Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MAKALAH

Instrumen Pengumpulan Data Kualitatif

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas

Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pendidikan Islam

( DOSEN : Dr. SYAUKANI, M.Ed. Adm )

OLEH:

IRSAN MARUHAWA NIM. 3003204008

M. RIFAT IBRAHIM NASUTION NIM. 3003204020

SEMESTER I / PEDI A NON REGULER

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan sebuah makalah yang berjudul “INSTRUMEN
PENGUMPULAN DATA KUALITATIF ”. Penyusunan makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan Islam. Selain itu, untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas berkenaan dengan judul makalah yang kami susun.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharap kritik dan saran demi
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Akhirnya, semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya bagi kita semua. Amin.

Medan, Desember
2020

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I : Pendahuluan ...........................................................................

A.Latar Belakang ..................................................................

B.Perumusan Masalah ...........................................................

C.Tujuan ................................................................................

BAB II : Pembahasan ..........................................................................

A.Defenisi Instrumen Pengumpulan Data .............................


B.Instumen Penelitian Kualitatif ...........................................
C.Teknik Pengmpulan Data ..................................................
1. Pengumpulan Data dengan Observasi .........................
2. Pengumpulan Data dengan Wawancara ......................
3. Pengumpulan Data dengan Angket .............................
4. Pengumpulan Data dengan Dokumentasi ....................
5. Pengumpulan Data dengan Focus Group Discution ..
BAB III : Penutup ..................................................................................
Kesimpulan ............................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan dengan
metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode penelitian,yakni suatu cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara
ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.
Dalam kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan
bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodologi
penelitian karena instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.
Instrumen itu alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang
digunakan dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu
penelitian guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesa-
hipotesa tertentu.
Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan reliabilitas
yang baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain harus
diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat sesuai
kaidah- kaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen merupakan suatu
proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan mengevaluasi kita akan
memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh karena itu, menyusun
instrumen merupakan langkah penting dalam prosedur penelitian yang tak
dapat dipisahkan antara yang satu terhadap yang lainnya. Hal ini dilakukan
karena untuk menjaga kesinambungan data yang dikumpulkan dengan pokok
permasalahan yang dibuat dalam rangka pengujian terhadap hipotesa-hipotesa
yang dibuat.
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data. Teknik dalam menunjuk suatu
penggunaannya melalui: angket, wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan
lain-lain. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau gabungan teknik tergantung dari
masalah yang dihadapi atau yang diteliti.
Dalam penelitian ilmiah, agar data yang kita kumpulkan menjadi valid, maka kita
harus mengetahui bagaimana cara-cara pengumpulan data dalam penelitian itu, sehingga
data yang kita peroleh dapat menjadi pendukung terhadap kebenaran suatu konsep tertentu.
Berkaiatan dengan hal tersebut, pada pembahasan makalah ini akan diuraikan berbagai hal
terkait dengan Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian?


2. Apa saja teknik pengumpulan data?
3. Bagaimana teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian dalam penelitian
kualitatif?
c. Tujuan
1. Mengetahui pengertian teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian.
2. Mengetahui teknik pengumpulan data.
3. Mengetahui teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian untuk penelitian
kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Instrumen Pengumpulan Data


Menurut Sumadi Suryabrata mendefisikan bahwa Instrumen Pengumpulan data
adalah alat yang digunakan untuk merekam pada umumnya secara Sempurna.1
Menurut Suharsimi Arikunto mendefinisikan bahwa Instrumen Pengumpulan Data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.2
Sedangkan menurut Ibnu Hajar Instrumen Pengumpulan Data adalah merupakan alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang variabel yang karakteristik dan
objektif.3
Dari uraian beberapa pakar di atas, dapat penulis ambil suatu generalisasi bahwa
Instrumen Pengumpulan data adalah alat bantu yang digunakan dalam sebuah research untuk
mengumpulkan aneka ragam informasi yang diolah disusun secara sistematis.

B. Instrumen Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi;
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti,
kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya.4
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Peneliti sebagai
instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan
yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian,
2. peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan
dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, tiap situasi merupakan keseluruhan
artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket yng dapat menangkap

1
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo, 2008, hal.52
2
Suharsimi Arikunto, Manageman Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2000, hal.134
3
Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo
Persada, hlm.160
4
Sugiono..Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta. 2009 hal.305
keseluruhan situasi kecuali manusia, suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia
tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu
sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita,
3. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika, hanya manusia sebagai
instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada
suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan,
perubahan, perbaikan atau perlakuan.5

C. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah,
misalnya; di lingkungan tertentu dengan berbagai responden, seminar, diskusi, dll. Bila
dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer (sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber sekunder (sumber
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya; lewat orang lain
atau lewat dokumen). Bila dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data, teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi
dan gabungan keempatnya. 
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah,
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta
dan wawancara mendalam. Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik pengumpulan data;
yaitu:
Pengumpulan Data dengan Observasi
a. Macam-Macam Observasi
Sanafiah Faisal mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi
yang secara terang-terangan, dan observasi tak berstruktur. Selanjutnya Spradley (Susan
Stainback) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation,
moderate participation, active participation, dan complete participation.
       Berikut ini akan dijelaskan macam-macam observasi tersebut, yaitu;
1. Observasi Partisipatif

5
Ibid hal. 308
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang
diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi
partisipan ini, data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak. Bagian dari observasi ini meliputi;
1. partisipasi pasif ialah peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati tetapi
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut,
2. partisipasi moderat ialah peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif
dalam beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya (ada keseimbangan antara peneliti
menjadi orang dalam dan menjadi orang luar)
3. partisipasi aktif ialah peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber
tetapi belum sepenuhnya lengkap,
4. partisipasi lengkap ialah peneliti sudah terlibat sepenuhnya trhadap apa yang
dilakukan sumber data. Dengan kata lain, pada observasi ini memerlukan suasana
yang natural sehingga peneliti tidak terlihat melakukan penelitian. Observcasi ini
memerlukan keterlibatan peneliti tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

2. Observasi secara terang-terangan atau tersamar


Pada saat melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan terus terang kepada sumber
data bahwa ia sedang melakukan penelitian. Pada suatu saat, peneliti juga tidak terus-terang
atau tersamar dalam observasi untuk mencari data yang bersifat rahasia.
3. Observasi tak berstruktur
Observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi.observasi ini dipakai karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah
baku tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.6

b. Manfaat Observasi
Menurut Patton menyatakan manfaat observasi adalah:
1. peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial
dan dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh,
2. peneliti akan memperoleh pengalaman langsung sehingga memungkinkan
menggunakan pendekatan induktif dan tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan
6
Ibid hal.310-313
sebelumnya karena pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan
penemuan,
3. peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain
-khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu- karena telah dianggap “biasa”
sehingga tidak terungkap dalam wawancara,
4. peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak akan pernah diungkap oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitif, ingin ditutupi karena dapat merugikan
nama lembaga,
5. peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden sehingga diperoleh
gambaran yang lebih komprehensif,
6. peneliti dapat mengumpulkan daya yang kaya, kesan-kesan pribadi, dan merasakan
situasi sosial yang diteliti.

c. Objek Observasi
Objek penelitian yang diobservasi dinamakan situasi sosial yang meliputi;
1. tempat berlangsungnya interaksi, misalnya; di ruang kelas, bengkel kerja, instansi, dll,
2. pelaku atau orang-orang yang sedang “memainkan” peran tertentu untuk diobservasi,
contohnya; orang tua murid, guru, narasumber, dsb.,
3. kegiatan yang dilakukan oleh pelaku,misalnya; KBM, upacara adat, musyawarah, dll.,
4. objek yaitu benda-benda yang mendukung observasi di sekitar lingkungan yang
sedang diobservasi,
5. perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu,
6. rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh pelaku-pelaku yang diobservasi,
7. urutan kegiatan pada saat melakukan tindakan-tindakan tertentu,
8. tujuan yang ingin dicapai pada rangkaian aktivitas yang dilakukan,
9. perasaan yang dirasakan dan diekspresikan oleh pelaku pada saat melakukan
ramgkaian aktivitas.7

d. Tahapan Observasi
Tahapan observasi meliputi:
1. Observasi deskriptif Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan
diteliti sehingga peneliti melakukan penjelajahan umum dan menyeluruh, melakukan
deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Semua data direkam
7
Ibid hal.314
akibatnya hasil observasi disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata (kesimpulan
pertama).
2. Observasi terfokus Pada tahap ini peneliti sudah melakukan penyempitan observasi
untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini disebut observasi terfokus karena
pada tahap ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan
fokus.
3. Observasi terseleksi Pada tahap ini, peneliti telah menguraikan fokus yang
ditemukan sehingga datanya lebih rinci.  Pada tahap ini, peneliti telah menemukan
karakteristik, persamaan atau perbedaan, kesamaan antarkategori, serta menemukan
pola hubungan antara satu kategori dengan kategori yang lain.

Pengumpulan Data dengan Wawancara


Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide mela-
 lui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan
wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam
menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan
melalui observasi. Penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi partisipatif
dengan wawancara mendalam Macam-macam wawancara, antara lain:
1. wawancara terstruktur Pada wawancara ini, pengumpul data  telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban
telah disiapkan, responden diberi pertanyaan yang sama kemudian  pengumpul data
mencatatnya, alat bantu yang digunakan biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar,
2. wawancara semiterstruktur Pelaksanaan wawancara menggunakan model ini lebih
bebas daripada wawancara terstruktur yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-
idenya karana tujuan wawancara ini untuk menemukan permasalahan secara lebih
terbuka,
3. wawancara tidak berstruktur Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang
bebas, peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data-datanya. Pedoman wawancara hanya
menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam
wawancara ini, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang akan diperoleh
sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh responden.
Berikut ini merupakan langkah-langkah wawancara, yaitu; (1) menetapkan kepada
siapa wawancara itu akan dilakukan, (2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan
menjadi bahan pembicaraan, (3) mengawali atau membuka alur wawancara, (4)
melangsungkan alur wawancara, (5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya, (6) menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, (7)
mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara menurut Patton dalam Molleong (2002) terdiri
atas enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu; (1) pertanyaan yang berkaitan
dengan pengalaman, (2) pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, (3) pertanyaan yang
berkaitan dengan perasaan, (4) pertanyaan tentang pengetahuan, (5) pertanyaan yang
berkaitan dengan indera, dan (6) pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau
demografi
Hasil wawancara harus segera dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak
lupa bahkan hilang. Jika menggunakan wawancara terbuka dan tidak berstruktur, peneliti
perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawwancara. Dari berbagai
sumber data, perlu dicatat mana data yang dianggap penting, tidak penting, dan data yang
sama dikelompokkan. Hubungan satu data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan
sehingga menghasilkan pola dan makna tertentu. Data yang masih diragukan perlu
ditanyakan kembali kepada sumber data lama atau yang baru agar memperoleh ketuntasan
dan kepastian. 

Pengumpulan data dengan Kuisoner/Angket


a. Pengertiannya
James P. Chaplin menyatakan: Angket merupakan set pertanyaan yang berurusan dengan
satu topik tunggal yang saling berkaitan, yang harus dijawab oleh subjek. Kuisoner ini
digunakan untuk penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut
kepentingan umum (orang banyak), dengan cara mengedarkaan formulir daftar pentanyan,
diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan,respons)
tertulis seperlunya.

b. Macam-macam angket
Dikemukakan oleh Kartono macam-macam angket meliputi:
1. berdasarkan sifatnya terdiri dari; (a) angket umum, angket ini berupaya mendapatkan
kesan-kesan umum yang selengkap-lengkapnya. Misalnya psikografi mengenai diri
seseorang,(b) angket khusus, angket ini bertujuan untuk mengambil data yang bersifat
khusus. Misalnya menyakut karakteristik bakat, inteligensi atau ingatan seseorang.
2. berdasarkan cara penyampaiannya terdiri dari; (a) angket langsung, angket ini
diberikan secara langsung kepada orang yang dimintai informasi tentang dirinya
sendiri. Misalnya uraian, opini, keyakinan, sikap. (b) angket tidak langsung, berupa
pertanyaan yang diminta jawaban mengenai kehidupan psikis orang lain. Misalnya
para dokter, guru, hakim, direktur,
3. berdasarkan objek sasarannya terdiri atas;  (a) angket hereditas, angket ini tercantum
banyak pertanyaan yang menyangkut sifat-sifat psikis yang turun menurun serta ciri
fisik, (b) angket jabatan / pekerjaan, angket ini berusahan menemukan kemampuan-
kemampuan khusus sesorang.
4. angket menurut bentuk strukturnya terdiri dari; (a) angket berstruktur, angket ini
bertujuan untuk penelitian formal guna menambah data informative yang berlum
lengkap. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyusuanan angket
berstruktur ini, misalnya dalam penyusunan pertanyaannya dalam harus diperhatikan 
bahasa dan kerangka referensi, (b) angket tidak berstruktur, angket ini bertujuan
mencari uraian dari informan atau subyuk riset tentang suatu masalah dengan sati
penulisan dan penjelasan yang panjang dan lebar.8

c. Cara membuat angket


Berikut ini cara-cara membuat angket, meliputi:
1. buatlah kata-kata pengantar sebagai pembuka,
2. perlu dibuat pentunjuk khusus, agar responden dengan mudah menjawab,
3. item  harus tersusun kalimat yang sederhana, tetapi jelas,
4. membedakan item pertanyaan yang untuk mengali fakta riil  dan fakta idial,
5. pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan responden,
6. hindari pertanyaan yang bersifat sugestif,
7. menghindari kata-kata yang ekstrim  atau berlebihan,
8. bentuk angket tidak terlalu panjang dan bertele-tele,
9. format pertanyaan dikemas yang rapi dan indah,
8
Kartono, Kartini. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju. 2009 Hal. 235
10. untuk mendapatkan jawaban yang maksimal dari responden, kita harus
memperhatikan waktuyang tepat.

d. Langkah-langkah pengambilan data melalui angket


Dalam usaha pengambilan data melalui angket perlu memperhatikan: (1) menyiapakan
angket yang baik, (2) mempersiapkan surat ijin/ surat pengantar penelitian, (3) memberikan
angket pada waktu yang tepat.

Pengumpulan data secara dokumentasi


Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi
dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat,
dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya. Dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih kredibel/dapat
dipercaya.
Bentuk  dokumen dibedakan menjadi dua, yaitu; (a) dokumen pribadi, seperti catatan
harian, surat pribadi, dan autobiografi. (b) dokumen resmi berupa: surat keputusan, memo,
surat instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh instansi. 9
Penelitian kualitatif lazimnya menggunakan triangulasi dalam teknik pengumpulan
datanya. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada .
Misalnya peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak (disebut: triangulasi teknik) atau
triangulasi sumber yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik
yang sama. Manfaat pengumpulan data dengan triangulasi untuk mendapatkan data yang
lebih konsisten, tuntas, dan pasti.

Pengumpulan data dengan Focus Group Discution (FGD)

9
Herdiansyah,Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk  Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba humanika, 2010.hal.
146
Focus Group Discution (FGD) adalah diskusi kelompok yang terarah pada  masalah
yang diangkat peneliti. FGD ini bertujuan untuk berdialog bersama, bertatap muka dengan
responden/subjek/informan peneliti guna menghasilkan informasi langsung dari berbagai
sudut pandang.10
 Ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam FGD antara lain; (a) jumlah
peserta FGD sekitar 5 hingga 10 orang, (b) peserta FGD harus memiliki sifat yang homogen
dan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama, (c) perlunya dinamika kelompok,
peneliti dapat membagi waktu dengan baik dalam FGD
Untuk waktu yang tepat melakukan FGD antara lain; (a) jika peneliti membutuhkan
pemahaman yang lebih dari satu sudut pandang, (b) jika terjadi gap komunikasi
antarkelompok,  (c) bila peneliti ingin mengungkapkan suatu fakta secara lebih detail dan
lebih kaya, (d) bila peneliti membutuhkan verifikasi data yang ditemukan di lapangan.
Adapun komponen yang perlu ada dalam FGD antara lain; (1) fasilitator  yaitu orang
yang bertugas untuk memfasilitasi  role atau jalur dan lalu lintas pembicara dalam FGD, (2)
observer yaitu orang yang bertugas untuk melakukan observasi selama FGD (3) notulis yaitu
orang yang bertugas mencatatan dan merekam setiap pembicaraan berlangsung; peserta yaitu
orang-orang yang berkaitan untuk mengemukaakan sudut padang pada masalah yang kita
teliti. Mengadakan FGD membutuhkan ketrampilan dalam mengembangkan dinamika
diskusi, mengungkap permasalahan, memotivasi dan menstimulus peserta untuk
mengemukakan pendapat, kepekaan dalam menarik “benang merah” dan menyimpulkan hasil
FGD.

Metode Bahan Visual


Roland Barthes mengatakan fotografi sebagai pesan yang tak berkode. Fotigrafi
mengungkapkan semua komponen dunia yang dapat diidentifikasi, namun untuk dapat
interpretasi haruslah memiliki pengetahuan yang cukup. Apa yang dikatakn olh Barthers
sebagai kelebihan dari bahan visual sebagai bahan yang menyimpan berbagai informasi yang
sangat berguna di dalam suatu penelitian. Bahan fotografi saat ini jenisnya bermacam-macam
seperti foto, grafis, film, video, kartun, mikrofon, slide dll sehingga disebut saja semuanya
sebagai bahan visual.

10
Hermansyah, H.. Metode Penelitian Kualitatif, Seni dalam Memahami Fenomena Social.Yogyakarta: Greentea
Publishing. 2009 hal.232
Bahan visual bermanfaat untuk mengungkapkan suatu keterkaitan antara objek penelitian
dengan peristiwa dimasa silam  atau peristiwa saat ini. Bahan visual juga memiliki makna
secara spesifik terhadap objek atau informan penelitian. Keterkaitan objek dan informan
penelitian dengan peristiwa masa lalu ataupun peristiwa saat ini dapat diungkapkan dari
beberapa hal: (1) bagaimana hubungan antara pemilik bahan visual dengan peristiwa di masa
lalu; (2) apakah lingkungan  soaial di sekitar objek dan informan penelitian saat itu memiliki
keterkaiatn dengan sebuah pemaknaan yang dapat digali saat ini; (3) apa makna bahan visual
itu dalam kehidupan objek dan informan penelitian saat itu dan saat sekarang (4) sejauh mana
bahan visual itu member petunjuk kepada peneliti untuk menemukan bahan informasi baru.
BAB III
PENUTUP

  Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:
1. dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti
itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”.
2. dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, Focus Group discution (FGD)  dan
gabungan dari semuanya.
3. dari berbagai macam teknik pengumpulan data yang ada, peneliti diharapkan dapat
menggunakan teknik tersebut dengan tepat sesuai  dengan objek/ fokus penelitiannya
sebab setiap teknik pengumpulan data yang ada memiliki kelebihan dan keunggulan
dalam penggunaannya.
Daftar Pustaka

Hermansyah, H.2009. Metode Penelitian Kualitatif, Seni dalam Memahami Fenomena


Social.Yogyakarta: Greentea Publishing.
Herdiansyah,Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk  Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba humanika.
Kartono, Kartini.2009. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Sugiono.2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfa Beta .
Sumadi Suryabrata, 2008, Metodologi Penelitian, Jakarta : Raja Grafindo.

Suharsimi Arikunto, 2000, Manageman Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta :


Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai