Siti Khaliza
Marlia
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan doa
banyak pihak lain ,berupa saran ,dan kritikan untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarena kan terbatasnya ilmu
pengetahuan yang kami miliki .oleh sebab itu kami mengharapkan segala bentuk saran dan
kritikan dari ibu/bapak doesn dan pihak lain.semogamakalah ini dapat bermanfaat bagi saya
dan bagi para pembacaumumnya baik sekarang maupun untuk masa yang akan
datang,demikian penulis mengucap kan terimakasih.
i
DAFTAR ISI
A.Pengertian.......................................................................................................... 2
B.Fungsi ................................................................................................................ 3
1.4.Kesimpulan ...................................................................................................... 5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini, kita tidak akan lepas dari
yang namanya rantai birokrasi (struktur, aturan atau kekuasaan). Birokrasi bertugas untuk
menerjemahkan berbagai keputusan politik ke dalam berbagai kebijakan publik, dan
berfungsi melakukan pengelolaan atas pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut secara
operasional. Birokrasi adalah faktor yang sangat mempengaruhi agenda pemerintahan,
termasuk dalam pengembangan sektor pendidikan Islam. Karena, birokrasi memiliki peranan
dalam perumusan, pelaksanaan dan pengawasan berbagai kebijakan publik, serta evaluasi
kinerjanya. Sehubungan di atas, produk birokrasi bukan sekadar menghasilkan perumusan
sebuah kebijakan, namun mempengaruhi pola perilaku manusianya serta nilai-nilai budaya
organisasinya. Dalam kaitan ini, bahwa memahami birokrasi dalam lembaga pendidikan
Islam bukanlah suatu produk tunggal, melainkan produk politik yang memiliki tujuan tertentu
baik dalam memajukan sistem kelembagaannya, ideologinya, maupun secara kolektif.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kebudayaan (kultur) menurut Taylor adalah totalitas yang komplek yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-kemampuan
serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebagai anggota masyarakat.
Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi dan pendidikan adalah usaha manusia dewasa
dalam mengembangkan potensi anak yang sedang berkembang untuk menjadi manusia yang
berguna. Segala kegiatan yang diarahkan dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju
kesempurnaannya secara terencana, terarah, terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi
hakikat pendidikan. Untuk mencapai sasaran dan fungsi di maksud maka sistim persekolahan
atau lembaga pendidikan menjadi salah satu wahana strategis dalam membina sumber daya
manusia berkualitas.
c). Pendidikan Islam merupakan sub sistem dari sistem pendidikan nasional. Karena itu sebagian
sub sistem, maka masing- masing lembaga pendidikan Islam yang ada berfungsi untuk
mencapai tujuan lembaga yang ditetapkan. Keberadaan lembaga-lembaga pendidikan Islam
baik pesantren, madrasah atau sekolah-sekolah agama dan perguruan tinggi agama Islam
memiliki peranan yang besar bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
d). Perspektif,birokrasi
Salah satu pengertian birokrasi menurut KBBI adalah cara bekerja atau susunan pekerjaan
yang serba lamban, serta menurut tata aturan, yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
1
Ali, Mukti, Modernisasi Politik Keagamaan Orde Baru, dalam Azyumardi Azra
dan Saiful Umam, Menteri-Menteri Agama RI: Biografi Sosial-Politik, Jakarta: Balitbang Depag RI,
1998
2
e). Prespektif System
Sistem merupakan kumpulan obyek yang saling berkaitan dan saling bergantung
secara tetap (regular) untuk mencapai tujuan bersama di dalam suatu lingkungan yang
kompleks.
Kultur merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat,
yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik
maupun abstrak.
Jadi, yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah lembaga atau tempat
berlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengubah tingkah
laku individu kearah yang lebih baik melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dan
perubahan yang dimaksud tentu dilandasi dengan nilai-nilai Islami.
a). Fungsi birokrasi yang lainnya adalah memberikan stabilitas dan kesinambungan
dalam sistem politik. Hal ini kadang dipandang sangat penting di negara-negara
berkembang, di mana keberadaan birokrasi yang profesional dapat memberikan
jaminan bahwa pemerintahan dilaksanakan dengan cara yang tertib dan dapat
diandalkan.
b). Fungsi presfektif system untuk mengubah data guna mencapai tujuan Sistem
perspektif memiliki beberapa manfaat diantaranya; kejelasan proses dan prosedur;
kemudahan pengambilan keputusan; berorientasi kesisteman; berfokus pada kemajuan
berkelanjutan. Nilai-nilai dasar dan ketujuh kategori sistem tersebut akan membentuk
bangunan yang kokoh dan mekanisme terpadu bagi sistem tersebut. Namun
keberhasilan suatu organisasi mencapai seluruh tugasnya membutuhkan integritas (
sintesis ), keselarasan ( alignment ), dan keteppaduan ( integrasi ).
c). Peduli bumi karena tanpa bumi yang sehat, manusia tidak bisa sejahtera
2
Basid, Abdul, Transformasi Birokrasi Pelayanan Publik, dalam Dyah Mutiarin, Manajemen Birokrasi
dan Kebijakan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2014
3
Peduli manusia agar seluruh manusia mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan
untuk hidup Mengembalikan surplus input dan hasil pertanian ke sistem, termasuk
mengembalikan limbah pertanian dengan didaur ulangnya
d). Lembaga pendidikan Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan
pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat
berbangasa dan bernegara
Ada beberapa cara yang dapat dipakai mengklasifikasikan corak atau isi atau bentuk
kebudayaan (kultur). Walaupun begitu berbagai macam klasifikasi yang dibuat oleh para ahli
ilmu sosial itu bukan berbeda-beda dalam isinya, melainkan berbeda dalam spesifikasinya.
Para ahli sosiologi pada umumnya sependapat bahwa isi dari kebudayaan itu dapat dibagi
menjadi dua buah unsur komponen yang nyata, yaitu:3
A. Kebudayaan materil
B. Kebudayaan Non-material
3
Indrawijaya, Adam Ibrahim, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung: Refika Aditama, 2010
4Ditjen Binbagais, Informasi Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Jakarta: Direktorat
Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1978
4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kata culture kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa lain adalah Kata
kebudayaan dalam istilah inggris adalah “culture” yang berasal dari bahasa latin
“colere”yang berarti mengolah, mengerjakan. Secara bahasa lembaga adalah suatu organisasi
dan pendidikan adalah usaha manusia dewasa dalam mengembangkan potensi anak yang
sedang berkembang untuk menjadi manusia yang berguna. Segala kegiatan yang diarahkan
dalam rangka mengembangkan potensi anak menuju kesempurnaannya secara terencana,
terarah, terpadu, dan berkesinambungan adalah menjadi hakikat pendidikan.
5
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mukti, Modernisasi Politik Keagamaan Orde Baru, dalam Azyumardi Azra
Dokumen Sekolah, Struktur Organisasi Roudlatul Athfal UIN SUKA Yogyakarta, 2015-
2017
Gaffar, Afan, Politik Akomodasi: Islam dan Negara di Indonesia, dalam Prospektif no.
4, 1992
Indrawijaya, Adam Ibrahim, Teori Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung: Refika
Aditama, 2010