Anda di halaman 1dari 15

Otentisitas Alquran:

Karakteristik Mushaf Usmani

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Studi al-Qur’an

DOSEN PENGAMPU
Dr. Iskandar, M.Ag

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
MOH. ARIEF SAH - 2020100046

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA (S2)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SAMARINDA
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR
 
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kesehatan
serta kesempatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul :
“Otentisitas Alquran: Karakteristik Mushaf Usmani”, ini dengan baik.
Teriring shalawat dan salam keharibaan pangkuan Nabi Muhammad saw,
semoga kita semua mendapat syafa’atnya kelak di hari akhir nanti.
Terima kasih penulis sampaikan terutama kepada dosen pengampu Dr.
Iskandar, M.Ag yang membimbing sekaligus memberikan pengetahuan kepada
kami dan tak lupa kepada teman-teman yang telah mendukung serta memberikan
saran hingga makalah ini dapat diselesaikan.

Samarinda, 26 September 2020


Penulis

Kelompok 07

ii
DAFTAR ISI
Halaman sampul........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
Daftar Pustaka.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Psikologi sebagai suatu ilmu pengetahuan...................................................3
B. Cabang-cabang ilmu psikologi (the branches of psychology).....................6
1. Cabang kajian ilmu psikologi.................................................................6
a. Psikologi metafisika.........................................................................6
b. Psikologi empiris..............................................................................8
2. Pendekatan-pendekatan Psikologi (the approaches of psychology)....11
a. Pendekatan prilaku (Behavioural approach).................................11
b. Pendekatan psikodinamika (Psicodinamic approach)...................12
c. Pendekatan humanis (Humanistic approach)................................13
d. Pendekatan kognitif (Cognitive approach)....................................13
e. Pendekatan social (Social approach).............................................14
f. Pendekatan biologi evolusi (Evolutionary biological approach). .14
C. Implikasi psikologi di ruangan kelas..........................................................17
1. Mengajar adalah hal yang kompleks dan murid sangat bervariasi.......17
2. Cara mengajar yang efektif..................................................................19
BAB III PENUTUP................................................................................................22
A. KESIMPULAN..........................................................................................22
B. SARAN......................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini yang katanya zaman modern atau zaman yang sudah
maju, sehingga hal-hal yang berbau klasik atau lama sepertinya sudah jarang
diperhatikan. Bahkan terkesan sepertinya harus dihilangkan dan dilupakan. Karena
katanya sudah tidak sesuai dengan zamannya lagi. Begitu juga dengan kitab suci kita
yaitu Al-qur’an karim yang oleh banyak pihak mulai dan sudah diganggu ke-
autentikannya dari segi manapun, termasuk juga dari segi tulisannya dan perbedaan
antara tulisan yang satu dengan tulisan yang lain. Dan hal ini merupakan hal yang
sangat mengganggu dan meresahkan di kalangan umat Islam.
Dalam banyak penelitan mereka, para orientalis menyebarkan berbagai syubhat
batil seputar Al-Quran. Seorang orientalis bernama Noeldeke dalam bukunya, Tarikh
Al-Quran, menolak keabsahan huruf-huruf pembuka dalam banyak surat Al-Quran
dengan klaim bahwa itu hanyalah simbol-simbol dalam beberapa teks mushaf yang
ada pada kaum muslimin generasi awal dulu, seperti yang ada pada teks mushhaf
Utsmani. Ia berkata bahwa huruf mim adalah simbol untuk mushhaf al-Mughirah,
huruf Ha adalah simbol untuk mushhaf Abu Hurairah. Nun untuk mushhaf Utsman.
Menurutnya, simbol-simbol itu secara tidak sengaja dibiarkan pada mushhaf-mushhaf
tersebut sehingga akhirnya terus melekat pada mushhaf Al-Quran dan menjadi bagian
dari Al-Quran hingga kini. Berkaitan dengan sumber penulisan Al-Quran, kaum
orientalis menuduh bahwa isi Al-Quran berasal dari ajaran Nasrani, seperti tuduhan
Brockelmann. Sedangkan Goldziher menuduhnya berasal dari ajaran Yahudi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian rasm menurut etimologi dan terminology ?
2. Bagaimana penetapan rasm al Qur’an ?
3. Bagaimana pandangan ulama dan problematika mengenai rasm al Qur’an ?

4
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk memahami pengertian rasm menurut etimologi dan terminologi.
2. Untuk memahami penetapan rasm al Qur’an.
3. Untuk memahami pandangan ulama dan problematika mengenai rasm al
Qur’an.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasm Al-Qur’an Menurut etimologi dan terminology
Rasm ( ‫ )الرسم‬artinya (‫ )اال ثر‬atau bekas, peninggalan. Kata lain yang sama artinya
adalah : (‫طر( )الزبر( )الكتابة( )الخط‬UU‫رقم( )الس‬UU‫ )ال‬dan (‫)الرشم‬  semuanya berarti tulisan.
Dengan demikian bahwa seorang penulis yang telah menggoreskan penanya, maka ia
akan meninggalkan bekas pada tulisan itu.
Didalam rasm Alqur’an terdapat aturan yang telah dibuat oleh para ulama
diantaranya:
1. Membuang Huruf (‫)حذف الحرف‬
Macam-macam hazf, hazf terbagi tiga:
a. Hazf isyarah yaitu membuang huruf dengan tujuan mengisyaratkan adanya
bacaan lain. Contoh (‫ )اسرى تفدوهم‬lafaz (‫ )اسرى‬ditulis demikian karena bacaan
lain terdapat perbedaan yaitu bacaannya imam hamzah yang membaca (‫)اسرى‬
begitu juga dengan lafaz (‫ )تفدوهم‬ditulis demikian karena ada bacaan lain (
‫ )تفدوهم‬yaitu bacaan ibnu katsir.
b. Hazf iktisar yaitu membuang huruf denga tujuan meringkas tulisan seperti
membuang alif dari setiap jama’ muzakkar salim atau semisalnya jika setelah
alif bukan hamzah atau tasdid. Contoh (‫)الحفظون( )العلمين‬.
c. Hazf iqtisar yaitu membuang huruf pada kalimat tertentu saja, contoh
membuang alif pada lafaz (U‫)المعيد‬  yang terletak pada surat al-anfal ayat 42,
sedangkan (‫ )الميعاد‬selain ditempat tersebut ditulis dengan alif.
Didalam rasm usmani huruf yang dibuang ada 5 huruf:
1. Membuang alif
a. Jama’ muzakkar salim ada 3 keadaan
1) Membuang alif
Syarat membuang alif diantaranya lafaz tidak berulang dua kali
didalam al-qur’an. Kemudian setelah alif tidak terdapat tasdid atau
hamzah:

6
Contoh: (‫ )بالكفرين()الفسقين()الورثون()خلدون()صدقين‬dan lain-lain.
Menurut abu Daud membuang alif juga berlaku pada lafaz-lafaz yang
tidak berulang dalam Al-qur’an, seperti :
(‫ )وردون()كلحون()سفلين()الغفرين()الفتحين‬dan lain-lain
2) Menetapkan Alif
Jika setelah alif ada tasdid seperti: (‫)الضالون()الصافون()الضالين‬
3) Menetapkan Alif lebih masyhur
Jika setelah alif ada hamzah maka menetapkan alif lebih masyhur, seperti :
(‫)قائلون()القائمين()خائفين‬.
b. Jama’ Muannas salim
Alif pada muannas salim mempunyai dua permasalahan;
1) Yang mempunyai satu alif seperti: (‫)واولت()ظلمت()بينت‬
2) Yang mempunyai dua alif seperti: (‫)وجلتكم()قنتت()حفظت‬
c. Jama’ muannas salim yang mengikuti wazan ‫الين‬UUU‫ فع‬dan ‫الون‬UUU‫ فع‬ dan
mufradnya ikut wazan ‫ فعا ل‬contohnya : (‫)سمعون()طوفون()قومين‬.
d. Jama’ Manqush
Setiap isim yang pada akhirnya Ya lazimah dan sebelumnya kasrah
menurut Abu daud alif dihapuskan selain pada surat ashaffat : ‫ الغاوين‬dan
‫الغاوون‬
2. Tambahan Huruf (‫)زيادةالحرف‬
Pada bagian ini ziadah huruf terbagi menjadi 3 permasalahan:
a. Ziadah Alif
Pada bagian ini akan menghadapi 4 masalah pokok :
1) Ziadah alif sesuadh waw jama’ contoh: (‫)والتفسدوا()فاسعوا()اعدلوا‬
2) Ziadah alif sesudah waw jama’ mufrad contoh: (‫)اشكوابثى()ماتتلوا()لن تدعوا‬
3) Ziadah alif yang tidak terletak sesudah waw jama’ atau waw mufrad
contoh (‫)والوضعوا()الاذبحنة()مائة مائتين‬
4) Ziadah alif sesudah lafaz ‫ لؤال‬menjadi ‫لؤلؤا‬

7
b. Ziadah Ya
Pembahasan ini memiliki beberapa  karakter :
1) Sebelum ya ziadah, hamzah yang berharakat kasrah dan tidak didahului
Alif contoh (‫)افائين()ومالئه()من نباءى‬.
2) Sebelum ya ziadah hamzah yang berharakat kasrah dan didahului alif
contoh: (‫)اناءى اليل()وايتاءى ذىالقربى()من تل قاءى‬.

c. Ziadah Waw
Para ulama perawi rasm usmani empat kalimat berikut ada ziadah waw: (
‫)اوالء()اولت()الوا()اولي‬.

3. Mengenai Hamzah (‫)الهمزة‬


Arti hamzah menurut bahasa adalah dorongan atau tekanan, sebagian ulam
mengatakan hamzah termasuk huruf tanda baca ada yang mengatakan hanya
sebagai huruf. Tegasnya bahwa rasm hamzah pada mushaf-mushaf usmani adalah
sebagai berikut:
a. Terkadang tertulis dalam bentuk alif, misalnya: (‫ )اول‬apabila diberi harakat
dan tanda kepala ‘ain kecil(‫ )ء‬menjadi(‫)أول‬
b. Terkadang tertulis dengan bentuk waw, misalnya: (‫ )يومنون‬apabila diberi tanda
baca dan tanda kepala ‘ain kecil menjadi (‫)يؤمنون‬
Adapun kaidah hamzah yang terletak diawal kalimat :
a. Hamzah berbaris fathah misalnya (‫ )أنعمت‬sebelum diberi tanda baca tertulis
(‫)انعمت‬
b. Hamzah berbaris kasrah misalnya (،‫)اياك‬sebelum diberi tanda baca tertulis (
‫)اياك‬
c. Hamzah berbaris dhammah misalnya (‫زل‬UU‫)أن‬sebelum diberi tanda baca
tertulis (‫)انزل‬
d. Hamzah wasal misalny (‫)الحمد‬

8
4. Penggantian Huruf (‫)ابدل الحرف‬
a. Penulisan alif yang berasal dari ya
Yang dimaksud disini adalah alif yang menjadi lam kalimah seperti ‫طغى‬
dan ‫تى‬UU‫ ف‬dari mana mengetahui alif berasal dari isim tasniya, misalnya ‫تى‬UU‫ف‬
menjadi ‫فتيان‬
Contoh lain adalah: ‫ ياسفى‬ asalnya‫يويلتي‬  ‫يااسفى‬asalnya‫ياويلتى‬
b. Alif yang berasal dari ya musyabbah yaitu alif ta’nis
Hal ini dapat diketahui dari wazan berikut :
‫ فعالى‬Seperti ‫كسالى‬
‫ فعلى‬Seperti ‫مرضى‬
‫ فعلى‬seperti ‫قربى‬
c. Penulisan alif yang tidak diketahui asalnya, alif ditulis dengan ya
misalnya: (‫)حتى( )متى‬.

5. Penyambungan Huruf (‫)وصل الحرف‬


Kata-kata yang bersambung ditulis seluruhnya ada 17 kata baik disepakati
maupun diperselisihkan. Seperti :
‫ اينما‬didalam alqur’an   ‫فاينما تولّوافثم وجه هللا‬    
‫ بئسما‬didalam alqur’an        ‫بئسما اشتروا به انفسهم‬
‫ كيال‬didalam alqur’an        ‫لكيال يعلم من بعد علم شئا‬
‫ع ّم‬ didalam alqur’an‫ع ّم يتساءلون‬       
ّ
‫ نع ّما‬didalam alqur’an        ‫ان هللا نع ّما يعظكم به‬

6. Pemisahan Huruf (‫)فصل الحرف‬


Yang dimaksud dengan pemisahan adalah penulisan suatu kata dipisahkan
dengan kata yang lain. Hal itu terdapat 17 macam kata :
(‫ )ان ال‬didalam alqur’an        ‫ان ال اقول على هللا االّ الحق‬
(‫ )من ما‬didalam alqur’an‫هل لكم من ما ملكت أيمانكم‬
ّ didalam alqur’an‫ان ما عند هللا هو خير لكم‬
(‫)ان ما‬ ّ

9
(‫)عن من‬didalam alqur’an‫ويصرفه عن من يشاء‬
(‫ )عن ما‬didalam alqur’an‫فلما عتوا عن ما نهوا عنه‬
(‫ )ان ما‬didalam alqur’an ‫وانّما نرينك بعض الذى نعدهم‬
Dan lainnya.

B. Penetapan Rasm Al-qur’an


Melihat dari spesifikasi cara penulisan aklimat-kalimat arab rasm alqur’an dibagi
menjadi tiga macam:
1. Rasm Qiyasi (‫)الرسم القياسى‬
2. Rasm A’rudi (‫)الرسم العروضي‬
3. Rasm Usman  (‫)الرسم العثمان‬
Berikut penjelasan dari masing-masing ungkapan diatas:
1. Rasm Qiyasi ialah menuliskan kalimat sesuai dengan memperhatikan waktu
memulai dan berhenti pada kalimat tersebut. Kecuali haruf hijaiyah seperti huruf (
‫ )ق‬tidak ditulis (‫)قاف‬   tapi dengan (‫ )ق‬saja.
Contoh dari Rasm Qiyasi adalah lafaz (‫ )انا‬ditulis dengan (‫ )انا‬walaupun jika
dilanjutkan alifnya hilang seperti (‫ )انا نذير‬seperti hamzah washal seperti (‫)جاء الحق‬
hamzah pada lafaz (‫ )الحق‬tetap harus ditulis, walaupun tidak diucapkan pada
waktu ia berada ditengah kalimat sebab jika dimulai dari awal kalimat maka
diucapkan (‫ )الحق جاء‬.
2. Rasm ‘Arudi ialah cara menuliskan kalimat-kalimat arab disesuaikan dengan
wazan sya’ir-sya’ir arab. Hal itu dilakukan untuk mengetahui “bahr” (nama
macam sya’ir) dari sya’ir tersebut contohnya sepert: ‫دو له‬UU‫وليل كموج البحر ار خي س‬
sepotong sya’ir Imri’il qais tersebut jika ditulis akan berbentuk: ‫وليلن كموج البح ر ار‬
‫ خي سدو لهو‬sesuai dengan ‫ فعو لن مفا عيلن فعولن مفا عيلن‬ sebagai timbangan  sya’ir yang
mempunyai “ bahar tawil.”
3. Rasm usmani ialah cara penulisan Al-qur’an yang telah disetujui oleh sahabat
usman bin affan pada waktu penulisan mushaf penulisan mushaf. Rasm usmani
menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan yang bernama Ilmu Rasm Usmani.

10
Ilmu ini didefinisikan sebagai ilmu untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara
Rasm usmani dan untuk mengetahui segi-segi perbedaan antara rasm usmani dan
kaidah-kaidah rasm istilahi (rasm yang biasa selalu memperhatikan kecocokan
antara tulisan dan ucapan) sebagai berikut contoh antara rasm usmani dengan
rasm istilahi.
Dalam rasm usmani lafaz (‫ )اليستوون‬ditulis (‫)اليستون‬
Lafaz (‫ )الصالة‬ditulis (‫)الصلوة‬
Lafaz (‫ )الزكاة‬ditulis (‫)الزكوة‬
Lafaz (‫ )الحياة‬ditulis (‫)الحيوة‬
Dengan demikian perlu kita amati adalah bahwa rasm atau tulisan Al-qur’an
yang telah dipergunakan pada masa sahabat usman mempunyai beberapa nilai
diantaranya :
1.    Rasm usmani memberikan kontribusi yang sangat besar karena rasm usmani
merupakan sejarah dan kebudayaan arab masa lalu.
2.     Dengan adanya rasm usmani maka erat sekali persamaan kita saat ini dengan
para sahabat yang hidup pada kurun abad pertama hijriyah.
3.     Salah satu syarat bacaan yang diterima qiraat qur’an dari berbagai versi
bacaan adalah jika sesuai dengan rasm usmani
4.     Terjaganya kemurnian Alqur’an.

C. Pandangan Ulama Dan Problematika Mengenai Rasm Al-qur’an


1. Para ulama berbeda pendapat mengenai status rasm usmani atau rasm
Alqur’an, diantara pendapat tersebut sebagai berikut :
a. Sebagian ulama berbeda pendapat bahwa rasm uAl-qur’an itu bersifat
tauqifi, sehingga wajib oleh siapa saja ketika menulis Al-quran. Al-Qattan
dalam bukunya berpendapat bahwa tidak ada suatu riwayat dari Nabi yang
dijadikan alasan untuk menjadikan Rasm Utsmani sebagai tauqifi. Rasm
Utsmani merupakan kreatif panitia yang telah di bentuk Utsman sendiri
atas persetujuannya. Jika di antara panitia itu ada berbeda pendapat dalam

11
menulis mushaf, maka hendaknya di tulis dengan lisan Quraisy karena
dengan lisan itu Al-Qur’an turun.1
b. Sebagian besar Ulama berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukan tauqifi,
tetapi merupakan kesepakatan cara penulisan (ishtilahi) yang di setujui
Utsman dan diterima ummat, sehingga wajib di ikuti dan ditaati siapapun
ketika menulis Al-Qur`an.2 Banyak Ulama terkemuka menyatakan
perlunya konsistensi menggunakan Rasm Utsmani. Asyhab berkata ketika
ditanya tentang penulisan Al-qur`an, apkah perlu menulisnya seperti yang
di pakai banyak orang sekarang, Malik menjawab, “Aku tidak berpendapat
demikian. Seseorang hendaklah menulisnya sesuai dengan tulisan
pertama.”3 Imam Ahmad bin Hanbal pernah berkata4 :
‫تحرم مخالفة خط مصحف عثمان فى واو او الف او ياء اوغيرذالك‬
Artinya : “Haram hukumnya menyalahi khot Utsmani dalam soal wawu,
alif, ya` atau huruf lainnya.”
c. Sebagian dari mereka berpendapat bahwa Rasm Utsmani bukanlah tauqifi.
Tidak ada halangan untuk menyalahinya tatkala suatu generasi sepakat
menggunakan cara untuk menuliskan Al-qur’an yang berlainan dengan
Rasm Utsmani.5 Berkaitan dengan ketiga pendapat diatas, Al-Qattan
memilih pendapat yang kedua karena lebih memungkinkan untuk
memelihara Al-qur’an dari perubahan dan penggantian hurufnya.
Seandainya setiap masa diperbolehkan menulis Al-qur’an sesuai dengan
trend tulisan pada masanya, perubahan tulisan Al-qur’an terbuka lebar
pada setiap masa. Padahal, setiap kurun waktu memiliki trend tulisan yang
berbeda-beda. Al-qattan menegaskan bahwa perbedaan Khot pada
mushaf-mushaf yang ada merupakan hal lain. Yang pertama berkaitan
1
S. M. Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an (Pustaka Al-Kautsar, 2018), hal. 215.
2
Al-Qaththan, hal. 216.
3
J. Nasrudin, Kaidah Ilmu Tafsir Al Quran Praktis (Deepublish, 2017), hal. 114.
4
Az-Zarqani Muhammad Abdul ‘Adzim, Manahilul ‘Irfan Fi ‘Ulumil Qur’An (Beirut: Darul
Fikr, 1998), hal. 312.
5
Anwar Rosihon, Pengantar Ulumul Quran (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2018), hal. 55.

12
dengan huruf , sedangkan yang kedua berkaitan dengan cara penulisan
huruf. Untuk memperkuat pendapatnya, Al-qattan mengutip ucapan Al-
Baihaqi di dalam kitab Syu’b Al-Iman,”Siapa saja yang hendak menulis
mushaf hendaknya memperhatikan cara mereka yang pertama kali
menulisnya. Janganlah berbeda dengannya tidak boleh mengubah
sedikitpun apa-apa yang telah mereka tulis karena mereka lebih banyak
pengetahuannya, ucapan dan kebenarannya lebih dipercaya serta
memegang amanah daripada kita. Jangan ada diantara kita yang merasa
dapat menyamai mereka.

2. Problematika Rasm Al-qur’an


Ada beberapa riwayat menerangkan bahwa usman tidak mensita mushaf-
mushaf yang ditulis oleh sahabat-sahabat besar, seperti mushaf ali bin abi thalib,
mushaf Abdullah bin mas’ud, dan mushaf ubay bin ka’ab, walaupun mushaf-
mushaf itu sedikit berbeda dari mushaf usmani. Ada riwayat mengatakan
Abdullah bin mas’ud tidak memasukkan mu’awwidzatain. Dengan demikian
jumlah surat al-qur’an pada mushaf ibnu mas’ud berjumlah 112 surat bukan 114
surat.
Mengenai riwayat yang menukilkan dari ibnu mas’ud ini ulama memberikan
ulasan. Ada yang mengatakan ibnu mas’ud berkata demikian, lalu menyalahkan
ibnu mas’ud. An-nawawy dalam syarah Al-muhadzab berkata: “ segala umat
islam telah sepakat menetapkan bahwa mu’awwidzatain dan al-fatihah, bagian
dari al-qur’an dan yang mengingkarinya kufur. Jadi nukilan yang dinukilkan dari
ibnu mas’ud tidaklah benar. Diantar kritik terhadap rasm usmani/rasm al-qur’an
adalah sebagai berikut:
Kaum syi’ah menganggap bahwa mushaf utsmani ada kekurangan dua surat.
Pertama mereka mengatakan surat Al-khal’u yang kedua mereka katakana surat
al-hafdu. Mereka berkata bahwasanya ubay bin ka’ab berqunut dengan kedua
surat itu. Hal itu pula menurut kata mereka yang dibenarkan oleh ibnu abbas dan

13
abu musa al- asy’ary. Dengan demikian mushaf ubay 116 surat, atau 115 surat
karena beliau menjadikan surat alfil dan surat al-quraisy jadi satu. Surat yang
mereka dakwakan itu adalah6
‫ ونستغفرك ونثنى عليك وال نكفرك ونخلع من يفجرك‬U‫اللهم انا نستعينك‬
Artinya: “Wahai Tuhan kami, bahwasanya kami memohon pertolongan
kepadaMu dan memohon ampunan kepada Mu dan kami menyanjung akan
diriMu dan tiada kami mengingkarMu dan kami tinggalkan orang yang
berlaku curang kepada-Mu”.
‫ ولك نصلي ونسجد واليك نسعى ونحفد نرجو رحمتك ونخشى عذابك ان عذابك بالكفار ملحق‬U‫اللهم اياك نعبد‬
Artinya: “Wahai Tuhan kami, kami menyembahMu dan karena Engkau kami
bersembahyang dan sujud dan kepada engakau kami berjalan bergegas.
Kami mengharap rahmat Engkau kami takut azabMu. Bahwasanya azab Mu
menimpa orang-orang kafir”.

6
T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an/Tafsir (Bulan Bintang,
1994), hal. 105.

14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penjelasan dan pembahasan singkat diatas, maka penulis dapat
menyimpulkan :

B. Saran

15

Anda mungkin juga menyukai