Di Susun Oleh:
1. Selma Banyal
2. Firda Sermaf
YAYASAN
TAHUN AKADEMIK
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis mengucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-
Nya, mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan walaupun masih ada
kesalahan. Makalah ini memuat tentang “Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data”.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kulia Penelitian
kualitatif Bapak Hasan Basri Namsa M.Pd dan teman-teman yang telah banyak membantu
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknyaagar
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ...........................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah
metode penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional,
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak
diwujudkan dalam benda, tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket,
wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain-lain. Peneliti dapat menggunakan
salah satu atau gabungan teknik tergantung dari masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita harus
mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga data yang
kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.
yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen
suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu
merupakan alat yang digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam
tertentu.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik.
Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas
1
Menyusun instrumen merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena
dengan mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu,
dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga
kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai
B. Rumusan Masalah
3. Bagaimana pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif dan
kuantitatif ?
C. Tujuan Pembahasan
3. Mengetahui teknik pengumpulan data serta instrumen penelitian untuk penelitian kualitatif
dan kuantitatif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses,
cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Metode pengumpulan data ialah
teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data. Metode
(cara atau teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,
tetapi hanya dapat dilihat penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam
bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian. Jawaban itu
masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data.[1]
Sedangkan instrumen adalah alat yg dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat
yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana
penelitian (berupa seperangkat tes dan sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan
pengolahan.
Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
Ibnu Hadjar berpendapat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk
Sementara itu, Sumadi Suryabrata menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat
menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi mengemukakan bahwa untuk
3
Dari uraian beberapa pakar di atas, dapat kami ambil suatu generalisasi bahwa metode
pengumpulan data dan instrumennya adalah teknik dan alat bantu yang digunakan dalam
sebuah research untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam proses
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik
pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
Dalam suatu penelitian, langkah pengumpulan data adalah satu tahap yang sangat
menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan tersebut. Kesalahan
dalam melaksanakan pengumpulan data dalam satu penelitian, akan berakibat langsung
dan instrumen yang telah ditentukan dan diuji validitas dan reliabilitasnya. Secara sederhana,
pengumpulan data diartikan sebagai proses atau kegiatan yang dilakukan peneliti untuk
mengungkap atau menjaring berbagai fenomena, informasi atau kondisi lokasi penelitian
sesuai dengan lingkup penelitian. Dalam prakteknya, pengumpulan data ada yang
tersebut, pengertian pengumpulan data diartikan juga sebagai proses yang menggambarkan
proses pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian kuantitatif dan penelitian
kualitatif. Pengumpulan data, dapat dimaknai juga sebagai kegiatan peneliti dalam upaya
penelitian (untuk penelitian kualitatif), atau menguji hipotesis (untuk penelitian kuantitatif).
kuantitatif atau kualitatif. Dalam penelitian kualitatif dikenal teknik pengumpulan data:
observasi, focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (indent interview), dan studi
4
kasus (case study). Sedangkan dalam penelitian kuantitatif dikenal teknik pengumpulan data:
1. Observasi (pengamatan)
Nasution (1998) menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Mursall (1995) menyatakan bahwa “through observation,
the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior” melalui
observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
adalah untuk mendapatkan data yang lengkap. Hal ini dilakukan dengan mengembangkan
keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok orang dilingkungan alamiah
mereka. Dalam penelitian ini peneliti menetapkan sejumlah tujuan dan menempatkan dirinya
observes what people do, listen to what they say, and participates in their activities ”. Dalam
observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa
Dalam observasi partisipatif terdapat beberapa kategori peran partisipan yang terjadi di
lapangan penelitian kualitatif. Menurut Junker terdapat beberapa macam kategori peran
5
1) Peran serta lengkap, yaitu peran pengamat dalam hubungan ini menjadi anggota penuh dari
yang diamati. Pengamat akan memperoleh informasi tentang apapun dari yang diamati,
2) Peran serta sebagai pengamat, yaitu peneliti dalam hubungan ini berperan sebagai pengamat
(ply on the wall). Statusnya sebagai anggota dalam hubungan ini sebenarnya hanya sebatas
pura-pura saja, sehingga tidak melebur secara fisik maupun psikis dalam pengertian yang
sesungguhnya.
3) Pengamat sebagai pemeran serta, dalam hubungan ini peneliti sebagai pengamat ikut
melakukan apa yang di lakukan oleh nara sumber sebagai yang teramati meskipun belum
sepenuhnya.
4) Pengamat penuh, dalam hubungan ini kedudukan pengamat dan yang diamati terpisah,
informasi diteruskan satu arah saja, sehingga subjek tidak merasa diamati.[8]
Pada uraian di atas telah dijelaskan bahwa ciri penelitian kualitatif diantaranya adalah
untuk menemukan dan mengungkap fakta yang ada di lapangan secara alamiah ( natural
setting). Konsekuensinya peneliti harus secara cermat dan bijaksana menerapkan teknik
pengumpulan data di lapangan pada nara sumber, agar benar-benar data diperolehnya bersifat
alamiah.
Oleh karena itu dalam observasi peneliti dalam pengumpulan data “menyatakan terus
terang kepada sumber data (kepada masyarakat yang ditelitinya, bahwa peneliti sedang
melakukan observasi dalam penelitian”.[9] Pada tipe ini semua proses yang dilakukan oleh
peneliti diketahui semuanya oleh orang yang diteliti. “Tapi dalam suatu saat peneliti tidak
terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang
dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan dengan terus
Dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak terstruktur, karena fokus penelitian
belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung.
6
Kalau masalah penelitian sudah jelas seperti dalam penelitian kuantitatif, maka observasi
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan di observasi. Hal ini dikarenakan peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang akan diamati. Dalam melaksanakan penelitian tidak menggunakan
dan objek yang observasi. Tahapan observasi, yaitu; Observasi deskriftif, Observasi terfokus,
dan Observasi terseleksi. Dan objek yang diobservasi adalah ruang (tempat), pelaku (aktor)
Dari ketiga objek tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa item pokok,
yaitu; Ruang (tempat) dalam aspek fisiknya; Pelaku yaitu semua orang yang terlibat dalam
situasi; Kegiatan, yaitu apa yang dilakukan orang dalam situasi itu; Objek, yaitu benda-benda
yang terdapat di tempat itu; Perbuatan, yaitu tindakan-tindakan tertentu; Kejadian atau
peristiwa, yaitu rangkaian kegiatan; Waktu, yaitu menyangkut urutan kegiatan, tujuan, yaitu
apa yang ingin dicapai dan emosi; Perasaan yang dirasakan dan dinyatakan.[13]
2. Questioner (Kuesioner/Angket)
Questioner disebut pula angket atau self administrated questioner adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden
untuk diisi.[14]
jawaban pilihan sehingga responden dapat bebas/terbuka luas untuk menjawabnya sesuai
7
Kelebihan kuesioner terbuka; 1) Menyusun pertanyaan sangat mudah, 2) Memberikan
kebebasan kepada responden untuk menjawab dan mencurahkan isi hati dan pemikirannya.
responden, 2) Pengolahan jawaban memakan waktu yang lama, satu dan lain hal peneliti
harus membaca satu persatu, 3) Untuk peneliti mungkin menimbulkan rasa bosan karena
tulisannya sulit dibaca, kalimat tidak jelas dari jawaban yang diberikan oleh responden, 4)
Rasa malas akan timbul pada responden yangtidak mempunyai banyak waktu luang untuk
menjawab.
jawaban pilihan, sehingga responden tinggal memilih salah satu dari jawaban yang telah
disediakan.
mudah memilih jawaban, 4) Untuk responden, dalam mengisi jawaban mmerlukan waktu
singkat.
berhati-hati agar tidak ditafsirkan lain (berarti ganda), 2) Untuk responden, kebebasan
3. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah suatu tanya jawab secara tatap muka yang dilaksanakan oleh
dibutuhkan.[15]
to exchange information and idea through question and responses, resulting in-
8
communication and joint construction of meaning about a particular topic”. Wawancara
adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
“The field interview is a joint production of researcher and a member. Member are active
participant whose insights, feelings, and cooperation are essential part of a discussion
process that reveals subjective meanings. The interviewer's presence and from of
involvement how she or he listens, attends, encourages, interrupts, digresses, initiates topics,
and terminates responses-is integral to the respondent's account”.[17] Wawancara lapangan
adalah produksi bersama peneliti dan anggota. Anggota yang peserta aktif yang wawasan,
perasaan, dan kerjasama merupakan bagian penting dari proses diskusi yang mengungkapkan
a. Macam-macam Interview/wawancara.
b. Langkah-langkah wawancara.
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, mengemukakan ada tujuh langkah dalam
c. Isi wawancara
9
Beberapa jenis yang dapat dinyatakan dalam wawancara adalah:
1) Pengalaman dan perbuatan responden, yaitu apa yang telah dikerjakannya atau yang lazim
dikerjakannya.
3) Perasaan, respons emosional, apakah ia merasa cemas, takut, senang, gembira,curiga, jengkel
5) Penginderaan, apa yang dilihat, didengar, dirabah, dikecap atau diciumnya, diuraikan secara
deskriptif.
6) Latar belakang pendidikan, pekerjaan, daerah asal, tempat tinggal, keluarga dan sebagainya.
[20]
sesuatu yang hendak ditanyakan. Materi pertanyaan dapat melingkupidimensi waktu, seperti
tentang apa-apa yang dikerjakan responden di masa lampau, sekarang dan akan datang. Dan
pada intinya pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan harus berpedoman pada arah penelitian
d. Alat-alat wawancara
1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua pembicaraan atau percakapan dengan sumber
data, sekarang sudah banyak komputer-komputer kecil, notebook yang dapat digunakan
2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau pembicaraan. Penggunaan
tape recorder dalam wawancara perlu memberi tahu kepada informan boleh atau tidak.
informan/sumber data. Dengan adanya foto-foto ini dapat meningkatkan keabsahan dan
penelitian akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data.[21]
4. Document (Dokumen)
Dokumen adalah merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, gambar, atau karya menumental dari seseorang lainnya. Dokumen yang
10
berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi,
peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa,
film, video, CD, DVD, cassete, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni, karya lukis, patung naskah, tulisan, prasasti dan lain sebagainya.[22]
Secara interpretatif dapat diartikan bahwa dekumen merupakan rekaman kejadian masa
lalu yang ditulis atau dicetak, dapat merupakan catatan anekdotal, surat, buku harian dan
yang beragam, file siswa dan pegawai, diskripsi program dan data statistik pengajaran.
[23] Nasution menjelaskan bahwa:” ada sumber yang non manusia (non human resources),
dokumen tersebut memiliki nilai. Menurut Wang dan Soergel (1998), nilai kegunaan
a. Evistemic values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna bagi pemenuhan
kebutuhan akan pengetahuan atau informasi yang tidak/belum diketahui. Nilai evistemic
b. Functional values, yaitu suatu dokumen yang keberadaannya sangat berguna karena
memberi konstribusi pada penelitian yang dilakukan. Dokumen akan berguna karena berisi
c. Conditional values, yaitu suatu dokumen sangat berguna apabila muncul beberapa kondisi
atau syarat terpenuhi, atau terdapat dokumen lain yang dapat memperkuat dokumen tersebut.
d. Social values, yaitu suatu dokumen keberadaannya sangat berguna dalam hubungan dengan
kelompok atau individu. Seperti berhubungan dengan guru, tokoh masyarakat, kiyai, ulama’,
Jadi hasil penelitian dari observasi atau wawancara, akan dapat dipercaya kalau
didukung oleh sejarah pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat, dan autobiografi. Hasil penelitian juga akan lebih kredibel apabila didukung oleh
foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada.
11
Selanjutnya perlu di perhatikan bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibel yang
tinggi, misalnya terdapat berbagai foto yang tidak mencerminkan aslinya, karena foto dibuat
untuk kepentingan tertentu. Begitu pula autoboigrafi yang di tulis untuk dirinya sendiri.
Dalam penelitian kualitatif instrumen terpenting adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
mungkin menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video
kaset, atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada
peneliti itu sendiri. Oleh karena dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen atau alat
penelitian adalah peneliti itu sendiri, maka peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
(Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
b. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
c. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket
12
d. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
e. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
f. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
a. Peneliti dapat langsung melihat, merasakan, dan mengalami apa yang terjadi pada subjek
yang ditelitinya. Dengan demikian, peneliti akan lambat laut "memahami" makna-makna apa
saja yang tersembunyi di balik realita yang kasat mata (verstehen). Ini adalah salah satu
b. Peneliti akan mampu menentukan kapan penyimpulan data telah mencukupi, data telah
jenuh, dan penelitian dihentikan. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak
dibatasi oleh instrumen (misalnya kuesioner) yang sengaja membatasi penelitian pada
secara terus menerus, dan secara gradual "membangun" pemahaman yang tuntas tentang
sesuatu hal. Ingat, dalam penelitian kualitatif, peneliti memang "mengkonstruksi" realitas
a. Tidak mudah menjaga obyektivitas dan netralitas peneliti sebagai peneliti. Keterlibatan
subjek memang bagus dalam penelitian kualitatif, tetapi jika tidak hati-hati, peneliti akan
secara tidak sadar mencampuradukkan antara data lapangan hasil observasi dengan pikiran-
pikirannya sendiri.
13
b. Pengumpulan data dengan cara menggunakan peneliti sebagai instrumen utama ini sangat
dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam menulis, menganalisis, dan melaporkan hasil
penelitian. Peneliti juga harus memiliki sensitifitas/kepekaan dan "insight" (wawasan) untuk
"lantaran pengalaman belajar ini sifatnya sangat pribadi, peneliti seringkali mengalami
c. Peneliti harus memiliki cukup kesabaran untuk mengikuti dan mencatat perubahan-
perubahan yang terjadi pada subjek yang ditelitinya. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian
dianggap selesai jika kesimpulan telah diambil dan hipotesis telah diketahui statusnya,
diterima atau ditolak. Tetapi peneliti kualitatif harus siap dengan hasil penelitian yang
bersifat plural (beragam), sering tidak terduga sebelumnya, dan sulit ditentukan kapan
selesainya. Ancar-ancar waktu tentu bisa dibuat, tetapi ketepatan jadwal (waktu) dalam
a. Instrumen Wawancara
informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau, masa sekarang, dan
masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dariwawancara bersifat terbuka,
menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu membentuk informasi yang utuh dan
teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis digunakan
untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian, sehingga peneliti mampu
mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk mengungkap penelitian yang
dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif peneliti harus memahami terlebih dahulu
14
c. Instrumen Dokumen
wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian kualitatif dapat
berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang diteliti.
Jika dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah penelitinya sendiri, maka
dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang
"independent" dari peneliti. Peneliti harus mampu membuat instrumen sebagus mungkin,
Pada umumnya instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes
dan non tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-
soal yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan
tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa non tes, seperti skala sikap atau
daftar pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan
data jenis angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik interview
atau wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan
lainnya.
Skala bertingkat (ratings) adalah suatu ukuran subyektif yang dibuat berskala.
Walaupun skala bertingkat ini menghasilkan data yang kasar, tetapi cukup memberikan
informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini dapat dengan mudah menberikan
pertanyaan yang mungkin akan diajukan kepada responden. Sedangkan pedoman observasi
berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
15
Tes dan inventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif karena
instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu, seperti bakat
matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya. Sedangkan inventori untuk
mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari individu. Dari kedua instrumen ini data
yang terkumpul berupa angka-angka yang nantinya akan diuji dengan statistik untuk
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring data
yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat pendidikan, umur,
penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data untuk angket atau kuesioner
berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan bantuan software statistik untuk
mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner dalam pengambilan data, sebelumnya harus
disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam pengambilan data yang berupa
angka-angka.
d. Instrumen Dokumen
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka dan bisa
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti
untuk menghimpun data. Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam
sebuah penelitian untuk mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah secara kuantitatif
Kuesioner/angket.
3. Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Dan
menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape recorder, video kaset,
atau kamera. Tetapi kegunaan atau pemanfaatan alat-alat ini sangat tergantung pada peneliti
itu sendiri. Instrument penelitian dalam penelitian kuantitatif terbagi dua yakni tes dan non
tes. Tes sebagai instrument penelitian adalah suatu alat yang berisi serangkaian soal-soal
yang harus dijawab oleh responden untuk mengukur suatu aspek tertentu, sesuai dengan
tujuan penelitian. Selain tes, terdapat instrumen berupa nontes, seperti skala sikap atau daftar
pernyataan untuk digunakan bagi peneliti yang menggunakan teknik pengumpulan data jenis
angket, pedoman wawancara untuk peneliti yang menggunakan teknik intervieu atau
wawancara, pedoman observasi untuk peneliti yang menggunakan teknik observasi, dan
lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://tithagalz.wordpress.com/2011/03/27/pengertian-pengumpulan-data/
2010.
Agency, 2004.
1980.
2009.
18