Disusun oleh:
Putri Sahara ( 19.01.01.004 )
Suci Nurmala Hayati ( 19.01.01.008 )
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan begitu banyak nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Riba Bunga Bank dan Asuransi. Salawat serta
salah tak lupa tercurah keharibaan baginda Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah hingga zaman Islamiyah.
Mengenai penyusunan makalah Riba Bunga Bank dan Asuransi penulis
memperoleh data/sumber rujukan dari buku dan media online. Penulis sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Riba Bunga Bank dan Asuransi. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah yang telah disusun ini dapat berguna
bagi siapapun,baik bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang sangat sempurna mengatur segala urusan
manusia. Islam sebagai suatu ajaran tentang sistem kehidupan yang meliputi
hubungan antara Allah SWT dengan seluruh ciptaan-Nya dan hubungan antar
sesama ciptaan itu sendiri. Hukum agama Islam berdasar pada dua sumber
utama, yaitu Al-Qur’an dan al-Hadis.
Konsep Islam bersifat proporsional dan dinamis ke suatu tatanan
masyarakat yang harmonis, seimbang, adil dan sejahtera penuh limpahan
rahmat Allah SWT. Konsep ekonomi pembangunan dalam Islam terus
diperlukan pengkajian melalui cara menggali kaidah-kaidah dalam ilmu
ekonomi Islam dengan tetap berpedoman pada dua sumber utama wahyu.
Mejalankan aktivitas ekonomi adalah bagian dari kehidupan manusia
sehari-hari. Tidak ada satu hari pun dalam kehidupan manusia di muka bumi
yang tidak melakukan transaksi ekonomi. Hal ini dikarenakakan ekonomi
adalah bagian dasar hidup manusia. Manusia bisa mendapatkan kebutuhan
makan, minum, tempat tinggal, mendapatkan pelayanan dalam hidup
semuanya karena adanya transaksi ekonomi.
Di dalam agama islam, transaksi ekonomi juga bagian yang diatur
dan menjadi hal yang penting untuk diterapkan. Kegagalan dalam melakukan
transaksi ekonomi akan berefek kepada kemiskinan, penipuan, atau menjadi
terjadinya berbagai masalah sosial lainnya.
Menjalankan hukum ekonomi berdasarkan syariah islam adalah
suatu kewajiban. Tidak ada satupun aturan islam yang bisa atau layak
manusia tentang. Karena ada berbagai dampak dan masalah jika manusia
tidak melaksnaakan perintah Allah satu saja. Melalaikan perintah Allah
berdasarkan syariah tentu yang rugi adalah manusia, bukan Allah atau yang
lainnya.
Dan dalam pratek transaski ekonomi yang dilakukan manusia,
dapat kita temukan beberapa transaki yang mengandung unsur-unsur
yang dilarang oleh agama, diantaranya transaksi yang mengandung riba.
Pelarangan riba dalam Islam tidak hanya merujuk pada Al-
Quran, melainkan juga Al-Hadits. Hal ini sebagaimana posisi umum
hadits yang berfungsi untuk menjelaskan lebih lanjut aturan yang telah
digariskan melalui Al-Quran, pelarangan riba hadits terinci.
Dengan makalah ini yang berjudul RIBA BUNGA BANK DAN
ASURANSI, penulis bermaksud sedikit menjelaskan tentang pengertian
riba, macam-macamnya, perbedaan bunga bank dan asuransi, serta
beberapa pembahasan lainnya yang masih berhubungan dengan
kondep riba yang penulis harapkan dapat memberikan pengetahuan
bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud riba, bunga bank dan asuransi?
2. Apa saja macam-macam bentuk riba?
3. Bagaimana hukum, hikmah dan proses pengharaman riba dalam
Islam?
4. Bagaimana hukum bunga bank dan asuransi konvensional?
5. Apa saja perbedaan konsep bunga bank dan bagi hasil?
6. Bagaimana perbandingan bank syariah dan bank konvensional?
7. Bagaimana perbandingan asuransi konvensional dan takaful?
C. BATASAN MASALAH
Penulis memberikan batasan pada makalah ini seputar
permasalahan:
1. Pengertian riba, bunga bank dan asuransi.
2. Macam-macam bentuk riba.
3. Hukum, hikmah dan proses pengharaman riba dalam Islam.
4. Hukum bunga bank dan asuransi konvensional.
5. Konsep bunga bank dan bagi hasil.
6. Perbandingan bank syariah dan bank konvensional.
7. Perbandingan asuransi konvensional dan takaful.
D. TUJUAN PENULISAN
Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Fikih
Mu’amalah, juga untuk mengetahui tentang
1. Pengertian riba, bunga bank dan asuransi.
2. Macam-macam bentuk riba.
3. Hukum, hikmah dan proses pengharaman riba dalam Islam.
4. Hukum bunga bank dan asuransi konvensional.
5. Konsep bunga bank dan bagi hasil.
6. Perbandingan bank syariah dan bank konvensional.
7. Perbandingan asuransi konvensional dan takaful.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, riba adalah ziyadah, yaitu tambahan yang diminta atas
utang pokok. Setiap tambahan yang diambil dari transaksi utang piutang
bertentangan dengan prinsip Islam. Ibn Hajar Askalani mengatakan bahwa, riba
adalah kelebihan baik itu berupa kelebihan dalam bentuk barang maupun uang,
seperti dua rupiah sebagai penukaran uang1.
Bunga bank merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank berdasarkan
prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Dari
pihak bank bunga adalah harga yang harus dibayar oleh bank kepada nasabah
yang telah menyimpan uangnya dan harga yang harus dibayar oleh nasabah
kepada bank yang telah memberi pinjaman2.
Jenis-jenis riba:
3
ASURANSI DAN KETENTUAN-KETENTUAN HUKUM YANG
MENGATURNYA Oleh: Deny Guntara
4
Ismail, AK.Perbankan Syari’ah, Hal: 12.
Uang sebesar Rp. 1.000.000,- yaitu selisih antara Rp. 11.000.000,-
dan Rp. 10.000.000,- adalah riba.
Riba Jahiliyah
Merupakan riba yang timbul karena adanya keterlambatan
pembayaran dari si peminjam sesuai dengan waktu pengembalian
yang telah diperjanjikan. Peminjam akan membayar dengan jumlah
tertentu yang jumlahnya melebihi jumlah uang yang telah
dipinjamnya apabila peminjam tidak mampu membayar
pinjamannya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan,
sehingga mengikat pada pihak peminjam.
Misalnya, meminjam uang kepada Antony sebesar Rp. 10.000.000,-
dalam waktu satu bulan. Dalam perjanjian, disebutkan bila Annisa
tidak dapat mengembalikan pinjamannya dalam satu bulan, maka
setiap keterlambatan pembayarannya akan dikenakan tambahan 2%
dari pokok pinjamannya. Dalam contoh ini, misalnya Annisa
melunasi pinjamannya pada bulan kedua, maka Annisa akan
membayar sebesar Rp. 10.200.000,- (102% x Rp. 10.000.000,-).
Kelebihan pembayaran dari pokok pinjaman sebesar Rp. 200.000,-
adalah riba.
Riba Nasiah
Merupakan pertukaran antara jenis barang ribawi yang satu dan yang
lainnya. Pihak satu akan mendapatkan barang yang jumlahnya lebih
besar disebabkan adanya perbedaan waktu dalam penyerahan barang
tersebut. Penerima barang akan mengembalikan dengan kuantitas
yang lebih tinggi karena penerima barang akan mengembalikan
barang tersebut dalam waktu yang akan datang.
5
https://www.eramuslim.com/peradaban/tafsir-hadits/bahaya-riba.htm#.XfSh2GQzbIU
kompensasi dari pertangguhan waktu pembayaran hutang tersebut, dengan
tidak memperdulikan, apakah usaha nasabah mengalami keuntungan
ataupun tidak.
Dalam sektor asuransi pun juga tidak luput dari bahaya riba.
Karena dalam asuransi (konvensional) terjadi tukar menukar uang dengan
jumlah yang tidak sama dan dalam waktu yang juga tidak sama. Sebagai
contoh, seseorang yang mengasuransikan kendaraannya dengan premi satu
juta rupiah pertahun. Pada tahun ketiga, ia kehilangan mobilnya seharga
100 juta rupiah. Dan oleh karenanya pihak asuransi memberikan ganti rugi
sebesar harga mobilnya yang telah hilang, yaitu 100 juta rupiah. Padahal
jika diakumulasikan, ia baru membayar premi sebesar 3 juta rupiah. Jadi
dari mana 97 juta rupiah yang telah diterimanya? Jumlah 97 juta rupiah
yang ia terima masuk dalam kategori riba fadhl (yaitu tukar menukar
barang sejenis dengan kuantitas yang tidak sama).
Secara garis besar, perbedaan bunga dan bagi hasil dapat dilihat pada tabel
berikut6:
6
Amir Machmud, Rukmana, BANK SYARIAH Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia,
(Jakarta: PT GELORA AKSARA PRATAMA, 2010), hal. 10.
meningkat sesuai dengan meningkat walaupun jumlah
peningkatan keuntungan yang keuntungan berlipat ganda.
didapat.
Penerimaan atau pembagian Pengambilan/pembayaran bunga
keuntungan adalah halal. adalah haram.
7
Amir Machmud, Rukmana, BANK SYARIAH Teori Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia,
(Jakarta: PT GELORA AKSARA PRATAMA, 2010), hal. 12.
Asuransi syariah adalah suatu pengaturan pengelolaan resiko
yang memenuhi ketentuan syariah dan tolong menolong. Syariah berasal
dari ketentuan dalam Al-Quran. Letak perbedaan asuransi syariah dengan
asuransi konvensional adalah pada bagaimana resiko itu dikelola dan
ditanggung, dan bagaimana dana asuransi dikelola. 8takaful adalah konsep
asuransi syariah yang berlandaskan Islam.
8
Muhaimin Iqbal, ASURANSI UMUM SYARIAH DALAM PRAKTIK, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), Cet. Ke-1, hal. 2.
9
Ibid, hal. 4.
10
Ibid, hal. 5.
Perbedaan asuransi syariah dan konvensional secara ringkas dapat
dipahami menggunakan tabel berikut ini: 11
VIII.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA