Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN PERIODISASI

SEJARAH PERADABAN ISLAM

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah : Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : A. Turmudi, S.H., M.Ag.

Disusun :

Kelompok 1

1. Deselva Indah Trismaryati (1705036058)

2. Darma Taujiharrahman (1705036066)

3. Amanda Putri Ihsani (1705036074)

4. Ira Kurniawati (1705036155)

S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO

2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman yang ada, kehidupan
masyarakat Islam pun ikut berubah diberbagai aspeknya. Baik dari segi aspek
ekonomi, sosial, politik, budaya dan lain sebagainya. Kehidupan terstruktur dari
waktu ke waktu inilah yang biasanya disebut dengan peradaban. Jika dalam KBBI
peradaban artinya kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin.1 Masyarakat Islam
dari sejak zaman dahulu (klasik), pertengahan hingga modern ini juga memiliki
perjalanan sejarah yang begitu panjang. Yang mana sejarah ini dapat digunakan
sebagai pengingat serta pembelajaran bagi kehidupan umat Islam di masa yang akan
datang.
Kehidupan masyarakat Islam yang begitu kompleks dengan timbulnya
berbagai permasalahan yang ada serta penyelesaian yang dilakukan juga menjadi
sejarah perjalanan peradaban Islam. Bukan hanya itu saja tokoh-tokoh yang terlibat
pun juga ikut menjadi bagian sejarah. Akan tetapi seringkali masyarakat memandang
remeh perihal sejarah peradaban Islam dikarenakan hal itu telah terjadi di masa
lampau. Untuk itu sebelum membahas mengenai seperti apa sejarah peradaban Islam
di masa lampau hingga modern, dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai
apa arti, ruang lingkup serta periodisasi dalam sejarah perdaban Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dari Sejarah Peradaban Islam?
2. Bagaimanakah ruang lingkup dari Sejarah Peradaban Islam?
3. Bagaimanakah periodisasi dalam Sejarah Peradaban Islam?
C. Tujuan
1. Untuk memahami serta menjelaskan mengenai arti Sejarah Peradaban Islam.
2. Untuk memahami serta menjelaskan mengenai ruang lingkup Sejarah
Peradaban Islam.
3. Untuk memahami serta menjelaskan mengenai periodisasi Sejarah Peradaban
Islam.

1
https://kbbi.web.id diakses pada 26 Februari 2020 pukul 16.25 WIB

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sejarah Peradaban Islam


Sejarah memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, salah satunya
sejarah mengenai kehidupan atau peradaban Islam. Kata “Sejarah” berasal dari bahasa
arab “syajaratun” , artinya pohon. Apabila digambarkan secara sistematik, sejarah
hampir sama dengan pohon, memiliki cabang ranting, bermula dari sebuah bibit,
kemudian tumbuh dan berkembang, lalu layu dan tumbang. Seirama dengan kata
sejarah adalah silsilah, kisah, hikayat yang berasal dari bahasa arab. 2 Kata sejarah juga
berasal dari bahasa Yunani historia yang berati: inquiry (penyelidikan), interview
(wawancara), interogasi dari seorang saksi mata, dan juga laporan mengenai hasil-
hasil tindakan dari seorang saksi, hakim, dan orang yang tahu. Saat ini secara umum
kata history diartikan sebagai masa lampau umat manusia.3 Menurut Nourouzzaman
Shiddiqi (1981: 7), sejarah juga berarti ilmu pengetahuan yang berikhtiar untuk
melukiskan atau menjelaskan fenomena kehidupan sepanjang terjadinya perubahan
karena adanya hubungan antara manusia terhadap masyarakatnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sejarah merupakan pengetahuan yang meneliti tentang semua
aspek kehidupan manusia atau fenomena yang terkait dengan adanya perubahan di
setiap zamannya.
Sedangkan arti dari Peradaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-
hadharah al-Islamiyah. Kata Arab ini juga sering diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi kebudayaan Islam.4 Jadi kesimpulannya adalah Sejarah Peradaban
Islam merupakan keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban
Islam dari sutu waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam hingga sekarang.

Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa peradaban mencapai puncak ketika umat


manusia sudah mulai menetap. Fase pertama yang merupakan asal muasal peradaban
adalah sikap nomaden yang memiliki gaya hidup berpindah-pindah tempat tinggal,
menurut Ibnu Khaldun orang nomadic lebih dekat pada kebaikan daripada orang yang
menetap. Suatu siklus peradaban atau yang dikenal dengan nama daurah al umran
2
Sulthon Mas’ud, SEJARAH PERADABAN ISLAM, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
AMPEL FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN SURABAYA, hlm. 4
3
Kartika Sari, SEJARAH PERADABAN ISLAM, Cet. I, (Kabupaten Bangka: SHIDDIQ PRESS, 2015),
hlm. 3
4
Ibid

3
berawal dari perkembangan sosial dan peradaban para penduduk pedalaman
(nomadic) yang terus berkembang hingga pada puncaknya menjadi berbudaya
menetap. Para nomaden merupakan masyarakat yang ahli dalam bidang
pengembalaan dan pertanian sehingga mereka akan memanfaatkan keahliannya untuk
mencukupi kebutuhan hidup, ketika mereka telah menemukan tempat yang tepat
untuk memenuhi kehidupannya maka dia akan menetap dan membentuk suatu
peradaban. Meski telah mencapai titik puncaknya, suatu peradaban tentu masih
memiliki kemungkinan untuk kembali jatuh dan runtuh, hal ini dikarenakan suatu
peradabaan akan menjadi erat kaitannya dengan sebuah otoritas dan kekuasaan yang
senantiasa saling berlomba-lomba mendapatkan kesejahteraan yang lebih sehingga di
dalamnya terjadilah penjajahan dan ekspansi yang akan berujung pada kehancuran.5

Untuk mencapai suatu peradaban, maka terdapat beberapa faktor yang menjadi
perhitungan penting para kaum nomaden 6:

1. Geografi

Tata letak suatu wilayah (kondisi geografi) menjadi perhitungan


besar kaum nomaden dalam memutuskan untuk menetap. Kondisi iklim
yang dingin menusuk dan panas yang menyengat akan memiliki pengaruh
besar terhadap suatu peradaban, sehingga kaum nomaden tidak akan
menetap pada wilayah dengan iklim yang tidak sesuai dengan diri mereka.
Begitu pula kondisi curah hujan, kesuburan tanah, barang tambang dan
sumber daya alam lainnya yang terdapat pada wilayah tersebut juga
menjadi perhitungan kaum nomaden untuk menetap.7 Sebagai contoh
adalah negara-negara yang ada pada wilayah benua Asia dengan iklim
normal dan sumber daya alam yang melimpah dibandingkan dengan
wilayah samudera Antartika yang bahkan tidak memiliki kehidupan karena
kondisi iklimnya yang dingin menusuk hingga ke tulang rusuk.

2. Ekonomi
Ekonomi merupakan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang terbentuk dalam suatu sikluk dimulai dari input – proses –

5
Husain Mahasinah Muhammad, PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2016), hlm. 14
6
Ibid, hlm. 14-15
7
Ibid, hlm. 15

4
output. Kegiatan ekonomi sangat erat hubungannya dengan produksi,
distribusi dan konsumsi. Kaum nomaden awal belum bisa mencapai
kondisi ekonomi yang baik dikarenakan waktu dan tenaga mereka
disibukkan dengan berbuburu, sehingga ia tidak memiliki waktu untuk
berproduksi. Untuk terbebas dari jeratan ketidak pastian ekonomi
diperlukan adanya jaminan keamanan stok makanan yang memungkinkan
mereka untuk melakukan ekperimen.8
Bertani merupakan awal kemunculan suatu peradaban, usaha
manusia mengolah tanah dan menanaminya untuk menjamin kebetuhan
masa depannya. Setelah itu mereka memiliki waktu untuk beramadun,
membangun rumahnya, tempat ibadahnya, tempat belajarnya dan membuat
perlengkapan yang dibutuhkan dalam berproduksi yang nantinya
berkembang pada duania industry dan perdagangan. Wilayah bersumber
daya melimpah tanpa adanya ilmu dalam mengolahnya belum tentu dapat
menjamin kebutuhan ekonominya, sedangkan wilayah yang meski dengan
sumber daya sedikit selama memiliki ilmu dan pengetahuan dalam
mengolahnya maka akan mendapatkan ekonomi yang baik, seperti
contohnya negara-negara di benua Afrika yang memiliki sumber minyak
dan tambang berlimpah tapi menjadi benua dengan predikat negara-negara
termiskin di dunia, dibandingkan dengan negara-negara di Asia dan Eropa.
3. Politik
Untuk membentuk suatu peradaban di suatu wilayah maka mutlak
diperlukan adanya sistem politik untuk mengatur seluruh perkara kekuasan
di wilayah tersebut. Keadaan kekuasaan yang buruk akan beriringan
dengan kondisi politik yang buruk sehinggap wilayah yang demikian tidak
akan memiliki peradaban karena hanya diisi dengan kepentingan
peperangan dan perebutan kekuasaan. Sebagai contoh negara Suriah yang
menjadi medan perang anatar saudara yang berakhir pada kehancuran
negara tersebut.
Pada masa Jahiliyah terdapat dua negara adi kuasa yang berdiri di
zaman tersebut yaitu kerajaan Bizantium Romawi di barat dan kerjaan
Persia di timur yang menikmati kemerdekaan penuh kecuai beberapa

8
Sukirno Sadono, MIKROEKONOMI TEORI PENGANTAR EDISI KETIGA, Cet. 30, (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 8

5
negara yang memiliki iklim panas yang berakibat pada kegersangan seperti
Palestina, Libanon, Yordania dan Syam. Di kalangan Arab Badwi tidak
terdapat sistem pemerintahan, akan tetapi kesatuan politik mereka
bukanlah bangsa melainkan dipimpin oleh kepala suku yang disebut
Syaikh, kondisi kesukuan yang tidak terintegrasi dalam satuan
kepemerintahan pusat menyebabkan sering terjadinya konflik antar suku
yang berujung pada perpecahan, misalnya saja yang terkenal peperangan
yang terjadi antara Bani Bakr dan Bani Taghlib yang berlangsung selama
40 tahun disebut perang Basus.9
4. Syarat Sosial dan Keagamaan
Untuk menciptakan peradaban yang baik diperlukan adanya
masyarakat yang bersatu dan memiliki landasan moral yang baik.
Landasan moral bersumber dari keyakinan yang dipercayai manusia yang
menjadi suatu kaidah aturan dalam berperilaku dan bersosial.
Kehidupan sosial budaya di Arab sebelum hadirnya agama Islam
memiliki kehidupan sosial yang sangat mendiskriminasikan seorang
wanita di zaman itu wanita dianggap benda mati yang tidak mempunyai
hak apapun termasuk hak untuk dihormati bahkan sering terjadi bila
seorang ayah diberi tahu bahwa anaknya yang lahir adalah seorang wanita,
dia sedih bercampur marah bahkan tidak segan untuk menguburnya hidup-
hidup. Islam hadir sebagai agama yang menaikan martabat wanita bahkan
dalam al-Quran terdapat berbagaimacam surat yang mengkaji isu-isu
kewanitaan diantaranya surat an-nisa’10. Kehadiran agama dalam menata
moral sosial masyarakat Arab menjadi titik awal terciptanya peradaban
yang lebih baik.
5. Sistem Ideologi dan Pengajaran
Bahasa adalah sarana baik verbal ataupun isyarat yang dilakukan
oleh makhluk hidup untuk melakukan komunikasi, memberikan informasi
dan bertukar pikiran. Dalam membentuk peradaban, bahasa memiliki
peranan penting karena dapat menghubungkan dan memahamkan
pemikiran tiap individu oleh karena itu bahasa juga dianggap sebagai

9
Nasution Syamruddin, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2013),
hlm. 17-18
10
Ibid, hlm. 26

6
mahkota manusia “language is our crown”. Tanpa tercapainya seluruh
syarat di atas, suatu peradaban tidak akan tercipta pada negara tersebut.
B. Ruang Lingkup Sejarah Peradaban Islam

Ruang lingkup sejarah peradaban Islam berkaitan erat dengan objek kajian
sejarah. Objek kajian sejarah peradaban Islam adalah fakta-fakta pertumbuhan dan
perkembangan peradaban Islam, baik formal, informal, dan non formal serta baik
individual maupun kelompok. Dengan demikian, akan diperoleh apa yang disebut
dengan sejarah serba objek. Hal ini sejalan dengan peranan agama Islam sebagai
agama dakwah penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran, dan penuntun menuju
kehidupan yang sejahtera lahir batin secara material maupun spiritual di dunia
maupun di akhirat kelak. Akan tetapi, sebagai cabang dari ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu sosial, objek sejarah peradaban Islam umumnya tidak jauh berbeda
dengan yang dilakukan oleh ilmu-ilmu sosial lainnya, seperti mengenai sifat-sifat
yang dimilikinya. Dengan kata lain, bersifat menjadi sejarah serba subjek. Namun
yang membedakan sifat sejarah dengan ilmu sosial lainnya adalah sejarah bersifat
memanjang dalam waktu sedangkan ilmu sosial meruang dalam waktu.
Ruang lingkup pembahasan Sejarah Peradaban Islam mencakup re11alisasi dari
berbagai gagasan dan ide. Sasaran yang hendak dituju adalah pembahasan tentang
perkembangan kehidupan politik, ekonomi, pengetahuan dan teknologi serta kesenian
yang pernah dijaloani dan dikembangkan oleh umat islam. Dengan demikian dalam
mata kuliah ini akan dibahas hak-hal yang berhubungan dengan:

1. Sistem politik yang dipakai umat Islam untuk mengatur kehidupan sosial sejak masa-
masa awal pertumbuhannya sampai masa kontemporer. Dalam hal ini,
pembahasannya tertuju pada pengaturan kehidupan kenegaraan yang pernah dikuasai
dan dikendalikan oleh umat Islam. Persoalannya, bagaimana tokoh-tokoh dan
pemimpin muslim mengatur kehidupan bernegara dalam setiap negara yangpernah
muncul dalam sejarah.
2. Sistem ekonomi yang dijalankan oleh umat Islam, khususnya ekonomi masyarakat.
Dalam hal ini pembicaraan terpusat pada sumber-sumber ekonomi yang ada serta tata
cara pengelolaanya sehingga ia dapat mendukung pengembangan kehidupan sosial
kenegaraan pada masanya masing-masing.

11
Kartika Sari, Sejarah Peradaban Islam, (Bangka Belitung: Shiddiq Press , 2015), hlm. 4-5

7
3. Pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta berbagai jenis kesenian yang
pernah dilakukan umat Islam dalam setiap kelompok masyarakat dan negara Islam
untuk memenuhi kebutuhan kehidupan iedeal yang dicita-citakan.
Sementara rentangan waktu yang menjadi objek kajian Sejarah Peradaban
Islam bermula dari masa Nabi sampai sekarang ini. Rentangan waktu yang demikian
panjang dapat dibagi menjadi beberapa tahap/ periode.12
C. Periodisasi Sejarah Peradaban Islam
Menurut Nourouzzaman Shiddiqy Sejarah peradaaban Islam dibagi menjadi
tiga periode; pertama, periode klasik (+650–1258 M); kedua, periode pertengahan
(jatuhnya Baghdad sampai ke penghujung abad ke-17 M) dan periode modern (mulai
abad ke-18 sampai sekarang). Sedangkan menurut Harun Nasution Sejarah
peradaaban Islam dibagi menjadi tiga periode: pertama, periode klasik (650–1250 an);
kedua, periode pertengahan (1250 – 1800 an) dan periode modern (1800 sampai
sekarang).
1. Periode Klasik
Periode Klasik merupakan masa kemajuan, keemasan dan kejayaan
Islam dan dibagi ke dalam dua fase. Pertama, adalah fase ekspansi, integrasi
dan pusat kemajuan (650 – 1000 M). Di masa inilah daerah Islam meluas
melalui Afrika utara sampai ke Spanyol di belahan Barat dan melalui Persia
sampai ke India di belahan Timur. Daerah- daerah itu tunduk kepada
kekuasaan Islam. Di masa ini pulalah berkembang dan memuncak ilmu
pengetahuan, baik dalam bidang agama maupun umum dan kebudayaan serta
peradaban Islam. Di masa inilah yang menghasilkan ulama-ulama besar,
seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i dan Imam Ibn Hambal
dalam bidang Fiqh. Imam al-Asya’ri, Imam al-Maturidi, Wasil ibn ‘Ata’ , Abu
Huzail, Al-Nazzam dan Al-Jubba’i dalam bidang Teologi. Zunnun al-Misri,
Abu Yazid al-Bustami dan al- Hallaj dalam bidang Tasawuf. Al-Kindi, al-
Farabi, Ibn Sina dan Ibn Miskawaih dalam bidang Falsafat. Ibn Hayyam, al-
Khawarizmi, al-Mas’udi dan al-Razi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, dan
lain-lainnya.
Kedua, fase disintegrasi (1000 – 1250 M). Di masa ini keutuhan umat
Islam dalam bidang politik mulai pecah. Kekuasaan khalifah menurun dan

12
https://id.scribd.com/doc/177359949/BAB1Pengertian-Sejarah-Peradaban-Islam

8
akhirnya Baghdad dapat dirampas dan dihancurkan oleh Hulagu Khan di tahun
1258 M. Khalifah sebagai lambang kesatuan politik umat Islam hilang.
2. Periode Pertengahan
Periode pertengahan juga dibagi ke dalam dua fase. Pertama, fase
kemunduran (1250 – 1500 M). Di masa ini desentralisasi dan disintegrasi
bertambah meningkat. Perbedaan antara Sunni dan Syi’ah dan juga antara
Arab dan Persia bertambah nyata kelihatan. Dunia Islam terbagi dua. Bagian
Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina, Mesir dan Afrika utara
berpusat di Mesir. Bagian Persia yang terdiri dari Balkan, Asia kecil, Persia
dan Asia tengah berpusat di Iran. Kebudayaan Persia mendesak kebudayaan
Arab. Pada fase ini, di kalangan umat Islam semakin meluas pendapat bahwa
pintu ijtihat tertutup. Demikian juga tarekat dengan pengaruh negatifnya.
Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali. Umat Islam di Spanyol
dipaksa masuk Kristen atau keluar dari daerah itu.
Kedua, fase tiga kerajaan besar (1500 – 1700 M) dan masa
kemunduran (1700 – 1800 M). Tiga kerajaan besar tersebut adalah kerajaan
Usmani di Turki, kerajaan Safawi di Persia dan kerajaan Mughal di India.
Kejayaan Islam pada tiga kerajaan besar ini terlihat dalam bentuk arsitek
sampai sekarang dapat dilihat di Istambul, Iran dan Delhi. Perhatian pada ilmu
pengetahuan kurang sekali. Masa kemunduran, Kerajaan Safawi dihancurkan
oleh serangan-serangan bangsa Afghan. Kerajaan Mughal diperkecil oleh
pukulan-pukulan raja-raja India. Kerajaan Usmani terpukul di Eropa. Umat
Islam semakin mundur dan statis. Dalam pada itu, Eropa bertambah kaya dan
maju. Penjajahan Barat dengan kekuatan yang dimilikinya meningkat ke dunia
Islam. Akhirnya Napoleon menduduki Mesir di tahun 1748 M. Saat itu Mesir
adalah salah satu pusat peradaban Islam yang terpenting.
3. Periode Modern
Periode modern (1800 – sekarang) merupakan zaman kebangkitan
umat Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan
kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di Barat telah timbul
peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi umat Islam.
Raja-raja dan para pemuka Islam mulai memikirkan bagaimana meningkatkan
mutu dan kekuatan umat Islam kembali.12 Dengan demikian, keadaan
menjadi berbalik seratus delapan puluh derajat. Kalau di periode klasik, orang

9
Barat yang kagum melihat kebudayaan dan peradaban umat Islam, tetapi di
periode modern umat Islam yang heran melihat kebudayaan dan kemajuan
Barat. Karena umat Islam heran melihat alat-alat ilmiah seperti teleskop,
mikroskop, alat-alat untuk percobaan kimiawi, dan dua set alat percetakan
dengan huruf Latin, Arab dan Yunani yang dibawa serta oleh Napoleon.13
Jadi, di periode modern ini, timbullah pemikiran- pemikiran, ide-ide mengapa
umat Islam lemah, mundur, dan bagaimana mengatasinya, dan perlu adanya
pembaharuan dalam Islam.14 Dari uraian di atas dapat dilihat perjalanan
sejarah naik turunnya peradaban Islam mulai dibentuk pada masa Nabi,
mengalami pertumbuhan di masa Daulah Umaiyah Suria, dan masa puncak di
masa Dinasti Abbasiyah Baghdad dan Dinasti Umayah Spanyol, serta
memasuki masa kemundurannya pada periode pertengahan, hal itu
menimbulkan kesadaran bagi umat Islam untuk kembali bangkit di periode
modern.13

13
Nasution Syamruddin, SEJARAH PERADABAN ISLAM, (Pekanbaru: Yayasan Pustaka Riau, 2013),
hlm. 5-8

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penulisan ini adalah Sejarah Peradaban Islam merupakan
keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan peradaban Islam dari sutu
waktu ke waktu lain, sejak zaman lahirnya Islam hingga sekarang. Terdapat beberapa
faktor yang menjadi perhitungan penting para kaum nomaden untuk mencapai suatu
peradaban diantaranya faktor geografi, ekonomi, politik, syarat sosial dan keagamaan,
serta sistem ideologi dan pengajaran. Ruang lingkup yang dikaji dalam Sejarah
Peradaban Islam diantaranya sistem politik, ekonomi, dan IPTEK yang didalamnya
memuat kebudayaan. Sejarah Peradaban Islam sendiri dibagi menjadi tiga periode
yakni periode klasik, pertengahan dan juga modern. Sehingga dengan adanya
pembahasan ini kita dapat mengetahui pengantar mengenai Sejarah Peradaban Islam.

B. Kritik dan Saran


Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadiran Illahi Robbi yang telah
memberikan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini, walaupun
masih dalam keadaan yang sangat sederhana dan masih banyak kekurangan dan juga
kesalahan dalam penulisanya namun demikian kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan pada kami khususnya. Aamiin.

11
DAFTAR PUSTAKA

Mas’ud, Sulthon. SEJARAH PERADABAN ISLAM. UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SUNAN AMPEL FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN SURABAYA

Muhammad, Husain Mahasinah. 2016. PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN


ISLAM. (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar)

Sadono, Sukirno. 2015. MIKROEKONOMI TEORI PENGANTAR EDISI KETIGA. Cet. 30.
(Jakarta : PT RajaGrafindo Persada)

Sari, Kartika. 2015. SEJARAH PERADABAN ISLAM. Cet. I. (Kabupaten Bangka:


SHIDDIQPRESS)

Syamruddin, Nasution. 2013. SEJARAH PERADABAN ISLAM. (Pekanbaru: Yayasan


Pustaka Riau)

https://kbbi.web.id diakses pada 26 Februari 2020 pukul 16.25 WIB

12

Anda mungkin juga menyukai