya, melakukan refleksi

secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang

sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas

yang tersembunyi di dalam masyarakat.

Sementara beberapa kelemahan peneliti sebagai instrumen adalah:

a.    Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan

subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan

secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-

pikirannya sendiri.

13
b.    Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat

dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil

penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk

menangkap simbol-simbol dan makna-makna yang tersembunyi. Lyotard (1989) mengatakan

"lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami

kesulitan untuk mengungkapkannya dalam bentuk tertulis".

c.    Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-

perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian

dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya,

diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang

bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan

selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam

penelitian kualitatif tidak mungkin dicapai seperti dalam penelitian kuantitatif.

Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya,

instrumen yang dapat digunakan antara lain:

a.    Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat mengungkap

informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau, masa sekarang, dan

masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dariwawancara bersifat terbuka,

menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh dan

menyuluruh dalam mengungkap penelian kualitatif.

b.    Instrumen Observasi atau Pengamatan

Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari

teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan

untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti mampu

mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap penelitian yang

dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus memahami terlebih dahulu

variasi pengamatan dan peran-peran yang dilakukan peneliti.

14
c.    Instrumen Dokumen

Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data

wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif dapat

berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.

2.    Instrumen Penelitian Kuantitatif

Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka

dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang

"independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin,

apapun instrumen itu.

Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes

dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-

soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan

tujuan penelitian.  Selain tes, terdapat instrumen berupa non tes, seperti skala sikap atau

daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan

data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik interview

atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan

lainnya.

Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala.

Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan

informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan

gambaran penampilan, terutama panampilan di dalam orang menjalankan tugas, yang

menunjukan frekuensi munculnya sifat-sifat. Pedoman wawancara berisi sebuah daftar

pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi

berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa:

a.    Instrumen Tes dan Inventori

15
Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif  karena

instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat

matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan inventori untuk

mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data

yang terkumpul berupa angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk

menentukan tujuan dari penelitian.

b.    Instrumen Angket atau Kuesioner

Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring data

yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur,

penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau kuesioner

berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan bantuan software statistik untuk

mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner dalam pengambilan data, sebelumnya harus

sudah tentukan dan sudah diuji coba terlebih dahulu.

c.    Instrumen Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif haruslah

disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data yang berupa

angka-angka.

d.   Instrumen Dokumen

Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai

pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka dan bisa

diseleksi dengan menggunakan statistik.

16
BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.    Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif

atau kualitatif kemudian disusun secara sistematis.

2.    Teknik-teknik pengumpulan data; a) Interview, b) Dokumen, c) Observasi, d)

Kuesioner/angket.

3.    Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Dan

menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset,

atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti

itu sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non

tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal

yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan

tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daftar

pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis

angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau

wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan

lainnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi ,Manajemen Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000.

Hadjar,  Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta :

Raja Grafindo Persada.

Heriyanto, Albertus dan  Sandjaja, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi Pustaka.

http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/

Kaelan, M.S., Metode Penelitian Agama Kualitatif Interdisipliner , Yokyakarta: Paradigma,

2010.

Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 1992.

Neuman,  W. Lawrence, Social  Research Metthods, Canadian Internanational Depelopment

Agency, 2004.

Patton, Michael Quninn, Qualitative Evaluation Methodes, Sage Publications, Baverly Hills,

1980.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,

2009.

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfa Beta, 2012.

Sukandarrumidi, Metode Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula, Cet. 3,

Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008.

18

Anda mungkin juga menyukai